• Tidak ada hasil yang ditemukan

Demand Masyarakat Menjadi Peserta Mandiri Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di Kota Medan Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Demand Masyarakat Menjadi Peserta Mandiri Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di Kota Medan Tahun 2016"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

90

PEDOMAN WAWANCARA

Calon Peserta

Demand

Masyarakat Menjadi Peserta Mandiri Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Di Kota

Medan Tahun 2016

I. Identitas Informan

Nama :

Umur :

Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan :

Tanggal/Waktu Wawancara :

Kelas BPJS :

II. Daftar Pertanyaan

1. Mengapa Bapak/Ibu baru mendaftar atau menunda menjadi peserta mandiri ?

2. Sudah berapa kali Bapak/Ibu datang untuk mendaftar menjadi peserta mandiri

(Pekerja Bukan Penerima Upah) BPJS?

a. Jika lebih dari sekali, kekurangan atau kesulitan apa yang Bapak/Ibu

dapatkan saat mencoba mendaftar pada hari pertama datang?

3. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu tentang calon peserta harus mendaftar sendiri

ke kantor BPJS?

(2)

91

4. Kesulitan lain apa yang Bapak/Ibu alami saat mau mendaftar menjadi peserta

mandiri?

a. Kelengkapan KTP ?

b. Kelengkapan KK?

a. Mempunyai buku rekening bank?

b. Apakah Bapak/Ibu mengetahui pendaftaran melalui BPJS Online ?

(3)

92

PEDOMAN WAWANCARA

Unit kepesertaan BPJS

Demand

Masyarakat Menjadi Peserta Mandiri Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Di Kota

Medan Tahun 2016

I. Identitas Informan

Nama :

Umur :

Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan :

Tanggal/Waktu Wawancara :

II. Daftar Pertanyaan

1. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang peserta baru mendaftar atau menunda

menjadi peserta mandiri ?

2. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu tentang calon peserta harus mendaftar

sendiri ke kantor BPJS?

a. Mendaftarkan seluruh anggota keluarga dalam Kartu Keluarga?

b. Calon peserta yang mewakilkan pendaftaran?

c. Kesulitan lain apa yang peserta alami saat mau mendaftar menjadi peserta

mandiri?

c. Kelengkapan KTP ?

(4)

93

e. Mempunyai buku rekening bank?

f. Pendaftaran melalui BPJS Online ?

3. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang iuran BPJS saat ini?

4. Determinan lain apa menurut Bapak/Ibu mengenai rendahnya pendaftaran

(5)

94

HASIL WAWANCARA MENDALAM

(IN-DEPTH INTERVIEW)

DEMAND

MASYARAKAT MENJADI PESERTA MANDIRI

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)

DI KOTA MEDAN TAHUN 2016

Matriks 1. Pernyataan Informan Mengenai Pendapatan Masyarakat Terkait Dengan Pembayaran Iuran

Informan Pernyataan

Informan 1 Saya kan sudah janda, anak juga udah pada menikah. Jadi tanggungan saya ya cuma saya sendiri. Walaupun iurannya sampai 80.000 sih saya gak masalah dek. Kalau pun saya tidak sanggup bayar kan ada anak-anak.

Informan 2 Sebenarnya aku mau aja kelas I, aku tidak masalahkan harganya. Tapi karena anggota dalam KK pada kelas III ya terpaksalah ambil kelas III. Kalau mau ambil kelas I ya keluar dari KK dululah aku.

Informan 3 Ya karena kami baru nikah. Sama-sama kerja ya masih tidak keberatanlah ambil kelas I.

Informan 4 Inikan yang mau ikut BPJS kan orangtua. Jadi kalau orangtua bilang semana mampunya kami lah. Karena kami yang bayar, rencananya kami mau ambil kelas II.

Informan 5 Ya gimana ya dek, Cuma sanggupnya di kelas III dek, hehehe.

Informan 6 Enggak. Saya tidak mempermasalahkan kelas pembayaran, karena kan ada 3 kelas. Kita bisa pilih yang mana saja, ada yang dua puluh ribuan, ada yang empat puluh ribuan sama enam puluh ribuan. Kita bisa pilih yang murah dan bayarnya kan sekali sebulan aja tapi karena ngurusnya itu yang capek. Waktu mau mendaftar ada saja yang kurang, kurang inilah, kurang itulah. Seharusnya proses pendaftaran atau syarat-syaratnya itu lebih singkatlah.

(6)

95

yang harganya 25.500 sebulan tapi kalo kami satu KK ada 6 orang, beratlah. Udah bayar sampe 150.000 sebulan. Sekarangkan penjualan gimana, laku pun kurang. Udah dua tahun belakangan ini agak beratlah perekonomian kami.

Informan 9 Jujur saja ya saya agak berat bayarnya. Saya cuma tukang ojek yang kadang banyak dapat kadang gak dapat sehari. Walaupun kelas III yang mau diambil pun tidak ada duit mau bayar setiap bulan.

Informan 10 Bagi kami sih, kalau orang yang mampu dan tidak mau mendaftar ke kelas I atau ke kelas II, kan ada kelas III. Walaupun dia tidak sakit. Kan berguna juga untuk orang lain, dia ibadah, dia membantu orang yang sakit. Terus kalau kita jaga-jaga mana tau sakit. Kalaupun masih tidak mampu, lapor saja ke dinas sosial setempat. Dinas sosial setempat itu mempunyai kuota yang menampung bagi yang tidak mampu, nanti dinsos yang daftarkan ke BPJS Kesehatan. Adakan BPJS yang gratis seperti Kartu Medan Sehat, Jamkesmas.

Matriks 2. Pernyataan Informan Mengenai Menunda atau Baru Mendaftar Menjadi Peserta Mandiri

Informan Pernyataan

Informan 1 Saya baru daftar sekarang kan, karena saya punya permasalahan mata, jadikan selama ini saya berobat umum jadi rupanya ini agak berat bayaran makanya saya dianjurkan sama adek itu suruh urus BPJS, jadi kira-kira ibu sudah bayar 3 minggu, ibuk bisa minta rujuk aja katanya. Makanya saya urus kartu BPJS ini. Waktu mata saya gak terlalu parah, ya saya umum ajalah, 500.000 atau 1.000.000 uang pribadi yah masih ada lah. Tapi ini kalo udah 7.000.000 an udah ga ada duit lah dek.

(7)

96

gak ada mengurus kan langsung ke BPJS nya jadi aku sekaranglah baru ngurus ini.

Informan 4 Karena Kan gini, orang kampung ni mau ke kota jauh. Karena usia orangtua juga udah tua. Keluarga yang lain juga mau ngurusin jauh, karena sama-sama tinggal di kampung. Orang kampung tau lah ngurus yang susah kayak gini mana maulah. Ribet. Susah. Makanya ini kami mau nguruskan disini,apalagikan orangtua lagi sakit.

Informan 5 Baru daftar sekarang ya karena kami gak dapat KIS (Kartu Indonesia Sehat) yang dari pemerintah itu. Ya jadi ambil kelas III lah, mampunya itu.

Informan 6 Tapi karena ngurusnya itu tadi kayak yang saya bilang yang capek. Waktu mau mendaftar ada saja yang kurang, kurang inilah, kurang itulah. Seharusnya proses pendaftaran atau syarat-syaratnya itu lebih singkatlah.

Informan 7 Baru sempatnya sekarang nak. Banyak kerjaan kan.

Informan 8 Kalau aku mau aja daftar tapi maunya satu-satu dulu kan, jangan semua dulu. Kemaren kan udah diajak juga sama tetangga. Tapi nanti-nantilah dulu, sekarang ga ada kawan lah kesana.

Informan 9 Kalau menundanya ini sih enggak, tapi karena tidak tau dimananya mau daftar yaah. Tunggu-tunggulah dulu dek. Hehehehe.

Informan 10 Kalau dia menunda mendaftar, tunggu sakit dulu mendaftar, dia rugi ya. Misalnya tiba-tiba sakit mendadak, baru buat kartu. Dia tidak akan bisa gunain kartu dia langsung.

Matriks 3. Pernyataan Informan Mengenai Sudah Datang Berapa Kali

Informan Pernyataan

Informan 1 Sudah dua kali saya datang ni, semalam karena kurang itu ya jadi sekarang lah di urusnya. Daripada nanti-nanti. Kemaren juga pernah datang, bulan lalu karena masih ada yang salah. Informan 2 Aku sudah dua kali.

Informan 3 Ya ini udah dua kali.

(8)

97

belum tau.. apa yang ada ajalah dulu kan ini dibawa. Nanti kalo tidak bisa, ya pulang.

Informan 5 Ya ini baru daftar sekarang.. Informan 6 Saya sudah dua kali kesini.

Informan 7 Ya ini pertama kali daftar, ya kayak nya semua udah lengkaplah syarat-syaratnya. Karena kan semalam saya sudah datang lihat apa saja persyaratannya.

Informan 8 mmm.. datangnya ini, udah dua kali,,ya udah dua kali..

Informan 9 Sudah dua kali lah ini dek. Pening lah.

