BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
1. Data Perusahaan
a. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Pupuk Sriwijaja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dibawah Departemen Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia yang didirikan pada tanggal 24 Desember 1959, dengan Akte Notaris Eliza Pondang No.177 dengan status hukum Perseroan Terbatas (PT). PT. Pupuk Sriwijaja dicantumkan keberadaannya pada lembar Berita Negara No.46 sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang kegiatan utamanya adalah memproduksi pupuk urea dengan pemegang saham tunggal yaitu Pemerintah Republik Indonesia Pemegang sahamnya adalah Meteri Keuangan dan sebagai kuasa hukum adalah Meteri Perindustrian.
PT. Pupuk Sriwijaja (Persero) sejak berdirinya telah mengalami perubahan Badan Usaha sebagai berikut :
1. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.20 tahun 1964 sejak bulan Mei 1964 berubah dari Perseroan Terbatas (PT) menjadi Perusahaan Negara (PN).
2. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.20 tahun 1969 dengan Akte Notaris Soeleman Arjasasmita pada bulan Januari 1976 dikembalikan lagi menjadi Perseroan Terbatas (PT).
Saat ini kantor pusat berlokasi di Palembang di lingkungan area pabrik pupuk Pusri IB, Pusri II, Pusri III, dan Pusri IV Keempat pabrik tersebut pendiriannya dilakukan secara bertahap, yaitu :
1. Pada tahun 1963 didirikan pabrik pupuk urea pertama yaitu Pusri I dengan kapasitas terpasang sebesar 100.000 ton per tahun.
2. Pada tahun 1974 didirikan pabrik urea kedua yaitu Pusri II dengan kapasitas sebesar 380.000 ton per tahun, sejak tahun 1992 kapasitasnya bertambah menjadi 570.000 ton per tahun.
3. Pada tahun 1976 didirikan pabrik pupuk urea ketiga yaitu Pusri III dengan kapasitas terpasang 570.000 ton per tahun.
4. Pada tahun 1977 didirikan pabrik pupuk urea keempat yaitu Pusri IV dengan kapasitas 570.000 ton per tahun.
5. Pada tahun 1990 didirikan pabrik pupuk urea kelima yaitu Pusri IB dengan kapasitas terpasang 570.000 ton per tahun sebagai pengganti Pusri I karena usia teknisnya tidak memungkinkan dan secara efisien sudah tidak layak untuk dipergunakan lagi, tetapi Pusri IB ini mulai berproduksi tahun 1994.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan PT. PUSRI berkantor pusat dan pusat produksi di Palembang adalah :
1. Faktor bahan dasar yang diperlukan dalam pembuatan pupuk urea yang cukup banyak tersedia.
2. Faktor gas alam dimana untuk penyediaannya disanggupi PT. Stanvac Indonesia dengan kontrak selama 20 tahun dan selanjutnya disediakan oleh Pertamina.
3. faktor air sebagai bahan dan pendingin mesin yang tersedia yang diperoleh dari sungai Musi, dimana lakoasi Pabrik PT. PUSRI berada di tepi sungai Musi.
Disamping kantor pusat dan pabrik yang berlokasi di Palembang, PT. Pupuk Sriwijaja juga memiliki Kantor-Kantor Pemasaran Wilayah (KPW) yang tersebar di seluruh daerah tingkat II di Indonesia serta unit-unit pengantongan Pupuk curah di Belawan, Cilacap, Semarang dan Meneng (Banyuwangi) berikut kapal-kapal angkutan pupuk curah dan armada kereta apai untuk mengangkut pupuk ke dalam kantong.
Akselerasi pembangunan di sektor agroindustri telah membuka peluang besar bagi industri pupuk di Indonesia. Industri pupuk nasional hampir dikatakan identik dengan Molding BUMN pupuk, dimana PT. PUSRI merupakan BUMN dengan pemegang saham tunggal adalah pemerintah Indonesia. Kemudian menyusul industri pupuk di tanah air antara lain pendirian PT. Petrokimia Gresik dan PT. Kujang pada tahun 1975, PT. Pupuk Kaltim tahun 1977, PT. Pupuk Iskandar Muda pada tahun 1982. berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.28 tahun 1997 dan PP no.34 tahun 1998, industri pupuk di tanah air menjadi satu keluarga (Holding Company) atau satu wadah persatuan pupuk nasional guna menggalang persatuan diantara produsen-produsen pupuk dengan ditunjukkannya PT. PUSRI sebagai induk perusahaan (Operating Holding Company) dengan anak perusahaan yaitu industri pupuk di tanah air.
