• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN PROSES PROGRAMMING

Dalam dokumen METODE PENYUSUNAN PROGRAM DESAIN ARSITEKTUR (Halaman 75-86)

MODEL WHITE (Palmer, 1981, hlm. 41) MODEL PENA (pena,dkk., 1977, hlm. 143-144) PREE PROGRAMING  FORMULASI proses  KONFIRMASI program

 REVIEW produk sebelumnya

 MENETAPKAN kebut. Informasi

 BENTUK & ARAHAN TIM

 JADWAL KERJA PROGRAMMING  PENGUMPULAN DATA  ANALISIS  DOKUMENTASI HASIL  REVIEW  KEBUTUHAN RUANG DAN BIAYA  RECYCLE

 IMPLIKASI RENCANA & DISAIN

 REVIEW

 PERSEPSI disain

 KONSEP alternatif disain POST PROGRAMMING  DOKUMENTASI PROGRAM  DISTRIBUSI  PRESENTASI  TRANSISI ke Des. Sch A. PRAPERENCANAAN

1. Pertemuan dg.klien/ pemilik - mengenal pembuat keput. - spesifikasi data

2. Pertemuan dg.Pemakai : - menerangkan pendekatan - informasi yg. dibutuhkan B. ANALISIS DALAM KANTOR

- Analisis data yang dikirim - Persiapan wawancara

C. WAWANCARA DENGAN KLIEN - dengan pemilik

- dengan pemakai D. ANALISIS DAN DOK. :

- klasifikasi tanggapan - identifikasi konflik

- meringkas dan dokumentasi E. WORK SESSIONS / PEMBAHASAN

- BALANCE KEB.RG, KUALITAS, KONTRUKSI DAN TOTAL ANGGARAN

- UMPAN BALIK INFORMASI KE KLIEN (PEMILIK /PEMAKAI) : KONFIRMASI-KEPUTUSAN

F. DOKUMENTASI AKHIR - restu dari klien

- umpan depan ke desainer

76 10.2.3.2.2 Perbedaan

Perbedaan antara pemrograman model Pena dengan White tampak pada pengelompokan informasi yang dibutuhkan dan hasil programnya.

a. Pengelompokan Informasi

Informasi yang diperlukan pada pemrograman model Pena dikelompokan berdasarkan matrik/indeks informasi yang dibentuk dari proses lima langkah : menentukan tujuan-tujuan, mengumpulkan dan menganalisis fakta-fakta, menggali dan menguji konsep-konsep, menetapkan kebutuhan-kebutuhan dan menyatakan rlsalah yang dioperasikan terhadap terhadap pertimbangan: bentuk, fungsi, ekonomi, waktu dan energi. Pertimbangan terakhir, energi, ditambahkan sebagai elemen ke lima pada publikasi tahun 1978 ( Palmer, 1985, hlm. 39 ) .

Fungsi Bentuk Ekonomi Waktu Energi

Tujuan Fakta Konsep Kebutuhan Masalah

Isi.dari masing-masing bagian dapat dilihat pada lampiran. Sedangkan pemrograman model White, seperti telah diungkap dimuka, materi informasi yang diperlukan dikelompokkan dalam bagian-bagian yang, penelitiannya membutuhkan pemusatan perhatian pada disiplin profesi tertentu ( Snyder, 1985, hlm. 284 ) :

Orang ( atau organisasi ) Telaah-telaah organisasi Tujuan-tujuan Penelitian-penelitian operasi

Perilaku-perilaku Telaah-telaah perilaku lingkungan psikologi lingkungan Fungsi-fungsi Perekayasaan sistem-sistem

Obyek Penelitian disain

b. Hasil Program

Hasil pemrograman model Pena berupa ekstrak program yang disusun berdasarkan proses lima langkah terhadap empat pertimbangan arsitektural yaitu berupa matriks atau indeks informasi, yang berakhir dengan suatu pernyataan masalah.

