• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBAHASAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK , BIOLOGI DAN SOSIAL SEBAGAI PERANTARA PENYEBARAN VIRUS A

5. Kebijakan Flu Burung yang Telah Dilakukan Pemerintah Di Tiga Area Tangerang

5.2. Faktor Lingkungan Fisik, Biologi dan Sosial Sebagai Perantara Penyebaran Virus A

5.2.1. Peternak Unggas

Dalam bagian ini akan dijelaskan mengenai pengolahan data primer dengan menggunakan software SAS dan analisis regresi logistik. Berikutnya akan dijelaskan pula arti besaran angka Odd Ratio yaitu: jika angka OR> 1 variabel lingkungan tersebut merupakan faktor resiko, jika OR = 1 bukan merupakan faktor resiko, jika angka OR <1 merupakan faktor pencegah (preventif). Namun ada beberapa variabel yang tidak disertakan karena beberapa alasan : 1) terdapat cel (pada tabel display SAS) yang jumlahnya kurang dari lima, 2) terdapat cel (pada tabel display SAS) yang jumlah nya 0 (tidak ada), 3) beberapa variabel memiliki pola jawaban yang sama, yaitu pada variabel yang memiliki pertanyaan yang hampir mirip, sehingga memiliki korelasi yang sangat kuat antar variabel itu sendiri.

1.Karakteristik Peternak

Beberapa variabel karakteristik peternak diantaranya umur, pendidikan dan tujuan usaha dapat dicermati pada tabel berikut ini:

Tabel 10 Hasil Analisis EstimasiUntuk Karaktreistik Peternak

Paramtr. Estimate Pr > ChiSq

Standad Error

Odds Ratio Estimates

Effect Point Est. Intercept 0,8733 0,0184 0,3703 Umur 1 -0,8290 0,0174 * 0,3485 X11 vs 2 0,436 Pendidikan.1 -1,7642 0,0005* 0,5066 X2 1 vs 4 0,171 Pendidikan.2 -0,5132 0,2604 0,4559 X2 2 vs 4 0,599 Pendidikan.3 0,5708 0,0970 0,3440 X2 3 vs 4 1,770 Tuj.usaha.0 -0,6024 0,0245* 0,2678 X3 0 vs 1 0,548 Lama penglmn.1 0,1986 0,5910 0,3697 X4 1 vs 3 1,220 Lama penglmn.2 -0,1386 0,7264 0,3959 X4 2 vs 3 0,871 Penghasilan.1 -0,1949 0,6532 0,4339 X5 1 vs 4 0,823 Penghasilan.2 0,2419 0,6191 0,4866 X5 2 vs 4 1,274 Penghasilan.3 0,5635 0,3763 0,6369 X5 3 vs 4 1,757

*signifikan pada taraf 5 % R2 =0,4156 Prob(LR Chi2)=0,0001

Hasil olahan pada Tabel 10 dapat dijelaskan sebagai berikut: H1 diterima, bahwa peternak yang berusia lebih dari 30 tahun mempunyai peluang ternaknya terinfeksi lebih kecil dibanding peternak yang berumur kurang dari 30 tahun. Hal ini ditandai oleh nilai koefisien estimasi (estimate = -0,829) yang bertanda negatif. Angka OR=0,436 yang berarti bahwa peternak yang berusia diatas 30 tahun mempunyai peluang 0,436 kali dibanding peternak yang berusia dibawah 30 tahun. Dalam hal ini berarti peternak yang berusia relatif lebih tinggi (diatas 30 tahun) berdasarkan referensi ahli (pakar) serta hasil riset terdahulu lebih berpengalaman dalam mengelola unggas dibandingkan yang relatif lebih muda (dibawah 30 tahun). Demikian juga peternak yang berpendidikan PT mempunyai peluang ternaknya terinfeksi lebih kecil dibandingkan dengan peternak yang berpendidikan SD (Sekolah Dasar), dengan koefisien -1,7642. Peluang tersebut adalah 0,171 kali dibandingkan peternak yang berpendidikan SD. Sedangkan peternak yang menganggap usaha ternaknya sebagai usaha pokok memiliki peluang ternaknya terinfeksi flu burung semakin kecil dibandingkan peternak yang menganggap usahanya hanya sebagai usaha sambilan, dengan angka koefisien estimasi -0,6024. Peluang peternak yang menganggap peternakan

sebagai usaha pokok memiliki peluang ternaknya terinfeksi sebesar 0,548 kali dibanding peternak yang menganggap peternakan adalah usaha sampingan. Hal ini seiring dengan hipotesa bahwa semakin serius seseorang mengelola peternakan unggasnya (tujuan utama) semakin kecil kemungkinan unggasnya terkena infeksi. Mengingat angka odd ratio ketiga variabel tersebut lebih kecil dari satu (OR < 1) maka variabel ini adalah sebagai faktor pencegah terkenanya resiko terinfeksi.