Informan 10 Kadang persepsi masyarakat ini yang bilang agak susah dimegerti. Letak susahnya dimana, letak sulitnya dimana. Masyarakat ada yang merasa dipersulit karena memang dia tidak lengkap. Kalau dia posisinya lengkap, dia tinggal duduk, kasih berkas, tunggu dipanggil, sudah selesai... kalau berkasnya tidak lengkap, dia merasa dipersulitlah, dia merasa tidak puas. Nah itu yang susah. Karena BPJS juga punya peraturan.

Matriks 4. Pernyataan Informan Mengenai Kelengkapan Persyaratan Administrasi

Matriks 4.1 Persyaratan Informan Mengenai Kelengkapan Kartu Keluarga

Informan Pernyataan

Informan 1 Saya sudah pernah datang bulan lalu, tapi karena KK masih lama, harus ngurus dulu ke KK yang baru. Akhirnya saya datang semalam. Tapi karena kemaren ada yang kurang buku rekening sama nomor hp. Agak ribet dari orang yang daftar pertama-tama lebih enak, gak payah. Bisa diwakilkan sama siapa aja kan trus bayar 50.000. Sekarang kan lebih mahal bisa sampai 300.000 makanya saya pala-palai kemari ajalah.

(9)

98

Informan 3 KK sudah ada..

Informan 4 Mana syarat-syarat belum lengkap, KTP ga ada yang asli, KK yang asli ga ada, buku rekeningnya pun ga ada. Kalo yang belum ngerti ya ribet, susah hehehe.. macam inikan ngisi syarat pendaftaran ini kan. Kalo yang ga tau ya gitulah, saya rasa sulit apalagi yang ga tau syarat-syarat. Apalagi BPJS tidak memberikan informasi yang jelas, tidak kasih tau cara-caranya. Saya tanya disitu dia bilang bisa trus di kasihnya formulir. Harus cari-cari informasi dululah.

Informan 5 Oh, gak gak ribetlah. Karena kan ibuk udah tau persyaratannya apa saja. Kemaren juga udah datang, lihat-lihat apa saja yang harus dilengkapi seperti KK, KTP, buku rekening, buku nikah. Sejauh ini tidak ada kesulitan, ga ada masalah sih. Sejauh ini peraturan BPJS nya normal aja sih.

Informan 6 Kartu Keluarga saya ada..

Informan 7 Oh persyaratannya itu tidaklah ribet. Karena kalau kita punya keluarga kan pasti punya KK dan KTP tentunya kan.

Informan 9 Ya gak taulah dek, gak tau apa saja persyaratannya. Belum mau daftar dulu sih dek. Memang kata orang-orang sih susah persyaratannya. Macam itukan, KK harus baru dan trus masalah pembayarannya sih.

(10)

99

Matriks 4.2 Pernyataan Informan Mengenai Kelengkapan Kartu Tanda Penduduk (KTP)

Informan Pernyataan

Informan 3 Yah inilah dek, harus ngurus KTP domisili di sini. Soalnya KTP suami kan KTP tidak KTP sini, KTP Aceh.

Informan 4 Saya ini baru pertama kali datang, mana syarat-syarat belum lengkap, KTP ga ada yang asli, KK yang asli ga ada, buku rekeningnya pun ga ada. Kalo yang belum ngerti ya ribet, susah hehehe.. macam inikan ngisi syarat pendaftaran ini kan. Kalo yang ga tau ya gitulah, saya rasa sulit apalagi yang ga tau syarat-syarat. Apalagi BPJS tidak memberikan informasi yang jelas. Saya tanya disitu dia bilang bisa trus di kasihnya formulir. Harus cari-cari informasi dululah. Informan 5 Oh, gak gak ribetlah. Karena kan ibuk udah tau

persyaratannya apa saja. Kemaren juga udah datang, lihat-lihat apa saja yang harus dilengkapi seperti KK, KTP, buku rekening, buku nikah. Sejauh ini tidak ada kesulitan, ga ada masalah sih. Sejauh ini peraturan BPJS nya normal aja sih.

Informan 7 Oh persyaratannya itu tidaklah ribet. Karena kalau kita punya keluarga kan pasti punya KK dan KTP tentunya kan.

Informan 8 Ya inilah dek karena KTP saya gak KTP sini, KTP dari Karo sana.

Informan 10 Kalau didiskusikan lagi di bagian validasi membawa KK yang asli dengan KTP salah satu anggota keluarga yang didalamnya asli, kita masih bolehi. Asal datanya memang benar. Kemudian yang mengurusnya memang orang yang ada dalam KK. Jadikan kita percaya. Harus salah satunya yang asli.

(11)

100

lihat berkas, apakah masih bisa diperbolehkan atau tidak.

Matriks 4.3 Pernyataan Informan Mengenai Kelengkapan Buku Rekening

Informan Pernyataan

Informan 1 Kemaren ada yang kurang buku rekening sama nomor hp. Buku rekening juga saya terpaksa buat, karena biasanya orangtua macam saya ini nabungnya di celengan rumah aja. karena juga sudah tua, susah rasanya pakai yang gitu. Agak ribet dari orang yang daftar pertama-tama lebih enak, gak payah. Bisa diwakilkan sama siapa aja kan trus bayar 50.000. Sekarang kan lebih mahal bisa sampai 300.000 makanya saya pala-palai kemari ajalah.

Informan 2 Aku sudah dua kali. Kemaren tu gak tau disuruh bawa apa tu... bawa ini bawa kartu BPJS keluarga yang sudah mendaftar yang difotokopi, karena aku belum daftar. Tapi aku gak tau apa ini bisa atau enggak karena fotokopian kartu BPJS anggota keluarga satu ga ada, dia lagi diluar kota. Yah cemanalah ini.

Informan 4 Aaa.. ini jugalah yang susah dek. Cemanalah kan ini yang mau di daftarkan orangtua. Karena ambil kelas II rencananya kan berarti harus punya buku rekening ini kan. Ya namanya orang kampung dek, udah tua lagi mana lah ada buku rekening kan.. ga tau lah ini gimana..apa mau di uruskan dulu apa pakai punya kita kan,, nantilah di tanyakan lagi..

Informan 6 Kemaren tu kesini eee... belum menyertakan buku rekening. Saya kira kan mendaftar dulu baru buka rekening. Jadi saya kurang tau peraturannya.

Informan 7 Oh persyaratannya buku rekening itu kemaren saya lupa bawanya.

(12)

101

bagi orang yang mampu. Soalnya itu memudahkan mereka karena itu akan di autodebet, jadi mereka tidak membayar ke bank yang harus mengantri lagi. Mereka tinggal ngecek aja oohh.. ini sudah di potong. Kenapa masyarakat merasa sulit buka buku rekening, mungkin itu masyarakat yang termasuk tidak mampu. Karena untuk membuka buku rekening sudah tidak 500.000 lagi untuk peserta BPJS. Di Bank Mandiri sudah di fasilitasi Cuma bayar administrasinya saja. Itukan sudah dimudahi sebenarnya. Bagi yang ngerasa sulit kan ada pilihan kelas III. Kelas III tidak perlu buka buku rekening karena BPJS menganggap kelas III adalah orang yang misalnya pekerjaan buruh tidak dibiayai perusahaanya. Berarti kan dia tidak punya buku rekening. Sebenarnya yang bikin sulit mungkin juga bank yang bekerja sama masih bank pemerintah sedangkan yang masyarakat punyanya bukan bank pemerintah. Punyanya yang swasta.

Matriks 5. Pernyataan Informan Mengenai Peserta Harus Mendaftar Sendiri

Informan Pernyataan

Informan 1 Mendaftar sendiri ini memang agak susah, karena kan aku sudah tua. Mana mata saya lagi sakit kan.

Informan 2 Ya inilah, aku datang sendiri kesini daftar karena kan semua keluargaku sudah terdaftar BPJS tapi dari perusahaan. Aku sama suami lah belum kan, karena kami kan masih tinggal sama orangtua. Informan 3 Ya mau gak mau harus datang lah langsung

kesini kan. Ga bisa di diwakilkan juga kan katanya.

Informan 4 Ya macam orangtua gitu cemana ya kan..udah umurnya pun udah 80an lebih. Supaya awak yang menguruskan disini gak usah lagi dia datang kemari. Jadi tinggal kasih kartu kesana aja udah..

Informan 5 Ya karena katanya harus mendaftar sendiri langsung, luangkan waktu lah hari ini.

(13)

102

harus seharian lagi disini. Hmmm..

Informan 7 Ya memang prosedurnya seperti itu kan, ya kita harus mengikutilah nak.

Informan 8 Ya itulah, harus daftar datang sendiri itulah, kalau tidak bisa siap 1 hari, malas jugalah besok datang. Karena jauh juga. Ya itulah..

Informan 9 Ya, kita datang. Tapi karena jauh dek dari rumah saya. Udah datang, kalau gak lengkap..malas lagi datang. Saya kan tinggal Tuntungan sana, trus harus meluangkan waktu lagi untuk kesini, trus berhenti narik.

