Kegiatan Produks
4.2.8. Database dan Disagregas
Rancangan SNSE untuk kasus flu brurung berasal dari SNSE 2008 yang telah dilakukan disagregasi untuk beberapa sektor yang berkaitan dengan kasus flu burung dimana sektor sektor yang terkena dampak langsung dan tidak langsung harus dimunculkan guna dilakukan analisa dampak serangan flu burung. Beberapa sektor yang dilakukan pemisahan atau pemecahan sektor adalah sektor
peternakan dan hasil hasilnya menjadi sektor daging unggas tradisional dan sektor daging unggas menengah-besar, sektor telur serta sektor peternakan lainnya. Tiga sektor yaitu sektor daging unggas menengah-besar serta sektor telur diklasifikasikan sebagai sektor yang terpukul secara langsung. Berikutnya sektor
pertanian tanaman pangan dilakukan pemisahan menjadi sektor padi, jagung dan
kedelai, sektor pertanian tanaman pangan lainnya. Sedangkan sektor Industri makanan menjadi sektor beras, sektor pakan ternak, sektor industri makanan lainnya.
Proses pemecahan atau pemisahan sektor dilakukan dengan melibatkan sejumlah sumber data yaitu data Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), data Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), data Input-Output (IO), data subsidi dari APBN, data statistik peternakan, data statistik ekspor dan impor. Susunan disagregasi sektor untuk kasus flu burung merujuk pada susunan sektor yang berasal dari BPS. Beberapa sektor yang dilakukan disagregasi adalah sebagi berikut (Tabel 5):
Tabel 5 Sektor Yang Didisagregasi
Sektor Disagregasi
Pertanian tanaman pangan padi, jagung, kedelai; tanaman pangan lainnya;
pertanian dan tanaman lainnya
Peternakan dan hasil hasilnya daging unggas (peternakan tradisional); daging
unggas (peternakan menengah-besar); telur; peternakan dan hasil lainnya
Industri kimia Industri kimia; farmasi; industri pupuk, hasil
dari tanah liat, semen
Industri makanan beras; pakan ternak; industri makanan lainnya
Rancangan utuh dari SNSE yang sudah di disagregasi dapat dilihat pada lampiran 1, yang terdiri dari: faktor produksi, institusi, sektor produksi, margin perdagangan, margin pengangkutan, komoditi domestik, komoditi impor, neraca kapital, pajak tidak langsung, subsidi dan transaksi luar negeri.
Klasifikasi sektor
Terdapat sembilan sektor tambahan dalam hal ini adalah sektor padi, jagung, kedelai; sektor daging unggas (peternakan tradisional); sektor daging unggas (peternakan menengah-besar); sektor telur; sektor farmasi; sektor industri pupuk,hasil dari tanah liat, semen; sektor beras; dan sektor pakan ternak. Adapun klasifikasi sektor untuk kasus flu burung secara keseluruhan adalah 32 sektor setelah diakukan disagregasi sektor untuk beberapa sektor yang terkait dengan kasus flu burung yaitu seperti pada tabel 6 sebagai berikut:
Tabel 6 Klasifikasi Sektor 32 sektor
1.Pangan (padi,jagung,kedelai) 17.Industri kertas, percetakan dan alat angkut
2.Tanaman pangan lain 18.Industri kimia
3.Pertanian dan tanaman lainnya 19.Farmasi
4 4.Daging unggas (peternakan tradisional) 20.Industri pupuk, hasil dari tanah liat, semen
5.Daging unggas (peternakan menengah dan besar)
21.Listrik, gas, air bersih
6.Telur 22.Konstruksi
Lanjutan……
8.Kehutanan dan perburuan
24.Restaurant
9.Perikanan 25.Perhotelan 10.Pertambangan batubara, biji logam dan
minyak bumi
26.Angkutan darat
11.Pertambangnan dan penggalian lainnya 27.Angkutan udara, air dan komunikasi
12.Beras 28.Jasa penunjang angkutan, pergudangan
13.Pakan ternak 29.Bank dan asuransi
14.Industri makanan lainnya 30.Real estate dan jasa perusahaan
15.Industri pemintalan, tekstil, kulit 31.Pemerintahan, pertahanan, kesehatan, jasa
lainnya
16.Industri kayu dan hasilnya 32.Jasa perseorangan, rumah tangga, dan jasa
lain Sumber : SNSE 2008
Klasifikasi Rumah Tangga
Terdapat delapan penggolongan rumah tangga sesuai dengan klasifikasi SNSE 2008 yang asli yang telah dikeluarkan oleh BPS, dimana teerbagi dua secara besar yaitu rumah tangga pertanian dan rumah tangga bukan pertanian. Sedangkan rumah tangga pertanian terbagi lagi menjadi buruh dan pengusaha pertanian. Rumah tangga bukan pertanian terbagi menjadi rumah tangga bukan pertanian pedesaan dan rumah tangga bukan pertanian perkotaan. Hal tersebut dapat ditampilkan sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 7 Klasifikasi Rumah Tangga
Rumah tangga Pertanian Buruh Pengusaha Pertanian Bukan Pertanian Pedesaan
Pengusaha bebas golongan rendah, tenaga TU, pedagang keliling, pekerja bebas sektor angkutan, jasa perorangan, buruh kasar
Bukan angkatan kerja dan golongan tidak jelas
Pengusaha bebas golongan atas, pengusaha bukan pertanian, manajer, militer, profesional, teknisi, guru, pekerja TU dan penjualan golongan atas
Perkotaan
Pengusaha bebas golongan rendah, tenaga TU, pedagang keliling, pekerja bebas sektor angkutan, jasa perorangan, buruh kasar
Bukan angkatan kerja dan golongan tidak jelas
Pengusaha bebas golongan atas, pengusaha bukan pertanian, manajer, militer, profesional, teknisi, guru, pekerja TU dan penjualan golongan atas
4.2.9. Simulasi
Untuk melihat dampak flu burung terhadap perekonomian Indonesia, maka model keseimbangan umum untuk perekonomian Indonesia dilakukan simulasi kebijakan dengan menggunakan dua skenario. Dimana dua skenario ini dilakukan secara terpisah. Skenario yang pertama untuk melihat dampak serangan flu burung langsung pada produksi sektor Daging Unggas Tradisional dan Sektor Daging Unggas Menengah-Besar dan sektor Telur. Berdasarkan penelitian Oktaviani (2005) tentang dampak flu burung pada perekonomian secara umum terjadi penurunan produksi sebesar 10 persen. Demikian juga hasil penelitian PSEKP (2004) tentang penilaian dampak flu burung terhadap aspek sosial ekonomi pada peternak unggas menyebutkan bahwa terjadi penurunan produksi unggas sebesar 10 persen. Oleh karena itu pada simulasi satu dilakukan penurunan produksi sebesar 10 persen.
Skenario 1 : Penurunan produktivitas sebesar 10 persen pada sektor daging unggas (tradisional ), sektor daging unggas (menengah dan besar), serta sektor telur.
Pada simulasi dua dilakukan shock peningkatan produktivitas 10 persen yang diakibatkan oleh peningkatan permintaan masyarakat yang pulih akibat dari kampanye dan penyuluhan dari pemerintah bahwa mengkonsumsi unggas tidak berbahaya selama mengelolanya dengan benar. Disamping itu besarnya peningkatan 10 persen adalah upaya memulihkan kondisi sektor Daging Unggas dan Telur seperti sebelum terkena dampak negatif dari serangan flu burung. Simulasi dua adalah sebagai berikut:
Skenario 2 : Peningkatan produktivitas sektor daging unggas dan telur