Scdangkan hasil pemrograman model. White berupa laporan program yang berisi pendahuluan dan Analisis Proyek yang berakhir dengan persepsi-persepsi yang berupa sketsa-sketsa sebagai arahan untuk memperjelas komunikasi dengan klien maupun perancang. Contoh persepsi dapat dilihat pada lampiran.

Perbandingan hasil pemrograman model Pena dan White dapat dilihat pada tabel berikut.

77 PERBANDINGAN HASIL PROGRAMMING

MODEL WHITE (Palmer, 1981, hlm.174) MODEL PENA (Pena, dkk., 1977, hlm. 171-172 PROGRAM REPORT Berisi : PENDAHULUAN Partisipan Diskripsi Proyek Sejarah Proyek Definisi-definisi Metoda-metoda ANALISIS PROYEK Anggaran Jadwal Filosofi Hubungan Masyarakat Analisis Perwakilan

Parkir dan Kendaraan

Ringkasan Kebutuhan ruang

Analisis Ruang-Anggaran

Permasalahan Fungsional

Personalia

Pertumbuhan dan Perubahan

Tapak Persepsi-persepsi EKSTRAK PROGRAM 1. TUJUAN /SASARAN Sasaran Proyek Misi

Sasaran dan Tujuan

Kebijaksanaan Sasaran Operasional 2. FAKTA Proyeksi statistik Kebutuhan Staf Gambaran Pemakai

Evaluasi fasilitas yang ada

Analisis Tapak 3. KONSEP Stuktur Organisasi Perhubungan Fungsional Prioritas Gambaran Fungsional Konsep Operasional 4. KEBUTUHAN Kebutuhan Ruang

Kebutuhan Ruang Luar

Kebutuhan Parkir

Kebutuhan Lahan

Pentahapan proyek

Analisis Anggaran o Biaya Peremajaan

o Biaya Pembangunan Baru 5. PERNYATAAN MASALAH

Masalah Perancangan

Masalah Operasional

10.3 PENUTUP

10.3.1 Materi Soal dan Diskusi - 10.3.2 Petunjuk Penilaian No Komponen Penilaian Learning Outcomes (LO) Bobot

Metode dan Kriteria Penilaian

Rentang Nilai

- - - - - -

78

BAB XI

PERTEMUAN 11

11.1 PENDAHULUAN

11.1.1 Deskripsi Singkat

Contoh terapan langkah-langkah proses pemrograman Berisi tentang

11.1.2 Metode Pembelajaran

Metoda yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah ceramah dan tanya jawab. Dosen pengampu berfungsi sebagai “Mitra Pembelajaran” sedangkan mahasiswa ditempatkan sebagai peserta didik yang aktif.

11.1.3 Learning Outcomes (LO).

 Mahasiswa mampu menerapkan langkah langkah proses pemograman dengan berbagai macam model

11.2 MATERI

11.2.1 Pokok Bahasan

Contoh terapan langkah-langkah proses pemrograman 11.2.2 Sub Pokok Bahasan

Model Farbstein dan Model Pena (sebuah komparasi) 11.2.3 Materi Bahasan

10.3.2.1 Dasar-dasar programming menurut Jay Farbstein

Seperti yang telah dijelaskan pada minggu ke 12 maka Jay Farbsten dalam membuat model dan dasar-dasar programmingnya menggunakan (5)lima tahapan metodologi yang melibatkan pemilik proyek (user) dan pemakai dalam mengembangkan informasi terutama evaluasi keputusan dan pengambilan keputusan. Setiap tahap berisi tugas-tugas yang spesifik dan pertimbangan-pertimbangan data. Adapun tahapan-tahapan dari proses model programming yang dikemukakan oleh Jay Farbstein membagi ke dalam lima tahapan type model programming yatu : a. Literature Survey b. User Descripton c. Performance Crieria d. Program Option/Costs e. Space Specifcation

79 Secara diagramatis tahapan-tahapan tersebut dapat dgambarkan sebagai berikut:

Model Programming Jay Ferbstein

(Sumber : Mickey A.Palmer,1981;33 The Architects Guide to Facility Programming)

Dari gambar diatas jelaslah terlihat bahwa dalam model programming yang dikemukakan oleh Jay Farstein, memisahkan secara tegas antara programming dengan designing, dalam artian selama proses programming ia tidak memasukkan langkah-langkah desain. Pada gambar tersebut menunjukkan bahwa dalam proses programming arsitektur perlu adanya studi awal yaitu Survey Literatur dan gambaran tentang gambar , tentang user/owner yang akan mendukung programmer dalam mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan owner. Dan dalam setiap tahapan programming ia selalu mengadakan konsultasi dengan klien dalam artian selalu melibatkan klien.

10.3.2.2 Dasar-dasar programming menurut William Pena

William Pena, FAIA mengembangkan metodologi programming ini dengan didasarkan keadaan kejelasan, effisiensi dan ekonomi dalam prosedur dan produknya. Lebh lanjut William Pena FAIA membagi proses programming ini kedalam lima tahapan prosedur, yaitu :

a. Menetukan tujuan/sasaran

b. Mengumpulkan/menjaring dan menganalisis fakta c. Mengungkap danmenguji konsep

d. Menetapkan kebutuhan e. Membagi/menyatakan masalah Programmer Performance Crieria Client Programmer Literature Survey Program Oprtion/Cost Client Programmer User description Client Programmer Space Spesifications

80 Prosedur ini dijalankan dalam lima dasar pertimbangan programming, yang meliputi bentuk, fungsi, ekonomi, waktu, dan tenaga. Secara skematik Model Proramming William Pena FAIA ini, dapat digambarkan sebagai berikut :

Form (Bentuk) Function (ungsi) Economi (Ekonomi) Time (Waktu) Power (Tenaga) Goals/sasaran/tujuan Fakta Konsep Kebutuhan Problem statement

Model Proramming William Pena

(Sumber : Mickey A.Palmer,1981:34,The Architecture Gude to Facility Programming)

Ia juga menganjurkan pengatra pada informasi programming untuk desainer dalam dua (2) phase yaitu :

 Skematik program untuk skematik desain

 Pengembangan program untuk pengembangan desain

Didalam FAIA selalu mempertimbangkan faktor-faktor bentuk, fungsi, ekonomi dan waktu sebagai dasar pertimbangannya. Misalnya pada tahap menjaring/mengumpulkan fakta, Pena dalam melakukan tugasnya pada tahap ini berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan, antara lan:

a. Pertimbangan fungsi

 Memproses data statistik menjatah menjadi informasi yang berguna

 Menurunkan parameter-parameter luas dari kegatan umum.

 Mengorganisasikan jadwal tenaga kerja

 Menganalisa karakteristik fisik, sosial, emosional dan intelektuall owner.

 Menganalisis karakteristik fisik, sosial, emosional dan intelektual

 Menganalisis pola perilaku klien/owner,

 Evaluasi ruang. b. Pertimbangan bentuk

 Analisis kondisi tapak yang ada

 Evaluasi konsekuensi pemberi bentuk dari persyaratan dan peraturan

 Evaluasi perbandingan luas lantai per area

 Analisis bahan-bahan setempat dan lingkungan

 Mengadakan pengertian bersama kualitas bangunan atas suatu dasar kuantitatif.

c. Pertimbangan Ekonomi

Menetapkan dasar rencana anggaran beaya maksimum proses programming, dasar-dasar perancangan seperti : fungsi, bentuk, ekonomi, waktu, dan energi dipakai sebagai pertimbangan untuk menjalankan 5 prosedurnya hingga diperoleh pernyataan permasalahan. Secara diagramatis proses programming ini berbentuk matriks akibat 2 fungsi yang saling berhubungan sebagai data dan pemrosesannya atau dikenal sebagai dasar pertimbangan-pertimbangan perancangan dan prosedur programming. Pernyataan masalah tertuang dalam

81 program skematik dan program pengembangan merupakan hasil dari model programming William Pena

10.3.2.3 Kekuatan dan kelemahan programming Model Jay Farbstein dan programming Model William Pena

10.3.2.3.1 Kekuatan dan kelemahan programming model Jay Farbsten a. Kekuatan:

 Bersifat teoritis, dengan menggali/mencari standar-standar dan teori yang mendukung dalam menyelesaikan tugasnya.