Informan 10 Kalau yang diwakilkan yang bukan keluarganya kita tidak perbolehi , kenapa? Bukan kita menyulitkan, enggak. Cuma kita menghindari yang namaya peserta tertipu oleh calo. Kan banyak itu calo diluar yang minta biaya biaya mahal. Sebenarnya kalalu dipikir-pikir ya terserah saja. Tapi kadangkan peserta ini kalau sudah ketipu calo ngeluhnya kesini. Trus dibawa-bawa ke rapat DPR, BPJS ada calo dan segala macamnya. Nah, untuk menghindari itu makanya kan BPJS buat tidak bisa diwakilkan. Boleh diwakilkan asal ada anggota keluarga dalam KK datang atau perwakilan yang menyuruhkan mendaftar menjelaskan ada hubungan saudara dengan membawa KK atau misal tetangga yang dekat rumahnya lansia . kami juga tak memaksakan lansia untuk datang kemari. Tetangga dekatnya boleh mendaftarkan tapi bawa KK perwakilan untuk melihat alamatnya dekat dengan calon peserta.

Matriks 6. Pernyataan Informan Mengenai Peserta Harus Mendaftarkan Semua Anggota Keluarga Dalam KK Informan Pernyataan

Informan 1 Ya tidak masalah lah dek, karena kan saya tinggal sendiri. Anak-anak sudah menikah dan punya KK sendiri. Saya daftar sendiri lah.

Informan 2 Semua keluarga ku sudah daftar, jadi tinggal kami lah yang belum. Aku sama suami.

(14)

103

suami, saya tidak masalah kalau peraturannya harus semua dalam KK yang daftar gitu.

Informan 4 Memang mau didaftarkan ini semuanya lah. Karena yang di dalam KK Cuma orangtua. Orangtua inilah yang mau didaftarkan karena lagi sakit juga.

Informan 5 Mau gak mau harus daftarkan lah semua dalam KK itu, ya kan. Gitu persyaratan BPJS nya. Ya di ikuti ajalah..

Informan 6 Itu saya gak masalah dek, karena memang mau daftarkan semuanya. Kelas juga tidak masalah yang kelas I, tapi itu tadi ngurusnya lama.

Informan 7 Ya saya memang mau mendaftarkan semua anggota keluarga nak. Kan kami ada 5 orang. Informan 8 Kalau aku mau aja daftar tapi maunya satu-satu

dulu kan, jangan semua dulu. Masih berat saya rasa.

Informan 9 Aaa.. inilah yang susah. Aku maunya daftarkan aku sama istri aja dulu. Anak nanti dulu tunggu ada duit.

Informan 10 Tidak bisa dan memang tidak akan bisa. Di sistemnya BPJS langsung terkunci. Nah itu dia, jadi eee.. sistemnya sendiri yang mengunci. Begitu daftar satu, sistem sudah membaca semuanya gitu. Jadi mau tidak mau harus masuk jadi peserta. Kita jugakan semua berdasrkan sistem.

(15)

104

Matriks 7. Pernyataan Informan Mengenai BPJS Online Informan Pernyataan

Informan 1 Nggak tau, orang bodoh.. saya bodoh. Saya nggak tau, megang hp aja saya nggak pande.. Informan 2 Haa..? BPJS Online itu gimana caranya? Saya

pernah dengar tapi tidak tau cara daftarnya itu. Informan 3 Sebetulnya kan bisa juga Online. Kan ada juga

yang online. Ya karena pengen langsung aja. Karena kalo online kan sepertinya kartunya beda dari kalau mendaftar langsung.

Informan 4 BPJS Online cemana?.. itu dari Handphone bisa??.. gak tau lah awak ada BPJS online ni.. nanti lah dicoba

Informan 5 BPJS Online? Mmm... udah mamak-mamak ini gak ngerti lah dek masalah internet ini. Apalagi mau daftar dari situ.

Informan 6 Online? Takutnya saya nanti ga pandai daftarnya. Gak terdaftar-daftarlah nanti takutnya, mending kesini aja langsung.

Informan 7 BPJS Online itu saya pernah dengar, tapi daripada salah-salah mending manual datang kesini ajalah.

Informan 8 BPJS Online apa itu? Harus itu? Aku nggak ngerti-ngertilah internet, online-online itu dek. Hehehe..

Informan 9 Aaaa.. gak ngerti-ngerti lah aku itu dek, ini aja udah susah kurasa.

(16)

105

Matriks 8. Pernyataan Informan Mengenai Determinan Lain Informan Pernyataan

Informan 2 Kemaren tu gak tau disuruh bawa apa tu... bawa ini bawa kartu BPJS keluarga yang sudah mendaftar yang difotokopi, karena aku belum daftar. Tapi aku gak tau apa ini bisa atau enggak karena fotokopian kartu BPJS anggota keluarga satu ga ada, dia lagi diluar kota. Yah cemanalah ini.

Informan 10 Pertama, mungkin karena takut ngantri lama padahal sebenarnya enggak. Karena kelihatan dari luar ramai. Ya kan kalau satu orang yang daftar, pasti dia bawa anggota keluarganya. Padahal sebenarnya antrian kita itu perhari itu selesai jam-jam 1 kita sudah tutup antrian. Jadi sebenarnya antrian gak lama.

Kedua, karena belum mau pakai, belum mau mempergunakan gitu, jadi ngapain daftar. Mereka ngerasa ooh.. tunggu sakit aja dulu baru daftar padahal kan gak seperti itu karena sistemnya kan gotong-royong.

(17)
(18)
(19)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,2016.Jumlah Penduduk Kota Medan 2015. www.Pemkomedan.go.id , diakses 28 Februari 2016

Ashari, Muhammad Rizki. 2015. Analisis Permintaan (Demand) Terhadap Pemanfaatan (Utility) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Pada Peserta Pembayar Mandiri BPJS Kesehatan Di Kota Makassar Tahun 2015. Program Pasca Sarjana. Universitas Hasanuddin. Makassar

Badan Pusat Statistik Kota Medan. 2014. Data Susenas 2014 Provinsi Sumatera Utara. Medan

Dinas Kesehatan Sumatera Utara. 2013. Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2014.

Dwijanto, 2010. Riset Operasi Pasar, https:/c/masdwijanto.files.wordpress.com. diakses tanggal 13 April 2016

Feldstein PJ. 2005. Health Care Economics Sixth Edition. California

Jennyfer M A Parung. 2014.Analisis Permintaan Jasa Pelayanan Kesehatan Di Kabupaten Toraja Utara. Skripsi. Universitas Makassar

Kementrian Kesehatan RI. 2013. Bahan Paparan Jaminan Kesehatan Nasional dan Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta.

Mankiw, N Gregory. 2003. Pengantar Ekonomi: Edisi Kedua, Jilid 1. Erlangga. Miles, Mathew B. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif.

Terjemahan dari Analyzing Qualitative Data, Jakarta : UI Press Moleong J. Lexy. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Mundiharno. 2012. Peta Jalan Menuju Universal Coverage Jaminan Kesehatan. Jurnal Legislasi Indonesia. Volume 9.

Murti Bhisma. 2000. Dasar-dasar Asuransi Kesehatan.Yogyakarta : Kanisius. Mutiara, Eti Dewi,Djuhaeni Henni, Wiwaha Guswan. 2014. Analisis

(20)

89

Notoatdmodjo,Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta

Peraturan BPJS Nomor 1 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan

Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Nasional Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Presidan Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan Nasional

Riset Kesehatan Dasar, 2013. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administrasi. Cetakan ke-18. Bandung. Alfabeta

Trisnantoro,Laksono. 2009. Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi Dalam Manajemen Rumah Sakit/UGM. Cetakan ke-4. UGM Universitas Gajah Mada

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan melakukan

wawancara mendalam yang bertujuan untuk mengkaji Demand Masyarakat

Menjadi Peserta Mandiri BPJS di Kota Medan Tahun 2016.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor BPJS Cabang Utama Medan. Waktu

penelitian dilakukan mulai dari bulan April sampai Juni 2016.

3.3. Informan Penelitian

Penentuan informan dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan

teknik accidental sampling. Menurut Notoatdmodjo (2012), metode accidental

sampling ini dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan

ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian.

Informan yang dijadikan peneliti adalah calon peserta yang belum pernah

mendaftar atau sudah beberapa kali datang tapi pulang karena persyaratan menjadi

peserta mandiri belum lengkap di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Utama Medan.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data informasi yang dibutuhkan pada penelitian ini,

peneliti menggunakan sumber data melalui:

Wawancara, yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara

(22)

datanya. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk mendapatkan informasi

yang lebih mendalam tentang responden. (Sugiyono, 2011). Wawancara

dilakukan peneliti di Kantor BPJS Cabang Utama Medan.

Observasi yaitu suatu prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi

melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah dan taraf aktivitas tertentu atau situasi

tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. (Notoatdmodjo,

2012)

Dokumen, merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang

(Sugiyono, 2011). Dokumen yang ditunjukkan dalam penelitian ini berupa data

profil BPJS Kesehatan Kantor Cabang Utama Medan.

