• Tidak ada hasil yang ditemukan

TERCATAT OLEH KEPOLISIAN DIBERBAGAI DUNIA PER 100.000 PENDUDUK

PENGATURAN TINDAK PIDANA PERZINAHAN MENURUT HUKUM ISLAM

TERCATAT OLEH KEPOLISIAN DIBERBAGAI DUNIA PER 100.000 PENDUDUK

No. Negara jumlah Tahun

1. France: 10,277 2009 2. Germany: 7,292 2009 148 Ibid 149

NationMaster.com, Crime Statistics > Rapes (most recent)bycountry,http:/www nationmaster.com/graph/cri_rap-crime-rapes, diakses pada hari sabtu 8 februari 2014

No. Negara jumlah Tahun 3. Russia: 6,208 2009 4. Sweden: 4,901 2009 5. Argentina: 3,276 2008 6. Belgium: 2,786 2009 7. Philippines: 2,585 2009 8. Spain: 2,437 2009 9. Chile: 2,233 2009 10. Lesotho: 1,878 2009 11. Poland: 1,611 2009 12. Japan: 1,582 2009 13. New Zealand: 1,308 2009 14. Kazakhstan: 1,298 2009 15. Israel: 1,243 2009 16. Sudan: 1,189 2009 17. Morocco: 1,130 2009 18. Romania: 1,016 2009 19. Norway: 944 2009 20. Finland: 915 2009 21. Kenya: 735 2009 22. Czech Republic: 529 2009

23. Canada: 491 2009 24. Hungary: 489 2009 25. Cameroon: 447 2008 26. Ireland: 396 2009 27. Denmark: 396 2009 28. Mongolia: 354 2009 29. Portugal: 317 2009 30. Kyrgyzstan: 303 2009 31. Moldova: 262 2009 32. Bulgaria: 262 2009 33. Belarus: 240 2009 34. Greece: 218 2008 35. Croatia: 188 2009 36. Oman: 183 2009 37. Lithuania: 164 2009 38. Estonia: 160 2009 39. Slovakia: 152 2009 40. South Africa: 113.5 2002 41. Latvia: 100 2009 42. Guinea: 92 2008 43. Australia: 91.6 2003

44. Egypt: 87 2009 45. Sierra Leone: 79 2009 46. Swaziland: 76.1 2004 47. Mauritius: 69 2009 48. Iceland: 68 2009 49. Luxembourg: 57 2009 50. Slovenia: 57 2009 51. Solomon Islands: 56 2009 52. Jamaica: 50.8 2000 53. Suriname: 45.2 2004 54. Zimbabwe: 40 2006 55. Bahrain: 36 2009 56. Cyprus: 34 2009 57. United States: 30.2 2006 58. Nicaragua: 27.6 2006 59. Barbados: 27 2000 60. Azerbaijan: 25 2009 61. Panama: 24.1 2006

62. Papua New Guinea: 24 2000

63. Peru: 20.8 2006

65. Malta: 19 2009 66. El Salvador: 18.7 2006 67. Belize: 15.3 2006 68. Namibia: 15.1 2002 69. Korea, South: 13.3 2006 70. Mexico: 12.8 2006 71. Ecuador: 11.2 2006 72. Costa Rica: 11 2006 73. Uruguay: 9.8 2000 74. Maldives: 9 2009 75. Netherlands: 8.7 2006 76. Austria: 8.5 2006 77. Switzerland: 8.5 2006 78. Thailand: 8 2006 79. Bolivia: 7.8 2006 80. Italy: 7.7 2006 81. Bangladesh: 7.5 2006 82. Brunei: 7.4 2006 83. Sri Lanka: 7.4 2006 84. Paraguay: 6 2006 85. Malaysia: 5.2 2000