2.Lingkungan Fisik

Tabel 11 Hasil AnalisisEstimasiuntuk Lingkungan Fisik

Paramtr. Estimate Standard Pr > ChiSq Odds Ratio Estimates

Error Effect Point Est.

Intercpt. 0,5798 0,4307 0,1783 Tempat.0 -0,1985 0,2550 0,4364 X7 0 vs 1 0,820 jarak kdg.0 -0,5625 0,2420 0,0201* X8 0 vs 1 0,570 Saluran limbah.0 -0,6748 0,2872 0,0188* X10 0 vs 1 0,509 Kolam.0 0,3244 0,2686 0,2270 X11 0 vs 1 1,383 Densitas.0 -0,2591 0,2253 0,2500 X12 0 vs 1 0,772 Kebershn.halmn. kdg.1 -0,7001 0,4640 0,1314 X18 1 vs 3 0,497 Kebershn halmn kdg.2 -1,2471 0,4120 0,0025* X18 2 vs 3 0,287

*signifikan pada taraf 5 % R2 =0,4015 Prob(LR Chi2)=0,0001

Data Tabel 11 dapat dijelaskan bahwa peternak yang peternakannya berjarak lebih dari satu kilometer dari kandang peternak lain mempunyai peluang lebih kecil dibanding peternakan yang berjarak lebih kecil dari satu kilometer, dengan angka estimasi -0.5625. Peternak yang kandangnya berjarak sama atau lebih dari satu kilometer memiliki peluang ternaknya terinfeksi 0,570 kali dibanding peternak yang jarak kandangnya kurang dari satu kilometer. Jarak lebih dari 1 kilometer berdasarkan referensi peternakan dianggap relatif aman untuk kemungkinan menyebarnya virus melalui udara ke kandang unggas pemilik lainnya. Sedangkan saluran limbah kotoran unggas tertutup mempunyai peluang ternaknya terinfeksi lebih kecil dibandingkan dengan peternak yang membuat saluran buangan limbah unggas terbuka (tanpa tutup), dengan angka koefisien estimasi yang negatif (-0,6748). Unggas berpeluang terinfeksi relatif lebih kecil yaitu 0,509 kali dibanding unggas peternak bersaluran limbah terbuka. Hal ini dikarenakan saluran limbah yang terbuka sangat dimungkinkan tercemar virus dan dikonsumsi unggas disekitarnya. Peternak yang memiliki halaman kandang yang relatif lebih bersih memiliki peluang ternaknya terinfeksi flu burung lebih kecil dibandingkan peternak yang memiliki halaman kandang yang relatif kotor (estimate=-0.7001). Peluang peternak yang halaman kandangnya lebih bersih

mempunyai peluang unggasnya terinfeksi 0,287 kali dibanding peternak yang memiliki halaman kandang ternak yang relatif kotor. Karena ketiga variabel tersebut angka OR < 1 maka variabel ini adalah sebagai faktor pencegah terkenanya resiko terinfeksi.

3.Lingkungan Biologi dan Sosial

Terdapat beberapa variabel lingkungan biologi dan sosial yang dapat dicermati pada Tabel 12 dan Tabel 13 sebagai berikut:

Tabel 12 Hasil AnalisisEstimasi untukLingkungan Biologi

Paramtr. Estimate Standard Pr > ChiSq Odds Ratio Estimates

Error Effect Point Est. Intercpt. 1,0632 0,4494 0,0180 Unggas domstk.0 0,0017 0,2439 0,9942 X19 0 vs 1 1,002 Binatang lain.0 -0,4907 0,2395 0,0405* X20 0 vs 1 0,612 Pupuk kdg.0 -1,3058 0,4090 0,0014* X21 0 vs 1 0,271 Pelepasan unggs.0 -0,5046 0,3264 0,1222 X23 0 vs 1 0,604 Sumber pakan.1 0,2110 0,3962 0,5944 X24 1 vs 3 1,235 Sumber pakan.2 0,2355 0,3727 0,5273 X24 2 vs 3 1,266 Ayam afkir.0 0,0359 0,3157 0,9095 X25 0 vs 1 1,037

*signifikan pada taraf 5 % R2 =0,4597 Prob(LR Chi2)=0,0001

Untuk Lingkungan biologi dan lingkungan sosial pada peternak juga menunjukkan bahwa H0 (tidak ada variabel yang berpengaruh) ditolak (Tabel 12 dan 13). Peternak yang tidak mempunyai binatang piaraan lain di sekitar kandang memiliki peluang ternaknya terinfeksi lebih kecil dibanding peternak yang memiliki binatang piaraan selain unggas (estimate = -0,4907), dimana peluang unggas terinfeksi 0,612 kali dibanding peluang peternak yang memiliki binatang piaraan lain disekitar kandang peternakan.

