• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

B. Data Hasil Penelitian

Wawancara dilakukan ketika ada interaksi antara siswa dengan peneliti pada kegiatan belajar dan mengajar. Wawancara tersebut dilakukan kepada siswa-siswi Sanggar Tari Pradnya Widya dan Sanggar Tari Kusuma Aji. Berikut hasil wawancara yang diperoleh. a. Wawancara dengan siswa Sanggar Tari Pradnya Widya dan

Sanggar Tari Kusuma Aji

Tabel 4.1 Instrumen wawancara untuk siswa No Daftar Pertanyaan Kesimpulan Jawaban 1. Apakah yang membuat

anda mengalami kesulitan pada materi tersebut?

Pada umumnya siswa mengalami kesulitan karena guru kurang menjelaskan secara jelas dan guru jarang menjelaskan dengan cara menggambar, sehingga pemahaman siswa akan menjadi terbalik-balik 2. Bagian manakah yang

membuat anda mengalami kesulitan?

Kebanyakan siswa pada bangun datar segitiga siswa masih banyak mengalami

kebingungan dan pemahamannya masih terbalik-balik, seperti membedakan segitiga sama kaki, segitiga sama sisi, segitiga siku-siku siswa masih megalami kesulitan. 3. Gerakan manakah yang

dianggap sulit?

Pada keseluruhannya, gerakan dengan tempo-tempo cepat siswa masih mengalami kesulitan.

4. Pola lantai manakah yang menurut anda sulit untuk dipahami?

Pada umumnya, pola lantai bagian bangun segitiga siswa mengalami kesulitan.

5. Dapatkah anda melihat keterkaitan antara menari dengan materi matematika tersebut?

Menurut siswa, keterkaitannya adalah dalam matematika yang berkaitan dengan bangun datar dapat digunakan dalam menari dan dalam menari dapat menjelaskan dengan baik tentang materi bangun datar. 6. Bagaimana pendapat anda

dengan pembelajaran tersebut?

Pada umumnya, siswa menyukai pembelajar tersebut. Karena menurut siswa pembelajaran yang dilakukan lebih nyata dan dengan adanya kegiatan menari tersebut pembelajaran lebih enjoy dan lebih dapat memudahkan siswa dalam belajar.

7. Kritik dan saran yang anda akan sampaikan?

Pada umumnya, siswa menyarankan agar ada pembelajaran matematika lagi yang dapat dikaitkan dengan menari. Untuk kritik, menurut siswa tariannya jangan terlalu sulit dan temponya agak diturunkan lagi.

8. Bagaimana perasaan anda setelah melakukan kegiatan ini?

Pada umumnya, siswa merasa senang dengan kegiatan tersebut/ karena kegiatan tersebut membuat siswa semakin paham dengan materi yang dianggap sulit.

2. Data Hasil Pembuatan Tari untuk Pembelajaran Matematika Geometri Bangun Datar untuk siswa sekolah dasar

a. Rancangan Model Pembelajaran Menggunakan Media Tari

Kesimpulan dari hasil wawancara yang telah dilakukan adalah guru masih dianggap monoton untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang terjadi pada siswa. Kekurangan tersebut membuat siswa akan menjadi bingung dan kurang paham dengan materi yang diajarkan. Sehingga akan membuat motivasi belajar siswa akan semakin menurun dikarenakan siswa kurang mengerti dengan materi pembelajaran tersebut. Kesimpulan dari wawancara juga, pembelajaran matematika sambil menari dapat

memperbaiki pemahaman siswa tentang materi pelajaran yang belum bisa dipahami oleh siswa.

Kemudian rancangan model pembelajaran tersebut dikonsultasikan kepada ahli tari dan patner penelitian untuk melakukan mengomentari hasil dari model pembelajaran yang telah diajarkan kepada siswa. Sehingga dapat memperbaiki kesalahan kesalahan pada model pembelajaran tersebut. Setelah mendapatkan saran perbaikan dari para ahli, dilakukan perbaikan kepada model pembelajaran. Ahli tari dan materi sebagai berikut: i. Yulita Sugiarti Isminingsih, S.Pd

Lulusan Pendidikan Seni Tari Universitas Negeri Yogyakarta (Guru sanggar Tari Pradnya Widya dan Sanggar Tari Kusuma Aji Klaten Gaya Surakarta)

ii. Cornelius Sepnu W, S.Pd

Lulusan Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma

b. Bentuk media tari yang berkaitan dengan pembelajaran matematika

Bentuk pola lantai dalam gerakan tari yang berkaitan dengan pembelajaran matematika dengan materi geometri bangun datar. Adapun keterkaitan dengan aspek tersebut yaitu:

Pertama (Introduksi)

Gambar 4.2 Sketsa pola lantai bagian introduksi

Bangun Persegi

Gambar 4.3 Sketsa pola lantai bangun persegi

Gambar 4.3.1 Pola lantai bangun persegi

Bangun Segitiga Sama Kaki

Gambar 4.4.1 Pola lantai bangun segitiga sama kaki

Bangun Segitiga Sama Sisi

Gambar 4.5 Sketsa pola lantai bangun segitiga sama sisi

Bangun Persegi Panjang

Gambar 4.6 Sketsa pola lantai bangun persegi panjang

Gambar 4.6.1 Pola lantai bangun persegi panjang

Bangun Segitiga Siku-Siku

Gambar 4.7.1 Pola lantai bangun segitiga siku-siku

Bangun Jajargenjang

Gambar 4.8.1 Pola lantai bangun jajargenjang

3. Data Hasil Uji Coba Tari Dalam Pembelajaran

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 9 – 30 Juli 2017 (setiap hari minggu pagi) di Sanggar Tari Pradnya Widya dan 6 – 27 Agustus 2017 (setiap hari minggu sore) di Sanggar Tari Kusuma Aji. Masing-masing pembelajaran dilakukan selama 4 kali pertemuan.

Sanggar yang pertama kali melakukan pembelajaran adalah sanggar tari Pradnya Widya. Pada pertemuan pertama dilakukan pada hari Minggu pada tanggal 9 Juli 2017 pukul 10.00 sampai dengan pukul 12.00. Pembelajaran diawali dengan menjelaskan materi tentang geometri bangun datar. Pada penjelasan tersebut, peneliti menjelaskan tentang karakteristik geometri bangun datar meliputi bangun persegi, persegi panjang, segitiga sama kaki, segitiga sama sisi, segitiga siku-siku, dan jajargenjang. Pada kegiatan pembelajaran tersebut, peneliti

memberikan soal berupa pertanyaan yang kemudian pertanyaan tersebut di diskusikan kepada siswa-siswa. Setelah didiskusikan kemudian siswa dengan mengangkat tangannya menjawab pertanyaan tersebut.

Pada pertemuan pertama ini kendala yang dihadapi adalah siswa masih banyak yang kurang paham dengan masing-masing karakteristik dari bangun tersebut sehingga ketika diberikan pertanyaan untuk di diskusikan, siswa masih memerlukan waktu yang lama untuk menjawabnya dan jawaban tersebut masih banyak yang salah.

Pada pertemuan kedua hari minggu tanggal 16 Juli 2017 pukul 10.00 sampai jam 12.00. Pada pertemuan kedua ini siswa diajak untuk mengulang materi yang sebelumnya tentang karakteristik tentang geometri bangun datar. Hasil dari mengulang materi tersebut, ternyata siswa-siswa masih banyak yang belum mengerti dan masih banyak yang lupa tentang materi yang diajarkan. Ketika siswa ditanya satu per satu ternyata siswa tersebut banyak yang tidak bisa ketika ditanyakan tentang karakteristik dari segitiga sama sisi, segitiga sama kaki, dan segitiga siku-siku. Setelah dilakukan pengulangan materi, kemudian siswa diajak untuk melakukan gerakan tarian. Untuk mengajarkan tarian tersebut peneliti membaginya dalam 3 proses. Proses yang pertama adalah mengajarkan siswa untuk gerakannya terlebih dahulu, kemudian proses yang kedua adalah menggabungkan gerakan tarian

dengan musik, lalu proses yang ketiga adalah mengajarkan pola lantai sambil mengaitkan antara matematika materi geometri bangun datar dengan pola lantai dari tarian tersebut. Ketika siswa diajarkan tarian siswa merasa sangat senang dikarenakan pelajarannya dilakukan dengan menari. Siswa menjadi sangat aktif untuk bertanya ketika materi tari maupun materi geometri bangun datar masih dianggap sulit untuk siswa. Ketika ada siswa yang masih kesulitan dalam menerima materi, siswa lainnya pun akan membantu untuk mengajarkan materi yang dianggap sulit.

Pada hari kedua kendala yang dialami adalah gerakan tari yang diajarkan menurut siswa masih terasa sulit untuk digerakan, siswa masih agak sulit untuk menghafalkan gerakan tetapi ketika dilakukan berulang kali siwa menjadi mengerti. Tempo pada musik ketika digabungkan dengan gerak pada tarian, ternyata siswa sedikit merasa kesulitan karena temponya dirasa terlalu cepat. Tetapi siswa dapat melakukannya dengan baik. Pola lantai yang digabungkan dengan materi matematika kendalanya siswa yang belum begitu paham dengan materi tersebut, peneliti harus menjelaskan dengan perlahan lahan materi tersebut dengan mengulang kembali dalam membentuk pola lantai. Kondisi dalam kelas sedikit ramai dikarenakan siswa banyak yang bertanya kepada peneliti maupun kepada temannya sendiri.