86. Macedonia, Republic of: 5.1 2006 87. Colombia: 4.7 2000 88. Georgia: 3.8 2006 89. Guatemala: 3.3 2000 90. Tunisia: 3.2 2002 91. Liechtenstein: 3 2009 92. Zambia: 2.9 2000 93. China: 2.8 2000 94. Singapore: 2.7 2006 95. Turkey: 2.5 2006 96. Ukraine: 2.1 2006 97. Uganda: 2 2004 98. Jordan: 1.9 2006 99. Côte d'Ivoire: 1.9 2000 100. India: 1.7 2006

101. United Arab Emirates: 1.7 2006

102. Qatar: 1.6 2004

103. Albania: 1.5 2006

104. Algeria: 1.5 2006

105. Serbia and Montenegro: 1.1 2006

107. Bosnia and Herzegovina: 1.1 2006 108. Nepal: 0.8 2006 109. Indonesia: 0.7 2000 110. Syria: 0.6 2006 111. Burma: 0.5 2002 112. Lebanon: 0.5 2006 113. Turkmenistan: 0.5 2006 114. Yemen: 0.4 2000 115. Saudi Arabia: 0.3 2002 Sumber: http://www.nationmaster.com/graph/cri_rap-crime-rapes

Walaupun perzinahan hanya sebagai salah satu faktor penyebab perkosaan, namun tabel diatas, cukup menjelaskan bahwa negara-negara islam dan yang menjalankan syariat islam seperti arab Saudi memiliki presentasi tingkat kejahatan seksual atau “pemerkosaan” yang sangat kecil. Sangat berbeda dengan negara-negara barat yang memperbolehkan perbuatan Zina.

3. Menjaga jiwa

Perzinahan merupakan suatu perbuatan yang dapat menghancurkan kehidupan rumah tangga, sekaligus menjadi factor penyebab kerusakan moral. Perzinahan merupakan perbuatan yang sangat membahayakan, serta dapat menimbulkan banyak kejahatan dan tindak criminal yang lain. Hubungan bebas antara laki-laki dan perempuan, serta hubungan seks yang dilakukan oleh mereka

yang tidak sesuai dengan cara yang dibenarkan merupakan salah satu faktor yang dapat menghancurkan eksistensi sebuah masyarakat.150

Hubungan laki-laki dan perempuan yang terjadi secara bebas menjadi penyebab terjadinya pembunuhan. Sebab, rasa cinta merupakan tabiat dasar yang ada pada diri manusia. Sangat jarang ditemukan ada laki-laki mulia dan perempuan suci yang rela akan adanya kasus perselingkuhan. Bahkan, terkadang seorang laki-laki tidak mendapatkan jalan lain untuk membersihkan aib yang dialami oleh diri dan keluarganya, kecuali dengan cara membunuh membunuh orang yang telah berselingkuh dengan isterinya.151

Oleh karena itu Perzinahan merupakan hubungan sesat yang ketika hubungan itu berakhir, maka tidak ada tanggung jawab apapun yang harus diselesaikan. Dengan demikian, perzinahan tak ubahnya perilaku yang dilakukan oleh binatang. Tentunya perilaku semacam ini dijauhi oleh manusia yang merupakan mahkluk yang paling mulia.152

Selain demi menjaga ketiga tujuan pokok diatas, menurut Hukum Islam dilarangnya Tindak Pidana Perzinahan bermanfaat agar menjauhkan manusia dari berbagai penyakit yang diakibatkan perbuatan zina tersebut serta mencegah manusia dari adzab Allah SWT.

4. Menjaga Ikatan Perkawinan

150

Muhammad Nasiruddin Al-Albani, Op. Cit, hal.229 151

Ibid

152

Perzinahan merupakan perbuatan yang dapat menghancurkan kehidupan rumah tangga, sekaligus menjadi faktor penyebab kerusakan moral.153 Selain merusak tatanan dalam rumah keluarga dan memutus hubungan suami isteri juga dapat menjadi pendidikan yang tidak baik bagi anak-anak, yang mana semua itu dapat menjadikan mereka menjadi anak gelandangan.154