Sejalan dengan perkembangan industri pupuk di tanah air, pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan Pemerintah nomor 17 tanggal 24 Juni 1997 dan nomor 28 tanggal 07 Agustus 1997 dengan akta notaris Imas Fatimah, SH nomor 47 tanggal 13 Agustus 1997 dan nomor 41 tanggal 14 Oktober 1997, menetapkan seluruh saham Pemerintah pada Industri pupuk PT. Pupuk Kujang, PT. Pupuk Iskandar Muda, PT. Pupuk Kalimantan Timur Tbk, dan PT. Petrokimia
Gresk sejumlah Rp. 1.829.290.000.000,00 dialihkan kepemilikannya kepada PT. PUSRI.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 34 tanggal 28 Februari 1998 menetapkan peralihan saham pemerintah sebesar Rp. 6.000.000.000,00 di PT. Mega Eltra kepada PT. PUSRI dan selanjutnya Menteri Negara Penanaman Modal dan Pembinaan BUMN dengan keputusan nomor Kep-26/M-PM/BUMN/2000 tanggal 03 Juni 2000, menyetujui kapitalisasi laba ditahan PT. Pupuk Kalimantan Timur Tbk. Sebesar Rp. 728.768.000.000,00 menjadi tambahan modal disetor.
PT Pupuk Sriwijaya yang lebih dikenal dengan singkatan PT PUSRI adalah salah satu perusahaan milik negara dengan tugas utama memproduksi pupuk ke seluruh wilayah Indonesia. Dalam mengembangkan usahanya, PT PUSRI mempunyai visi dan misi untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Adapun visi dan misi tersebut adalah:
Visi
“Menjadi perusahaan kelas dunia dalam industri pupuk, petrokimia dan jasa-jasa teknik melalui maksimasi nilai untuk perusahaan dan kepuasaan pelanggan“.
Misi
“Memproduksi dan memsarkan pupuk untuk Ketahanan Pangan Nasional
(Swasembada Pangan), produk-produk kimia dan jasa-jasa teknik di pasar
nasional dan global dengan memperhatikan aspek mutu secara menyeluruh”. Sebagai BUMN, PT PUSRI mengemban nilai dalam rangka pembangunan nasional yaitu :
PT PUSRI harus mampu mengelola modal yang dipercayakan kepadanya sehingga mendatangkan untung dan mampu membayar operasinya sendiri dan mampu menghasilkan surplus dari perputaran modal tersebut.
2. Sebagai penggerak pembangunan (Agent of Development)
Sejalan dengan program pemerintah dalam pembangunan perekonomian nasional seperti yang tertera dalam UUD 1945, GBHN telah secara jelas dan tegas menunjukkan bahwa dalam kegiatan ekonomi termasuk industri harus dihindarkan timbulnya “etatisme” dan sistem “free fight lineralism”, maka dalam hubungan inilah PT. PUSRI diharapkan kontribusinya yaitu sebagai penggerak pembangunan dalam perekonomian industri baik untuk wilayah Sumatera Selatan maupun nasional antara lain dengan program “Bapak Angkat”.
3. Sebagai Stabilator
Pengadaan pupuk adalah masalah yang tidak dapat dipisahkan dari masalah stabilisasi pengadaan/penyediaan pangan nasional perusahaan mendapat kepercayaan untuk ikut serta mengelola pengadaan pupuk nasional, buka saja pupuk yang berasal dari produksi sendiri tetapi juga pupuk dari unit-unit produksi lainnya serta dari impor dengan prinsip 6 tepat yaitu : tepat jumlah, waktu, jenis, tempat, harga, dan pembayaran (PT. PUSRI ditunjuk sebagai penyalur tunggal dalam pengadaan penyediaan serta penyaluran pupuk untuk kebutuhan dalam negeri).
Adapun tujuan perusahaan adalah untuk turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan pada umumnya, khususnya di bidang industri pupuk dan
industri kimia lainnya, disamping menyelenggarakan kegiatan distribusi dan perdagangan baik dalam maupun di luar negeri yang berhubungan dengan produk-produk tersebut diatas.
Dalam rangka penyaluran dan penjualan pupuk untuk mencapai tingkat pemasaran yang diharapkan dilakukan usaha melalui kegiatan promosi, penyuluhan dan popularisasi. Untuk meningkatkan kelancaran usaha penyaluran pupuk ke daerah-daerah dan menggerakkan kegiatan untuk persiapan program pemasran di masa mendatang, Direksi PT. Pusri dengan Surat Keputusan No. KPTS/Dir/001/D/1970 tanggal 3 Januari 1970 telah membentuk kantor-kantor pemasaran daerah yang berjumlah 25 kantor.
Tugas pokok kantor Pemasaran Pusri Daerah (PPD) adalah mengadakan pengawasan dan pengarahan atas penyaluran pupuk melalui distributor, pupuk yang dihasilkan PT. Pusri ada yang berbentuk kemasan dalam kantong dan ada yang berbentuk curah sehingga pengantongan di daerah PT. Pusri mempunyai unit pengantongan pupuk, antara lain:
1. Unit pengantongan pupuk PT. Pusri Belawan 2. Unit pengantongan pupuk PT. Pusri Cilacap 3. Unit pengantongan pupuk PT. Pusri Meneg 4. Unit pengantongan pupuk PT. Pusri Surabaya 5. Unit pengantongan pupuk PT. Pusri Ujung Pandang
PT. Pusri Medan yang berkedudukan di Medan merupakan salah satu cabang pemasaran yang bertugas untuk menyalurkan pupuk ke seluruh daerah sumatera utara.
b. Struktur Organisasi Perusahaan
Organisasi merupakan perkumpulan orang-orang dengan tujuan yang sama dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama harus memiliki struktur organisasi yang baik. Dengan adanya struktur organisasi maka dapat diketahui tempat dan fungsinya masing-masing untuk bekerja dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan tujuan pokok yang digariskan oleh pimpinan.