Pada pertemuan ketiga dilaksankan pada hari Minggu tanggal 24 Juli 2017 pada pukul 10.00 sampai 12.00. Pada pertemuan ini peneliti mengulangi lagi materi tarian dan materi pelajaran matematika geometri bangun datar. Pembelajaran yang dilakukakan adalah siswa dengan tanpa diberikan arahan dan contoh dari peneliti, siswa dicoba untuk melakukan gerakan tari keseluruhan dengan sendiri. Ketika suatu tarian telah dicoba dari awal hingga akhir, peneliti melakukan evaluasi kepada siswa dan sambil mengulang kembali materi pelajaran sehingga siswa semakin paham dengan materi tersebut. Ketika siswa mengalami kesulitan maka peneliti akan mencoba menjelaskan kembali.

Kendala yang dialami pada hari ketiga hampir tidak ada karena peneliti menemukan solusi seperti tempo agak sedikit dipelankan dan gerakan yang dianggap sulit bagi siswa dirubah peneliti sehingga siswa dapat dengan mudah untuk menggerakan gerakan tersebut. Tetapi yang masih menjadi kendala adalah siswanya tambah ribut dikarenakan waktu sudah mulai longgar karena materi sudah selesai untuk diajarkan.

Setelah pertemuan untuk pembelajaran di sanggar tari Pradnya Widya sudah selesai, kemudian peneliti melakukan peneliti atau pembelajaran di sanggar tari Kusuma Aji Klaten. Pembelajaran dilakukan pada tanggal 6 – 27 Juli 2017 pada pukul 13.00 sampai dengan pukul 15.00. Dari pembelajaran yang dilakukan, untuk

keseluruhan dari pertemuan pertama hingga pertemuan keempat proses yang dilalui dan model pembelajaran yang diterapkan sama. Perilaku yang ditunjukan siswa hampir sama dengan siswa dari sanggar tari Pradnya Widya. Tetapi ada kendala yang dialami yaitu ada perbedaan siswa yang mengikuti. Ketika pertemuan pertama siswa yang mengikuti ada 16 siswa, kemudian pada pertemuan kedua sampai pertemuan keempat siswa yang mengikuti hanya 11 orang. Siswa tersebut kebanyakan ijin dikarenakan sakit, pertemuan keluarga, dan lain-lain. Menanggapi hal tersebut, kemudian peneliti tetap melakukan pembelajaran sampai pertemuan keempat.

Dari proses pembelajaran yang dilakukan di sanggar tari Pradnya Widya dan sanggar tari Kusuma Aji Klaten, siswa merasa senang dengan metode pembelajaran yang dilakukan. Karena dengan metode pembelajaran tersebut, siswa dapat lebih paham dengan materi-materi yang diajarkan dan siswa dapat lebih aktif mengikuti pelajaran tersebut. Siswa juga lebih banyak membantu temannya yang masih merasa kesulitan dalam memahami materi yang diajar. Jadi, tidak hanya peneliti yang menjelaskan kepada siswanya tetapi siswa juga membantu menjelaskan kepada temannya dalam memahami materi yang belum dipahami.

Kendala dari pembelajaran tersebut adalah waktu untuk melakukan pembelajaran masih terlalu singkat sehingga peneliti merasa dikejar untuk menyelesaikan materi supaya materi dapat

terselesaikan, disisi lain siswa merasa materi yang diberikan terlalu cepat sehingga materi yang diberikan terkadang kurang jelas untuk siswa. Kendala yang dialami lagi adalah siswa yang pertemuan pertama dan kedua berangkat kemudian pertemuan ketiga dan keempat tidak berangkat, membuat peneliti kesulitan dalam menentukan pola lantai dan harus mengubah posisi agar pola lantainya menjadi baik.

4. Data Hasil Tes Akhir

Tes dilaksanakan sebagai perbaikan dari model pembelajaran belajar sambil menari. Tes yang dilakukan diadakan pada tanggal 30 juli 2017 untuk Sanggar Tari Pradnya Widya dan 27 Agustus 2017. Tes diikuti oleh 14 orang Sanggar Tari Pradnya Widya dan 11 Orang Sanggar Tari Kusuma Aji.

C. Analisis Data Hasil Penelitian

Dokumen terkait