5. Mencegah berbagai penyakit;

Hal ini sesuai dengan Sabda Rasulullah SAW 1400an Tahun yang lalu. Dalam riwayat Ibnu Majah dan al-Hakim dan riwayat ini shahih dengan salah satu lafadz, Rasulullah Sallallahu 'Alahi Wasallam bersabda :

“Tidaklah perzinahan tampak pada sebuah kaum hingga mereka

melakukannya secara terang-terangan, kecuali penyakit-penyakit yang belum pernah ada pada para pendahulu mereka yang telah lalu akan mewabah pada mereka”.155

Dan hal tersebut terbukti, Salah satu dampak yang ditimbulkan dari perbuatan zina adalah penyakit kelamin. Data selama ini menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan yang mengidap penyakit berbahaya ini adalah mereka yang sering melakukan hubungan seks dengan gonta-ganti pasangan (Zina) dan ini dibenarkan oleh sejumlah pakar kedokteran barat.

153

Muhammad Nasiruddin Al-Albani, Op.Cit, hal. 230 154

Ibid, hal. 230

155

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits, Bencana Akibat Tersebarnya Zina, http://www.alsofwah.or.id/cetakmujizat.php?id=161

Menurut dr. Batchelor dan dr Murrel, “penyebaran penyakit sipilis disebabkan oleh pola seks bebas”. Dr. Jhon Beaston mengatakan, “Rangkuman hasil riset menunjukkan bahwa factor hubungan seks diluar nikah menempati urutan teratas sebagai penyebab timbulnya penyakit kelamin”. Sedangkan dr. Claudd Scott Nicole mengatakan, “permasalahan yang kita hadapi saat ini adalah pemutar balikan nilai-nilai moral yang memicu hubungan seksual yang diharamkan (Zina). Factor inilah yang memicu semakin banyaknya jumlah penderita penyakit yang diakibatkan pola seks bebas.156

Syaikh Abu al-A‟la al Maududi mengutip dari buku (yang terjemahan Arabnya) Al-alamul Ijtima‟il Faransi karangan Paul Burreau, “Amoralitas yang pertama kali muncul dimasyarakat Prancis (negara yang selama 3 Tahun menjajah Belanda dan Code Penal Prancisnya selama 75 Tahun diterapkan di Belanda. penulis) adalah kebebasan seksualitas. Akibatnya, kian hari metabolisme tubuh kian melemah. Bukti konkritnya adalah kenyataan bahwa sebagian bala tentara Prancis mendesak pemerintah untuk memberikan cuti kerja dan memeriksakan mereka kerumah sakit pada dua tahun pertama sejak perang dunia II. Karena sebanyak 75.000 orang dari mereka mengidap penyakit Syphillis, dan sebanyak 242 orang tentara mati akibat penyakit ini. Dan ini hanya disatu kamp saja. Bahkan seorang dokter Prancis bernama Lyrd mengatakan, “ Di Prancis sekitar 30.000 jiwa meninggal setiap tahunnya akibat penyakit Syphillis dan penyakit

156

lainnya, dan penyakit ini adalah penyakit paling berbahaya setelah demam TBC.157

Bukti konkrit perkembangan tentang pengaruh zina terhadap merebaknya penyakit kelamin adalah bahwa penyakit ini banyak terdapat dinegara-negara yang menganut pola seks bebas (liberal). Dalam ensiklopedia Britannica disebutkan bahwa disejumlah rumah sakit di Amerika ada sekitar 200.000 orang penderita syphilis, dan 160.000 penderita Gonnorrhoea setiap tahunnya. Dan telah didirikan 650 rumah sakit yang khusus merawat penderita penyakit kelamin ini, yang masih bisa bertambah seiring dengan hasil penelitian para dokter swasta yang menunjukkan bahwa yang berobat kepada mereka 61% penderita syphilis dan 89% penderita Gonnorrhoea. Penting disebutkan disini, walaupun fasilitas kedokteran semakin canggih, namun penyakit ini semakin merebak, dan presentase penderitanya tidak mampu ditekan.158 Bahkan 1 Desember 1998 yang diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia. Yang mana peringatan Hari AIDS Sedunia tersebut berawal dari Pertemuan Puncak Menteri-menteri Kesehatan dari 148 negara yang tergabung dalam WHO untuk Program Pencegahan AIDS pada 1 Desember 1988 di London, Inggris. Belum dapat mencegah AIDS sebagai peringkat keempat penyebab kematian terbesar di dunia.159

