Fisik merupakan salah satu faktor yang berfungsi untuk melakukan gerakan. Agar dapat menghasilkan gerakan yang efektif dan efisien harus didukung oleh kemampuan fisik yang baik. Macam-macam kemampuan fisik antara lain kekuatan, daya tahan, kecepatan, fleksibilitas, dan ketajaman indra.
Daya ledak otot atau muscular power merupakan suatu unsur di antara unsur-unsur komponen kemampuan fisik. Kemampuan fisik adalah kemampuan tugas-tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa. Menurut A. J. Harrow (1972: 35) “Kemampuan fisik adalah kemampuan untuk memfungsikan sistem organ tubuh dalam melakukan gerak tubuh”. Menurut Sugiyanto (1996: 221), “Kemampuan fisik adalah kemampuan memfungsikan organ-organ tubuh dalam melakukan aktivitas fisik”. Kemampuan fisik sangat penting untuk mendukung mengembangkan aktivitas psikomotor. Gerakan yang terampil dapat dilakukan apabila kemampuan fisiknya memadai.
Penelitian terhadap berbagai persyaratan yang dibutuhkan dalam ratusan aktivitas jasmani telah mengidentifikasi sembilan kemampuan dasar yang tercakup dalam kinerja dari tugas-tugas fisik. Sembilan kemampuan dasar tersebut identik dengan komponen-komponen dalam kondisi fisik, yaitu kemampuan biomotorik manusia, yang dapat ditingkatkan sampai batas-batas tertentu dengan melakukan latihan-latihan tertentu yang sesuai. Kemampuan-kemampuan itu meliputi kekuatan, kecepatan, kelincahan, daya tahan, keseimbangan, kelenturan, akurasi, koordinasi, dan daya ledak otot atau muscular power.
Daya ledak adalah suatu kemampuan seorang atlet untuk mengatasi suatu hambatan dengan kecepatan kontraksi yang tinggi. Menurut Harsono (1988: 200) “Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat”. Daya ledak ini diperlukan di beberapa gerakan asiklis, misalnya pada atlet seperti melempar, menendang atau memukul. Lebih lanjut Harre (1982: 102) menyatakan bahwa, “Daya ledak adalah kemampuan olahragawan untuk mengatasi tahanan dengan suatu kecepatan kontraksi tinggi”.
Daya ledak merupakan kombinasi dari kecepatan maksimal dan kekuatan maksimal. Daya ledak otot ini harus ditunjukkan oleh perpindahan tubuh (dalam tendangan jauh) atau benda (lembing yang dilempar) melintasi udara, ketika otot-otot harus mengeluarkan kekuatan dengan kecepatan yang tinggi agar dapat membawa tubuh atau objek pada saat pelaksanaan gerak untuk dapat mencapai suatu jarak.
Daya ledak ialah kemampuan sebuah otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh (Suharno HP, 1984: 11). Daya ledak atau explosive power adalah kemampuan otot atau sekelompok otot seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimal yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya atau sesingkat-singkatnya. Unjuk kerja kekuatan maksimal yang dilakukan dalam waktu singkat ini tercermin seperti dalam aktivitas smash, lempar lembing, serta gerak lain yang bersifat eksplosif.
Daya ledak merupakan hasil perpaduan dari kekuatan dan kecepatan pada kontraksi otot (Bompa, 1983: 231). Daya ledak merupakan salah satu dari komponen gerak yang sangat penting untuk melakukan aktivitas yang sangat berat karena dapat menentukan seberapa kuat orang memukul, seberapa jauh seseorang dapat melempar, seberapa cepat seseorang dapat berlari dan sebagainya.
Daya ledak adalah faktor utama dalam pelaksanaan segala macam ketrampilan gerak dalam berbagai cabang olahraga. Upaya dalam meningkatkan unsur daya ledak dapat dilakukan dengan cara:
1) Meningkatkan kekuatan tanpa mengabaikan kecepatan atau menitikberatkan pada kekuatan;
2) Meningkatkan kecepatan tanpa mengabaikan kekuatan atau menitik beratkan pada kecepatan;
3) Meningkatkan keduanya sekaligus, kekuatan dan kecepatan dilatih secara simultan.
Daya ledak otot adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerjakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (M. Sajoto, 1988: 58). Selanjutnya power dijelaskan oleh Matjan (2007: 14) bahwa:
“Tenaga ledak otot (muscle power) adalah suatu tingkat kemampuan otot melepaskan tenaga sebesar-besarnya dalam waktu yang singkat”. Dan menurut Bucher (2004: 348) bahwa: “Muscular power is the ability to release maximum force in the shortest period of time”. Maksud dari kalimat tersebut bahwa, “Daya ledak otot adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimal yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya”. Adapun pengertian power oleh Harsono (2001: 24) disebutkan bahwa, “Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang amat singkat”.
