• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAN HUKUM ISLAM

D. Dasar kepentingan hukum yang dilindungi

1. Menurut KUHP

Menurut Prof. van Bemmelen dan Prof. van Hattum, larangan untuk melakukan perzinahan disamping bertujuan untuk melindungi perkawinan, juga telah dimaksud untuk menjamin adanya kepastian tentang asal-usul seseorang.230 Dari pandangan tersebut dapat dipahami bahwa Tindak Pidana Perzinahan menurut pasal 284 KUHP memiliki 2 kepentingan didalamnya yakni;

a. Melindungi Perkawinan

Seperti yang dikatakan Prof. Van Bemmelen dan Prof. van Hantum sebelumnya bahwa;231

“Alasan yang terutama dari dinyatakannya bigamy itu sebagai perbuatan yang terlarang adalah sama dengan alasan dilarangnya perzinaan, yakni berkenaan dengan sifatnya yang khusus dari perikatan seksual, maka dinegara kita dan dinegara-negara monogami lainnya telah dimaksud untuk memberikan perlindungan bagi perkawinan-perkawinan

230

P.A.F. Lamintang, dan Theo Lamintang, Op.Cit, hal. 83 231

b. Menjamin adanya kepastian tentang asal-usul seseorang

Prof. van Bammelen dan Prof. van Hattum mengatakan jika perzinahan tidak dilarang, banyak terjadi banyak kelahiran anak yang asal usulnya tidak jelas. Karena masalah kelahiran seorang anak itu tidak dapat dilepaskan dari selesainya suatu proses pembuahan sel telur seorang wanita oleh sperma seorang pria, sedangkan untuk selesainya proses pembuahan seperti itu sebenarnya tidak diperlukan adanya suatu tenggang waktu yang lama.232

2. Hukum Islam

Para ahli Hukum Islam mengklasifikasi tujuan-tujuan yang luas dari syari‟ah untuk menjamin keamanan dari kebutuhan-kebutuhan hidup merupakan tujuan pertama dan utama dari syariah. Apabila ada dari kebutuhan-kebutuhan ini tidak terjamin, akan terjadi kekacauan dan ketidak tertiban dimana-mana. Kelima (5) kebutuhan hidup yang primer ini (daruriyat) dalam kepustakaan hukum islam disebut dengan istilah al-maqasid al-syari‟ah al-khamsah (tujuan-tujuan syariah), yaitu: 233

1. Memelihara agama (hifzh al-din) 2. Memelihara Jiwa (hifzh al-nafsi)

3. Memelihara akal pikiran (hifzh al-„aqli) 4. Memelihara Keturunan (hifzh al-nashli) 5. Memelihara harta (hifzh al-mal)

232

Ibid, hal. 84 233

Dan perbuatan zina dianggap dapat merusak keturunan, akal pikiran dan mengancam jiwa (terjadi pertumpahan darah), sehingga dikhawatirkan dapat mengakibatkan kekacauan. Jadi menurut hukum islam ada 3 kepentingan yang dilindungi, yakni keturunan, akal pikiran dan jiwa manusia.

a. Menjaga keturunan

Anak yang seharusnya mendapatkan hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak, dapat dimasukkan ke dalam pemeliharaan atas agama (mendapatkan pendidikan akhlaqul karimah) dan pemeliharaan atas akal, dan seterusnya. Sebagaimana kita ketahui, kehormatan seseorang seringkali dikaitkan dengan keturunan siapakah dia. Dan jika seorang anak dikenal sebagai anak tak berbapak, maka hampir pasti ia akan mengalami masalah besar dalam pertumbuhan kepribadiannya kelak karena ketidak jelasan status keturunan. Maka demi menjaga hal tersebut, Islam melarang seseorang menghapus nasab/nama keturunan dari ayah kandungnya. Selain masalah psikologis dan perkembangan kepribadian anak, masalah nasab atau keturunan juga berkaitan dengan muharramat yaitu aturan tentang wanita-wanita yang haram dinikahi (dianggap incest/menikah seketurunan).234

Selanjutnya perzinahan dapat menyianyiakan ikatan nasab dan pemilikan hak harta waris pada orang yang tidak semestinya menerima ketika ada

234

Kang Imam99, Nasab dan urgensinya dalam Islam, http://imamrusly. Wordpress .com/2012/04/20/nasab-dan-urgensinya-dalam-islam/, diakses pada hari jum‟at 7 februari 2014

pembagian harta warisan.235 Dan didalam praktik perzinahan, ada pembebanan bagi seorang suami yang isterinya melakukan hubungan dengan orang lain. Sebab, bisa jadi perzinahan yang dilakukannya menyebabkan kehamilan sehingga suaminya yang akan (menanggung beban) untuk mendidik anak yang sebenarnya bukan darah daging keturunannya.236 Melihat pertimbangan-pertimbangan tersebutlah Hukum Islam memandang bahwa pentingnya kejelasan keturunan.

