• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dasar-dasar Pemrograman Model Moleski

Dalam dokumen METODE PENYUSUNAN PROGRAM DESAIN ARSITEKTUR (Halaman 66-71)

KERANGKA GARIS BESAR POLA ANALISIS: KEGIATAN/PELAKU DAN KEBUTUHAN RUANG

5. Mengidentifikasi apakah lingkungan yang ada sekarang telah memenuhi persyaratan pemakai ?

8.3.4 Petunjuk Penilaian No Komponen

9.2.3.1 Dasar-dasar Pemrograman Model Moleski

Walter H. Moleski menggunakan sekuen aktivitas empat fase oleh klien, arsitek dan programer yang bekerja secara bersama di terjemahkan dan dijadwalkan reviewnya. Pernrogramannyc ditindak-lanjuti oleh programer pada £ase rancangan dalam bentuk konsultasj dan evaluasi bersama dengan klien dan arsitek selalma proses perancangan ber langsung .

Moleski menan~ahkan fase evaluasi pada model pernrogramannya yang dilaksanakan setelah rancangan diselesaikan dan setelah fasilitas dibangun. Fase evaluasi ini guna mengukur keefektivan baik program waupun rancangan dan memastikan apakah fasilitas tersebut memuaskan dalam kegunaan dan sesuai dengan maksud yang hendak dicapai. Moleski menyarankan agar fase evaluasi tersebut keduanya dilaksanakan segera setelah pembangunan selesai dan setelah dua tahun penghunian.

Empat fase pemrograman yang dipergunakan oleh Moleski adalah: a. Awareness

fase identifikasi permasalahan, isu -isu, dan tujuan yang meliputi

 mengidentifikasi partisipan dan perannya dalam pemrograman,

 mereview laporan latar belakang yang diberikan oleh klien,

 mengatur interview secara tak langsung dengan mereka yang terpilih untuk mengetahuil dengan pasti :

o sifat dasar dan image (organisasi) klien o fungsi organisas dan proses komunikasi o kepuasanpada fasilitas yang tengah ditempati

67

 mereview proyek yang mirip,

 area permasalahan dibuat garis besamya untuk investigasi lebih lanjut. b. Diagnosisi,

fase mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan data ;

 mengumpulkan data melalui :

o wawancara terstruktur dengan personil kunci o observasi sistematik terhadap area terpilih o kuisoner terperinci untuk para pengguna,

 menganalisa data untuk rnenentukan dan rnendokurnentasikan : o kegiatan, karakteristik pengguna, hubungan, letak dan citra o isu perrnasalahan dan kebutuhan klien,

 rnengorganisasikan untuk rnenernukan dan membangun konsep untuk menemukan dan membangun konsep untuk pemecahan masalah dan memenuhi kebutuhan klien.

c. Review I;

 mendiskusikan pra-pernyataan masalah dan konsep solusi bersama klien (perwakilan) dan perancang,

 memilih konsep -konsep menuju fase selanjutnya. d. Strategy

fase merumuskan kriteria performansi;

 mengorganisasi kebutuhnn rancangan yang khusus yang ditemukan pada rancangan,

 mengembangkan rekomendasi karakteristik yang mewadahi pola aktivitas dan setting pengguna yang meliputi:

o karakteistik spasial o kondisi fisik

o atriibut simbolis o pengaturan ruang. e. Review II,

 bertemu dengan perwakilan perancang untuk nendiskusikan program yang direkomendasi-kan,

 menyepakati program,

 menetapkan tujuah arsitektural dari fasilitas. f. Action

merupakan fase tindak-lanjut keputusan yang telah diambil;

 berkonsultasi dengan arsitek tentang tujuan program dan kemungkinan revisi,

 mengevaluasi racangan berkaitan dengan kepuasan berdasar kriteria

 mendiskusikan keputusan rancangan bersama klien dan arsitek 9.2.3.2 Dasar-dasar Model Pena

William M. Pena bersama firmanya berpengalaman lebih dari 30 tahun dalam mengembangkan dan meningkatkan metode pemrogramannya pada banyak fasiltas .Metode Pena dicirikan dengan, kejelasan, keefisienan dan keekonomisan baik pada proses maupun produk yang dihasilkan.