Dalam panduan kerja konferensi Internasional tentang penyakit syphilis menyebutkan, “ Antara tahun 1956-1957 penderita Syphillis di Amerika

157

Ibid, 61 158

Ibid, 47

159 Rofi‟udin, Pencegahan Bahaya HIV/AIDS dalam Perspektif Islam, http://madanionline.org/pencegahan-bahaya-hivaids-dalam-perspektif-islam/, diakses pada hari

berjumlah 7600 orang, dan antara tahun 1960-1961 jumlah (penderita syphilis dinegara yang melegalkan seks bebas) tersebut meningkat menjadi 20.800 orang. Kemudian setiap tahunnya sekitar 30.000 sampai 40.000 orang anak mati akibat penyakit Syphillis, dan jumlah korban akibat serangan penyakit lainnya selain TBC. Jumlah minimal yang diperkirakan oleh aparat kesehatan bahwa penyakit Gonorrhoea telah menyerang 60% pemudah yang masih bujangan dan sudah menikah. Sementara itu penderita penyakit Gonorrhoea meningkat 1000.000 orang setiap tahunnya. Sementara di Inggris (yang juga melegalkan seks bebas), jumlah penderita Gonorrhoea menurut Ampruz King berjumlah 17.536 orang pada tahun 1945, dan pada tahun 1962 meningkat menjadi 35.438 orang. Yang diserang oleh penyakit kelamin itu adalah metabolisme dan daya tahan tubuh, sehingga orang yang mengidapnya tidak akan mampu melakukan pekerjaan yang menuntut keseriusan. Menurut Dr. Batchelor dan dr Murrel menjelaskan tentang ancaman penyakit Gonorrhoea, “penyakit ini tergolong ringan dibanding dengan penyakit Syphillis, namun jika penderitanya menganggapnya sepele, maka selanjutnya akan menyebabkan gangguan pada kesehatannya terus-menerus”. Kemudian mengenai penyakit Syphillis, menurut dr. Thomas Paren, “penyakit Syphillis lebih mematikan dan berbahaya seratus kali lipat daripada kelumpuhan pada anak-anak. Di Amerika saja, penyakit ini bisa disejajarkan dengan kanker, demam TBC, dan radang TBC. 4:1 (Satu dari empat) orang meninggal akibat Syphillis. Kemudian menurut Dr. Hoffland, ia mengatakan,”Saya memang tidak

tahu apa saja penyakit yang mengancam keselamatan jiwa. Tapi yang pasti penyebabnya adalah eksploitasi seksual”.160

Sejalan dengan uraian diatas, karena hukum pidana Indonesia yang mengatur mengenai seks bebas (Zina) merupakan turunan dari nilai-nilai barat. Maka dampaknya juga pasti tidak akan jauh berbeda dengan keadaan-keadaan masyarakat barat tersebut.

Data mengejutkan diungkap oleh Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ida Bagus Nyoman Banjar, pada hari Jumat, 15 Oktober 2010. Ia mengatakan Ribuan remaja di Jakarta menderita penyakit kelamin diduga akibat maraknya pelacuran, perubahan pola pergaulan dan kurangnya pendidikan seks.. Secara keseluruhan, ia mengatakan; 161

“angka penderita penyakit kelamin di Jakarta berjumlah 9.060 orang, dengan rincian 5.051 orang berjenis kelamin perempuan dan sisanya pria. Dari total jumlah penderita tersebut, 3,007 di antaranya masih berusia antara 14 dan 24 tahun. Jenis penyakit kelamin yang mereka derita antara lain, herpes, infeksi jamur, syphilis, vaginitis, bisul pada alat kelamin atau HPV, kutu kelamin, kutu di bawah kulit, dan AIDS. Banyaknya penderita penyalit kelamin pada kalangan remaja, menurut Nyoman Banjar, karena maraknya praktik prostitusi dan perubahan pola pergaulan. "Kebanyakan penyakit kelamin ini ditimbulkan dari pola seksual yang salah, sehingga jika tidak

