• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.3 Wawancara Masyarakat Menjadi Peserta Mandiri BPJS Kesehatan di

4.3.3 Sudah Datang Berapa Kali

Berdasakan hasil penelitian dengan wawancara mendalam kepada beberapa informan, diperoleh hasil mengenai sudah datang berapa kali datang ke Kantor BPJS Kesehatan Cabang Utama Medan.

Ada dua informan yang menyatakan bahwa informan baru datang sekali untuk datang mendaftar. Berikut beberapa kutipan informan :

Saya ini baru pertama kali datang, persyaratan belum tau.. apa yang ada ajalah dulu kan ini dibawa. Nanti kalo tidak bisa, ya pulang.

(Informan 4) Ya ini baru daftar sekarang..

Ya ini pertama kali daftar, ya kayak nya semua udah lengkaplah syarat-syaratnya. Karena kan semalam saya sudah datang lihat apa saja persyaratannya.

(informan 7) Ada enam informan yang menyatakan bahwa mereka sudah dua kali datang untuk mencoba mendaftar menjadi peserta mandiri BPJS Kesehatan. Berikut beberapa kutipan informan :

Sudah dua kali saya datang ni, semalam karena kurang itu ya jadi sekarang lah di urusnya. Daripada nanti-nanti. Kemaren juga pernah datang, bulan lalu karena masih ada yang salah.

(informan 1) Aku sudah dua kali.

(informan 2) Ya ini udah dua kali.

(informan 3) Saya sudah dua kali kesini.

(Informan 6) mmm.. datangnya ini, udah dua kali,,ya udah dua kali..

(informan 8) Menurut informan di atas, calon peserta mandiri BPJS Kesehatan menyatakan bahwa mereka telah mencoba datang untuk menjadi peserta. Namun, ada beberapa persyaratan yang kurang lengkap dihari pertama yang membuat mereka datang untuk kedua kalinya ke BPJS Kesehatan untuk mendaftar.

“Kadang persepsi masyarakat ini yang bilang agak susah dimegerti. Letak susahnya dimana, letak sulitnya dimana. Masyarakat ada yang merasa dipersulit karena memang dia tidak lengkap. Kalau dia posisinya lengkap, dia tinggal duduk, kasih berkas, tunggu dipanggil, sudah selesai... kalau berkasnya tidak lengkap, dia merasa dipersulitlah, dia merasa tidak puas. Nah itu yang susah. Karena BPJS juga punya peraturan.”

Menurut informan diatas, sebenarnya tidak ada yang sulit dan susah dalam proses pendaftaran. Jika semua persyaratan lengkap maka tidak akan merasa dipersulit.

4.3.4 Kelengkapan Persyaratan Administrasi

Kelengkapan persyaratan administrasi merupakan persyaratan yang harus dilengkapi oleh calon peserta. Persyaratan tersebut antara lain melampirkan Kartu Keluarga(KK), Kartu Tanda Penduduk(KTP), buku tabungan dan pas foto. 4.3.4.1Kelengkapan Kartu Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian BPJS Kesehatan di Kantor Cabang Utama Medan dengan wawancara mendalam kepada beberapa informan, diperoleh hasil mengenai kelengkapan Kartu Keluarga sebagai berikut:

Saya sudah pernah datang bulan lalu, tapi karena KK masih lama, harus ngurus dulu ke KK yang baru. Akhirnya saya datang semalam. Tapi karena kemaren ada yang kurang buku tabungan sama nomor hp. Agak ribet dari orang yang daftar pertama-tama lebih enak, gak payah. Bisa diwakilkan sama siapa aja kan trus bayar 50.000. Sekarang kan lebih mahal bisa sampai 300.000 makanya saya pala-palai kemari ajalah.

(informan 1) Mana syarat-syarat belum lengkap, KTP ga ada yang asli, KK yang asli ga ada, buku tabungannya pun ga ada. Kalo yang belum ngerti ya ribet, susah hehehe.. macam inikan ngisi syarat pendaftaran ini kan. Kalo yang ga tau ya gitulah, saya rasa sulit apalagi yang ga tau syarat-syarat. Apalagi BPJS tidak memberikan informasi yang jelas, tidak kasih tau cara-caranya. Saya tanya disitu dia bilang bisa trus di kasihnya formulir. Harus cari-cari informasi dululah.

(informan 4) Ya gak taulah dek, gak tau apa saja persyaratannya. Belum mau daftar dulu sih dek. Memang kata orang-orang sih susah persyaratannya. Macam itukan, KK harus baru dan trus masalah pembayarannya sih.

(informan 9) Informan menyatakan bahwa kelengkapan administrasi meribetkan mereka daripada mendaftar saat pertama BPJS di keluarkan. Mereka juga beranggapan

bahwa BPJS tidak memberikan informasi yang jelas sehingga masyarakat sering mengalami kesulitan dan harus mencantumkan KK yang baru. Berbeda pendapat dengan beberapa informan lain.

KK sudah ada..

(informan 3) Oh, gak gak ribetlah. Karena kan ibuk udah tau persyaratannya apa saja. Kemaren juga udah datang, lihat-lihat apa saja yang harus dilengkapi seperti KK, KTP, buku tabungan, buku nikah. Sejauh ini tidak ada kesulitan, ga ada masalah sih. Sejauh ini peraturan BPJS nya normal aja sih.

(informan 5) Kartu Keluarga saya ada..

(informan 6) Oh persyaratannya itu tidaklah ribet. Karena kalau kita punya keluarga kan pasti punya KK dan KTP tentunya kan.

(informan 7) Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa menurut informan, informan telah memiliki Kartu Keluarga dan merasa tidak ada yang keberatan atau ribet dengan persyaratan ini.

“Kalau KK itu sebenarnya tidak menyulitkan sih. Kalau menurut BPJS sih itu membantu program pemerintah yang sebenarnya KK kan harus warna biru. Cuma masalahnya sekarangkan bukan BPJS yang menyulitkan tapi eee.. kedinasan yang berhubungan dengan BPJS. Kalau misalnya tingkat kepedulian masyarakat sebelum ada BPJS, dia sudah memperbarui KKnya, setiap anak lahir di daftarkan, setiap perubahan anggota keluarga dilaporkan, sebenarnya kan tidak sulit. kalau sistem pemerintahannya tidak menyulitkan, misalnya mau ngurus KK tadi di kantor lurah, kantor camat cepat., kan tidak susah. Di BPJS sih kalau lengkap, ya tidak ada masalah sama BPJS.”

(Informan 10) Menurut informan diatas, KK itu tidak menyulitkan. Jika masyarakat peduli dan memperbarui KK, setiap anak lahir di daftarkan, setiap perubahan anggota keluarga dilaporkan, maka tidak akan merasa dipersulit oleh persyaratan tersebut.

4.3.4.2Kelengkapan Kartu Tanda Penduduk (KTP)

Berdasarkan hasil penelitian BPJS Kesehatan di Kantor Cabang Utama Medan dengan wawancara mendalam kepada beberapa informan, diperoleh hasil mengenai kelengkapan Kartu Tanda Penduduk sebagai berikut:

Yah inilah dek, harus ngurus KTP domisili di sini. Soalnya KTP suami kan KTP tidak KTP sini, KTP Aceh.

(informan 3) Ya inilah dek karena KTP saya gak KTP sini, KTP dari Karo sana.

(informan 8) Kedua informan menyatakan bahwa mereka terkendala oleh Kartu Tanda Penduduk mereka yang berasal dari daerah asalnya dan belum mengurus KTP baru atau KTP domisili dimana mereka tinggal sekarang. Menurut informan lain, terkendala oleh KTP yang dibawa saat mau mendaftar tidak membawa KTP asli.

Saya ini baru pertama kali datang, mana syarat-syarat belum lengkap, KTP ga ada yang asli, KK yang asli ga ada, buku tabungannya pun ga ada. Kalo yang belum ngerti ya ribet, susah hehehe.. macam inikan ngisi syarat pendaftaran ini kan. Kalo yang ga tau ya gitulah, saya rasa sulit apalagi yang ga tau syarat-syarat. Apalagi BPJS tidak memberikan informasi yang jelas. Saya tanya disitu dia bilang bisa trus di kasihnya formulir. Harus cari-cari informasi dululah.

(informan 4) Namun informan lain menyatakan, persyaratan mengenai kelengkapan KTP tidak menyulitkannya.

Oh, gak gak ribetlah. Karena kan ibuk udah tau persyaratannya apa saja. Kemaren juga udah datang, lihat-lihat apa saja yang harus dilengkapi seperti KK, KTP, buku tabungan, buku nikah. Sejauh ini tidak ada kesulitan, ga ada masalah sih. Sejauh ini peraturan BPJS nya normal aja sih.

Menurut informan, persyaratan seperti KTP, KK, buku tabungan dan persyaratan lainnya tidak sulit. Informan merasa bahwa persyaratan BPJS Kesehatan masih normal.

