• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

D. Pembahasan

1. Instrumen Rancangan Pembelajaran

Metode “Belajar Matematika Sambil Menari” Di Sanggar Tari

Kusuma Aji Klaten

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : Sanggar Tari Kusuma Aji Klaten Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : 3 SD, 4 SD, dan 5 SD

Materi Pokok : Bangun Datar Alokasi Waktu :

A. Tujuan Pembelajaran

Dengan kegiatan belajar matematika sambil menari dalam pembelajaran pengenalan bangun datar, diharapkan siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik.

B. Indikator

1. Terlibat aktif dalam pembelajaran Pengenalan Bangun Datar lewat menari.

3. Mampu mengenal bangun – bangun datar melewati kegiatan menari.

C. Materi Pembelajaran

Bangun Datar

D. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah menari, tanya jawab dengan menggunakan model belajar matematika sambil menari.

E. Media Pembelajaran

Musik Tari

F. Sumber Belajar

Buku siswa, buku guru dan buku referensi lain

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu

Pendahuluan 1. Praktikan mengawali pembelajaran dengan berdoa.

2. Praktikan mempresensi kehadiran siswa.

3. Praktikan mengenalkan hubungan antara pelajaran matematika dengan menari.

4. Praktikan menyampaikan tujuan yang ingin dicapai.

Inti 1. Praktikan menjelaskan pelajaran tentang bangun datar secara teori. 2. Praktikan melakukan tanya jawab

kepada siswa.

3. Praktikan mulai mengenalkan bangun datar kepada siswa melalui kegiatan menari.

4. Siswa mengikuti instruksi dari praktikan.

5. Praktikan memberikan materi tari yang berkaitan dengan materi bangun datar.

6. Praktikan menggabungkan antara musik dengan tari.

Penutup 1. Siswa diminta menyimpulkan tentang materi yang telah diberikan.

2. Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan. 3. Praktikan menutup pembelajaran

2. Penilaian dan Pendapat Komentator

i. Yulita Sugiarti Isminingsih, S.Pd LEMBAR KOMENTAR

PENDAPAT :

Menurut saya Penggunaan Model Pembelajaran Belajar Matematika Sambil Menari sangatlah menarik, karena dengan cara belajar seperti itu anak secara langsung akan belajar dua materi sekaligus dan anak akan mengasah atau menyeimbangkan otak kanan dan otak kirinya. Sedangkan pemilihan objek penelitian di sanggar mempunyai kebaikan yaitu anak sudah mengenal tarian sehingga anak lebih cepat menangkap materi walaupun ada juga yang masih baru dan anak bisa mengenal lebih akrab lagi teman temannya yang beda kelas dan bisa gabung dengan anak yang laki laki , tetapi karena di sanggar anaknya berbeda – beda kelas sehingga dalam menangkap materi ada yang cepat dan ada yang lambat.

Untuk materi tari yang diajarkan menurut saya sangatlah sesuai dengan umur dan kelas anak, tidak terlalu sulit dan juga tidak terlalu mudah. Sedangkan, keterkaitannya dengan pembelajaran matematika sangatlah pas karena bisa lebih membantu anak belajar mengenal bentuk bangun datar yang biasa digunakan untuk pola lantai pada waktu pementasan ujian.

Kritik yang saya sampaikan adalah waktu penelitian yang terlalu singkat sehingga penyampaian materi terasa tergesa – gesa sehingga anak terbur-buru/keponthal-ponthal menerima materi.

Dari segi iringan/musik saya rasa temponya terlalu cepat sehingga anak terburu-buru untuk mengejar pola lantai yang di tentukan, tetapi untuk keserasian gerak tari dan iringan sudah sesui.

SARAN :

Saran yang bisa saya sampaikan dalam Penggunaan Model Pembelajaran Belajar Matematika Sambil Menari adalah waktu penelitian hendaknya lebih lama karena anak yang belum mempunyai dasar menari akan sulit untuk mengikuti dan membutuhkan proses, kalau mau mencapai yang baik tidak bisa instan.

ii. Cornelius Sepnu W

LEMBAR KOMENTAR

BAHAN AJAR

Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Kelas/ Semester : 3, 4, dan 5 Bidang Studi : Matematika

Materi : Geometri Bangun Datar

Peneliti : Aloysius Gonzaga Rangga Hami Seno

3. Tujuan

Instrumen ini digunakan untuk mengukur kevalidan bahan ajar yang akan dikembangkan penliti.