160

Fadhel IIahi, Op.Cit hal 47- 49 161

VIVAnews, Prostitusi Marak, Ribuan Remaja Sakit Kelamin, http://fokus. news.viva. co.id/news/read/183151-remaja-tak-pernah-dapat-pendidikan-seks, diakses pada hari rabu 22 Januari 2014

diwaspadai maka akan berpotensi pada HIV/AIDS." Kemudian ia menambahkan, ia menduga jumlah penderita penyakit kelamin di Jakarta lebih dari 9.060 orang, mengingat masih banyak orang yang malu menjalani pengobatan ke rumah sakit atau pun ke Puskesmas.

Di Indonesia, kasus HIV/AIDS ditemukan pertama kali tahun 1986 di Bali. Kementerian Kesehatan RI memperkirakan, 19 juta orang pada 2010 berada pada risiko terinfeksi HIV. Adapun berdasarkan data Yayasan AIDS Indonesia (YAI), jumlah penderita HIV/AIDS di seluruh Indonesia per Maret 2009, mencapai 23.632 orang. Dari jumlah itu, sekitar 53 persen terjadi pada kelompok usia 20-29 tahun, disusul dengan kelompok usia 30-39 tahun sekitar 27 persen. Adapun berdasarkan cara penularan, 75 hingga 85 persen HIV/AIDS ditularkan melalui hubungan seks, 5-10 persen melalui homoseksual, 5-10 persen akibat alat suntik yang tercemar terutama pengguna narkoba jarum suntik dan 3-5 persen tertular lewat transfusi darah.162

Data terbaru, Laporan Kasus HIV-AIDS di Indonesia sampai dengan September 2013, yang diterima dari Ditjen PP & PL, berdasarkan surat Direktur Jenderal P2PL, Prof. dr. Tjandra Y Aditama, SpP(K), DTM&H tertanggal 31 Oktober 2013: “Situasi Masalah HIV-AIDS Tahun 1987 - September 2013 Sejak pertama kali ditemukan tahun 1987 sampai dengan Maret 2013, HIV-AIDS tersebar di 348 (70%) dari 497 kabupaten/kota di seluruh provinsi di Indonesia.

162 Rofi‟udin, Abiquinsa, Pencegahan Bahaya HIV/AIDS dalam Perspektif, http://abiq uinsa.blogspot.com/2013/01/pencegahan-bahaya-hivaids-dalam.html, diakses pada hari rabu 22 Januari 2014

Provinsi pertama kali ditemukan adanya kasus HIV-AIDS adalah Provinsi Bali, sedangkan yang terakhir melaporkan adalah Provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2011”. Adapun data tersebut sebagai berikut; 163

1. HIV

a. Sampai dengan tahun 2005 jumlah kasus HIV yang dilaporkan sebanyak 859, tahun 2006 (7.195), tahun 2007 (6.048), tahun 2008 (10.362), tahun 2009 (9.793), tahun 2010 (21.591), tahun 2011 (21.031), tahun 2012 (21.511). Jumlah kumulatif infeksi HIV yang dilaporkan sampai dengan September 2013 sebanyak 118.787).

b. Jumlah infeksi HIV tertinggi yaitu di DKI Jakarta (27.207), diikuti Jawa Timur (15.233, Papua (12.687), Jawa Barat (9.267) dan Bali (7.922).