 Datanya merupakan data kuantitatif

 Muaranya pada spesifikasi ruang

 Adanya kejelasan yang menyediakan antara proses programming dengan proses design

 Selain mengadakan konsultasi dalam setiap pekerjaan pengambilan keputusan.

 Produk yang dihasilkan bisa merupakan masal (contohnya PERUMNAS) b. Kelemahan:

Karena pada setiap langkah pekerjaannya selalu melibatkan client/memberi tugas dalam mengambil keputusannya, sehingga waktu yang dibutuhkan cukup panjang dan permasalahannya akan begitu kompleks (banyak keingnan-kenginan klient yang harus dipertimbangkan,padahal keinginannya itu bukan merupakan kebutuhan yang sesuai dengan apa sebenarnya yang dibutuhkan oleh cient).

10.3.2.3.2 Kekuatan dan kelemahan Programming Model William Pena

Dalam pelaksanaannya 5 tahap programming yang dikemukakan oleh William Pena ini biasanya tidak selalu berurutan (urutannya tidak selalu konsisten) dan informasinya kurang akurat. Pena mencontohkannya dalam menjaring datanya sebagai berikut:

@ 10.000 pelajar universitas, 300 tempat tidur rumah sakit, 25 pelajar perkelas. Kalau kita lihat dari data tersebut, jelas data tersebut berupa datanya sangat global. Data yang diperoleh selalu berupa data nominal, sehingga ukurannya kurang akurat.

Sumber informasi tidak selalu reliable, sehingga kemampuan prediksinya (daya prediksi) terbatas.

Langkah dan informasi dalam model programming William Pena ini tidak mempunyai kekuatan maupun akurasi permasalahan secara matematika. Oleh karena itu model programming William Pena prosesnya bersifat heuristic bukan

algoritmatic. Programming tidak dapat menjamin (menjawab) kesimpulan

permasalah dengan tepat/benar, programming hanya dapat mengurangi kualitas perkiraan. Metode model programming William Pena i hanya baik bila pendapat orang dilibatkan.

Urutan tahap pekerjaan model programming William Pena ini urutannya secara neumerik akan lebih bak bila dibandingkan secara teoritik. Tetapi dalam praktenya tahapan-tahapannya mungkin berbeda sesuai dengan order yang berbeda pula. Sebagai contoh: Dalam suatu proyek mungkin saja mulai langkahnya dengan memberikan daftar ruang dan biaya (langkah 4 sebagi langkag awal dilakukan)

82 kemudian baru menanyakan kira-kira tujuan/sasaran (langkahi), fakta (langkah 2), dan baru konsep (langkah 3) dan terakhir problem statement (sebagai muaranya).

Bahkan seringkali dalam pelaksanaannya dilaksanakan secara serempak (tahap 1,2,3, dan 4) hal ini ditujukan untuk cek cross diantara ke empat (4) langkah, sehingga didapatkan suatu kebutuhan, kegunaan,relevansi, dan kesamaan pada informasi. Tatapi pada dasarnya pelaksanaan model programming William Pena ini adalah bermuara pada tahap 5 yatu dalam problem statement (menetapkan permasalahan).