4. Petunjuk

Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mengetahuii pendapat Bapak/ ibu mengenai beberapa aspek yang disajikan dalam bahan ajar yang akan dikembangkan. Pendapat, kritik, saran, penilaian, komentar Bapak/ Ibu sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas instrumen yang dikembangkan. Adapun petunjuk yang dapat membantu Bapak/ Ibu dalam memberikan penilaian lembar validasi bahan ajar yaitu:

1. Bapak/ Ibu dimohon untuk memberikan penilaian dengan cara memberi tanda cheklist (√) pada kolom nilai yang sesuai dengan penilaian Bapak/ Ibu.

2. Jika menurut Bapak/ Ibu terdapat kekurangan pada instrumen yang telah disusun, Bapak/ Ibu dimohon untuk menuliskan saran/

masukan sebagai bahan perbaikan instrumen pada lembar saran yang disediakan.

3. Makna skala penilaian adalah sebagai berikut:

5: Sangat Baik 3: Cukup Baik 1: Sangat Kurang Baik

4: Baik 2: Kurang Baik

4. Aspek yang Dinilai

No Komponen Penilaian Skala Penilaian Saran

1 2 3 4 5 1. Materi sesuai dengan

indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

√ Sudah baik

2. Materi pembelajaran memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur

√ Sudah baik

3. Susunan materi pelajaran sistematis, logis dan sesuai dengan tingkat

perkembangan siswa

√ Sudah baik

4. Penggunaan bahasa Indonsesia yang baku dan sederhana

√ Sudah baik

5. Menuliskan sumber bahan ajar

√ Sudah baik

5. Kesimpulan Hasil Penilaian

Secara umum bahan ajar ini: (mohon untuk √ nomor yang sesuai dengan kesimpulan yang Bapak/ Ibu berikan)

2. Layak digunakan dengan revisi (LDR) 3. Tidak layak digunakan (TLD)

Yogyakarta, 30 Juli 2017 Validator,

(Cornelius Sepnu W)

Pendapat

1) Metode pembelajaran menarik dan kreatif, karena belajar matematika sambil menari.

2) Metode pembelajaran inovatif sehingga siswa termotivasi dan semangat saat mengikuti pembelajaran.

3) Metode pembelajaran tidak monoton karena pembelajaran berpusat pada siswa, yaitu siswa dilibatkan langsung dalam proses pembelajaran dan siswa secara aktif menemukan dan mempelajari materi pembelajaran melalui tarian yang diajarkan.

Kritik

1) Metode pembelajaran akan kesulitan diterapkan apabila siswa tidak ada ketertarikan dalam menari.

2) Tidak semua materi dapat dilaksanakan dengan metode pembelajaran ini.

3) Memerlukan waktu yang lebih banyak untuk mempelajari materi dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.

Saran

1) Penambahan jam pelajaran untuk pembelajaran agar siswa lebih memahami tentang materi yang sedang dipelajari.

2) Pemberian soal post test dan pre test yang lebih aplikatif, agar siswa lebih termotivasi saat belajar sambil menari.

3) Pengimplementasian metode pembelajaran ini untuk materi yang lain selain materi bangun datar (misalkan materi baris dan deret), karena merupakan metode pembelajaran baru dan siswa antusias mengikuti pembelajaran.

3. Model Pembelajaran dengan Belajar Sambil Menari

Pertama, penulis mencari potensi dan masalah yang terjadi di sekitar. Masalah yang terjadi adalah munculnya rumor bahwa seseorang yang pintar atau hobi dalam bidang tari maka ketika mengerjakan soal eksak biasanya akan mendapatkan nilai yang tidak baik. Kemudian para orang tua menjadi bingung dan takut akan prestasi anaknya dibidang akademik. Potensi yang ada adalah banyaknya sanggar-sanggar tari di

Jogja dan Klaten yang memiliki siswa SD kelas 3, 4, dan 5 yang mempunyai hobi menari dan berjumlah banyak.

Kedua, setelah mencari potensi dan masalah kemudian penulis melakukan kajian pustaka dan pengumpulan informasi. Hasilnya adalah peneliti menggunakan model pembelajaran belajar sambil menari yang bertujuan untuk mempermudah siswa dalam mengatasi masalah dalam materi tentang geometri bangun datar.

Selanjutnya, peneliti merancang produk untuk mengatasi masalah tersebut. Peneliti terlebih dahulu membuat gerakan tari beserta hitungan tiap-tiap gerakan. Setelah itu peneliti membuat musik dengan aplikasi

Adobe Audition. Kemudian menggabungkan antara gerakan dengan

musik. Setelah jadi sebuah tari dan musik, kemudian peneliti membuat pola lantai yang berkaitan dengan materi geometri bangun datar untuk kelas 3, 4, dan 5 sekolah dasar.

Ketiga, setelah merancang dan membuat produk kemudian peneliti berkonsultasi kepada ahli dan partner penelitian untuk memperbaiki produk tersebut.