2. AIDS

a. Sampai dengan tahun 2005 jumlah kasus AIDS yang dilaporkan sebanyak 4.987, tahun 2006 (3.514), tahun 2007 (4.425), tahun 2008 (4.943), tahun 2009 (5.483), tahun 2010 (6.845) dan tahun 2011 (7.004), dan tahun 2102 (5.686). Jumlah kumulatif AIDS dari tahun 1987 sampai dengan September 2013 sebanyak 45.650 orang.

b. Persentase kumulatif kasus AIDS tertinggi pada kelompok umur 20-29 tahun (34,5%), kemudian diikuti kelompok umur 30-39 tahun (28,7%), 40-49 tahun (10,6%), 15-19 (3,2%), dan 50-59 tahun (3,2%).

163

Laporan Terakhir Kemenkes, http://www.spiritia.or.id/Stats/StatCurr.php ?lang=id& gg=1 diakses pada hari selasa 21 Januari 2014

c. Persentase AIDS pada laki-laki sebanyak 55,7% dan perempuan 29,2%. Sementara itu 15,1% tidak melaporkan jenis kelamin.

d. Jumlah AIDS tertinggi adalah pada wiraswasta (5.430), diikuti ibu rumah tangga (5.353), tenaga non-profesional/karyawan (4.847), buruh kasar (1.897), penjaja seks (1.771), petani/peternak/nelayan (1.757), dan anak sekolah/mahasiswa (1.123).

e. Jumlah AIDS terbanyak dilaporkan dari Papua (7.795), Jawa Timur (7.714), DKI Jakarta (6.299), Jawa Barat (4.131), Bali (3.798), Jawa Tengah (3.348), Kalimantan Barat (1.699), Sulawesi Selatan (1.660), Banten (957) dan Riau (951).

f. Faktor risiko penularan terbanyak melalui heteroseksual (60,9%), penasun (17,4%), diikuti penularan melalui perinatal (2,7%), dan homoseksual (2,8%).

Dari uraian data diatas sangat Jelas terlihat bahwa perilaku heteroseksual atau seks bebas kini menjadi penyebab dominan dalam penyebaran kelamin terutama HIV/AIDS di Indonesia. Kondisi berbeda terlihat dalam lima tahun silam yang masih kebanyakan oleh pertukaran jarum suntik.

Hal tersebut juga diungkap dalam laporan yang dikeluarkan Komisi Nasional Penanggulangan AIDS Nasional dalam simposium internasional mengenai AIDS yang diikuti peserta dari negara anggota ASEAN di Hotel Mason Pine, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, pada Senin (21/11/2011). Simposium tersebut dibuka oleh Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti. Dalam laporan tersebut terdapat data persentase kasus HIV/AIDS

di Indonesia dalam dua periode, yakni tahun 2006 dan 2011 dari metode transmisi penyakit, yaitu berganti jarum suntik, hubungan seks bebas, seks sesama jenis, diturunkan dari orangtua, transfusi darah, dan penyebab yang tidak diketahui. Hasilnya, pada tahun 2006, kecenderungan transmisi HIV/AIDS ternyata didominasi oleh jarum suntik dengan 54,42 persen penyumbang kasus HIV/AIDS yang terlaporkan, sementara seks bebas 38,5 persen. Kondisi tersebut berbalik 180 derajat pada lima tahun kemudian dengan persentase jarum suntik menurun jadi 16,3 persen, sementara seks bebas mencapai 76,3 persen. Artinya, mayoritas penularan HIV/AIDS di Indonesia dilakukan melalui hubungan seks.164

Melihat uraian-uraian diatas dapat memperlihatkan jika seks bebas (zina) di kalangan remaja seakan merupakan hal yang biasa. Dan pada saat ini tidak sedikit perempuan Indonesia yang mengalami kehamilan tak diinginkan akibat hal tersebut. Akibatnya, banyak wanita yang melakukan aborsi. Selain merupakan dosa besar. Hal tersebut juga dapat mengancam kesehatan sipelakunya.

