• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran adalah rangkaian peristiwa atau kejadian yang mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar dapat berlangsung dengan mudah. Pembelajaran menyangkut pengertian peningkatan dan penerapan metode-metode pembelajaran (instruction) untuk mengoptimalkan proses pembelajaran atau memutuskan metode dalam mengantar pembelajaran. Tujuan proses pembelajaran adalah untuk mengangkat pembelajaran ke arah yang diinginkan (Gagne, Briggs dalam Djaafar, 2001:2). Syah (1995: 89) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu proses, dalam menjadikan orang atau makhluk hidup belajar, sedangkan belajar adalah suatu usaha untuk memperoleh kepandaian. Pembelajaran berasal dari kata belajar yang berarti perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Pengajaran merupakan proses yang berfungsi membimbing para pelajar atau siswa di dalam kehidupan, yakni perkembangan diri sesuai dengan tugas perkembangan yang harus dijalani para siswa (Sardiman, 1998: 31). Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses, cara atau langkah-langkah yang dilakukan dalam suatu kegiatan belajar mengajar untuk menghasilkan perubahan perilaku yang relatif permanen.

Dalam teori belajar menurut Bloom dan Krathwohl ada 3 kawasan yang dipelajari siswa, yaitu: (1) kognitif, (2) afektif, (3) psikomotor. Kawasan kognitif terdiri dari enam tingkatan, yaitu (a) pengetahuan, (b) pemahaman, (c) aplikasi, (d) analisis, (e) sintetis, dan (f) evaluasi. Kawasan afektif, terdiri atas empat tingkatan yaitu (a) pengenalan, (b) merespon, (c) penghargaan, dan (d) pengorganisasian. Kawasan psikomotor terdiri dari (a) set, (b) mekanik, (c) respon terarah, (d) respon nyata yang kompleks, (e) originality. Taksonomi Bloom dan Krtahwohl tersebut berhasil memberikan inspirasi kepada banyak pakar dalam mengembangkan teori belajar dan pembelajaran, sehingga dapat mencapai tujuan belajar yang diharapkan terhadap siswa (Irawan, 1997: 12-13).

2. Metode

Metode merupakan satu rentang pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian pendidikan untuk mengumpulkan data yang akan dipergunakan sebagai dasar untuk membuat kesimpulan dan interpretasi, serta penjelasan dan prediksi (Wayan, 1987: 12). Metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan (Surakhmad, 1994:96).

3. Model Pembelajaran

Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru dalam menjalankan fungsinya dan merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran (Hamzah, Nurdin. 2011: 7)

Menurut Kardi dan Nur (Trianto. 2011: 142-144) istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur. Model pengajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah:

a. Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya;

b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana pemikiran tentang apa dan bagaiimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai);

c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil; dan

d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.

Ad.(a) Istilah model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran yang luas dan menyeluruh.

Ad.(b) Model-model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya, sintaks (pola urutannya) dan sifat lingkungan belajarnya.

Ad.(c) Sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajaran adalah pola yang menggambarkan urutan alur tahap-tahap keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran.

Ad.(d) Tiap-tiap model pembelajaran membutuhkan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda.

Sedangkan menurut Sofan (2013: 4) adalah sebagai suatu desain yang menggambarkan proses rincinan dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa.

Pembelajaran matematika adalah suatu teori bagaimana pembelajaran tersebut berlangsung dengan mempelajari proses komunikasi fungsional antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa dalam rangka perubahan sikap dan pola piker agar siswa memiliki kemampuan, pengetahuan dan keterampilan matematis yang bertujuan mempersiapkan siswa menghadapi perubahan yang selalu berkembang (Menurut Fatrima Santri Syafri, M.Pd, Mat. 2016: 11)

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Menurut Sa’dun Akbar (2013:142-144) dalam buku Instrumen

Perangkat Pembelajaran.