68 Pada tahun 1978, model yang dipublikasikannya dilengkapi hingga secara diagramatis berbentuk matrix. Secara .berurutan, pemrograman memiliki 5 langkah prosedural yaitu :

 menentukan tujuan

 mengumpulkan dan menganalisa data (fakta)

 tidak menutup konsep dan mengujinya

 menentukan kebutuhan

 menyatakan permasalahan.

Prosedur tersebut beroperasi pada 5 dasar rancangah berikut ini:

 fungsi

 bentuk

 ekonomi

 waktu

 energi

Pena yakin bahwa. pemrograrnan merupakan proses terpisah dari proses perancangan. Pemrograman harus mendahului perancangan, selain itu kepada perancang diantarkan dua program informasi berupa:

 prograrn skematik untuk rancangan skematik

 program pengembangan untuk pengembangan rancangan.

Berdasar pengalamannya, Pena melakukan beberapa langkah dalam proses pemrogramannya sebagai berikut :

 memulai pertemuan dengan klien (pemilik) untuk; o mengidentifikasi pengambilan keputusan

o menyediakan dan menjelaskan spesifikasi untuk data dari rekaman yang telah ada ataupun dari survey terpisah.

 memulai pertemuan dengan klien (pengguna) untuk; o menjelaskan pendekatan

o menjelaskan apa dan mengetahui yang diperlukan pewawancara dan kapan.

a. Analisa di kantor;

 menganalisa data yang dikirimkan melalui surat

 mempersiapkan presentasi sekitar wawancara. b. Orang utama dalam wawancara;

 bersama klien (pemilik) :

o mengkonfirmasikan data sebelumnya o mengungkapkan data baru

 bersama klien (pengguna) :

o mengumpukan data spesifikasi

o merencanakan detail untuk tingkat berikutnya. c. Analisa dan dokumentasi;

 mengklasifikasi dan menghubungkan pendapat -pendapat

 mengidentifikasi konflik yang perlu direkonsiliasikan

69 d. Sesi kerja;

 menyeimbangkan kebutuhan ruang, kualitas konstruksi dan total biaya

 memberi umpan balik kepada klien baik pemilik maupun pengguna untuk konfirmasi dan keputusan.

e. Dokumentasi final;

 menghasilkan persetujuan formal tentang program dari klien dan pembiayaan agensi

 memasok informasi kepada perancang, terutama dalam bentuk grafis 9.2.3.3 Analisa Pemrograman

9.2.3.3.1 Analisa pemrograman

Pemrograman model Moleski secara prosedural lebih panjang dan lebih rumit karena tiap fase mengandung kornpleksitas informasi yang tinggi. Pemrograrnannya .sangat berhubungan erat dengan proses perancangan secara pendekatan iriteraktiv yang tarnpak pada sekuen fese-fasenya yang saling merespon dengan adanya fase review. Moleski melibatkan perancang dalam pemrograrnannya secara stimultan dan memberi masukan dengan cara serupa. Programer yang belum mahir lebih disarankan untuk menggunakan model ini yang lebih runut secara prosedural, selain programer tetap bertanggung jawab hingga proses perancangan yang memungkinkan adanya banyak antara programer dan perancang.

Pemrograrnan Model Pena tarnpak lebih singkat dan sederhana dalam prosedurnya. Pemrograrnannya terpisah dengan proses perancangan yang dilakukan setelah pemrograman selesai dikerjakan karena masing - masing permasalahan yang dihadapi sangat kornpleks dan membutuhkan kapabilitas mental yang berbeda dengan pelaku yang cenderung berbeda pula. Pena tidak. melibatkan perancang dalam pemrogramannya atas anggapan bahwa perancangan merupakan proses yang terpisah dari proses pemrograman. Programer ahli tidak akan mengalami kesulitan yang berarti dalam menjalankan model yang perlu pengalaman ini selain prosedurnya lebih sederhana.

9.2.3.3.2 Analisa pemrograman

Pemrograman Model Moleski berawal dari pencarian permasalahan yang dikernbangkan dari informasi baik dari klien maupun dari preseden fasilitas serupa yang telah ada. Data dan informasi dikumpulkan, dianalisa dan diorganisasikan dengan dasar utama untuk menentukan dan membangun konsep yang dapat memenuhi kebutuhan klien kemudian dilihat kembali. Hasil dari review pertama tersebut dirumuskan dalam kriteria performansi yang selanjutnya direview kembali untuk memperoleh kesepakatan akan tujuan arsitektural yang hendak dicapai untuk ditindak-lanjuti dalam proses perancangan. Sekuen tersebut. secara diagramatis berbentuk alur yang linear. Jadi konsep merupakan pola yang pengorganisasian dan pemvisualisasian kemajuan secara logis pada pengernbangan program.

Pemrograrnan Model Pena dimulai dengan mendalarni kliennya seperti halnya model Moleski. Yang menonjol adalah review secara khusus tidak dilakukan, tetapi ada proses konfirrnasi dan umpan balik setelah phase analisa berlangsunq. Walaupun perancangan tidak dilibatkan dalam proses pemrograrnan, dasar -dasar perancangan seperti : fungsi , bentuk, ekonomi, dan energi dipakai sebagai pertimbangan untuk menljalankan 5 prosedurnya secara skematik hingga diperoleh pernyataan permasalahan.Secara diagramatis proses pemrograman ini berbentuk matrix akibat 2 fungsi yang saling berhubungan sebagai data dan pemrosesannya

70 atau dikenal sebagai dasar pertimbangan perancangan dan prosedur pemrograman. Pernyataan masalah tertuang dalam program skematik dan program pengembangan merupakan hasil dari model pemrograman ini .

9.2.3.3.3 Perbedaan

Secara ringkas kedua model pemrograman dapat dibedakan sebagai berikut:

Model Moleski Model Pena

Menjabarkan secara runut isu-isu yang ditemukan di

lapangan secara garis besar

penjabaran menjabarkan isu-isu dan dianalisa secara mendalam

pendekatan

Berpendekatan‟interaktiv‟sehin gga antara kegiatan

pemrograman dan

perancangan ada komunikasi timbal balik dan respon pada fase review berpendekatan „segregated‟ sehingga antara kegiatan pemrograman dan perancangan terpisah sama sekali; keterlibatan perancangan

Perancang terlibat dalam pemrograman pada fase review 1, review 2 dan action khususnya pada revisi design

perancang tidak terlibat pada

pemrograman,disarankan perancang tidak sekaligus bertindak sebagai

programmer

pengembangan

Proses analisa dan sintesa berlangsung stimultan, analisa dan sintesa bisa terjadi hampir bersamaan

pemrograman adalah analisa dan perancangan sintesa, keduanya tidak berlangsung bersamaan

bentuk

Diagram alur yang cenderung linear

matrik informasi yang lebih bersifat formal dalam analisa isu yang ditemui

hasil

Kriteria performansi yang diharapkan

pernyataan masalah yang tertuang dalam program skematik dan program pengembangannya

9.3 PENUTUP

9.3.1 Materi Soal dan Diskusi -

9.3.2 Petunjuk Penilaian

No Komponen Penilaian

Learning Outcomes

(LO) Bobot Metode dan Kriteria Penilaian

Rentang Nilai

- - - - - -

71

BAB X

PERTEMUAN 10

10.1 PENDAHULUAN

10.1.1 Deskripsi Singkat

Contoh terapan langkah-langkah proses pemrograman Berisi tentang

10.1.2 Metode Pembelajaran

Metoda yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah ceramah dan tanya jawab. Dosen pengampu berfungsi sebagai “Mitra Pembelajaran” sedangkan mahasiswa ditempatkan sebagai peserta didik yang aktif.

10.1.3 Learning Outcomes (LO).

 Mahasiswa mampu menerapkan langkah langkah proses pemograman dengan berbagai macam model

10.2 MATERI

10.2.1 Pokok Bahasan

Contoh terapan langkah-langkah proses pemrograman 10.2.2 Sub Pokok Bahasan

Model White dan Model Pena (sebuah komparasi) 10.2.3 Materi Bahasan

Dalam dokumen METODE PENYUSUNAN PROGRAM DESAIN ARSITEKTUR (Halaman 66-71)

Dokumen terkait