Tabel 13 Hasil AnalisisEstimasi untukLingkungan Sosial

Paramtr. Estimate Standard Pr > ChiSq Odds Ratio estimates

Error Effect Point Est.

Intercpt. 1,0624 0,7418 0,1521 ungg baru.0 -0,2856 0,3295 0,3860 X26 0 vs 1 0,752 barang kotor.0 -0,7275 0,4654 0,1180 X27 0 vs 1 0,483 kontak ungg.0 -0,7988 0,5043 0,1132 X28 0 vs 1 0,450 pensucihamn.0 -0,6133 0,4980 0,2181 X30 0 vs 1 0,542 pembr vaksin.1 0,9968 1,1082 0,3684 X32 1 vs 4 2,710 pembr vaksin.2 0,0538 0,6162 0,9304 X32 2 vs 4 1,055 pembr vaksn.3 1,2536 0,7995 0,1169 X32 3 vs 4 3,503 pelaporan.0 -1,3641 0,5040 0,0068* X35 0 vs 1 0,256 penyuluhan.1 0,7662 0,6117 0,2104 X36 1 vs 4 2,152 penyuluhan.2 2,0119 0,6824 0,0032* X36 2 vs 4 7,478 peyuluhan.3 -1,1219 0,6712 0,0947* X36 3 vs 4 0,326

lalu lints ungg.0 -1,5277 0,5539 0,0058* X37 0 vs 1 0,217

*signifikan pada taraf 5 % R2 =0,6519 Prob(LR Chi2)=0,0001

Demikian juga peternak yang tidak menggunakan kotoran unggas sebagai pupuk tanaman (estimate=-1,3058) peluangnya lebih kecil dibanding peternak yang menggunakan kotoran unggas sebagi pupuk, dimana peluangnya sebesar 0,271 kali dibandingkan peternak yang menggunakan kotoran unggas sebagai pupuk. Angka OR<1 menunjkkan kedua variabel tersebut adalah sebagai faktor pencegah terkenanya resiko terinfeksi.

Peternak yang menyampaikan laporan jika ada unggas mati memiliki peluang yang lebih kecil dibandingkan peternak yang tidak melaporkan (estimate=-1,3641). Peternak yang melaporkan kematian unggas berpeluang ternaknya terinfeksi sebesar 0,256 kali dibandingkan peternak yang tidak melaporkan adanya unggas yang mati. Sedangkan peternak yang pernah mendapatkan penyuluhan memiliki peluang ternaknya terinfeksi flu burung semakin kecil dibandingkan peternak yang tidak pernah mendapat penyuluhan (estimate =-1,1219). peluang peternak yang pernah mendapat penyuluhan sebanyak 2 kali dari petugas memiliki peluang ternaknya terinfeksi sebesar 7,478 kali dibanding peternak yang tidak pernah mendapat penyuluhan dari petugas. Angka OR > 1 maka variabel ini adalah sebagai faktor penyebab terkenanya resiko terinfeksi. Hal ini bisa saja terjadi karena walau ternak mendapat penyuluhan tetapi jika hal yang lain mendukung terinfeksinya unggas, maka

unggas tak terelakkan akan terkena infeksi, seperti misalnya keberadaan binatang lain yang bisa menularkan virus, selokan yang terbuka serta tidak adanya pensucihamaan pada kandang.

Sedangkan peternak yang menerima penyuluhan 1 kali memiliki peluang 0,326 kali dibanding yang tidak pernah mendapat penyuluhan. Jadi variabel ini adalah faktor pencegah. Berikutnya peternak yang melakukan pensucihamaan dengan disinfektan di pintu gerbang peternakan memiliki peluang ternaknya terinfeksi lebih kecil dibanding peternak yang tidak melakukan hal tersebut (estimate= -1,5277). Peluang peternak yang melakukan pensucihamaan di pintu gerbang peternakan yaitu sebesar 0,217 kali dibandingkan peternak yang tidak melakukan pensucihamaan di pintu gerbang. Angka OR < 1 maka kedua variabel ini adalah sebagai faktor pencegah terkenanya resiko terinfeksi. Hal ini sejalan dengan hipotesa bahwa pensucihamaan di pintu gerbang akan mencegah tersebarnya virus yang kemungkinan besar menempel di pakaian, sepatu, tangan ataupun kendaraaan dari peternak.

5.2.2. Pedagang Unggas