Beberapa prinsip penyusunan RPP ialah: Memperhatikan individu peserta didik, Mendorong partisipasi aktif peserta didik, mengembangkan budaya membaca dan menulis, memberikan umpan balik dan tindak lanjut, keterkaitan dan keterpaduan, dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.

b. Komponen RPP

RPP disusun untuk setiap kompetensi dasar yang dapat dilaksanakan dalam satu pertemuan atau lebih. Komponen RPP meliputi: 1) identitas mata pelajaran, 2) standar kompetensi, 3) kompetensi dasar, 4) tujuan pembelajaran, 5) materi ajar atau subtansi materi, 6) alokasi waktu, 7) metode pembelajaran, 8) kegiatan pembelajaran, 9) indikator pencapaian kompetensi, penilaian hasil belajar, dan 10) sumber belajar

c. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran sering disebut juga sebagai kegiatan pembelajaran, merupakan implementasi RPP yang berisi pengalaman belajar peserta didik. Kegiatan pembelajaran meliputi: 1) Kegiatan Awal (pendahuluan)

Kegiatan awal berisi penyiapan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran, apersepsi, menjelaskan tujuan pembelajaran, dan menjelaskan cakupan materi.

Kegiatan inti berisi proses pembelajaran atau pengalaman belajar untuk mencapaikompetensi dasar

3) Kegiatan Penutup

Kegiatan ini guru: Bersama peserta didik merangkum dan menyimpulkan, melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, menyampaikan pesan moral, merencanakan kegiatan tindak lanjut, dan menyampaikan rencana pembelajaran berikutnya.

d. Penilaian Hasil Pembelajaran

Penilaian dilakukan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan untuk memperbaiki proses pembelajaran.

5. Metode Pembelajaran Tari

Menurut Haryanti (1998:7-9) ada beberapa metode pembelajaran tari yang bisa diterapkan untuk siswa, yaitu:

a) Metode proyek

Metode proyek adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.

b) Metode eksperimen

Metode eksperimen (percobaan adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.

c) Metode Tugas dan Resitasi

Metode tugas dan resitasi adalah metode penyajian yang menekankan guru untuk memberikan tugas pada siswa sehingga siswa dapat menyelesaikan tugas di sekolah, laboratorium dan sebagainya. Tugas itu bukan pekerjaan rumah yang dikerjakan di rumah tetapi di sekolah.

d) Metode Diskusi

Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, yaitu siswa dihadapkan suatu masalah yang harus dibahas dan dipecahkan bersama.

e) Metode ceramah

Metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena seorang guru hanya memberi informasi berupa pernyataan lisan dan siswa hanya mendengarkan.

f) Metode Sosiodrama

Metode Sosiodrama adalah cara penyajian dengan mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial.

g) Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa atau sebaliknya.

h) Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya maupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.

i) Metode Karyawisata

Metode karyawisata adalah cara penyajiannya siswa diajak keluar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau objek yang lain. Siswa dapat memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya.

6. Menari dalam pembelajaran matematika

Menciptakan suasana pembelajaran matematika yang inspiratif, kreatif dan inovatif bagi peserta didik di kelas, merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab guru. Salah satu pembelajaran inovatif yang memanfaatkan konteks lokal budaya adalah menggabungkan budaya (seni) dan matematika. Matematika adalah teman yang baik untuk tari, karena bentuk geometri dalam ruang, pola, simetri, dan asimetri terdapat dalam tari. (Helsa, Yullys, dan Yusuf, 2001, Math Traditional Dance

http://www.caraguru.tk/2014/11/indoms-math-traditional-dance-pencerminan-simetri.html, diakses Mei 2017). Menurut Frudhetal (1991:16-17) menekankan ide matematika yang harus dihubungkan dengan realitas melalui masalah. Istilah “realitas” dalam konteks ini tidak berarti bahwa masalah yang selalu ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Istilah “realitas” berarti bahwa masalah akan terjadi berdasarkan pengalaman nyata siswa.