3.5. Pengolahan Data

Teknik validasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

triangulasi. Menurut Denkin dalam Moleong (2008) triangulasi adalah gabungan

atau kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji fenomena yang

terkait dari sudut pandang dan persfektif yang berbeda.

Jenis triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi

sumber data. Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informan

tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Triangulasi sumber

data yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan mewawancarai kepala unit

kepesertaan Kantor BPJS Cabang Utama Medan.

Dalam mengolah data, peneliti melakukan beberapa tahapan. Tahap

(23)

hasil observasi dan dokumentasi. Tahap selanjutnya, data yang telah diperoleh

dari hasil wawancara di catat dalam bentuk transkip wawancara. Setelah

dilakukan pencatatan, peneliti mengelompokkan data sesuai dengan variabel yang

akan diteliti sesuai dengan kerangka pikir. Kemudian, disajikan dalam bentuk

matriks agar lebih mudah dipahami.

3.6. Metode Analisis Data

Model analisis data dalam penelitian ini mengutip konsep yang diberikan

Miles and Huberman (1992), mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data

kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai

tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

1. Reduksi data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul

dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

2. Penyajian data

Penyajian data penelitian kualitatif dapat dilakukan dalam bentuk matriks,

garfik, jaringan dan bagan.

3. Verifikasi atau penarikan kesimpulan

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan

berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada

(24)

kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan

(25)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Gambaran umum lokasi penelitian menjelaskan tentang sejarah Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kantor Cabang Utama Medan,

visi dan misi BPJS Kesehatan Kantor Cabang Utama Medan, gambaran jam

operasional BPJS Kesehatan, gambaran jumlah tenaga pekerja di BPJS Kantor

Cabang Utama Medan, gambaran tugas pekerjaan unit kepesertaan dan pelayanan

peserta BPJS Kantor Cabang Utama Medan, dan gambaran unsur pokok

keadministrasian BPJS Kantor Cabang Utama Medan.

4.1.1 Sejarah BPJS Kantor Cabang Utama Medan

Pada tahun 1968, pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan yang

secara jelas mengatur pemeliharaan kesehatan bagi pesertanya, yaitu Pegawai

Negeri dan penerima pensiun beserta anggota keluarganya berdasarkan Keputusan

Presiden Nomor 230 tahun 1968. Menteri Kesehatan pada masa itu, Prof. Dr. G.A.

Siwabessy, membentuk badan khusus yaitu Badan Penyelenggara Dana

Pemeliharaan Kesehatan (BPDPK).

Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1984

tentang Pemeliharaan Kesehatan guna meningkatkan program jaminan

pemeliharaan kesehatan dan agar dapat dikelola secara profesional. Dengan

peraturan pemerintah tersebut, maka status BPDPK berubah menjadi Perusahaan

Umum Husada Bhakti (PHB) dimana yang menjadi peserta adalah PNS, penerima

(26)

beserta anggota keluarganya juga menjadi peserta PHB berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991.

Pada tahun 1992, status Perusahaan umum (perum) diubah menjadi

Perusahaan Perseroan (PT Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6

Tahun 1992 dengan nama PT. Askes (Persero). Kepesertaan PT. Askes (Persero)

meliputi PNS dan penerima pensiun, veteran, dan badan usaha lain. Lalu pada

tahun 2005, PT. Askes (Persero) diberi tugas sebagai Penyelenggara Program

Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (JPKMM/Askeskin) oleh pemerintah

melalui Unit Kesehatan Republik Indonesia, sesuai Keputusan Menteri Kesehatan

RI Nomor 1241 Tahun 2004.

Dengan disahkan dan diundangkannya UU No. 24 Tahun 2011 tentang

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (UU BPJS), pada tanggal 25 November

2011, maka PT Askes (Persero) ditransformasi menjadi BPJS kesehatan.

Transformasi tersebut meliputi perubahan sifat, organ dan prinsip pengelolaan,

atau dengan kata lain berkaitan dengan perubahan struktur dan budaya organisasi.

Undang-Undang BPJS menentukan bahwa PT Askes (Persero) dinyatakan bubar

pada saat mulai beroperasinya BPJS Kesehatan pada tanggal 1 Januari 2014.

Kepesertaan BPJS Kesehatan meliputi peserta Askes, jamkesmas, TNI/POLRI,

Jamsostek, dan seluruh masyarakat.

Kantor BPJS Cabang Utama Medan berlokasi di Jalan Karya No. 135

Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat, dengan nomor telepon (061)

6613317, (061) 6624132, (061) 6613191 dan hotline 08126436711. PT Askes

(27)

Medan dan Kota Binjai serta 3 (tiga) kabupaten yaitu Deli Serdang, Langkat dan

Serdang Bedagai.

4.1.2 Visi dan Misi BPJS Kantor Cabang Utama Medan

Visi BPJS Kesehatan adalah “CAKUPAN SEMESTA 2019” yaitu paling lambat 1 januari 2019, seluruh penduduk Indonesia memiliki jaminan kesehatan

nasional untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan

dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya yang diselenggarakan oleh BPJS

Kesehatan yang handal, unggul dan terpercaya.

Sedangkan misi BPJS Kesehatan adalah sebagai berikut:

1. Membangun kemitraan strategis dengan berbagai lembaga dan mendorong

partisipasi masyarakat dalam perluasan kepesertaan Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN).

2. Menjalankan dan memantapkan sistem jaminan pelayanan kesehatan yang

efektif, efisien dan bermutu kepada peserta melalui kemitraan yang optimal

dengan fasilitas kesehatan.

3. Mengoptimalkan pengelolaan dana program jaminan sosial dan dana BPJS

Kesehatan secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel untuk mendukung

kesinambungan program.

4. Membangun BPJS Kesehatan yang efektif berlandaskan prinsip-prinsip tata

kelola organisasi yang baik dan meningkatkan kompetensi pegawai untuk

(28)

5. Mengimplementasikan dan mengembangkan sistem perencanaan dan evaluasi,

kajian, manajemen mutu dan manajemen risiko atas seluruh operasionalisasi

BPJS Kesehatan.

6. Mengembangkan dan memantapkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

mendukung operasionalisasi BPJS Kesehatan.

4.1.3 Gambaran jumlah pekerja BPJS Kantor Cabang Utama Medan Sumber daya manusia yang dimiliki BPJS Kantor Cabang Utama Medan

yaitu:

1. Kepala cabang : 1 orang

2. Kepala unit : 6 orang

3. Pegawai : 95 orang

4. Pegawai Tak Tetap (PTT) : 23 orang

5. Unit pemasaran : 5 orang

6. Unit kepesertaan : 5 orang

7. Unit UTI : 5 orang

8. Unit MPKP : 5 orang

9. Unit MPKR : 5 orang

10. Unit keuangan : 6 orang

11. Cleaning Service : 5 orang

(29)

4.1.4 Gambaran Jam Operasional Kerja BPJS

Jam operasional kerja BPJS Kesehatan yang berlaku, yaitu:

• Hari Senin s/d Jumat

• Pukul : 08.00 s/d 17.00

• Pada hari Sabtu & Minggu BPJS Kesehatan tidak buka

4.1.5 Gambaran Tugas Pekerjaan Unit Kepesertaan dan Pelayanan Peserta BPJS Kantor Cabang Utama Medan

1. Bertanggungjawab langsung kepada Kepala Unit Kepesertaan dan Pelayanan

Peserta pemangku jabatan bertanggungjawab melakukan koordinasi dengan

semua fungsi terkait.

2. Bertanggungjawab memastikan ketersediaan data peserta yang meliputi:

pemeliharaan master file kepesertaan, pengelolaan administrasi kepesertaan.

3. Memastikan berjalannya sistem kepesertaan yang meliputi: penyediaan

identitas kartu peserta dan design SIM kepesertaan.

4. Menerima dokumen registrasi badan usaha baru.

5. Mengentri data peserta baru BPJS Kesehatan.

6. Memastikan, memeriksa, menyimpan dan melakukan pencarian kembali serta

mendistribusikan dokumen atau data.

7. Melakukan sosialisasi tentang prosedur BPJS.

8. Membuat laporan aktivitas yang relevan terkait ruang lingkup pekerjaan

secara berkala.

9. Melakukan evaluasi dan memberikan masukan terhadap unit kerjanya.

(30)

11. Pemberian informasi.

4.1.6 Gambaran Unsur Pokok Keadministrasian BPJS Kantor Cabang Utama Medan

a. Masukan

Masukan (input) dalam administrasi adalah segala sesuatu yang

dibutuhkan untuk dapat melaksanakan pekerjaan administrasi. Masukan disebut

juga sebagai perangkat administrasi (tools of administration). Beberapa masukan

diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Man/ Manusia

Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi.

Sumber daya manusia yang menyediakan layanan kesehatan baik langsung

maupun tidak langsung. Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling

menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan

proses untuk mencapai tujuan.