Mengingat besaranya peranan dan sumbangan dari struktur organisasi dalam mencapai tujuan perusahaan, maka PT. Pusri Medan turut serta memilih struktur organisasi yang baik yang terdapat di gambar di bawah ini:
Gambar 4.1
STRUKTUR ORGANISASI PT. PUPUK SRIWIDJAJA KANTOR PPD SUMUT-MEDAN
Sumber : PT. Pupuk Sriwijaja Kantor PPD Sumatera Utara – Medan KEPALA PPD SUMUT
Staff Teknis
Kabag.
Pengadaan/Penjualan
Kabag. Adm Umum dan Keuangan Kabag. Pengadaan/Pergudangan Kabag. Penjualan Kasie Umum dan Personalia Kasie Akuntansi dan Keuangan Staff Pergudangan Staff Penjualan GPP PPK Staff Keuangan dan Akuntansi Staff Umum dan Personalia
Dari bagan struktur organisasi PT. Pusri Medan, maka tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Kepala Kantor Pemasaran Pusri Daerah (PPD), mempunyai fungsi: 1. Melaksanakan pemasaran dan pendistrbusian setiap produk pupuk
2. Menjalin hubungan dan kerjasama yang baik dengan instansi/jawatan pemerintah setempat. Kepala PPD secara hirarki bertanggung jawab kepada Kepala Divisi Operasi di Kantor Pusat.
Tugas dan tanggung jawabnya:
a. Melaksanakan program kerja sesuai dengan kebijaksanaa yang telah ditentukan oleh Kepala Divisi dan Kepala Pemasaran Produk.
b. Menentukan prioritas kegiatan dan langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan dan sarana-sarana yang telah ditentukan sebelumnya.
c. Mengkoordinir pekerjaan-pekerjaan di Kantor Pemasaran Pusri Daerah. d. Memberikan laporan formal secara periodik kepada Kepala Divisi
Operasi.
e. Menghubungi pihak-pihak ekstern untuk menjalin kerjsaama dan menjaga hubungan baik.
f. Aktif membina peningkatan kemampuan KUD baik dalam administrasi maupun operasional dalam hal penyaluran pupuk bersubsidi di tingkat kecamatan.
g. Mengawasi adanya kekurangan pupuk pada salah satu kecamatan yang diakibatkan ketidakmampuan KUD penyalur pupuk.
b. Kepala Seksi Administrasi dan Keuangan Tugas dan tanggung jawabnya:
1. Melaksanakan kegiatan keuangan Kantor PPD sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) bidang keuangan.
2. Melaksanakan kegiatan administrasi dan tata usaha kantor PPD (Pemasaran Pusri Daerah)
3. Melaksanakan kegiatan administrasi kepegawaian sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang digariskan.
4. Menyusun anggaran PPD, laporan keuangan, inventaris PPD serta kepegawaian
c. Kepala Seksi Penjualan Tugas dan tanggung jawab:
1. Menghubungi pihak-pihak yang membutuhkan pupuk dan non pupuk. 2. Menginventarisir seluruh kebutuhan pupuk dan non pupuk untuk
dilaporakan kepada Kepala PPD.
3. Menyiapkan data-data lengkap mengenai rencana kebutuhan pupuk untuk dibahas Kepala PPD dengan Bapem.
4. Menyiapkan laporan kebutuhan pupuk secara periodik.
5. Memonitor dan melaporkan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dibandingkan dengan rencana penjualan.
6. Mengawasi penditribusian pupuk melalui penyaluran-penyaluran, pengecer-pengecer sampai ke KUD maupun para petani.
7. Mengawasi penerbitan DO atau faktur sesuai dengan rencana.
8. Menyusun rencana kerja serta rencana anggaran kegiatan penjualan/pendistribusian.
d. Kepala Seksi Penyediaan dan Pergudangan Tugas dan tanggung jawab:
1. Mengatur penerimaan pupuk dan non pupuk sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.
2. Mengatur sarana angkutan dan prasarana gudang tempat penyimpanan pupuk.
3. Mengawasi pelaksanaan dan penerimaan serta penyimpanan dibandingkan dengan rencana.
4. Memberi penugasan, pengendalian, pembinaan dan penilaian kerja kepada para Asisten Manger dalam lingkungan Bagian Keuangan.
5. Memonitor seluruh biaya pelaksanaan, penerimaan dan penyimpanan pupuk dan non pupuk dibandingkan dengan rencana anggaran.
6. Memonitor pengeluaran pupuk dan non pupuk dari gudang-gudang. 7. Membimbing dan mengarahkan sub ordinasi.