Math Dance adalah sebuah kegiatan eksplorasi yang akan disukai oleh siswa karena pembelajaran dikombinasikan dengan irama dalam bahasa, matematika dalam seni dan sumber yang baik untuk menguji ide-ide dari gerakan menari. (Helsa, Yullys, dan Yusuf, 2001, Math

Traditional Dance untuk Pembelajaran Pencerminan dan Simetri,

http://www.caraguru.tk/2014/11/indoms-math-traditional-dance-pencerminan-simetri.html, diakses Mei 2017).

Hubungan antara matematika dengan seni adalah permainan,atau membangun ingatan permainan adalah dasar tiap ilmu/mata pelajaran seni dan matematika. Penari bergerak geometris di dalam besarnya panggung pertunjukkan ketika ekplorasi berbagai kemungkinan gerak dalam ruangan. (Praptomo, Haryo. 2016. Matematika dan Seni. http://haryopraptomo.blogspot.co.id/2016/03/matematika-dan-seni.html, diakses Mei 2017)

Salah satu bukti bahwa seni merupakan bidang kiasan/imajinasi dan matematika merupakan bidang logika. Jika keduanya

dikombinasikan maka akan memberikan keseimbangan. Hal ini mendasari seniman dalam melukiskan pemandangan atau sebuah konstruksi bangunan. Begitupun ahli matematika harus dapat berfikir lebih seperti yang dilakukan seniman. Dengan kata lain dengan memberi ruang kepada daya khayal/imajinasi mereka dalam menyelesaikan masalah matematika. Hal ini menunjukkan hubungan ahli matematika dengan seniman.

7. Materi Bangun Datar

Menurut Arita Marina (2013:12-13) dalam buku Geometri Dan

Pengukuran.

1) Jajargenjang

Jajargenjang adalah segi empat yang memiliki kedua pasang sisi yang berhadapan sejajar.

Sifat-sifat Jajargenjang :

a. Memiliki 4 ruas garis AB – AC – CD dan BD. b. Dua ruas garis yang berhadapan sama panjang c. Memiliki dua macam ukuran alas dam tinggi.

d. Memiliki dua buah sudut lancip. e. Memiliki dua buah sudut tumpul.

2) Persegi Panjang

Persegi panjang adalah jajar genjang yang memiliki sudut siku-siku memiliki satu sudut siku-siku-siku-siku mengakibatkan keempat sudutnya siku-siku.

Sifat-sifat persegi panjang :

a. Memiliki empat ruas garis: AB – DC – AD dan BC. b. Dua ruas garis yang berhadapan sama panjang. c. Memiliki dua macam ukuran panjang dan lebar. d. Memiliki empat buah sudut sama besar (90 derajat).

3) Persegi

Persegi adalah persegi panjang yang memiliki dua sisi yang berhadapan kongruen.

Sifat-sifat persegi :

a. Memiliki empat ruas garis: AB – DC – AD dan BC. b. Keempat ruas garis itu sama panjang.

c. Memiliki empat buah sudut sama besar (90 derajat)

4) Segitiga Sama Kaki

Segitiga sama kaki adalah segitiga yang memiliki 2 sisi yang kongruen.

Sifat-sifat segitiga sama kaki :

a. Memiliki 3 ruas garis: AB – AC dan BC. b. Dua ruas garis kaki sama panjang, AC dan BC. c. Memiliki dua macam ukuran alas dan tinggi. d. Memiliki tiga buah sudut lancip.

A

5) Segitiga Sama Sisi

Segitiga sama sisi adalah segitiga yang memiliki 3 sisi yang kongruen

Sifat-sifat segitiga sama sisi :

a. Memiliki 3 ruas garis: AB – AC dan BC. b. Ketiga ruas garis sama panjang.

c. Memiliki dua macam ukuran alas dan tinggi. d. Memiliki tiga buah sudut sama besar (60 derajat).

6) Segitiga Siku – Siku

Segitiga siku-siku adalah segitiga yang memiliki satu sudut siku-siku

Sifat-sifat segitiga siku-siku

a. Memiliki 3 ruas garis: AB – AC dan BC. b. Memiliki garis tegak lurus pada alas (tinggi) c. Memiliki ukuran, alas, dan tinggi

d. Memiliki dua buah sudut lancip

22

Dokumen terkait