2. Money

Dalam mencapai tujuan dan indikator pelayanan yang ditetapkan, BPJS

kantor cabang utama Medan mendapat anggaran dari pemerintah baik pusat

maupun daerah. Sumber pembiayaan BPJS kesehatan berasal dari peralihan dana

oleh PT. Askes yang sekarang menjadi BPJS Kesehatan. Perkiraan anggaran

pemerintah untuk mendanai persiapan dan operasionalisasi BPJS Kesehatan pada

(31)

3. Material

Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi.

Material dapat berupa bahan-bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.

Bahan-bahan material seperti kartu BPJS, formulir pendaftaran peserta, brosur

berupa informasi BPJS kesehatan, gunting, alat tulis, kertas, tinta, kursi, meja,

map, pakar, goni, kardus, pronto, catridge printer, Formulir Pengajuan Klaim

(FPK), perforator, hekter dan bahan-bahan lainnya untuk mendukung kinerja

dalam melayani peserta sejauh ini masih dapat ditanggulangi dengan baik oleh

pemerintah.

4. Machine/ Mesin

Dalam kegiatan perusahaan mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin

akan membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta

menciptakan efisiensi kerja dan pengunaan mesin juga akan menunjang dalam

pekerjaan pegawai BPJS. Alat-alat mesin yang digunakan di BPJS kesehatan

cabang utama Medan seperti : komputer, printer, scanner, telepon, edisi ATM,

laptop, AC, TV, mobil dan alat-alat pendukung lainnya juga dalam kondisi bagus

karena selalu di service dan diganti apabila telah melewati masa kemampuan

barang tersebut.

5. Methode / Metode

Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara

kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebab metode dapat

(32)

memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran

fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha.

6. Market

Memasarkan produk pasti sangat penting sebab apabila barang yang

diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan terhenti. Oleh sebab itu,

penguasaan pasar dalam arti menyebarkan produksi merupakan faktor penentu

dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang

harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.

Market atau pemasar yang dituju BPJS Kesehatan adalah seluruh masyarakat

dengan syarat-syarat yang ditentukan agar dapat mencakupi seluruh masyarakat.

Sehingga masyarakat lebih mengerti mengenai prosedur BPJS Kesehatan. Market

dalam BPJS Kesehatan Medan adalah sosialisasi mengenai prosedur BPJS kepada

masyarakat, badan usaha dan perusahaan BUMN lainnya.

7. Information

Informasi merupakan salah satu hal yang dapat membantu untuk mencapai

tujuan. Informasi dapat berupa keluhan dari masyarakat ataupun kendala dan

masalah yang terdapat di masyarakat, serta rekonsiliasi yang disosialisasikan oleh

BPJS Kesehatan kepada badan usaha tidak tersampaikan secara mendetail.

b. Proses

Proses dalam administrasi adalah langkah-langkah yang harus dilakukan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses ini dikenal dengan nama

(33)

1. Planning (perencanaan)

Dalam BPJS Kesehatan Kantor Cabang Utama Medan perencanaan

ditanggungjawabi oleh masing-masing unit yang dibuat berdasarkan susunan dari

pusat dan melihat kemampuan dalam melaksanakan indikator yang akan dicapai.

Adapun perencanaan dari setiap Unit meliputi :

a. Unit pemasaran

b. Unit kepesertaan dan pelayanan peserta

c. Unit manajemen pelayanan kesehatan primer

Indikator keberhasilan

Klaim N-1 yaitu klaim untuk bulan berikutnya harus sudah masuk pada

bulan sebelumnya. Misalnya, klaim untuk bulan Desember harus sudah masuk

pada bulan Januari.

2. Actuating (pelaksanaan)

Actuating (pelaksanaan) merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota

kelompok sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk

mencapai tujuan yang telah direncanakan bersama. Pergerakan yang dilakukan

sesuai dengan job description serta tanggung jawab masing-masing sesuai dengan

waktu yang diberikan.

3. Controlling (pengawasan)

Pada BPJS Kesehatan, monitoring dan evaluasi dilakukan setiap hari jumat

dengan agenda yang disebut dengan coffe morning. Pada saat itu biasanya

(34)

dilakukan selama seminggu serta membicarakan pencapaian hasil atau target yang

telah diselesaikan pada minggu terakhir.

c. Output

Output adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemen. Hasil atau output

merupakan segala hal yang dihasilkan oleh suatu aktifitas atau kegiatan. Sesuai

dengan Visi BPJS Kesehatan maka diharapkan dapat menghasilkan paling lambat

1 Januari 2019, seluruh penduduk Indonesia memiliki jaminan kesehatan nasional

untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam

memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya yang diselenggarakan oleh BPJS

Kesehatan yang handal, unggul dan terpercaya.

d. Sasaran

Sasaran (target group) adalah kepada siapa output yang dihasilkan, seperti:

1. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI) : fakir miskin dan orang

tidak mampu, dengan penetapan peserta sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

2. Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Non PBI), terdiri dari :

a. Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya.

b. Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya.

c. Bukan pekerja dan anggota keluarganya

e. Impact (dampak)

Impact (dampak) adalah akibat yang ditimbulkan oleh output. Dampak

merupakan outcome pada tingkat yang lebih tinggi hingga batas tertentu. Dampak

(35)

dan melindungi seluruh masyarakat Indonesia dalam bidang sosial terutama

kesehatan seperti pengobatan. Sementara dampak jangka panjang yaitu

tercapainya derajat kesehatan measyarakat yang setinggi-tingginya. (Profil BPJS,

2015).

4.2 Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini berjumlah 10 orang yang terdiri dari 9 orang

masyarakat dan 1 orang Staff Unit Kepesertaan BPJS. Karakteristik Informan

[image:35.595.110.515.358.744.2]

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1 Karakteristik Informan

No Informan

Jenis Kelamin

(L/P)

Umur (Tahun)

Pendidikan

Terakhir Pekerjaan

1. Eliyani P 63 SMP Penjual kue

2. Shafia P 30 S1 Cathering

3. Suliyani P 28 SMA Salon

4. Zulfirman L 42 STM

Tukang Fotocopy

5. Syamsiah P 40 SD IRT

6. Dewi Sartika P 28 S1 Wiraswasta

7. Mukhlis L 43 SMA Wiraswasta

8. Mulyana Br. Barus P 41 SMP Wiraswasta

9. Erik Tarigan L 45 SMA Tukang

Ojek

10. Dhea Fitha Loka P 25 D3 Staff

(36)

4.3 Wawancara Masyarakat Menjadi Peserta Mandiri BPJS Kesehatan di Kota Medan Tahun 2016

4.3.1 Pendapatan Masyarakat

Pendapatan akan mendorong masyarakat untuk mengubah permintaan

akan barang kebutuhannya. Informan tidak mempermasalahkan iuran yang

dibayar setiap bulannya.

Hasil wawancara dengan calon peserta mandiri BPJS Kesehatan Kota

Medan terkait dengan pendapatan masyarakat yang didapat calon peserta untuk

mendaftar diperoleh informasi sebagai berikut:

“Saya kan sudah janda, anak juga udah pada menikah. Jadi tanggungan saya ya cuma saya sendiri. Walaupun iurannya sampai 80.000 sih saya gak masalah dek. Kalau pun saya tidak sanggup bayar kan ada anak-anak.

(informan 1)

“Enggak. Saya tidak mempermasalahkan kelas pembayaran, karena kan ada 3 kelas. Kita bisa pilih yang mana saja, ada yang dua puluh ribuan, ada yang empat puluh ribuan sama enam puluh ribuan. Kita bisa pilih yang murah dan bayarnya kan sekali sebulan aja tapi karena ngurusnya itu yang capek. Waktu mau mendaftar ada saja yang kurang, kurang inilah, kurang itulah. Seharusnya proses pendaftaran atau syarat-syaratnya itu lebih singkatlah.”

(informan 6)

Pernyataan diatas menyatakan bahwa informan tidak mempermasalahkan

iuran. Pendapat tersebut sejalan dengan informan lain.

“Sebenarnya aku mau aja kelas I, aku tidak masalahkan harganya. Tapi karena anggota dalam KK pada kelas III ya terpaksalah ambil kelas III. Kalau mau ambil kelas I ya keluar dari KK dululah aku.”

(informan 2)

“Ya karena kami baru nikah. Sama-sama kerja ya masih tidak keberatanlah ambil kelas I.”

(37)

“Inikan yang mau ikut BPJS kan orangtua. Jadi kalau orangtua bilang semana mampunya kami lah. Karena kami yang bayar, rencananya kami mau ambil kelas II.”

(informan 4)

“Ya gimana ya dek, Cuma sanggupnya di kelas III dek, hehehe.”

(informan 5)

“Ya kalau bapak ambilnya kelas II nak. Karena gak terlalu murah dan tidak terlalu mahal juga.”

(informan 7)

Kutipan tersebut diatas menyatakan bahwa informan 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7

tidak mempermasalahkan iuran yang harus dibayar. Kutipan tersebut di atas tidak

sejalan dengan beberapa informan yang mengemukakan:

“Agak beratlah, walaupun kami ambil kelas III, yang harganya 25.500 sebulan tapi kalo kami satu KK ada 6 orang, beratlah. Udah bayar sampe 150.000 sebulan. Sekarangkan penjualan gimana, laku pun kurang. Udah dua tahun belakangan ini agak beratlah perekonomian kami.”