Keempat, setelah peneliti berkonsultasi dengan para ahli untuk mevalidasi produk kemudian peneliti melakukan uji lapangan. Uji lapangan di lakukan di sanggar tari Pradnya Widya dan sanggar Kusuma Aji Klaten. Penelitian dilakukan setiap hari Minggu, 9 – 30 Juli 2017 pada pukul 10.00 sampai dengan pukul 12.00 wib dan hari Minggu, 6 – 27 Agustus 2017 pada pukul 13.00 sampai dengan pikul

15.00 wib. Ketika melakukan uji lapangan masih banyak kendala kendala yang dialami oleh peneliti terkait dengan model pembelajaran belajar sambil menari.

Kelima, setelah uji lapangan peneliti melakukan revisi dilakukan ketika saat pembelajaran berlangsung. Ketika siswa banyak yang mengalami kesulitan dalam tarian dan materi, disitu juga peneliti berkonsultasi dengan ahli untuk sesegera mungkin memperbaiki hal yang masih dirasa sulit oleh siswa. Tetapi yang langsung diperbaiki adalah hal-hal yang langsung bisa di perbaiki. Tetapi yang membutuhkan waktu, peneliti menunda hari untuk memperbaikinya.

Kemudian setelah dilakukan revisi produk, peneliti mengumpulkan data. Data diambil dari hasil wawancara dan hasil siswa mengerjakan pre tes dan pos tes siswa. Selanjutnya data yang telah didapat dianalisis dan ditaris kesimpulannya.

4. Hasil Belajar

Tes dilakukan untuk mengetahui hasil hasil belajar siswa setelah melaksanakan model pembelajaran belajar sambil menari. Sebelum melakukan pembelajaran peneliti melakukan pre tes terlebih dahulu dari hasil pre tes sebelum pembelajaran dimulai rata-rata dari siswa sanggar tari Pradnya Widya adalah 6,4 dan rata-rata siswa sanggar tari Kusuma Aji Klaten 6,4. Setelah dilakukan pre tes siswa diterangkan materi geometri bangun datar dengan menggunakan model pembelajaran belajar sambil menari rata-rata hasil dari pos tes untuk siswa sanggar

tari Pradnya Widya adalah 9,2 dan rata-rata hasil dari sanggar Kusuma Aji adalah 9,4.

Dampak dari model pembelajaran belajar matematika sambil menari bagi siswa yang telah dilakukan adalah:

i. Siswa

Dari hasil wawancara setelah dilakukannya pembelajaran tersebut adalah menurut siswa, walaupun siswa mengikuti les diluar dan mengikuti bimbingan guru ketika siswa sudah tidak menyukai materi tersebut dan siswa sudah menganggap materi tersebut itu sulit, maka hasil belajar yang dihasilkan oleh siswa sendiripun juga rendah. Di awal pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti karena peneliti hanya menjelaskan materi dan tidak ada model pembelajaran yang dianggap baru bagi mereka, maka pada awal pertemuan mereka merasa bosen dan tidak berkonsentrasi dengan pelajaran yang diberikan oleh peneliti.

Kemudian, setelah hari berikutnya peneliti mengajarkan kepada siswanya dengan model pembelajaran belajar matematika sambil menari siswa merasa senang dikarenakan siswa belum pernah merasakan menari bisa untuk belajar matematika. Sehingga, dalam mengikuti pelajaran pun siswa menjadi semangat dan tidak bosan. Siswa pun ketika diajak untuk beristirahat kadang tidak mau, dikarenakan mereka sedang menikmati proses pembelajaran. Menurut siswa, proses

pembelajaran yang dilakukan begitu singkat dan siswa ingin ada materi lain yang diajarkan dengan metode belajar matematika sambil menari.

ii. Orang Tua Siswa

Menurut orang tua siswa, dengan adanya model pembelajaran belajar matematika sambil menari dapat meningkatkan motivasi anak dalam belajar dan orang tua merasa senang dengan model pembelajaran tersebut, karena menurut orang tua siswa ternyata menaripun bisa menjadi alternatif anak dalam belajar matematika. Orang tua pun menganggap bahwa pembelajaran ini menyenangkan karena ketika siswa diajak untuk ijin penelitian dikarenakan siswa terebut ada pertemuan keluarga atau ada yang sedang sakit, siswa tersebut tidak mau ijin dan ingin tetap mengikuti pembelajaran tersebut. Menurut orang tua siswa, bahwa model pembelajaram belajar matematika sambil menari dapat masuk dalam pembelajaran disekolah karena dapat meningkatkan motivasi anak dalam belajar matematika terlihat hasil yang dicapai siswa ketika mengikuti pembelajaran dalam penelitian.

Dokumen terkait