• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN

A. Tinjauan Umum Desa…

2. Pemerintahan Desa

Secara historis, desa merupakan cikal bakal terbentuknya masyarakat dan pemerintahan di Indonesia. Jauh sebelum bangsa negara modern terbentuk, kelompok-kelompok sosial sejenis desa atau

51

Moch Nurhasim, “Kultur Dan Struktur Demokrasi Perbandingan Empat Desa

Penelitian”, dalam Heru Cahyo (Editor), Dinamika Demokrasi Desa Di Berbagai Daerah Di Indonesia Pasca 1999, (Jakarta : LIPI, 2006), hlm. 107.

masyarakat adat dan lain sebagainya telah menjadi bagian yang penting dalam suatu tatanan negara.52Dalam hal ini tentu perlunya mempelajari asal-usuldesa atau yang disebut saat ini adalah pemerintah desa secara fisik. 53 Ada dua unsur fisik yaitu unsur penduduk dan unsur sekelilingnya.Hubungan dua unsur tersebut sangat erat, bahkan sedemikian rupa sehinga jika seseorang meninggalkan desa seakan-akan merasa kehilangan pedoman hidupnya.Hubungan ini mengakibatkan orang desa “kurang batok” atau tidak mau pergi keluar desanya.

Desa tumbuh dari komunitas yang menyelenggarakan pemerintahannya sendiri (self-goverming community) sebagai suatu sistem kemasyarakatan yang teratur menunjuk pada pola tata tindak sekumpulan orang berdasarkan peran, status dan fungsi masing-masing yang mnegacu pada nilai dan norma yang disepakati bersama dalam membentuk suatu bentuk kerja sama yang teratur dalam rangka memenuhi kebutuhan bersama. Dalam hal untuk memenuhi kebutuhan bersama tersebut maka masyarakat membentuk lembaga pemerintahan yang berbentuk organisasi pemerintahan desa.54

Pemerintah desa menurutSumber Saparin dalam bukunya “Tata Pemerintahan dan Administrasi Pemerintahan Desa”,menyatakan bahwa

52 Ni‟matul Huda, Perkembangan Hukum Tata Negara (Perdebatan & Gagasan

Penyempurnaan), (Yogyakarta : FH UII Press, 2014), hlm. 361.

53 Bayu Surianingrat, Pemerintahan Administrasi Desa dan Kelurahan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1992), hlm. 11.

54 Hanif Nurcholis, Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, (Jakarta : Erlangga, 2011), hlm. 69-70.

45

:“Pemerintah desa ialah merupakan simbol formal dari pada kesatuan masyarakt desa. Pemerintahan desa diselenggarakan di bawah pimpinan kepala desa beserta para pembantunya (perangkat desa), mewakili masyarakat yang bersangkutan.”Pemerintah desa mempunyai tugas membina dan mengatur kehidupan masyarakat desa.55Istilah mengatur yang lebih mengandung arti pembinaan ialah “mengemong” dan orang atau lembaganya disebut pengemong atau pamong.Dengan demikian pengatur dan pemerintah kampong, yang kemudian disebut “desa” dinamakan Pamong Desa. Dalam hal pemerintah desa dapat membina perekonomian desa,mengatur tentang desa memelihara ketertiban dan ketentraman masyarakat desa, mendamaikan perselisihan masyarakat di desa, mengajukan rancangan peraturan desa dan menetapkannya sebagai peraturan desa bersama dengan BPD.56

Pemerintahan desa memiliki peran signifikan dalam pengelolaan proses sosial dalam masyarakat. Tugas utama yang harus diemban pemerintah desa adalah bagaimana menciptakan kehidupan demokratis, memberikan pelayanan sosial yang baik sehingga dapat membawa warganya pada kehidupan yang sejahtera, rasa tentram dan berkeadilan. Guna mewujudkan tugas tersebut pemerintah desa dituntut untuk melakukan yang “radikal” apakah dari segi kepemimpinan, kinerja birokrasi yang berorientasi pada pelayanan yang berkualitas dan bermakna

55

Bayu Surianingrat, Pemerintahan Administrasi ……. Op.cit., hlm. 13.