Di Prancis sendiri, menurut Prof. Bert, Direktur Jaringan Profesi Kedokteran, “pada masa antara dua Perang Dunia telah tampak persamaan antara jumlah aborsi dengan jumlah kelahiran anak”. Catherine Valabregue mengomentari pernyataan tersebut, “Usaha pemberantasan tidak mengalami perubahan yang diharapkan disemua kota Prancis, bahkan jumlah aborsi di Paris melebihi jumlah kelahiran anak. Kenyataan ini ironis dan menyakitkan karena

164

Kompas.com, Seks Bebas Kini Dominasi Penularan HIV/AIDS,http://nasional.kom pa s.com/read/2011/11/21/15520126/Seks.Bebas.Kini.Dominasi.Penularan.HIVAIDS, diakses pada hari Rabu 22 Januari 2014

terjadi dinegara yang mayoritas beragama Katolik”. DR. Muhammad Ali al-Barr menukil dari buku mark, “… lebih dari 1000.000 kasus aborsi di Amerika setiap Tahunnya.165

Menurut ahli demografi kesehatan masyarakat Prof. Dr. Muhadjir Darwin, MPA, Ketua Panitia 'The 6th Asia Pacific Conference on Reproductive and Sexual Health and Right 2011', (saat konferensi pers di Grha Sabha Pramana, Yogyakarta, Rabu 19 oktober 2011). Ia mengatakan “Aborsi di Indonesia, lebih dari 1 juta bahkan ada yang mengatakan hingga 2 juta per tahun,". Menurut Prof Muhadjir, sebagian besar dari jumlah tersebut merupakan aborsi yang dilakukan oleh remaja. Dan sebagian besar lagi dilakukan secara tidak aman karena tidak ada pelayanan aborsi legal di Indonesia. 166

Adapun Resiko kesehatan dan keselamatan fisik Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu: 167

1) Kematian mendadak karena pendarahan hebat 2) Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal

3) Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan

165

Fadhel IIahi, Op.Cit hal 63 166

JakartaPress, Setahun Ada 1-2 Juta Kasus Aborsi di Indonesia , http://www.jakartapress .com/detail/read/5886/setahun-ada-1-2-juta-kasus-aborsi-di-indonesia, diakses pada hari selasa 21 Januari 2014

167

AnehDidunia.com, Penjelasan Lengkap Bahaya Aborsi dan Foto Proses Aborsi, http ://www.anehdidunia.com/2012/04/penjelasan-lengkap-bahaya-aborsi-dan.html, diakses pada hari rabu 22 Januari 2014

4) Rahim yang sobek (Uterine Perforation)

5) Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya

6) Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita) 7) Kanker indung telur (Ovarian Cancer)

8) Kanker leher rahim (Cervical Cancer) 9) Kanker hati (Liver Cancer)

10) Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya

11) Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy) 12) Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)

13) Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

Pada tahun 1964, John F Kennedy, menjelaskan, “Masa depan Amerika terancam, karena para remajanya sudah tenggelam dalam kebebasan seksual yang sulit untuk ditangani aparat. Dan bahwasanya tujuh dari remaja yang terdaftar dalam wajib militer enam dari mereka tidak layak. Libido seksual mereka telah merusak stamina dan kesehatan mereka”. Hal serupa juga dialami Rusia, sebagaimana diungkapkan oleh Chorchev pada tahun yang sama, bahwa masa depan Rusia terancam, sebab para remajanya telah berkhianat terhadap masa depan mereka sendiri, mereka tenggelam dalam nafsu birahi”.168

168

Realitanya kata-kata yang dikeluarkan para pemimpin barat tersebut tidak dilanjutkan dengan aksi yang nyata. Bahkan saat ini bukan hanya Zina saja yang dilegalkan oleh negara-negara Barat, namun mereka juga me”Legal”kan yang namanya aborsi, dan ini bukanlah hal baru lagi di negara-negara liberal tersebut. Jepang, India, Korea Utara, Taiwan, Inggris, Hungaria, Australia, dan Zambia merupakan negara yang membolehkan warganya melakukan aborsi dengan alasan sosial dan kesehatan perempuan. Kuba, Puerto Riko, Mongolia, Cina, Amerika Utara, Vietnam, sebagian negara di Eropa, dan Tunisia melegalkan aborsi berdasarkan permintaan. Di Kanada legalisasi aborsi mulai bergema tahun 1960-an. Di Amerika Serikat, isu aborsi sudah muncul sejak 1820-1960-an. Sebanyak 50 negara bagian pada 1965 melarang aborsi kecuali dengan alasan tertentu. Aborsi mulai dilegalkan pada 1973, awalnya oleh 17 negara bagian. Di Belanda, dokter terakhir di Belanda (sebagai negara yang mewariskan KUHP Indonesia yang berlaku saat ini) yang ditahan karena melakukan aborsi terjadi pada 1953. Parlemen Belanda memiliki undang-undang tentang pengaturan aborsi, misalnya aborsi diperbolehkan sampai usia kandungan 24 minggu, atau jika anak yang akan dilahirkan mengalami cacat parah.169