“Kalau didiskusikan lagi di bagian validasi membawa KK yang asli dengan KTP salah satu anggota keluarga yang didalamnya asli, kita masih bolehi. Asal datanya memang benar. Kemudian yang mengurusnya memang orang yang ada dalam KK. Jadikan kita percaya. Harus salah satunya yang asli.

Untuk KTP yang domisili ya harus menyertakan surat dari lurah, kenapa? Karena masalah itu terkait pemilihan Fasilitas Kesehatan tingkat I. Fakses tingkat I inikan harus sesuai domisili, supaya memudahkan peserta. Makanya kita minta surat keterangan domisili tadi. Sebenernya masyarakat itu saya rasa ya begitu masuk ke depan sini, diluar sana sudah diberitahu ini ribet. Padahal dia belum masuk, dia belum tanya, dia belum mencoba. Kalau dia sudah masuk kita lihat berkas, apakah masih bisa diperbolehkan atau tidak.”

(Informan 10) Menurut informan diatas, KTP domisili harus menyertakan surat keterangan dari kantor lurah agar memudahkan peserta untuk mendapatkan Fasilitas Kesehatan Tingkat I yang dekat dengan tempat tinggal peserta.

4.3.4.3 Kelengkapan Buku Tabungan

Menurut beberapa informan, buku tabungan menyulitkan peserta untuk mendaftar bahwa calon peserta yang akan mendaftar adalah berusia tua. Berikut pernyataan informan.

Kemaren ada yang kurang buku tabungan sama nomor hp. Buku tabungan juga saya terpaksa buat, karena biasanya orangtua macam saya ini nabungnya di celengan rumah aja. karena juga sudah tua, susah rasanya pakai yang gitu. Agak ribet dari orang yang daftar pertama-tama lebih enak, gak payah. Bisa diwakilkan sama siapa aja kan trus bayar 50.000. Sekarang kan lebih mahal bisa sampai 300.000 makanya saya pala-palai kemari ajalah.

(informan 1) Kutipan tersebut di atas juga di dukung oleh informan 4 yang mengemukakan:

Aaa.. ini jugalah yang susah dek. Cemanalah kan ini yang mau di daftarkan orangtua. Karena ambil kelas II rencananya kan berarti harus punya buku tabungan ini kan. Ya namanya orang kampung dek, udah tua lagi mana lah ada buku tabungan kan.. ga tau lah ini gimana..apa mau di uruskan dulu apa pakai punya kita kan,, nantilah di tanyakan lagi..

(informan 4) Sedangkan menurut salah seorang informan, menyatakan bahwa belum menyertakan buku tabungan karena ketidaktahuan akan persyaratan.

Kemaren tu kesini eee... belum menyertakan buku tabungan. Saya kira kan mendaftar dulu baru buka tabungan. Jadi saya kurang tau peraturannya.

(informan 6) Sedangkan informan lain, menyatakan bahwa lupa melampirkan buku tabungan saat hendak mendaftar menjadi peserta.

Oh persyaratannya buku tabungan itu kemaren saya lupa bawanya.

(informan 7) “Buku tabungan itu sebenarnya tidak menyulitkan. Itu memudahkan masyarakat. Kenapa? Karena kelas I dan kelas II dianggap itu adalah orang yang mampu. Karena preminya sudah jauh diatas 50.000. BPJS menganggap mampu karena untuk membuka buku tabungan tidak masalah dong bagi orang yang mampu. Soalnya itu memudahkan mereka karena itu akan di autodebet, jadi mereka tidak membayar ke bank yang harus mengantri lagi. Mereka tinggal ngecek aja oohh.. ini sudah di potong. Kenapa masyarakat merasa sulit buka buku tabungan, mungkin itu masyarakat yang termasuk tidak mampu. Karena untuk membuka buku tabungan sudah tidak 500.000 lagi untuk peserta BPJS. Di Bank Mandiri sudah di fasilitasi Cuma bayar administrasinya saja. Itukan sudah dimudahi sebenarnya. Bagi yang ngerasa sulit kan ada pilihan kelas III. Kelas III tidak perlu buka buku tabungan karena BPJS menganggap kelas III adalah orang yang misalnya pekerjaan buruh tidak dibiayai perusahaanya. Berarti kan dia tidak punya buku tabungan. Sebenarnya yang bikin sulit mungkin juga bank yang bekerja sama masih bank pemerintah sedangkan yang masyarakat punyanya bukan bank pemerintah. Punyanya yang swasta.”

(Informan 10) Menurut informan diatas, buku tabungan itu untuk memudahkan peserta membayar premi dengan sistem autodebet. Peserta tidak perlu lagi antri ke bank untuk mendaftar, bank akan langsung memotong premi dari tabungan peserta.

Dokumen terkait