Dari urutan diatas dapat diambil suatu intisari yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari model programming William Pena ini adalah sebagai berikut

a. Kekuatan Model rogramming William Pena

 Bersifat empiris dengan menggali permasalahan dilapangan

 Datanya merupakan data kuantitatif

 Muaranya pada problem/permasalahan

 Selalu dikaitkan dengan hal-hal yang ada

 Dalam menterjemahkan informasi akan nampak sesuai dengan tujuan,

 Konsen akan kejelasan

 Targetnya bisa diselesaikan dengan tepat waktu/sesuai dengan jadwal

 Adanya pemisahan antara kasus dengan metode, pada aplikasi pelaksanaan banyak alternative memulai pelaksanaannya tetapi kesemuanya itu bermuara pada penetapan permasalahan (problem statement) sebagai hasil akhirnya.

 Urutan tahapan pekerjaan tidak kaku dan akuras permasalahan tidak bisa secara matematis, sehingga prosesnya bersifat heuristic bukan algoritmatic

 Bersifat fleksibel

b. Kelemahan Model rogramming William Pena

 Datanya berbentuk data nominal, sehingga informasinya kurang akurat.

 Ukurannya kurang actual

 Sumber informasi tidak se;alu reliable

Mempunyai kemampuan prediksi yang terbatas

10.3.2.4 Keterkatan dan perbedaan Programming Model Jay Farbstein dengan Programming Model William Pena

Secara skematik keterkaitan dan perbedaan model programming Jay Farbstein dengan model programming William Pena, FAIA dapat ditunjukkan sebagai berikut :

MODEL PROGRAMMING JAY FARBSTEIN

MODEL PROGRAMMING WILLIAM PENA Lirature Survey

User Description Menentukan tujuan/sasaran Performance Criteria Menjaring dan menganalisa fakta

Mengungkap dan menguji konsep Program Option/Costs Menetapkan kebutuhan

Space Specifications Membagi/menyatakan masalah

83 Dari gambar tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat keterkaitan/ kesamaan antara model programming Jay Farbstein dengan model programming William Pena. FAIA yaitu pada tahap penentuan tujuan/ sasaran, pengumpulan dan penganalisa fakta, menetapkan kebutuhan, dan pada tahap membagi/menyatakan masalah. Serta pada pelibatan klien dalam tiap tahapan programming.

Sedangkan yang membedakan keduanya adalah proses survey literature yang terdapat dalam model Jay Ferbstein tidak dapat pada tahapan model programming yang dikemukakan oleh William Pena FAIA. Tahap survey literature merupakan tahap awal yang perlu dan harus dilakukan oleh programmer, karena sangat mendukung dan menunjang dalam pendekatan penyelesaian masalah arsitektur.

Di dalam model programming yang dkemukakan oleh William Pena,FAIA terdapat tahapan mengungkap danmenguji konsep dimana dalam konsep model Jay Ferbstein tidak terdapat. Dalam hal ini Jay Ferbstein setelah menentukan criteria dan mengungkapnya melanjutkan langkahnya ke dalam penetapan pilihan dan biaya.

Secara digramatis perbedaan dari model programming Jay Ferbstein dengan model programming William Pena adalah sebagai berikut:

MODEL PRORAMMING JAY FARBSTEIN

MODEL PROGRAMMING WILLIAM PENA

Bersifat teoritis/berdasarkan teori,sehingga bersifat standar

Bersifat empiris (dengan menggali permasalah dilapangan)

Datanya berupa data kuantitatif Datanya kuaitatif Sesuai dengan hasil studi literature dan

data-data hasil survey spesfikasi ruang yang standar data kuantitatif

Merumuskan masalah, bersifat unik dan berkualitas data kualitatif Bisa diterapkan pada proyek dengan skala

masal (misalnya PERUMNAS)

Disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapinya

Muaranya pada spesifikasi ruang Muaranya pada problem statement (penetapan permasalahan)

Setiap tahapan selalu dikonsultasikan kepada klien

Berusaha menjelaskan berfikirnya, dalam menganalisis permasalahan Perbedaan antara Model Programming Jay Ferbstein dengan Willian Pena