56 AAGN Ari Dwipayana,Membangun Good Governance Di Desa, (Yogyakarta : IRE Press, 2003), hlm. 33.

sehingga kinerja pemerintahan desa benar-benar masin mengarah pada praktek good governance, bukannya bad governance.

Sedangkan menurut UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa pengertian pemerintahan desa adalah “penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, kepala desa bersama dengan BPD sebagai penyelenggara pemerintahan desa serta perangkat desa yang ada di dalam instansi pemerintah desa tersebut.

Pemerintahan desa dalam hal ini merupakan suatu lembaga-lembaga yang melakukan kegiatan memerintah kepada bawahannya atau seluruh masyarakat yang didasarkan atas peraturan yang berlaku. Pengertian pemerintah dapat dibagi menjadi dua yaitu : dalam arti luas, adalah pemerintahan yang merupakan gabungan antara lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif, sedangkan pemerintah dalam arti sempit adalah pemerintah yang hanya mencakup lembaga eksekutif saja.

Desa adalah sebagai tempat tinggal kelompok atau sebagai masyarakat hukum dan wilayah daerah kesatuan administratif, wujud sebagai kediaman beserta tanah pertanian, daerah perikanan, tanah sawah, tanah pangonan, hutan belukar, dapat juga wilayah yang berlokasi di tepi lautan/danau/sungai/irigasi/pegunungan, yang keseluruhannya merupakan wilayah-wilayah yang dikuasai oleh hak ulayat masyarakat desa.57 Desa di

47

dalam kehidupan masyarakat jawa pada jaman dahulu dapat di bedakan menjadi 4 (empat) tahap yaitu : pertama, raja-raja, kedua; kepala-kepala propinsi (adalah kira-kira bupati sekarang), ketiga; kepala-kepala desa, dan

keempat;masa yang terdiri dari masyarakat kampong.

Desa menurut HAW Widjaja dalam bukunya “Otonomi Desa” menyatakan bahwa : “Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal-usul yang bersifat istimewa, landasan pemikiran mengenai desa adalah keanekaragaman,partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat.”58

Dari rumusan tersebut, maka pemerintah dapat diartikan sebagai badan atau lembaga yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur dan memerintah suatu negara/wilayah. Soetarjo Kartohadikusumo di dalam buku yang berjudul “Desa”, mengemukakan bahwa dari segi perbendaharaan kata atau etimologi, kata “Desa” berasal dari bahasa sansekerta yaitu dari kata “Deshi” yang artinya “Tanah Kelahiran” atau “Tanah Tumpah Darah”.Selanjutnya dari kata “deshi” itu terbentu kata desa.59

Menurut UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa menyatakan bahwa “Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus

58 HAW Widjaja , Otonomi Desa, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 3.

urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.”

Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa disusun atas “ambisi politik”. Hal ini terkait dengan saat pembahasan UU No 6 Tahun 2014 dekat dengan waktu penyelenggaraan pemilu, bahwa sempat diwarnai saling klaim keberhasilan terbitnya UU No. 6 Tahun 2014 sebagai bahan tawaran “dagangan politik” kepada konsituen. Di sisi lain, UU No. 6 Tahun 2014 dapat dikatakan sebagai hal baru dan semangat baru bagi penyelenggaraan pemerintahan desa. Hal ini dapat dilihat dari konsideran Menimbang UU No. 6 Tahun 2014, yaitu :

a. Bahwa Desa memiliki hak asal usul dan hak tradisional dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat dan berperan mewujudkan cita-cita kemerdekaan berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

b. Bahwa dalam perjalanan ketatanegaraan Republik Indonesia, Desa telah berkembang dalam berbagai bentuk sehingga perlu dilindungi dan diberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis sehingga dapat menciptakan landasan yang kuat dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.

49

c. Bahwa Desa dalam susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan perlu diatur tersendiri dengan undang-undang.

d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Undang-Undang tentang Desa.

Melalui UU No. 6 Tahun 2014 negara berusaha melindungi dan memberdayakan desa agar menjadi kuat, maju, mandiri dan demokratis sehingga dapat menciptakan landasan yang kuat dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan menuju masyakrakat yang adil, makmur dan sejahtera.