(Informan 8)

“Jujur saja ya saya agak berat bayarnya. Saya cuma tukang ojek yang kadang banyak dapat kadang gak dapat sehari. Walaupun kelas III yang mau diambil pun tidak ada duit mau bayar setiap bulan.”

(Informan 9)

Menurut informan di atas menganggap iuran untuk menjadi peserta

mandiri memberatkan mereka untuk mendaftar.

“Bagi kami sih, kalau orang yang mampu dan tidak mau mendaftar ke kelas I atau ke kelas II, kan ada kelas III. Walaupun dia tidak sakit. Kan berguna juga untuk orang lain, dia ibadah, dia membantu orang yang sakit. Terus kalau kita jaga-jaga mana tau sakit. Kalaupun masih tidak mampu, lapor saja ke dinas sosial setempat. Dinas sosial setempat itu mempunyai kuota yang menampung bagi yang tidak mampu, nanti dinsos yang daftarkan ke BPJS Kesehatan. Adakan BPJS yang gratis seperti Kartu Medan Sehat, Jamkesmas.”

(informan 10)

Menurut informan diatas, jika memang tidak mampu untuk mendaftar ke

(38)

masih ada program pemerintah yaitu dengan mendaftar ke Dinas Sosial sebagai

peserta penerima Kartu Medan Sehat dan Jamkesmas.

4.3.2 Menunda atau Baru Mendaftar Menjadi Peserta Mandiri

Berdasakan hasil penelitian dengan wawancara mendalam kepada

beberapa informan, diperoleh hasil mengenai alasan calon peserta mandiri

menunda atau baru mendaftar. Berikut beberapa kutipan informan:

“Saya baru daftar sekarang kan, karena saya punya permasalahan mata, jadikan selama ini saya berobat umum jadi rupanya ini agak berat bayaran makanya saya dianjurkan sama adek itu suruh urus BPJS, jadi kira-kira ibu sudah bayar 3 minggu, ibuk bisa minta rujuk aja katanya. Makanya saya urus kartu BPJS ini. Waktu mata saya gak terlalu parah, ya saya umum ajalah, 500.000 atau 1.000.000 uang pribadi yah masih ada lah. Tapi ini kalo udah 7.000.000 an udah ga ada duit lah dek.

Sebenarnya juga malas daftar inikan karena kadang-kadang obatnya gak tepat. Tetangga saya ini baru ngalamin. Gak cocok obatnya sama dia katanya. Saya pun kurang ngerti juga itu kenapa.”

(informan 1)

Aku kan baru berhenti bekerja, perusahaannya gak ada mengurus kan langsung ke BPJS nya jadi aku sekaranglah baru ngurus ini.

(informan 2)

“Karena Kan gini, orang kampung ni mau ke kota jauh. Karena usia orangtua juga udah tua. Keluarga yang lain juga mau ngurusin jauh, karena sama-sama tinggal di kampung. Orang kampung tau lah ngurus yang susah kayak gini mana maulah. Ribet. Susah. Makanya ini kami mau nguruskan disini,apalagikan orangtua lagi sakit.”

(informan 4)

Baru daftar sekarang ya karena kami gak dapat KIS (Kartu Indonesia Sehat) yang dari pemerintah itu. Ya jadi ambil kelas III lah, mampunya itu.

(informan 5)

Tapi karena ngurusnya itu tadi kayak yang saya bilang yang capek. Waktu mau mendaftar ada saja yang kurang, kurang inilah, kurang itulah. Seharusnya proses pendaftaran atau syarat-syaratnya itu lebih singkatlah.

(informan 6)

(39)

(informan 7) “Kalau aku mau aja daftar tapi maunya satu-satu dulu kan, jangan semua dulu. Kemaren kan udah diajak juga sama tetangga. Tapi nanti-nantilah dulu, sekarang ga ada kawan lah kesini.”

(informan 8)

“Kalau menundanya ini sih enggak, tapi karena tidak tau dimananya mau daftar yaah. Tunggu-tunggulah dulu dek. Hehehehe.”

(informan 9)

Menurut beberapa informan diatas dengan berbagai alasan seperti baru

sempat, biaya pengobatan umum terlalu mahal dan sebagainya.

“Kalau dia menunda mendaftar, tunggu sakit dulu mendaftar, dia rugi ya. Misalnya tiba-tiba sakit mendadak, baru buat kartu. Dia tidak akan bisa gunain kartu dia langsung.”

(Informan 10)

Menurut informan diatas, jika masyarakat menunda mendaftar dan saat

sakit langsung daftar maka akan rugi. Karena tiba-tiba sakit, kartu BPJS tidak bisa

langsung digunakan.

4.3.3 Sudah Datang Berapa Kali

Berdasakan hasil penelitian dengan wawancara mendalam kepada

beberapa informan, diperoleh hasil mengenai sudah datang berapa kali datang ke

Kantor BPJS Kesehatan Cabang Utama Medan.

Ada dua informan yang menyatakan bahwa informan baru datang sekali

untuk datang mendaftar. Berikut beberapa kutipan informan :

Saya ini baru pertama kali datang, persyaratan belum tau.. apa yang ada ajalah dulu kan ini dibawa. Nanti kalo tidak bisa, ya pulang.

(Informan 4)

Ya ini baru daftar sekarang..

(40)

Ya ini pertama kali daftar, ya kayak nya semua udah lengkaplah syarat-syaratnya. Karena kan semalam saya sudah datang lihat apa saja persyaratannya.

(informan 7)

Ada enam informan yang menyatakan bahwa mereka sudah dua kali

datang untuk mencoba mendaftar menjadi peserta mandiri BPJS Kesehatan.

Berikut beberapa kutipan informan :

Sudah dua kali saya datang ni, semalam karena kurang itu ya jadi sekarang lah di urusnya. Daripada nanti-nanti. Kemaren juga pernah datang, bulan lalu karena masih ada yang salah.

(informan 1)

Aku sudah dua kali.

(informan 2)

Ya ini udah dua kali.

(informan 3)

Saya sudah dua kali kesini.

(Informan 6)

mmm.. datangnya ini, udah dua kali,,ya udah dua kali..

(informan 8)

Menurut informan di atas, calon peserta mandiri BPJS Kesehatan

menyatakan bahwa mereka telah mencoba datang untuk menjadi peserta. Namun,

ada beberapa persyaratan yang kurang lengkap dihari pertama yang membuat

mereka datang untuk kedua kalinya ke BPJS Kesehatan untuk mendaftar.

“Kadang persepsi masyarakat ini yang bilang agak susah dimegerti. Letak susahnya dimana, letak sulitnya dimana. Masyarakat ada yang merasa dipersulit karena memang dia tidak lengkap. Kalau dia posisinya lengkap, dia tinggal duduk, kasih berkas, tunggu dipanggil, sudah selesai... kalau berkasnya tidak lengkap, dia merasa dipersulitlah, dia merasa tidak puas. Nah itu yang susah. Karena BPJS juga punya peraturan.”

(41)

Menurut informan diatas, sebenarnya tidak ada yang sulit dan susah

dalam proses pendaftaran. Jika semua persyaratan lengkap maka tidak akan

merasa dipersulit.

4.3.4 Kelengkapan Persyaratan Administrasi

Kelengkapan persyaratan administrasi merupakan persyaratan yang harus

dilengkapi oleh calon peserta. Persyaratan tersebut antara lain melampirkan Kartu

Keluarga(KK), Kartu Tanda Penduduk(KTP), buku tabungan dan pas foto.

4.3.4.1Kelengkapan Kartu Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian BPJS Kesehatan di Kantor Cabang Utama

Medan dengan wawancara mendalam kepada beberapa informan, diperoleh hasil

mengenai kelengkapan Kartu Keluarga sebagai berikut:

Saya sudah pernah datang bulan lalu, tapi karena KK masih lama, harus ngurus dulu ke KK yang baru. Akhirnya saya datang semalam. Tapi karena kemaren ada yang kurang buku tabungan sama nomor hp. Agak ribet dari orang yang daftar pertama-tama lebih enak, gak payah. Bisa diwakilkan sama siapa aja kan trus bayar 50.000. Sekarang kan lebih mahal bisa sampai 300.000 makanya saya pala-palai kemari ajalah.

(informan 1)

Mana syarat-syarat belum lengkap, KTP ga ada yang asli, KK yang asli ga ada, buku tabungannya pun ga ada. Kalo yang belum ngerti ya ribet, susah hehehe.. macam inikan ngisi syarat pendaftaran ini kan. Kalo yang ga tau ya gitulah, saya rasa sulit apalagi yang ga tau syarat-syarat. Apalagi BPJS tidak memberikan informasi yang jelas, tidak kasih tau cara-caranya. Saya tanya disitu dia bilang bisa trus di kasihnya formulir. Harus cari-cari informasi dululah.

(informan 4)

Ya gak taulah dek, gak tau apa saja persyaratannya. Belum mau daftar dulu sih dek. Memang kata orang-orang sih susah persyaratannya. Macam itukan, KK harus baru dan trus masalah pembayarannya sih.

(informan 9)

Informan menyatakan bahwa kelengkapan administrasi meribetkan mereka

(42)

bahwa BPJS tidak memberikan informasi yang jelas sehingga masyarakat sering

mengalami kesulitan dan harus mencantumkan KK yang baru. Berbeda pendapat

dengan beberapa informan lain.

KK sudah ada..

(informan 3)

Oh, gak gak ribetlah. Karena kan ibuk udah tau persyaratannya apa saja. Kemaren juga udah datang, lihat-lihat apa saja yang harus dilengkapi seperti KK, KTP, buku tabungan, buku nikah. Sejauh ini tidak ada kesulitan, ga ada masalah sih. Sejauh ini peraturan BPJS nya normal aja sih.

(informan 5)

Kartu Keluarga saya ada..

(informan 6)

Oh persyaratannya itu tidaklah ribet. Karena kalau kita punya keluarga kan pasti punya KK dan KTP tentunya kan.

(informan 7)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa menurut

informan, informan telah memiliki Kartu Keluarga dan merasa tidak ada yang

keberatan atau ribet dengan persyaratan ini.

“Kalau KK itu sebenarnya tidak menyulitkan sih. Kalau menurut BPJS sih itu membantu program pemerintah yang sebenarnya KK kan harus warna biru. Cuma masalahnya sekarangkan bukan BPJS yang menyulitkan tapi eee.. kedinasan yang berhubungan dengan BPJS. Kalau misalnya tingkat kepedulian masyarakat sebelum ada BPJS, dia sudah memperbarui KKnya, setiap anak lahir di daftarkan, setiap perubahan anggota keluarga dilaporkan, sebenarnya kan tidak sulit. kalau sistem pemerintahannya tidak menyulitkan, misalnya mau ngurus KK tadi di kantor lurah, kantor camat cepat., kan tidak susah. Di BPJS sih kalau lengkap, ya tidak ada masalah sama BPJS.”

(Informan 10)

Menurut informan diatas, KK itu tidak menyulitkan. Jika masyarakat

peduli dan memperbarui KK, setiap anak lahir di daftarkan, setiap perubahan

anggota keluarga dilaporkan, maka tidak akan merasa dipersulit oleh persyaratan

(43)

4.3.4.2Kelengkapan Kartu Tanda Penduduk (KTP)

Berdasarkan hasil penelitian BPJS Kesehatan di Kantor Cabang Utama

Medan dengan wawancara mendalam kepada beberapa informan, diperoleh hasil

mengenai kelengkapan Kartu Tanda Penduduk sebagai berikut:

Yah inilah dek, harus ngurus KTP domisili di sini. Soalnya KTP suami kan KTP tidak KTP sini, KTP Aceh.

(informan 3)

Ya inilah dek karena KTP saya gak KTP sini, KTP dari Karo sana.

(informan 8)

Kedua informan menyatakan bahwa mereka terkendala oleh Kartu Tanda

Penduduk mereka yang berasal dari daerah asalnya dan belum mengurus KTP

baru atau KTP domisili dimana mereka tinggal sekarang. Menurut informan lain,

terkendala oleh KTP yang dibawa saat mau mendaftar tidak membawa KTP asli.

Saya ini baru pertama kali datang, mana syarat-syarat belum lengkap, KTP ga ada yang asli, KK yang asli ga ada, buku tabungannya pun ga ada. Kalo yang belum ngerti ya ribet, susah hehehe.. macam inikan ngisi syarat pendaftaran ini kan. Kalo yang ga tau ya gitulah, saya rasa sulit apalagi yang ga tau syarat-syarat. Apalagi BPJS tidak memberikan informasi yang jelas. Saya tanya disitu dia bilang bisa trus di kasihnya formulir. Harus cari-cari informasi dululah.

(informan 4)

Namun informan lain menyatakan, persyaratan mengenai kelengkapan

KTP tidak menyulitkannya.

Oh, gak gak ribetlah. Karena kan ibuk udah tau persyaratannya apa saja. Kemaren juga udah datang, lihat-lihat apa saja yang harus dilengkapi seperti KK, KTP, buku tabungan, buku nikah. Sejauh ini tidak ada kesulitan, ga ada masalah sih. Sejauh ini peraturan BPJS nya normal aja sih.

(44)

Menurut informan, persyaratan seperti KTP, KK, buku tabungan dan

persyaratan lainnya tidak sulit. Informan merasa bahwa persyaratan BPJS

Kesehatan masih normal.

“Kalau didiskusikan lagi di bagian validasi membawa KK yang asli dengan KTP salah satu anggota keluarga yang didalamnya asli, kita masih bolehi. Asal datanya memang benar. Kemudian yang mengurusnya memang orang yang ada dalam KK. Jadikan kita percaya. Harus salah satunya yang asli.

Untuk KTP yang domisili ya harus menyertakan surat dari lurah, kenapa? Karena masalah itu terkait pemilihan Fasilitas Kesehatan tingkat I. Fakses tingkat I inikan harus sesuai domisili, supaya memudahkan peserta. Makanya kita minta surat keterangan domisili tadi. Sebenernya masyarakat itu saya rasa ya begitu masuk ke depan sini, diluar sana sudah diberitahu ini ribet. Padahal dia belum masuk, dia belum tanya, dia belum mencoba. Kalau dia sudah masuk kita lihat berkas, apakah masih bisa diperbolehkan atau tidak.”

(Informan 10)

Menurut informan diatas, KTP domisili harus menyertakan surat

keterangan dari kantor lurah agar memudahkan peserta untuk mendapatkan

Fasilitas Kesehatan Tingkat I yang dekat dengan tempat tinggal peserta.

4.3.4.3 Kelengkapan Buku Tabungan

Menurut beberapa informan, buku tabungan menyulitkan peserta untuk

mendaftar bahwa calon peserta yang akan mendaftar adalah berusia tua. Berikut

pernyataan informan.

Kemaren ada yang kurang buku tabungan sama nomor hp. Buku tabungan juga saya terpaksa buat, karena biasanya orangtua macam saya ini nabungnya di celengan rumah aja. karena juga sudah tua, susah rasanya pakai yang gitu. Agak ribet dari orang yang daftar pertama-tama lebih enak, gak payah. Bisa diwakilkan sama siapa aja kan trus bayar 50.000. Sekarang kan lebih mahal bisa sampai 300.000 makanya saya pala-palai kemari ajalah.

(informan 1)

Kutipan tersebut di atas juga di dukung oleh informan 4 yang

(45)

Aaa.. ini jugalah yang susah dek. Cemanalah kan ini yang mau di daftarkan orangtua. Karena ambil kelas II rencananya kan berarti harus punya buku tabungan ini kan. Ya namanya orang kampung dek, udah tua lagi mana lah ada buku tabungan kan.. ga tau lah ini gimana..apa mau di uruskan dulu apa pakai punya kita kan,, nantilah di tanyakan lagi..

(informan 4)

Sedangkan menurut salah seorang informan, menyatakan bahwa belum

menyertakan buku tabungan karena ketidaktahuan akan persyaratan.

Kemaren tu kesini eee... belum menyertakan buku tabungan. Saya kira kan mendaftar dulu baru buka tabungan. Jadi saya kurang tau peraturannya.

(informan 6)

Sedangkan informan lain, menyatakan bahwa lupa melampirkan buku

tabungan saat hendak mendaftar menjadi peserta.

Oh persyaratannya buku tabungan itu kemaren saya lupa bawanya.

(informan 7)

“Buku tabungan itu sebenarnya tidak menyulitkan. Itu memudahkan masyarakat. Kenapa? Karena kelas I dan kelas II dianggap itu adalah orang yang mampu. Karena preminya sudah jauh diatas 50.000. BPJS menganggap mampu karena untuk membuka buku tabungan tidak masalah dong bagi orang yang mampu. Soalnya itu memudahkan mereka karena itu akan di autodebet, jadi mereka tidak membayar ke bank yang harus mengantri lagi. Mereka tinggal ngecek aja oohh.. ini sudah di potong. Kenapa masyarakat merasa sulit buka buku tabungan, mungkin itu masyarakat yang termasuk tidak mampu. Karena untuk membuka buku tabungan sudah tidak 500.000 lagi untuk peserta BPJS. Di Bank Mandiri sudah di fasilitasi Cuma bayar administrasinya saja. Itukan sudah dimudahi sebenarnya. Bagi yang ngerasa sulit kan ada pilihan kelas III. Kelas III tidak perlu buka buku tabungan karena BPJS menganggap kelas III adalah orang yang misalnya pekerjaan buruh tidak dibiayai perusahaanya. Berarti kan dia tidak punya buku tabungan. Sebenarnya yang bikin sulit mungkin juga bank yang bekerja sama masih bank pemerintah sedangkan yang masyarakat punyanya bukan bank pemerintah. Punyanya yang swasta.”