Hal yang senada dengan para pemimpin Barat diatas juga pernah dikeluarkan oleh Pemimpin Bangsa ini. Pada Sambutan Presiden Republik Indonesia Bapak. Susilo Bambang Yudhoyono pada acara puncak “Hari AIDS

169

Penuntut,AborsidanKeruntuhanInstitusidiBarat,http;//ismailgadang.blogspot.com/2009/1 1/aborsi-dan-keruntuhan-institusi-di.html diakses pada hari Rabu 22 Januari 2014

Sedunia Tahun 2004” Pada hari Jum‟at 3 Desember 2004 di Istana Negara, beliau mengatakan; 170

“Saya berkeyakinan, nilai-nilai keagamaan yang hidup dan berkembang di tengah masyarakat kita, serta adat-istiadat masyarakat kita yang agung, akan sangat bermakna dalam menanggulangi penyebaran virus yang sangat berbahaya ini. Ajaran agama dan adat istiadat yang hidup dalam masyarakat, sangat menghormati lembaga perkawinan. Hubungan seksual di luar nikah, apalagi hubungan seks bebas dan berganti-ganti pasangan adalah perbuatan yang dilarang oleh agama. Agama apapun melarang penggunaan narkotika dan obat-obat berbahaya lainnya. Karena itu, saya mengajak marilah kita pertahankan nilai-nilai keagamaan dan adat-istiadat yang luhur dan agung itu, demi kebaikan dan kepentingan kita bersama.”

Dan ternyata sampai saat ini penanganannya masih jauh dari harapan. Dan semoga saja yang dikatakan oleh bapak Presiden tersebut diatas bukan sekedar kata-kata yang lumpuh. Seperti kata-kata yang dikeluarkan dua pemimpin besar barat sebelumnya, yang kemudian bahkan dinegara-negara mereka bukan hanya zina yang sudah diperbolehkan, namun aborsi yang jelas-jelas membahayakan pun juga diperbolehkan. Karena pada realitanya seperti ada pembiaran dampak-dampak negatife dari Zina tersebut agar menjangkiti masyarakat. Kita dapat melihat kalau banyak tempat-tempat prostitusi yang berkembang ditengah masyarakat, khusunya diperkotaan.

170

Presiden Republik Indonesia , Susilo Bambang Yudhoyono, http://www.presidenri. go.id/index.php/pidato/2004/12/03/63.html, diakses pada hari rabu 22 Januari 2014

Dan faktor yang paling utama adalah memang hubungan seks bagi orang yang tidak terikat perkawinan diperbolehkan atau di”Legal”kan oleh hukum positif di Indonesia pada saat ini. Jadi apakah kita akan membiarkan hal ini terus berkembang dan meningkat jumlahnya?

6. Mencegah Adzab Allah

selanjutnya zina bukan hanya merugikan kepentingan yang bersifat horizontal (manusia dengan manusia) namun juga yang bersifat vertikal (manusia dengan Tuhan). karena murka Allah S.W.T akan turun kepada kaum yang membiarkan perzinahan hingga mereka semua binasa. Diriwayatkan oleh Al Hakim dari Ibnu Abbas r.a: Rasulullah s.a.w. bersabda;

zina dan riba telah merebak disuatu kaum, maka sungguh mereka telah