• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAN HUKUM ISLAM

A. Sumber Hukum

1. Menurut KUHP

Menurut C.S.T Kansil, sumber hukum adalah segala apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yakni aturan-aturan yang kalau dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata.200 Sumber hukum dalamyang diikenal di Indonesia terbagi dalam bebrapa kategori, yaitu sebagai berikut

a. Sumber-sumber hukum material, Sumber hukum material ini dapat ditinjau dari segi atau beberapa sudut, yaitu sudut ekonomi, sejarah, sosiologi, filsafat, dan lain sebagainya;

b. Sumber Hukum Formal, Sumber hukum formal terbagi lahgi kedalam beberapa bagian, antara lain yaitu; Undang-Undang (statute), kebiasaan (custom), keputusan-keputusan hakim (jurisprudence), traktat (treaty) dan pendapat para sarjana (doktrin).

Oleh karena pembagian sumber hukum tersebut, maka KUHP merupakan salah satu produk hukum yang bersumber dari hukum formal yaitu

200

C.S.T Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hal. 46.

Undang. Berhubungan dengan Tindak Pidana Perzinahan (Pasal 284 KUHP), maka hal ini diatur dalam KUHP. KUHP secara khusus mengatur mengenai Tindak Pidana Perzinahan didalam Bab XIV mengenai kejahatan terhadap Kesopanan / Kesusilaan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sumber hukum tindak pidana pembunuhan biasa dalam bentuk pokok adalah kitab undang-undang hukum pidana (KUHP).

2. Menurut Hukum Islam

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Zina Didalam Hukum Islam diatur didalam al-jinayat atau disebut juga hukum Pidana Islam, yang mana pengaturannya didalam Hukum Islam khusus masuk kedalam kategori jarimah hudud. Karena hukumannya telah ditetapkan baik bentuk maupun jumlahnya oleh syara‟. Ia menjadi hak Allah Tuhan Semesta Alam. Dan hakim tidak mempunyai kewenangan untuk mempertinggi atau memperendah hukuman bila pelaku telah terbukti melakukan zina tersebut.

Secara bahasa, hudud adalah bentuk jamak dari had, artinya larangan. Biasa juga digunakan sebagai kata yang bermakna “pembatas antara dua hal”, atau “yang membedakan sesuatu dari selainnya”. 201

Sedangkan hukuman-hukuman yang dilaksanakan disebut had, karena berfungsi untuk mencegah agar perbuatan yang salah itu tidak terulang lagi. Had juga diartikan dengan ukuran-ukuran. Ketentuan hukum-hukum tersebut bersumber dari syariat Islam. Dan had

201

Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim, Shahih Fiqih Sunnah Jilid 5, (Jakarta: Pustaka at-Tazkia 2008), hal. 3

juga dinisbatkan kepada pelaku maksiat.202 Dan Hukuman-hukuman itu disebut hudud (hukuman hadd), karena hukuman-hukuman tersebut bisa mencegah seseorang jatuh kedalam tindak kejahatan atau perbuatan dosa.203

Sumber hukum Tindak Pidana Perzinahan dalam hukum pidana Islam sama halnya dengan syariat islam, yakni bersumber pada tiga dalil, yaitu:

a. Al-Qur’an, Al-Qur‟an merupakan kalam/firman Allah SWT. yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. melalui perantara malaikat Jibril as. Ataupun secara langsung disampaikan oleh Allah SWT. kepada Nabi Muhammad. Ide pembukuan Al-Qur‟an dimulai dari zaman Khalifah Abu Bakar ra. sampai dengan zaman khalifah Utsman bin Affan ra.

b. Hadits, Hadits merupakan sabda Nabi Muhammad SAW. yang disampaikan pada zaman sahabat yang di peroleh berdasarkan ajaran dan bimbingan langsung dari Allah SWT. Hadit terbagi dalam beberapa tingkatan yaitu, hadits shahih (kuat), hasan (baik), dha‟if (lemah) dan hadits Madhu‟ (palsu), dalam hal ini hanya hadits shahih dan hadits hasan saja yang dipergunakan oleh umat Islam, sedangkan hadits dha‟if dan hadits maudhu‟ ditinggalkan. Hadits shahih yang terkenal adalah hadits shahih yang diriwayatkan oleh muhaddits Bukhari-Muslim.

c. Ijtihad Ulama, Ijtihad adalah “sarana ilmiah” untuk menetapkan hukum sebuah perkara yang tidak secara tegas ditetapkan Al-Quran dan As-Sunnah. Pada dasarnya, semua umat Islam berhak melakukan Ijtihad, sepanjang ia

202

Muhammad bin Ismail Al-Amir Ash-Shan‟ani, Subulus Salam Jilid 3, (Jakarta: Darus Sunnah Press 2008), hal. 312

203

menguasai Al-Quran, As-Sunnah, sejarah Islam, juga berakhlak baik dan menguasai berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Lazimnya, Mujtahid adalah para ulama yang integritas keilmuan dan akhlaknya diakui umat Islam. Hasil Ijtihad mereka dikenal sebagai fatwa. Jika Ijtihad dilakukan secara bersama-sama atau kolektif, maka hasilnya disebut Ijma‟ atau kesepakatan para ulama. Perbandingan;

KUHP yang saat ini berlaku merupakan produk peninggalan penjajah (Belanda), yang didalamnya mengandung nilai-nilai barat yang bersifat Individualistik dan liberal.

Seperti yang diungkapkan Mohammad Daud Ali didalam bukunya Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia bahwa konsepsi seperti hukum Barat adalah hukum yang sengaja dibuat oleh manusia untuk mengatur kepentingan manusia sendiri dalam masyarakat tertentu. Dalam konsepsi hukum perundang-undangan (Barat), yang diatur oleh hukum hanyalah hubungan manusia dengan manusia lain dan benda dalam masyarakat.204

Ukuran agama (Religion Standart) tidak suka disebut-sebut oleh pembentuk undang-undang di Kontinen Eropa. Ini dikarenakan masa lampau yang melahirkan doktrin separation of state and church. Ukuran agama, sebagaimana agama itu sendiri, adalah urusan pribadi dimana Negara tidak mau campur tangan. Demikian pula halnya dengan standart moral kurang mendapat saluran dalam hukum pidana, karena pandangan hidup orang Eropa Barat yang Individualistik. Sepanjang tidak merugikan orang lain, campur tangan pihak lain, termasuk hukum

204

pidana dianggap tidak patut.205 Maka dapat dikatakan ketika manusia sudah tidak berpedoman kepada perintah dan larangan dari Tuhan, maka sudah pasti manusia tersebut hanya akan menggunakan rasionalisasi atau pikirannya saja. padahal yang menciptakan pikiran tersebut adalah Tuhan.

Dibandingkan dengan konsepsi Hukum Islam, dasar dan kerangka hukumnya ditetapkan oleh Allah, tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia lain dan benda dalam masyarakat, tetapi juga hubungan-hubungan lainnya, karena manusia yang hidup dalam masyarakat itu mempunyai berbagai hubungan. Hubungan-hubungan itu, seperti telah berulang disinggung dimuka, adalah hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dan hubungan manusia dengan benda dalam masyarakat serta alam sekitarnya.206 Dan sangatlah jelas bahwa Hukum Islam, merupakan hukum yang bersumber dari Allah SWT (Sang Pencipta dan Sang Penentu dunia dan seisinya), RasulNya (Nabi Muhammad SAW) dan Ijma‟ Ulama yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.