(Informan 10)

Menurut informan diatas, buku tabungan itu untuk memudahkan peserta

membayar premi dengan sistem autodebet. Peserta tidak perlu lagi antri ke bank

(46)

4.3.5 Peserta Harus Mendaftar Sendiri

Peserta harus mendaftar sendiri ke Kantor BPJS Kesehatan. Beberapa

informan menyatakan kesulitan harus mendaftar sendiri ke kantor BPJS. Berikut

beberapa pernyataan informan:

Mendaftar sendiri ini memang agak susah, karena kan aku sudah tua. Mana mata saya lagi sakit kan.

(informan 1)

Ya macam orangtua gitu cemana ya kan..udah umurnya pun udah 80an lebih. Supaya awak yang menguruskan disini gak usah lagi dia datang kemari. Jadi tinggal kasih kartu kesana aja udah..

(informan 4)

Sedangkan informan lain menyatakan bahwa mau tidak mau harus datang

sendiri. Berikut pernyataan yang dikemukakan oleh informan.

Ya inilah, aku datang sendiri kesini daftar karena kan semua keluargaku sudah terdaftar BPJS tapi dari perusahaan. Aku sama suami lah belum kan, karena kami kan masih tinggal sama orangtua.

(informan 2)

Ya mau gak mau harus datang lah langsung kesini kan. Ga bisa di diwakilkan juga kan katanya.

(informan 3)

Informan lain juga menyatakan bahwa mau tidak mau harus datang sendiri

dan harus meluangkan waktu untuk mendaftar.

Ya karena katanya harus mendaftar sendiri langsung, luangkan waktu lah hari ini.

(informan 5)

Ya itulah, harus daftar datang sendiri itulah, kalau tidak bisa siap 1 hari, malas jugalah besok datang. Karena jauh juga. Ya itulah..

(informan 8)

Ya, kita datang. Tapi karena jauh dek dari rumah saya. Udah datang, kalau gak lengkap..malas lagi datang. Saya kan tinggal Tuntungan sana, trus harus meluangkan waktu lagi untuk kesini, trus berhenti narik.

(47)

Menurut beberapa informan di atas menyatakan bahwa informan merasa

jaraknya jauh dari tempat tinggal sehingga informan malas untuk mendaftar.

“Kalau yang diwakilkan yang bukan keluarganya kita tidak perbolehi , kenapa? Bukan kita menyulitkan, enggak. Cuma kita menghindari yang namaya peserta tertipu oleh calo. Kan banyak itu calo diluar yang minta biaya biaya mahal. Sebenarnya kalalu dipikir-pikir ya terserah saja. Tapi kadangkan peserta ini kalau sudah ketipu calo ngeluhnya kesini. Trus dibawa-bawa ke rapat DPR, BPJS ada calo dan segala macamnya. Nah, untuk menghindari itu makanya kan BPJS buat tidak bisa diwakilkan. Boleh diwakilkan asal ada anggota keluarga dalam KK datang atau perwakilan yang menyuruhkan mendaftar menjelaskan ada hubungan saudara dengan membawa KK atau misal tetangga yang dekat rumahnya lansia . kami juga tak memaksakan lansia untuk datang kemari. Tetangga dekatnya boleh mendaftarkan tapi bawa KK perwakilan untuk melihat alamatnya dekat dengan calon peserta.”

(Informan 10)

Menurut informan di atas menyatakan, peserta harus mendaftar sendiri

untuk menghindari calo. Karena kalau peserta sudah tertipu oleh calo, peserta

akan mengeluh ke BPJS. Untuk menghindari hal tersebut, makanya BPJS

membuat peraturan tidak boleh diwakilkan.

4.3.6 Peserta Harus Mendaftarkan Semua Anggota Keluarga Dalam KK Semua calon peserta yang terdaftar dalam Kartu Keluarga wajib menjadi

peserta. Diwajibkannya semua masyarakat dalam kepesertaan BPJS untuk target

seluruh penduduk yang tinggal di Indonesia mengikuti program SJSN. Berikut

pernyataan beberapa informan mengenai kemauan untuk mendaftarkan semua

anggota keluarga dalam Kartu Keluarga:

“Ya tidak masalah lah dek, karena kan saya tinggal sendiri. Saya janda dan sudah tua. Anak-anak sudah menikah dan punya KK sendiri. Saya daftar sendiri lah.”

(48)

“Ya saya tidak masalah, karena saya baru menikah, dulu belum punya

asuransi kesehatan apapun. Yang ada di KK juga Cuma saya dan suami, saya

tidak masalah kalau peraturannya harus semua dalam KK yang daftar gitu.”

(informan 2)

Informan merasa tidak masalah karena yang berada dalam KK hanya

tinggal dia sendiri sedangkan informan lain hanya berdua dalam KK . Lain halnya

dengan informan berikut:

“Memang mau didaftarkan ini semuanya lah. Karena yang di dalam KK Cuma orangtua. Orangtua inilah yang mau didaftarkan karena lagi sakit juga.”

(informan 4)

Informan menyatakan mendaftarkan semua anggota dalam KK karena

yang berada di dalamnya hanya orangtuanya saja. Sedangkan informan berikut

menyatakan keberatan.

“Kalau aku mau aja daftar tapi maunya satu-satu dulu kan, jangan semua dulu. Masih berat saya rasa.”

(informan 8)

“Aaa.. inilah yang susah. Aku maunya daftarkan aku sama istri aja dulu. Anak nanti dulu tunggu ada duit.”

(informan 9)

Informan merasa keberatan untuk mendaftarkan semua anggota keluarga

dalam Kartu Keluarga dengan beberapa alasan.

“Tidak bisa dan memang tidak akan bisa. Di sistemnya BPJS langsung terkunci. Nah itu dia, jadi eee.. sistemnya sendiri yang mengunci. Begitu daftar satu, sistem sudah membaca semuanya gitu. Jadi mau tidak mau harus masuk jadi peserta. Kita jugakan semua berdasrkan sistem.

(49)

dana dari pemerintah tidak cukup untuk menangani penyakit itu semua. Kalau dipikir-pikir, yang ditangani BPJS juga bukan hanya yang sakit ringan saja, sakit berat juga BPJS tangani. Sehat pun kita, BPJS juga sudah membayar sekitar 8.000- 10.000 ke klinik atau ke puskesmas. jadi walaupun sehat ya tetap kami bayarkan ke klinik dan puskesmas.”

(informan 10)

Menurut informan di atas menyatakan, sistem BPJS akan terkunci. Jika

mendaftar satu orang saja, maka sistem BPJS akan membaca semua anggota yang

belum terdaftar dalam KK menjadi peserta. Alasan lain harus mendaftar seluruh

anggota dalam KK, karena BPJS mempunyai prinsip gotong-royong. Peserta sehat

membantu peserta sakit.

4.3.7 BPJS Online

Untuk memudahkan masyarakat sebagai peserta BPJS, BPJS memberikan

pelayanan dalam melakukan pendaftaran. Pendaftaran dilakukan dengan dua cara

yaitu manual dan online. Pendaftaran melalui online dilakukan dengan cara

mengakses melalui situs http://bpjskesehatan.go.id/. (Ashari,2015)

Dalam hal ini informan mengemukakan bahwa tidak mengetahui

pendaftaran secara online. Berikut kutipan dari informan:

“Nggak tau, orang bodoh.. saya bodoh. Saya nggak tau, megang hp aja saya nggak pande..”

(informan 1)

“Haa..? BPJS Online itu gimana caranya? Saya pernah dengar tapi tidak tau cara daftarnya itu.”

(informan 2)

“BPJS Online cemana?.. itu dari Handphone bisa??.. gak tau lah awak ada BPJS online ni.. nanti lah dicoba”

(informan 4)

“BPJS Online? Mmm... u

Gambar

Tabel 4.1 Karakteristik Informan
Gambar 2.1 Konsep keinginan (wants), permintaan (demand), dan kebutuhan(needs)
Gambar 2.2  Dimensi Universal Health Coverage
Gambar 2.3 Trasformasi BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi kerja karyawan dengan produktivitas kerja karyawan (r hitung = 0,069 dengan

a) ZMT Bremen will provide subsistence allowance of € 1250 per month for accommodation, meals and out-of-pocket expenses in Bremen for the duration of the fellowship.

bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2012 yang diundangkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2011 sebagaimana telah

Kita tidak sama dengan orang lain, dalam kaum kita tiak ada laki-laki, kita tidak punya mamak yang akan membela sako jo pusako, engkau adalah satu-satunya

Instrumen dalam penelitian ini adalah tes untuk melihat hasil belajar siswa sebelum dan setelah diberikan model pembelajaaran, lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa selama

Jumlah tenaga kerja kesehatan gigi di kalangan masyarakat dinilai kurang seimbang.Tujuan utama penelitian ini untuk mendeteksi penyakit pada gigi seseorang dengan

• Proses identifikasi zat juga demikian, user hanya menginput gejala-gejala zat yang timbul, setelah itu aplikasi akan melakukan pengecekan ke data base untuk kemudian

Perlakuan pemberian pupuk organik cair dan perlakuan macam varietas tidak terjadi interaksi nyata terhadap rerata bobot kering biji per tanaman dapat dilihat pada