11.3 PENUTUP

11.3.1 Materi Soal dan Diskusi - 11.3.2 Petunjuk Penilaian No Komponen Penilaian Learning Outcomes (LO) Bobot Metode dan Kriteria Penilaian Rentang Nilai - - - - - - Jumlah

84

BAB XII

PERTEMUAN 12

12.1 PENDAHULUAN

12.1.1 Deskripsi Singkat

Contoh terapan langkah-langkah proses pemrograman Berisi tentang

12.1.2 Metode Pembelajaran

Metoda yang digunakan dalam proses pembelajaran ini adalah pemberian tugas untuk didiskusikan dan dikerjakan oleh mahasiswa di dalam kelas dan dilanjutkan di luar kelas.

12.1.3 Learning Outcomes (LO).

 Mahasiswa mampu menerapkan langkah langkah proses pemograman dengan berbagai macam model

12.2 MATERI

12.2.1 Pokok Bahasan

Contoh terapan langkah-langkah proses pemrograman 12.2.2 Sub Pokok Bahasan

Pemberian Tugas ke 2:

Implementasi/penerapan model pada kasus tertentu 12.2.3 Materi Bahasan

-

12.3 PENUTUP

12.3.1 Materi Soal dan Diskusi (belum ada) 12.3.2 Petunjuk Penilaian No Komponen Penilaian Learning Outcomes (LO) Bobot

Metode dan Kriteria Penilaian

Rentang Nilai

- - - - - -

85

BAB XIII

PERTEMUAN 13

13.1 PENDAHULUAN

13.1.1 Deskripsi Singkat Kuliah Tamu

Berisi tentang presentasi arsitek 13.1.2 Metode Pembelajaran

Metoda yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah ceramah dan tanya jawab. Dosen tamu berfungsi sebagai “Mitra Pembelajaran” sedangkan mahasiswa ditempatkan sebagai peserta didik yang aktif.

13.1.3 Learning Outcomes (LO).

 Mahasiswa mengtahui Langkah-Langkah pemrograman dalam perancangan bangunan dengan contoh kasus nyata di lapangan

13.2 MATERI

13.2.1 Pokok Bahasan

Kritik deskriptif (descriptive) 13.2.2 Sub Pokok Bahasan

Langkah-Langkah pemrograman dalam perancangan bangunan (dengan contoh kasus nyata di lapangan)

13.2.3 Materi Bahasan -

13.3 PENUTUP

13.3.1 Materi Soal dan Diskusi - 13.3.2 Petunjuk Penilaian Presentasi No Komponen Penilaian Learning Outcomes (LO) Bobot

Metode dan Kriteria Penilaian

Rentang Nilai

- - - - - -

86

BAB XIV

PERTEMUAN 14

14.1 PENDAHULUAN

14.1.1 Deskripsi Singkat Seminar Tugas 2

Berisi tentang presentasi praktek pembuatan kritik deskriptif. 14.1.2 Metode Pembelajaran

 Pengumpulan tugas mahasiswa

 Presentasi tugas mahasiswa

 Diskusi dan kesimpulan 14.1.3 Learning Outcomes (LO).

 Mahasiswa mengenal definisi lingkup pengertian program desain

 Mahasiswa memahami definisi lingkup pengertian program desain

 Mahasiswa mengenal kedudukan program desain

 Mahasiswa memahami kedudukan program desain

14.2 MATERI

14.2.1 Pokok Bahasan

Seminar Tugas 2 14.2.2 Sub Pokok Bahasan

-

14.2.3 Materi Bahasan -

14.3 PENUTUP

14.3.1 Materi Soal dan Diskusi - 14.3.2 Petunjuk Penilaian Presentasi No Komponen Penilaian Learning Outcomes (LO) Bobot

Metode dan Kriteria Penilaian

Rentang Nilai

- - - - - -

Dalam dokumen METODE PENYUSUNAN PROGRAM DESAIN ARSITEKTUR (Halaman 75-86)

Dokumen terkait