b. Menjaga akal pikiran

Menurut Prof. DR. Fadhel IIahi perbuatan zina dapat mengakibatkan kejahatan lainnya, banyaknya tindak kejahatan adalah konsekuensi logis dari praktik seks bebas. Karena kebebasan seks melahirkan anak-anak haram, yang kehilangan cinta dan belaian kasih sayang sehingga mereka tumbuh dengan perasaan terbuang dan disingkirkan, lalu tumbuhlah dihatinya keinginan untuk menyakiti orang lain. Ketika sudah remaja muncullah kecenderungan untuk merampas kehormatan orang lain, mencuri dan membunuh.237 Kemudian ia menambahkan bahwa zina tersebut merupakan induk berbagai tindakan criminal. Banyak kasus pencurian yang motifnya ingin mendapatkan uang dengan mudah untuk membayar pelacur yang ia inginkan. Banyak kasus pembunuhan hanya karena dilatarbelakangi ingin melampiaskan nafsu birahi saja, oleh karena itu, jika zina diperbolehkan, yang ada seorang laki-laki akan terus melakukan hubungan seksusal dengan wanita yang menarik hatinya, baik wanita itu rela maupun tidak. Selanjutnya ia akan menggunakan berbagai cara untuk melampiaskan

235

Muhammad Nasiruddin Al-Albani, Op.Cit, hal. 230 236

Ibid

237

keinginannya tanpa memperhatikan undang-undang dan tatanan moral”.238 Atau dapat dikatakan secara tidak langsung zina menjadi pintu pembuka kejahatan lain yang dapat merusak pikiran disaat syahwat dan nafsu sudah terbiasa disalurkan dengan membayar pelacur, dan setelah ia tidak memiliki uang dan disaat itu pula syahwat dan nafsunya memuncak, maka pikirannya akan menjadi terganggu dan ia akan berusaha melampiaskannya dengan cara apapapun walaupun dengan cara memperkosa.

c. Menjaga jiwa

Hubungan laki-laki dan perempuan yang terjadi secara bebas menjadi penyebab terjadinya pembunuhan. Sebab, rasa cinta merupakan tabiat dasar yang ada pada diri manusia. Sangat jarang ditemukan ada laki-laki mulia dan perempuan suci yang rela akan adanya kasus perselingkuhan. Bahkan, terkadang seorang laki-laki tidak mendapatkan jalan lain untuk membersihkan aib yang dialami oleh diri dan keluarganya, kecuali dengan cara membunuh membunuh orang yang telah berselingkuh dengan isterinya.239

Selain demi menjaga ketiga tujuan pokok diatas, menurut Hukum Islam dilarangnya Tindak Pidana Perzinahan juga bertujuan untuk menjaga ikatan perkawinan, menjauhkan manusia dari berbagai penyakit yang diakibatkan perbuatan zina tersebut serta mencegah manusia dari adzab Allah SWT.

238

Ibid

239

d. Menjaga ikatan Perkawinan

Perzinahan merupakan perbuatan yang dapat menghancurkan kehidupan rumah tangga, sekaligus menjadi faktor penyebab kerusakan moral.240 Selain merusak tatanan dalam rumah keluarga dan memutus hubungan suami isteri juga dapat menjadi pendidikan yang tidak baik bagi anak-anak, yang mana semua itu dapat menjadikan mereka menjadi anak gelandangan.241

e.

Mencegah berbagai penyakit;

Selain itu juga perbuatan zinah tersebut mengancam jiwa masyarakat dengan dampak buruk yang dihasilkannya, terutama dalam bidang kesehatan, karena zinah dapat menimbulkan berbagai penyakit kelamin menular yang mematikan. Dan Hukum Islam (Hukum Yang diciptakan Maha Pencipta) dengan jelas melarang perzinahan karena dapat membahayakan kesehatan manusia itu sendiri. Hal ini sesuai dengan Sabda Rasulullah SAW 1400an Tahun yang lalu. Dalam riwayat Ibnu Majah dan al-Hakim dan riwayat ini shahih dengan salah satu lafadz, Rasulullah Sallallahu 'Alahi Wasallam bersabda :

“Tidaklah perzinahan tampak pada sebuah kaum hingga mereka

melakukannya secara terang-terangan, kecuali penyakit-penyakit yang

240

Muhammad Nasiruddin Al-Albani, Op.Cit, hal. 230 241

belum pernah ada pada para pendahulu mereka yang telah lalu akan mewabah pada mereka”.242

f. Mencegah murka Allah

karena murka Allah S.W.T akan turun kepada kaum yang membiarkan perzinahan hingga mereka semua binasa. Diriwayatkan oleh Al Hakim dari Ibnu Abbas r.a: Rasulullah s.a.w. bersabda;

zina dan riba telah merebak disuatu kaum, maka sungguh mereka telah

membiarkan diri mereka ditimpa adzab Allah”.243

Perbandingan;

KUHP menganggap bahwa perbuatan perzinahan tersebut demi menjaga kesucian suatu ikatan perkawinan dan menjaga keturunan. Ketika Zina hanya dibatasi oleh orang sudah terikat perkawinan dan bertujuan untuk menjaga perkawinan tersebut. Keadaannya saat ini bahkan sudah dilegalkan dan perbolehkan dinegara-negara Barat tersebut, ternyata sangat tidak sejalan dengan tujuannya.

Dan hal tersbut bertolak belakang dengan data yang dapat dilihat sebagai berikut; “Di Denver, tahun 1921, presentase perceraian sama dengan pernikahan, lalu meningkat melebihi presentase pernikahan pada 4 tahun yang lalu hingga mencapai 25 hingga 50%. Dan di Chicago, pada tahun 1922, terdapat 39.000

242

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits, Bencana Akibat Tersebarnya Zina, http://www .alsofwah. or.id /cetakmujizat.php?id=161

243

pernikahan dan 13.000 perceraian. Dinegara bagian New York, tahun 1924, presentase pernikahan mencapai 4,6% lebih sedikit dari tahun 1923 disaat presentase perceraian meningkat hingga 8,2%”.244

Tabel 2.