Power merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang dibutuhkan hampir semua cabang olahraga, terutama cabang olahraga yang menuntut atletnya mempunyai daya ledak otot, seperti dalam cabang Atletik, bela diri, olahraga permainan, dan sebagainya. Power penting terutama untuk cabang-cabang olahraga yang atetnya harus menggerakkan tenaga yang eksplosif seperti smash, nomor-nomor lempar dalam Atletik, dan gerakan melempar bola softball. Juga dalam cabang-cabang olahraga yang mengharuskan atletnya untuk menolak dengan kaki seperti nomor-nomor lompat dalam Atetik, sprint, Bolavoli (untuk smash), dan nomor-nomor yang ada unsur akselerasi (percepatan) seperti balap lari, balap sepeda, mendayung, renang dan sebagainya.
Daya ledak otot merupakan gabungan dari beberapa unsur fisik yaitu unsur kekuatan dan unsur kecepatan. Power atau daya ledak otot merupakan kemampuan mengeluarkan tenaga atau kekuatan maksimal dalam waktu yang cepat. Dalam hal ini dapat dinyatakan bahwa daya ledak (power) = kekuatan (strenght) × kecepatan (velocity). Hatfield dalam Ismaryati (2006: 59) menyatakan bahwa, “Power merupakan hasil perkalian antara gaya (force) dan jarak (distance) dibagi dengan waktu (time)”. Daya ledak adalah kekuatan dan kecepatan kontraksi otot secara dinamis explosive dalam waktu yang cepat. Hal ini senada dengan pendapat Dangsina Moeloek (1984: 7) bahwa, “Daya ledak otot (muscular explosive power) adalah kemampuan otot atau sekelompok otot melakukan kerja secara eksplosif”.
Berdasarkan pengertian dan pendapat mengenai power, maka dapat disimpulkan bahwa power adalah kombinasi antara kekuatan dengan kecepatan untuk mengatasi beban dengan kecepatan kontraksi otot yang tinggi. Kekuatan menggambarkan kemampuan otot untuk mengatasi beban. Sedangkan kecepatan menunjukan kemampuan otot mengatasi beban dengan kontraksi yang sangat cepat, kekuatan otot dan kontraksi otot merupakan ciri utama dari power. Dengan kata lain, kekuatan dapat dikatakan power apabila dilakukan dengan sangat cepat. Dengan demikian, dua unsur penting yang menentukan kualitas daya ledak adalah kekuatan dan kecepatan. Secara singkat, power itu adalah gabungan antara kekuatan dan kecepatan. Adapun kegunaan power menurut Suharno H.P. (1985: 59) adalah:
1) Untuk mencapai prestasi maksimal;
2) Dapat mengembangkan teknik bertanding dengan tempo cepat dan gerak mendadak;
3) Memantapkan mental bertanding atlet; 4) Simpanan tenaga anaerobik cukup besar.
Dalam rangka peningkatan prestasi olahraga Atletik, komponen kondisi fisik power perlu mendapatkan perhatian khusus, terutama power lengan dan power tungkai. Untuk mencapai prestasi puncak tidak hanya kekuatan saja yang diperlukan, tetapi juga diperlukan komponen kecepatan ini yang dipadukan menjadi power. Kekuatan merupakan dasar untuk membentuk power. Sesuai pendapat Harsono (2007: 177) bahwa “strength tetap merupakan dasar (basis) dari power dan daya tahan otot”.
Banyak kita lihat orang yang memiliki otot yang besar, tetapi tidak mampu bergerak dengan cepat atau sebaliknya mampu bergarak dengan cepat, tetapi tidak mengatasi beban dengan gerakan yang cepat. Ini menandakan bahwa kekuatan otot saja belum menjamin untuk menghasilkan power otot. Oleh sebab itu, maka antara kekuatan dan kecepatan harus dilatih untuk menghasilkan power yang baik. Power menurut Bompa (1983: 22) dibedakan menjadi dua, yaitu power siklis dan power asiklis. Perbedaan kedua jenis power ini dapat dilihat dari segi kesesuaian jenis gerakan atau ketrampilan gerak. Dalam kegiatan olahraga, power tersebut dapat dikenali dari perannya pada suatu cabang olahraga. Cabang-cabang
olahraga yang lebih dominan power siklisnya adalah lari cepat, dayung, renang, bersepeda dan olahraga sejenisnya. Sedangkan olahraga seperti melempar, menolak, dan melompat pada atletik, unsur-unsur gerakan senam, beladiri, loncat indah, dan olahraga permainan lebih dominan power asiklisnya.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Power
Faktor-faktor yang mempengaruhi daya ledak (power) otot dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern: