• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

14

1. Olahraga Atletik untuk Anak-anak (Kids Athletics) a. Hakikat Atletik

Di dunia olahraga dikenal berbagai macam cabang olahraga yaitu Atletik, Renang, Senam, Sepakbola, Bolabasket, Bolavoli, Tinju, dan lain-lain. Di antara beberapa cabang olahraga tersebut yang ada kaitannya dengan penelitian ini adalah Atletik. Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang diajarkan di sekolah dan sering dilombakan di ajang Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) maupun Olimpiade Olahraga Siswa Nassional (O2SN).

Atletik berasal dari bahasa Yunani “athlon” artinya kontes, pertandingan, perlombaan, pergulatan atau perjuangan, sedangkan orang yang melakukannya dinamakan athleta (atlet). Menurut Yoyo Bahagia, dkk (2000: 4), “Istilah Atletik berasal dari beberapa sumber antara lain bahasa Yunani, yaitu “athlon” yang mempunyai pengertian berlomba atau bertanding. Istilah lain yang menggunakan Atletik adalah athletics (bahasa Inggris), athletiek (bahasa Belanda), athletique (bahasa Perancis) atau athletic (bahasa Jerman)”. Istilah lain yang mempunyai arti sama dengan istilah Atletik di Indonesia adalah “leichtatletik” (Jerman), “athletismo” (Spanyol), “olahraga” (Malaysia), dan “track and field” (USA).

Istilah Atletik yang digunakan di Indonesia saat ini diambil dari bahasa Inggris yaitu Athletics yang berarti cabang olahraga yang meliputi jalan, lari, lompat, dan lempar. Sementara di Amerika Serikat, istilah Atletik berarti olahraga pertandingan, dan istilah untuk menyebut Atletik adalah track and filed. Di Jerman, istilah Atletik diberi makna yang lebih luas yaitu berbagai cabang olahraga yang bersifat perlombaan atau pertandingan, termasuk cabang olahraga Renang, Bolabasket, Tenis, Sepakbola, Bolavoli, Senam, dan lain-lain.

Atletik merupakan cabang olahraga pertama pada olimpiade pertama tahun 776 SM. Induk olahraga cabang Atletik tingkat internasional adalah IAAF (International Amateur Athletic Federation). Sedangkan induk organisasi untuk

(2)

olahraga Atletik di Indonesia adalah PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia). Atletik adalah satu cabang olahraga yang diperlombakan yang meliputi nomor-nomor jalan, lari, lempar, lompat (Aip Syarifuddin, 1992: 2). Menurut Munasifah (2008: 9), “Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat”. Yoyo Bahagia, dkk (2000: 16), juga berpendapat bahwa, “Secara umum ruang lingkup pembelajaran Atletik di sekolah-sekolah meliputi nomor-nomor: jalan, lari, lompat dan lempar”. Khomsin (2011: 2) mengemukakan bahwa, “Atletik adalah aktivitas jasmani atau latihan fisik, berisikan gerak-gerak alamiah/wajar seperti jalan, lari, lompat, dan lempar”. Dengan berbagai cara,Atletik telah dilakukan sejak awal sejarah manusia. Berdasarkan sejarah, kita kembali ke zaman klasik-purba pada saat Atletik dilakukan orang dalam bentuk olahraga yang rapi dan teratur.

Olahraga Atletik sering dianggap sebagai “induk” dari olahraga Atletik terdiri dari unsur–unsur gerak utama yang mendasari banyak cabang olahraga yaitu lari, jalan, lompat, dan lempar. Olahraga Atletik adalah olahraga tertua. Di setiap negara, Atletik berkembang menurut bahasanya masing-masing tetapi pengertiannya sama bahwa olahraga ini menjadi dasar dari seluruh cabang olahraga dan gerak dari Atletik seperti jalan, lari, lompat dan lempar adalah gerak alamiah dari manusia. Sejak manusia ada di bumi, mereka telah melakukan gerakan berjalan, berlari, melompat, dan melempar yang semuanya itu merupakan gerakan alami yang dilakukan sehari-hari, baik dalam usahanya mempertahankan hidup ataupun untuk menyelamatkan diri dari gangguan alam sekitarnya (Yoyo Bahagia, dkk, 2000: 3).

Atletik merupakan dasar untuk melakukan bentuk-bentuk gerakan yang terdapat di dalam cabang olahraga yang lainnya. Dengan mengikuti kegiatan latihan Atletik, akan dapat diperoleh berbagai pengalaman yang sangat berguna dan bermanfaat bagi kehidupan. Hal ini dikarenakan dalam melakukan kegiatan Atletik, akan dilatih kekuatan, kecepatan, kelentukan, kelincahan, ketepatan, daya tekan, koordinasi gerak, keuletan, kedisiplinan dan percaya diri serta bertanggung jawab (Aip Syarifuddin, 1992: 60).

(3)

Dari beberapa pendapat di atas, dapat diartikan bahwa Atletik adalah cabang olahraga yang terdiri dari beberapa nomor seperti lari, lempar, dan lompat. Nomor-nomor perlombaan yang dipertandingkan dalam lomba Atletik meliputi nomor lari, lompat, dan lempar. Selain itu, terdapat nomor perlombaan khusus yaitu jalan cepat, lari halang rintang, dan lari lintas alam. Ada pula berbagai nomor perlombaan campuran seperti pancalomba, saptalomba, dan dasalomba (Adi Winendra dkk, 2008: 4).

Di Indonesia, perlombaan-perlombaan dan perkumpulan Atletik baru muncul sekitar tahun 1917. Baik atlet-atletnya maupun pengurusnya, sebagian besar terdiri dari pemuda-pemuda atau orang-orang Belanda atau Indo-Belanda. Baru pada tahun 1942, pada masa penjajahan Jepang, putra-putri Indonesia, terutama pelajar-pelajarnya agak banyak melakukan kegiatan olahraga Atletik. Di sekolah-sekolah mulai tingkat SD, SLTP, dan SLTA, serta sekolah-sekolah yang lainnya. selain diajarkan I’a (senam iso ala Jepang) dan kyoren (baris-berbaris banyak juga diberi pelajaran dan latihan Atletik). Perlombaan-perlombaan Atletik antar sekolah dari lain kota pun sering diadakan.

Kemudian setelah bangsa Indonesia merdeka, baik dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 1948 di Surakarta maupun Pekan Olahraga Mahasiswa (POM) I tahun 1951 di Yogyakarta, hampir seluruh nomor Atletik diperlombakan seperti yang ada pada sekarang ini. PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia), yaitu induk organisasi Atletik yang sekarang, baru resmi didirikan pada tanggal 2 September 1950 di Semarang Jawa Tengah.

Perkembangan Atletik masuk dalam dunia pendidikan dari zaman penjajahan Jepang di Indonesia, dan sekarang Atletik telah masuk dalam kurikulum pendidikan yang wajib diajarkan untuk jenjang SD, SMP dan SMA atau sederajat. Atletik sudah masuk ke dalam kurikulum pendidikan jasmani sehingga wajib diajarkan kepada siswa. Dengan demikian, Atletik dikenal dan menyebar dikalangan pelajar yang ditunjang pula oleh penyelenggaraan pertandingan Atletik antar pelajar seperti dalam arena POPSI. Upaya pengembangan Atletik untuk menjadi bagian dalam pengalaman belajar siswa, juga ditunjang oleh penyediaan tenaga guru olahraga atau guru penjas yang

(4)

berkualifikasi guru profesional yang telah dididik di lembaga pendidikan tenaga guru, seperti SGPD, SGO, SMOA atau yang bertaraf perguruan tinggi yakni di APD, FPD, BI & B II Penjas.

b. Hakikat Kids Athletics

Atletik adalah suatu cabang olah raga yang meliputi nomor-nomor lari, lompat dan lempar. Atletik adalah cabang olahraga yang wajib diberikan di semua jenjang pendidikan. Seperti diketahui bahwa Atletik dikenal sebagai “mother of sport”. Itu sebabnya Atletik penting diajarkan sejak anak-anak usia dini.

Kids Athletics menyuguhkan dan memberikan kegembiraan, latihan-latihan, even baru, dan gerakan-gerakan wajib yang beragam memerlukan penguasaan dalam lingkup satu tim atau regu pada lokasi yang berbeda-beda di dalam arena lomba. Lebih dari itu, even ini memungkinkan bagi suatu jumlah besar anak-anak untuk berpartisipasi di dalamnya dalam kemungkinan area yang terdekat dan di dalam suatu periode waktu yang dapat diperhitungkan dengan gerak dasar pada Kids Athletics yaitu seperti lari, lari daya tahan, lompat, dan lempar dapat dilakukan dan dilatihkan dalam suatu susunan bermain (IAAF, 2000: 5).

Kids Athletics merupakan seperangkat permainan yang bersifat menyenangkan yang ditujukan untuk aktivitas olahraga anak-anak. Sebagaimana orang dewasa yang memerlukan fasilitas atau alat olahraga standar, anak-anak pun memerlukan peralatan olahraga yang sama, namun yang sesuai dengan kebutuhan mereka, atau disesuaikan dengan sifat, karakteristik, dan kemampuan anak-anak. Tujuannya adalah untuk keperluan jasmani dan olahraga yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.

Kids Athletics ditujukan untuk anak-anak. Olahraga ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi minat anak-anak dalam aktivitas gerak, mengenalkan dasar-dasar gerakan Atletik dalam bentuk permainan, merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, serta memelihara kesehatan, menghindari rasa bosan pada anak-anak, dan memberikan solusi bagi anak-anak pecinta olahraga dalam

(5)

mendapatkan peralatan yang tepat. Dalam Kids Athletics, olahraga Atletik dibuat lebih mudah dilakukan karena banyak mengandung permainan dan dipertandingkan dalam nomor beregu sehingga tidak menimbulkan rasa bosan. Selain itu juga tidak dibedakan kategori putra dan putri.

Anak-anak dalam kehidupannya hampir dari sebagian waktunya dihabiskan untuk bermain dengan melakukan berbagai bentuk gerakan berlari, melompat, dan melempar. Anak di kelas permulaan sekolah dasar (SD) akan merasa senang bila mendapatkan pelajaran yang telah diketahui sebelumnya seperti lari dan bermain sehingga mereka akan lebih tertarik dan terampil dalam melakukannya. Dengan demikian, bentuk-bentuk gerakan dasar Atletik perlu ditanamkan kepada anak-anak kelas permulaan SD agar anak-anak dapat mengembangkan dan meningkatkan keterampilan gerak dasar Atletik tersebut. Maka dari itu perlu ditanamkan berbagai cara melakukan gerakan dasar Atletik yang benar seperti gerakan lari, lompat dan lempar kepada anak-anak.

Atletik sebenarnya adalah olahraga yang menyenangkan. Akan tetapi seringkali anak-anak jenuh dan tidak senang dengan pelajaran Atletik karena yang diajarkan sama dengan Atletik yang dilakukan oleh orang dewasa. Mereka akan bosan dan menghindar dari kegiatan Atletik. Untuk anak-anak sekolah dasar, materi Atletik berbeda dengan materi Atletik untuk orang dewasa. Agar pembelajaran Atletik lebih menyenangkan, maka guru diharuskan untuk kreatif dan inovatif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hal ini bisa dilakukan dengan membuat model pembelajaran yang menyenangkan. Selain itu, bisa juga dengan membuat modifikasi alat yang mudah digunakan dengan tampilan yang menarik, aman dipakai, dan membuat anak-anak senang menggunakannya.

Anak merupakan investasi dan sumber dari masa depan perkembangan sebuah bangsa. Pengelolaan dan perlakuan yang benar terhadap anak akan mempertinggi peluang tercapainya kemajuan masa depan sebuah bangsa dan negara. Aspek perkembangan jasmani merupakan sebuah faktor dominan yang tidak dapat dikesampingkan. Bahkan perkembangan jasmani merupakan prioritas untuk dikelola dengan benar dan optimal. Hal ini sesuai dengan semboyan yang menyebutkan bahwa di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula.

(6)

”Mensana in corpore sano”. Melalui kegiatan di sekolah maupun di luar sekolah, kegiatan jasmani merupakan sebuah kegiatan yang perlu diprogramkan dengan pengelolaan yang benar melalui pendekatan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Anak bukanlah orang dewasa dalam ukuran kecil. Untuk itu, setiap anak memiliki ciri dan sifat yang khas yang harus diberikan perlakuan yang khas pula. Bila orang dewasa memiliki kegiatan jasmani dalam bentuk olah raga dengan fasilitas yang standar, maka anak-anak memerlukan implementasi kegiatan jasmani dengan segala peralatannya yang khas sesuai dengan ciri dan sifat anak tersebut. Kondisi ini sangat diperlukan agar anak dapat melakukan kegiatan jasmani dan olah raga sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya.Oleh karena itu, diciptakanlah beberapa Peralatan Olahraga Anak (POA) yang telah diteliti dan diujicobakan. Penciptaan ini diharapkan mampu memberikan peluang yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan anak melalui aktifitas jasmani dan olahraga.

Peralatan Olahraga Anak (POA) sebagai perangkat pendidikan jasmani dan olah raga, yang memiliki berbagai fungsi pendidikan, kepelatihan dan pengembangan dasar gerak di bidang keolahragaan. Peralatan Olahraga Anak (POA) sangat penting bagi pengguna untuk dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai. POA disusun dalam sebuah paket atau set yang berisi 6 jenis peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai jenis kegiatan jasmani dan olahraga seperti gerak lari, lompat, dan lempar (Atletik) serta kegiatan jasmani lain yang dapat dilakukan dengan menggunakan alat tersebut. POA memiliki beberapa manfaat dan tujuan di antaranya adalah:

1) Pemenuhan minat untuk bergerak.

2) Pengenalan dasar-dasar gerak Atletik dalam bentuk permainan.

3) Merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani (bertambahnya tinggi dan berat badan yang harmonis) serta perkembangan gerak.

4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan serta kesegaran jasmani dan membantu merehabilitasi kelainan gerak pada usia dini.

(7)

6) Menanggulangi masalah bagi anak-anak pecinta olahraga untuk memdapatkan perlengkapan yang berkualitas baik dengan harga terjangkau.

7) Meningkatkan kebutuhan anak-anak sekolah dasar akan perlengkapan olahraga dan kesehatan di lingkungan.

Dengan diciptakannya POA tersebut, maka terciptalah Atletik yang dikhususkan untuk anak-anak, khususnya anak usia sekolah dasar yang akhirnya diberi nama Kids Athletics.

Peralatan olahraga yang digunakan dalam Kids Athletics adalah alat-alat yang sifanya lebih ringan, yang ditujukan untuk aktivitas gerak seperti lari, lompat, lempar, dan lain-lain. Peralatan Kids Athletics di antaranya adalah turbo (mirip anak panah namun lebih ringan yang ditujukan untuk aktivitas lempar), gawang (yang ditujukan untuk aktivitas lompat), matras, clapper, peluru modifikasi, dan lain-lain.

Materi Kids Athletics ini telah diajarkan oleh guru PJOK hampir diseluruh Indonesia dengan banyak pertimbangan. Selain lebih menyenangkan bagi peserta didik karena merupakan hal yang baru, juga karena dalam pengadaan sarana dan prasarana Kids Athletics ini jauh lebih murah karena dapat dibuat sendiri oleh guru PJOK di sekolah masing-masing.

Seperti diketahui bahwa Atletik merupakan “mother of sport” sehingga Atletik menjadi cabang olahraga yang wajib diajarkan kepada pelajar sekolah dasar. Kids Athletics adalah jenis dari cabang olahraga Atletik yang diperuntukkan khusus untuk sekolah dasar. Jenis cabang olahraga ini diperkenalkan pertama kali oleh IAAF (International Association of Athletics Federation). Kemudian disebarkan di sekolah-sekolah melalui berbagai pendidikan dan pelatihan oleh Pusat Pembinaan Atletik Pelajar (PPAP). Dengan dijadikannya Kids Athletics sebagai cabang olahraga resmi dalam APSSO (Asean Primary School Sport Olympiade) ini, PB PASI (Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia) telah berhasil mensosialisasikan Atletik di tingkat sekolah dasar baik di Indonesia maupun di negara-negara Asia Tenggara. Kemudian Kids Athletics ini disebarkan di sekolah-sekolah melalui berbagai pendidikan dan pelatihan oleh Pusat

(8)

Pembinaan Atletik Pelajar (PPAP). Melalui usaha ini, diharapkan Atletik semakin digemari oleh anak-anak dan bibit-bibit baru semakin banyak ditemukan. Secara bertahap Depdiknas harus menyediakan peralatan yang dibutuhkan di sekolah-sekolah dan di provinsi-provinsi.

Kids Athletics adalah salah satu cabang olah raga yang di perlombakan dalam even POPDA baik itu tingkat kecamatan, kabupaten bahkan provinsi. Departemen Pendidikan Nasional pun menyetujui anjuran PB PASI agar cabang Atletik yang dimainkan adalah Kids Athleticsya itu program pembinaan Atletik bagi atlet usia pelajar sekolah dasar sesuai dengan kebijakan IAAF (International Association of Athletics Federation). Dalam Kids Athletics, olahraga Atletik dibuat lebih mudah dilakukan karena banyak mengandung permainan dan dipertandingkan dalam nomor beregu sehingga tidak menimbulkan rasa bosan. Selain juga tidak dibedakan kategori putra dan putri. Kids Athletics ini terdiri dari beberapa cabang, di antaranya:

1) Sprint/Hurdles/Kanga’s Escape (Lari Halang Rintang). 2) Forward Squat Jumps (loncat Katak).

3) Kids Javelin Throwing (Lempar Turbo).

4) Sprint, Hurdles and Slalom Course (Formula One).

2. Kemampuan Kids Javelin Throwing a. Definisi Kemampuan

Di dalam kamus bahasa Indonesia, kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta berlebihan). Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. Yang dimaksud kemampuan atau ability ialah bakat yang melekat pada seseorang untuk melakukan suatu kegiatan secara fisik atau mental yang ia peroleh sejak lahir, belajar, dan dari pengalaman (Soehardi, 2003: 24). Soelaiman (2007: 117) mengungkapkan bahwa, “Kemampuan adalah sifat yang dibawa sejak lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya, baik secara mental maupun fisik”. Kemampuan dan

(9)

keterampilan memainkan peranan utama dalam perilaku dan kinerja individu. Keterampilan adalah kecakapan yang berhubungan dengan tugas yang di miliki dan dipergunakan oleh seseorang pada waktu yang tepat. Dengan kata lain, kemampuan adalah karakteristik stabil yang berkaitan dengan kemampuan maksimum fisik dan mental seseorang.

Kemampuan juga bisa disebut dengan kompetensi. Kata kompetensi berasal dari bahasa Inggris “competence” yang berarti ability, power,authority, skill, knowledge, dan kecakapan, kemampuan serta wewenang. Jadi kata kompetensi dari kata competent yang berarti memiliki kemampuan dan keterampilan dalam bidangnya sehingga ia mempunyai kewenangan atau atoritas untuk melakukan sesuatu dalam batas ilmunya tersebut.

Kompetensi merupakan perpaduan dari tiga domain pendidikan yang meliputi ranah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang terbentuk dalam pola berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar ini, kompetensi dapat berarti pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.

Dari pengertian-pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan suatu kegiatan secara fisik atau mental yang diperoleh sejak lahir, belajar, dan dari pengalaman. Secara garis besar, kemampuan terdiri dari dua faktor yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang mencakup kapasitas untuk mengerjakan berbagai tugas kognitif yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas mental, berpikir, menalar dan memecahkan masalah yang mengacu pada kapasitas untuk mengerjakan tindakan-tindakan fisik. Sedangkan kemampuan fisik mengacu pada kapasitas untuk mengerjakan tindakan-tindakan fisik yang berupa tugas-tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa.

b. Kids Javelin Throwing (Lempar Turbo)

(10)

keterampilan gerak dasar manipulatif yang dilakukan dengan anggota badan. Oleh karena itu, guru sebagai fasilitator siswa dalam belajar perlu menciptakan kesempatan yang merangsang anak-anak untuk mengembangkan kemampuan melempar dalam suasana bermain yang bebas. Lempar lembing adalah salah satu nomor yang terdapat dalam cabang olahraga Atletik yang menggunakan alat bulat panjang yang berbentuk tombak dengan cara melempar sejauh-jauhnya. Untuk memperoleh jauhnya lemparan diperlukan kekuatan dan kecepatan gerak serta sudut yang tepat pada saat lembing lepas dari tangan.

Keseluruhan nomor yang dipertandingkan dalam cabang olahraga Kids Athletics mempunyai sifat-sifat yang menyenangkan bagi peserta didik, terutama untuk nomor Kids Javelin Throwing. Lempar merupakan salah satu komponen dalam Atletik. Saputra (2002: 85) mengemukakan bahwa, “Lempar bagi siswa sekolah dasar menjadi bagian keterampilan gerak dasar manipulatif yang dilakukan dengan anggota badan”. Ria Lumintuarso (2008: 40) menyatakan bahwa, “Lempar adalah salah satu kegiatan nomor lempar pada Kids Athletics, yaitu kegiatan melempar dengan satu tangan untuk mencapai jarak tertentu”. Tugas utama guru PJOK adalah menciptakan kesempatan yang merangsang anak-anak untuk mengembangkan kemampuan melempar dalam suasana bermain yang bebas.

Kids Javelin Throwing adalah olahraga Atletik yaitu nomor lempar lembing bagi anak-anak. Kids Javelin Throwing adalah dasar dari lempar lembing. Lempar lembing terdiri dari dua kata yaitu lempar dan lembing. Lempar yang berarti usaha untuk membuang jauh-jauh, dan lembing adalah tongkat yang berujung runcing yang dibuang jauh-jauh. Lempar turbo adalah salah satu kegiatan nomor lempar pada Kids Athletics, yaitu kegiatan melempar dengan satu tangan untuk mencapai jarak tertentu (Ria Lumintuarso, 2008: 40). Turbo atau rudal adalah lembing yang terbuat dari pralon 1 dim dengan ujung dari kayu jati dan ekor imprabot. Panjang turbo adalah 40 cm dengan massa yang cukup ringan bagi anak usia sekolah dasar. Seperti lempar lembing dewasa, tata cara melakukan lempar turbo diawali dengan awalan, kemudian greakan melempar turbo tersebut ke daerah lemparan yang dibatasi garis lempar. Faktor keamanan

(11)

dalam pembelajaran turbo juga penting untuk diperhatikan seperti peraturan kapan harus melempar turbo dan kapan mengambil turbo kembali harus dipatuhi oleh seluruh siswa.

Berdasarkan pendapat di atas, Kids Javelin Throwing adalah salah satu nomor yang terdapat dalam cabang olahraga Kids Athletics yang menggunakan alat bulat agak panjang yang berbentuk menyerupai tombak yang memiliki sayap pada sisinya yang terletak pada ujung belakang dan dilakukan dengan cara melempar sejauh-jauhnya. Seperti halnya pelaksanaan nomor lempar lainnya, penguasaan teknik yang sempurna akan menghasilkan lemparan maksimal. Pada dasarnya teknik gerakan Kids Javelin Throwing diturunkan dari teknik gerak lempar lembing hanya yang membedakan adalah sarana yang digunakan, baik dari segi ukuran, bahan baku, maupun bentuknya. Hal ini dikarenakan sarana pembelajaran Kids Javelin Throwing sudah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga sedikit berbeda dari bentuk lembing aslinya. Hal ini ditujukan untuk mempermudah siswa dalam melaksakanan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan sarana yang lebih ringan dan lebih mudah menggunakannya. Dengan bentuknya yang unik membuat siswa senang menggunakannya selama kegiatan pembelajaran.

1) Teknik Kids Javelin Throwing (Lempar Turbo)

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan teknik gerak pelaksanaan Kids Javelin Throwing yaitu teknik memegang lembing, teknik membawa lembing, dan teknik gerak pelaksaanaan melempar lembing.

a) Teknik Memegang Lembing

Pada nomor Kids Javelin Throwing, teknik memegang turbo (lembing untuk anak-anak) hampir sama dengan teknik memegang lembing pada nomor lempar lembing dewasa, yaitu ada cara memegang dengan gaya Finlandia, gaya Amerika, dan gaya menjepit.

(12)

(1) Cara Memegang Lembing Gaya Finlandia

Pada gaya ini, lembing ditempatkan di telapak tangan dengan bagian ujung lembing tersebut menyerong hingga hampir menyentuh badan. Selanjutnya, jari tengah akan memegang bagian tepi dari tali pada belajang dan dibuat melingkar dengan bantuan jempol atau ibu jari. Antara kedua jari tengah dan ibu jari diletakkan pada bagian belakang balutan lembing, sedangkan jari telunjuk diletakkan sewajarnya. Saat menggunakan gaya ini, pastikan jari telunjuk lemas agar bisa membantu menahan lembing itu sendiri. Gaya Finlandia ini menekankan pada peranan jari bagian tengah dan ibu jari dalam mendorong serta melempar lembing. Teknik memegang lembing ini dapat diterapkan dalam memegang turbo (lembing untuk anak-anak) pada nomor Kids Javelin Throwing.

Gambar 1. Cara Memegang Lembing Gaya Finlandia

(2) Cara Memegang Lembing Gaya Amerika

Pertama, lembing diletakkan tepat di telapak tangan dengan bagian ujung atau mata lembing tersebut menyerong hingga mendekati badan. Selanjutnya, jari telunjuk menggenggam erat bagian tepi atau pangkal belakang lembing, dan dikontrol oleh ibu jari lalu diletakkan di bagian tepi belakang pegangan. Jari telunjuk dan ibu jari diletakkan pada bagian belakang balutan lembing. Pastikan lembing lurus. Pada pegangan Amerika ini, jari telunjuk dan ibu jari cukup memegang peranan yang penting dalam hal mendorong lembing pada saat hendak melempar. Teknik memegang lembing ini juga dapat diterapkan dalam memegang turbo (lembing untuk anak-anak) pada nomor Kids Javelin Throwing.

(13)

Gambar 2. Cara Memegang Lembing Gaya Amerika

(3) Cara Memegang Lembing Gaya Menjepit

Gaya yang satu ini cukup sederhana, intinya hanya dengan menjepit lembing di antara jari tengah dan telunjuk, sementara itu jari lainnya memegang secara biasa.

Gambar 3. Cara Memegang Lembing Gaya Menjepit

Cara memegang lembing gaya Finlandia dan gaya Amerika dapat diterapkan pada Kids Javelin Throwing, tetapi pada Kids Javelin Throwing teknik memegang lembing dengan cara menjepit dengan jari tengah dan jari telunjuk akan sulit diterapkan. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan ukuran antara turbo dengan lembing. Turbo memiliki diameter yang relatif lebih besar dibandingkan dengan lembing sehingga teknik memegang dengan gaya menjepit sulit diterapkan pada turbo yang berdiameter besar sedangkan tangan anak yang memegang turbo memiliki ukuran yang relatif lebih kecil dibandingkan tangan orang dewasa. Di samping itu, ada beberapa pelatih yang menyarankan memegang turbo dengan cara mengaitkan jari telunjuk di pangkal peralon di antara ekor turbo. Hal ini

(14)

diyakini oleh beberapa pelatih dapat menunjang lemparan turbo yang lebih jauh dibandingkan dengan cara memegang turbo dengan gaya Finlandia atau gaya Amerika seperti pada cara memegang lembing.

b) Teknik Membawa Lembing

Untuk teknik membawa turbo relatif sama dengan cara membawa lembing yaitu sebagai berikut:

(1) Lembing Dibawa dengan Ditaruh di Atas Pundak

Cara ini dipraktikkan dengan memegang lembing di atas pundak tepat di samping kepala dimana mata lembing menyerong ke atas. Sementara itu siku tangan terlipat atau ditekuk sehingga menuju ke arah depan. Cara ini biasanya digunakan oleh atlet yang hendak menggunakan gaya hop-step atau gaya jangkit sebagai awalan melempar.

(2) Lembing Dibawa dengan Ditaruh di Bawah

Cara ini dimulai dengan lengan bagian kanan yang harus lurus ke bawah. Sementara itu, bagian mata lembing menyerong ke atas sehingga bagian ekornya menyerong dan hampir menyentuh tanah.

(3) Lembing Dibawa di Depan Dada

Cara ini dilakukan dengan memposisikan lembing serong ke bawah sementara itu ekornya serong pada bagian atas sehingga melewati pundak bagian kanan.

c) Teknik Gerak Pelaksanaan Kids Javelin Throwing

Teknik gerak pelaksanaan lempar turbo pada dasarnya relatif mirip dengan teknik gerak pelaksanaan pada lempar lembing. Pada lempar lembing, tahapan gerak pelaksanaannya dibagi menjadi empat bagian yaitu awalan, sikap lempar, lepas lembing, dan gerak lanjut atau sikap akhir.

Awalan pada lempar lembing adalah gerakan permulaan dalam melempar lembing. Awalan dilakukan dengan cara langkah dan lari menuju ke batas tolakan.

(15)

Awalan dilakukan pada lintasan selebar 4 meter yang terletak di belakang busur batas lemparan. Panjang lintasan itu sangat beragam bergantung pada kecocokan pelempar masing-masing. Namun panjang lintasan itu biasanya sekitar 20-40 meter. Awalan dilakukan dua tahap yaitu tujuh langkah pertama dengan kecepatan rendah dan enam langkah berikutnya dengan langkah lebih cepat dan di akhiri tiga langkah dengan langkah silang. Sementara lembing dipegang dan diarahkan ke depan, pelempar berlari dengan kecepatan yang kian meningkat tetapi masih terkendali. Hal ini penting karena pelempar harus mengatur langkahnya guna mengambil sikap lempar yang mantap tanpa kehilangan kecepatan.

Sikap lempar dalam teknik dasar lempar lembing merupakan persiapan untuk melepaskan lembing. Pada sikap ini lembing seolah-olah ditarik sejauh mungkin ke belakang, sementara dada dan perut condong ke belakang dan diputar menghadap ke depan. Kemudian dilakukan gerakan lecutan yang dimulai dengan tolakan kaki belakang, putaran pinggul, perut, lengan, dan tangan. Pada saat ini kaki atau bagian tubuh lainnya tidak boleh menyentuh busur atau tanah di depan busur batas lemparan. Tahap ini dimulai dari tangan kanan yang membawa lembing yang kemudian lembing dijulurkan langsung dari atas pundak di belakang badan. Kaki kiri dilangkahkan jauh ke depan dengan badan diputar ke kanan. Gerakan dilakukan bersamaan dengan gerakan lembing ke belakang. Langkah ketiga dengan kaki kanan merupakan langkah untuk melempar lembing ke atas serong ke depan. Sudut lemparan sekitar 45 derajat. Teknik dasar melempar lembing khususnya saat lepasnya lembing dimulai dari kaki kiri mendarat dengan ujung kaki menjurus ke arah lemparan, kaki kanan diputar dan digerakan ke depan atas.

Sikap akhir dari pelaksanaan teknik gerak lempar lembing adalah menjaga keseimbangan badan agar tidak terbawa ke depan yang dapat mengakibatkan diskualifikasi. Hal yang dilakukan adalah mengerem lajunya badan menggunakan kaki kanan membuat gerakan lanjutan putar badan ke kiri, dan kaki kiri ditarik ke belakang atau agak ke samping.

Dalam perlombaan, ada beberapa persyaratan untuk suatu lemparan yang sah yaitu:

(16)

(1) Lembing harus dipegang pada bagian pegangannya, dan harus dilempar lewat atas bahu atau bagian teratas dari lengan pelempar dan tidak dilempar secara membandul.

(2) Lemparan itu tidak syah apabila mata lembing tidak menggores tanah sebelum bagian lembing lainnya.

(3) Pelempar pada waktu membuat awalan lempar tidak boleh memotong salah satu garis atau jalur paralel.

Pada nomor lempar lembing, ada dua gaya yang sering digunakan yaitu gaya jingkat (hop step style) dan gaya menyilang (cross step style). Gaya dalam lempar lembing sebenarnya bisa diterapkan pada Kids Javelin Throwing. Akan tetapi, mengingat pembelajaran pada Kids Javelin Throwing adalah sebuah model pembelajaran yang bersifat menyenangkan dengan unsur rekreatif, gaya dalam lempar lembing tidak begitu mendapat perhatian dalam pembelajaran Kids Javelin Throwing. Yang dititikberatkan adalah pada gerak pelaksanaannya.

Sedikit berbeda dengan lempar lembing, pada Kids Javelin Throwing, teknik dasar yang diajarkan dapat dirinci menjadi tahapan-tahapan:

(1) Lari awalan.

(2) Lima langkah berirama untuk penarikan lembing/turbo. (3) Lari lima langkah.

(4) Melepaskan lemparan lembing/turbo. (5) Pemulihan.

Pada saat tahap gerak awalan, pelempar mempercepat gerakan atau akselerasi. Dalam tahapan gerak lima langkah berirama, gerakan dipercepat lebih lanjut dan pelempar mempersiapkan tahap pelepasan turbo. Dalam tahap pelepasan turbo, dihasilkan kecepatan tambahan dan ditransfer kepada lembing sebelum dilepaskan. Dalam tahap pemulihan, pelempar menahan dan menghindari berbuat kesalahan.

(1) Tahap Lari Awalan (Ancang-Ancang)

Latihan pada fase ini bertujuan untuk mempercepat gerakan melempar turbo. Oleh karena itu, sifat-sifat yang perlu diperhatikan oleh seorang pelempar adalah:

(17)

(a) Pada saat awalan, turbo dipegang horizontal di atas bahu; (b) Bagian atas lembing/turbo dinaikkan di atas kepala;

(c) Lengan pada saat membawa lembing/turbo diupayakan tetap tenang dan stabil (tidak bergerak ke muka atau belakang);

(d) Lari percepatan dilakukan secara rileks, terkontrol dan berirama (6–12 langkah);

(e) Lari percepatan dalam pengambilan awalan diupayakan sampai mencapai kecepatan optimal, dan diperhatikan atau ditingkatkan dalam lari lima langkah berirama.

(2) Tahap Lari Awalan 5 Langkah Berirama untuk Penarikan Turbo

Pada fase lari lima langkah berirama ini pelempar akan berlatih bagaimana melakukan awalan lima langkah berirama dengan tujuan untuk menempatkan turbo secara benar pada saat akan dilempar. Oleh karena itu, sifat-sifat teknik yang harus dipahami dalam latihan pada fase lima langkah berirama ini yang harus diperhatikan oleh seorang pelempar adalah:

(a) Penarikan lembing/turbo dimulai pada saat kaki kiri melakukan pendaratan; (b) Bahu kiri menghadap ke arah lemparan, sedangkan lengan kiri ditahan di

depan untuk keseimbangan;

(c) Lengan yang digunakan untuk melempar lembing/turbo diluruskan ke belakang dengan dua langkah;

(d) Lengan yang digunakan untuk melempar ada pada setinggi bahu atau sedikit lebih tinggi setelah penarikan.

(3) Tahap Lari Lima Langkah Berirama untuk Langkah Impuls Pada fase lari lima langkah berirama untuk langkah impuls ini dimaksudkan untuk menempatkan dan mempersiapkan badan pada saat akan melakukan pelepasan turbo. Oleh karena itu, sifat-sifat teknik yang harus diperhatikan oleh seorang pelempar di antarannya adalah sebagai berikut:

(18)

(a) Dorongan kaki dilakukan secara aktif dan mendatar dari telapak kaki kiri. Hal ini dilakukan agar tidak kehilangan kecepatan.

(b) Lutut kanan diayunkan ke depan (tidak ke atas).

(c) Badan dibawa condong ke belakang (kaki dan badan mengikuti turbo). (d) Bahu kiri dan kepala menghadap ke arah lemparan.

(e) Proses lengan yang digunakan untuk melempar dan poros bahu adalah sejajar. (f) Langkah impuls adalah dilakukan dengan lebih panjang dibandingkan dengan

langkah pelepasan.

(4) Tahap Melempar Turbo

Pada tahap melempar lembing dari tangan menuju ke sasaran, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut:

(a) Gerakan melempar ini segera dimulai sesaat setelah kaki belakang menyentuh tanah mengikuti gerakan langkah menyilang.

(b) Berat badan hendaknya diletakkan di atas kaki belakang yang dibengkokkan ata ditekuk dengan punggung didorong ke belakang.

(c) Tangan yang memegang lembing/turbo tetap direntangkan ke belakang dan lengan hendaknya tetap lurus.

(d) Begitu kaki belakang mengarahkan gerak pinggul dan dada ke depan, kaki kiri ditarik secepat mungkin kemudian ditempatkan lurus ke arah lemparan. (e) Setelah menempatkan kaki kiri sedikit ditekuk, kokohkan sudut batang tubuh. (f) Pada saat itu juga, seluruh tubuh bagian sisi kiri pelempar hendaknya

dikokohkan otot-ototnya dengan cara menarik lengan kiri dan menempatkannya disisi pinggul kiri dalam posisi menyiku.

(g) Efek dari menghentikan gerak salah satu sisi tubuh sangat penting dalam meningkatkan kecepatan gerak sisi lainnya. Di sisi gerakan tadi akan menyebabkan pinggul kanan berputar dengan cepat.

(h) Begitu pinggul digerakkan kedepan dengan cepat, gerakan tangan melambai atau mengayun lurus utnuk melempar segera dimulai.

(i) Sebelum lengan bawah direntangkan untuk memberikan tenaga akhir pada turbo, lengan akan melewati kepala dengan siku lebih tinggi dari tangan.

(19)

(j) Titik pelepasan turbo dapat dikatakan hampir tegak lurus di atas kepala kiri.

(5) Tahap Gerak Pemulihan

Gerakan pemulihan setelah melempar turbo adalah tahap terakhir dari serangkaian tahap gerakan Kids Javelin Throwing. Menurut Khomsin (2008: 107-114), Ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dalam melakukan gerakan kembali ke posisi semula adalah sebagai berikut:

(a) Gerakan kembali ke posisi semula dilakukan sesaat setelah lembing dilemparkan dan lepas dari tangan;

(b) Gerakan kembali ke posisi semula sama sekali tidak boleh diabaikan sebelum lembing lepas dari tangan;

(c) Gerakan kembali ke posisi semula, terjadi atas gerakan kaki kanan ke depan dan mengambil langkah lari untuk menjaga tubuh tetap lurus;

(d) Berat badan pada kondisi ini langsung dipindahkan ke kaki kanan yang ditekuk untuk mengurangi momentum ke depan

2) Peralatan yang Digunakan dalam Kids Javelin Throwing

Peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran maupun perlombaan Kids Javelin Throwing meliputi:

(a) 2 buah lembing untuk anak-anak (turbo). Lembing yang dipergunakan berbahan dasar pipa paralon dengan panjang 40 cm dan berat 200 gram. Di bagian ujung dibuat lancip sehingga bila lemparan yang dilakukan benar dapat menancap di tanah. Di sebelah pangkal dibuat sayap seperti rudal. (b) Garis ukur yang telah dikalibrasi dengan meteran.

(c) Kartu lomba (Score Board).

Tabel 4. Kartu Lomba

No Nama Jarak Jarak Terbaik

(20)

3) Analisis Biomekanika Kids Javelin Throwing

Kids Javelin Throwing merupakan salah satu nomor yang dilombakan dalam cabang olahraga Kids Athletics. Dalam pelaksanaannya Kids Javelin Throwing bertujuan untuk melempar lembing (turbo) pada suatu daerah yang ditentukan dengan menggunakan teknik tertentu dalam upaya mencapai lemparan sejauh-jauhnya. Lemparan yang benar jika seorang pelempar melempar lembing dengan sekuat tenaga dan jatuhnya lembing adalah tertancapnya atau menyentuhnya ujung kepala turbo terlebih dahulu daripada dengan bagian turbo lainnya.

Tahap lari awalan merupakan kerja dari otot-otot tungkai. Langkah menyilang juga kerja dari otot-otot tungkai. Memposisikan tubuh merupakan kerja dari bagian togok (trunk) dan terakhir melempar sebagai momentum penting dalam menghasilkan lemparan meliputi kekuatan otot lengan atas dan bawah. Kemudian ada bagian lain yang penting adalah pegangan lembing yang didukung oleh wrist dan jari-jari tangan. Untuk dapat melakukan lemparan yang baik dalam Kids Javelin Throwing, selain kemampuan fisik yang prima juga harus didukung oleh teknik yang baik. Kemampuan fisik yang baik jika tidak didukung oleh teknik yang sempurna, kegagalanlah yang akan diperoleh. Sebab salah sedikit jatuhnya turbo, maka lemparan dinyatakan tidak sah.

a) Sistem Energi dalam Gerakan Kids Javellin Throwing

Energi adalah daya untuk melakukan kerja. Meskipun diketahui dalam berbagai bentuk, energi umumnya diukur dengan satuan panas kilokalori (kkal). Satu kkal adalah banyaknya panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 liter air 1° Celcius. Energi ada dua bentuk, energi potensial dan energi kinetik. Sumber energi potensial diperoleh di mana-mana. Pada hakikatnya gerakan pada tubuh manusia membutuhkan energi. Sistem energi pada tiga bagian yaitu:

a) ATP-PC b) Asam laktat c) Sistem aerobik

(21)

(1) ATP-PC

Sistem ATP-PC merupakan suatu sistem energi yang dapat dihasilkan dengan relatif cepat.Semua aktivitas makhluk hidup termasuk manusia, membutuhkan energi. Sumber utama energi adalah matahari. Dalam tubuh manusia energi yang berasal dari makanan berada dalambentuk energi kimia yang antara lain Adenosin Tri Phosfat (ATP), yang dapat diubah menjadi energi kinetik atau gerak. Apabila ATP tersebut dipecahkan menjadi Adenosin Di Phosfat (ADP) dan Phosfat Inorganik (PI) yang akan menghasilkan energi yang dapat dipakai untuk kontraksi otot. Persediaan ATP di otot sangat terbatas, sehingga untuk menjaga kelangsungan kontraksi otot, maka persediaan ATP harus segera dipenuhi kembali. Upaya untuk membentuk kembali ATP dapat ditempuh dengan sistem anaerob atau sistem aerob. Sistem anaerob berkaitan dengan sistem ATP Phosphocreatin (ATP-PC) dan glikolisis anaerob yang berhasil akhirnya adalah asam laktat sedangkan pada sistem aerob glukosa akan dipecah menjadi Co2 dan Ho2 melalui proses glikolisis aerob dan siklus trikanboksilat.

Sistem ATP-PC dalam proses olah gerak, hanya dapat dipertahankan selama 10 detik. Dengan demikian, sistem ATP-PC dipakai dalam gerakan yang cepat, eksplosif, dan kuat. Pada glikolisis anaerob, dari 1 mol glukosa akan menghasilkan 2 mol ATP dan asam laktat. Dalam proses olah gerak, proses glikolisis anaerob dapat dipertahankan kelangsungan antara 1-3 menit energi harus disediakan melalui proses glikolisis aerob yang memerlukan O2 sebagai bahan utama untuk membentuk ATP.

(2) Asam Laktat

Sistem asam laktat sama artinya dengan glikolisis anaerobik, yang berarti penguraian glikogen tanpa oksigen. Penguraian glikogen menghasilkan energi utnuk meresintesis ATP. Produksi sampingannya adalah asam laktat sehingga disebut dengan asam laktat. Asam laktat terakumulasi dalam darah dan otot akan menimbulkan lelah awal. Sistem ini merupakan sistem yang berkerja setelah sistem phosphagen habis jumlahnya. Akumulasi asam laktat akan diolah kembali

(22)

dan menghasilkan ATP. Sistem ini hanya bekerja 1-3 menit saja, yakni ketika asam laktat telah hasbis.

(3) Sistem Aerobik

Sistem ini disebut juga dengan sistem glikolisis aerobik yang prosesnya membutuhkan oksigen. Sistem ini akan bekerja setelah oksigen di tubuh telah mencukupi. Proses ini terjadi pada mitokondria atau disebut dengan powerhouses, yaitu tempat aerobik membuat energi ATP. Dengan oksigen, 180 gram glikogen diuraikan menjadi CO2 dan H2O dan energi yang cukup untuk meresistesis 39 mol ATP. Ada tiga rangkaian reaksi utama dalam sistem aerobik, yaitu:1) glikolisis aerob; 2) siklus kreb; dan 3) sistem transpor elektron. Sistem ini akan bekerja setelah dilakukan dalam waktu yang relatif lama.

Dalam lempar lembing, sistem yang dipergunakan adalah sistem Phosphagen dengan kebutuhan ATP yang harus cepat. Hal ini disebabkan waktu untuk melakukan lempar lembing hanya kurang lebih 10 detik saja. Pemanfaatan latihan beban harus mengacu pada kerja anaerobik baik peningkatan bebannya atau interval pelaksanaannya. Model latihan yang dilakukan harus mengacu pada pembebanan di daerah anggota gerak atas sehingga kebutuhan fisik pada lempar lembing dapat disesuikan dengan kebutuhan cabang olahraga tersebut.

b) Biomekanika Gerak Kids Javelin Throwing

Gerak melempar pada nomor Kids Javelin Throwing merupakan bentuk gerak lemparan yang kompleks. Gerak melempar kompleks biasanya dilakukan untuk melempar sejauh-jauhnya dengan penggunaan tenaga yang besar. Dari sudut pandang biomekanika teknik olahraga, tujuan utama mekanik Kids Javelin Throwing termasuk dalam klasifikasi keterampilan melontarkan objek atau tubuh sendiri untuk mencapai jarak tertentu. Setiap benda yang dilontarkan atau dilemparkan ke udara membuat sudut dengan bidang horizontal, dan akan menjalani suatu lintasan gerak yang dinamakan parabola. Lintasan berbentuk parabola terjadi karena ada gaya tarik bumi (gravitasi) yang bekerja pada benda

(23)

yang melayang di udara. Lembing atau turbo yang dilemparkan dengan sudut lempar tertentu maka lembing atau turbo tersebutakan bergerak karena memiliki tenaga gerak yang dipindahkan dari pelempar. Turbo juga mendapat daya tarik bumi dan hambatan udara atau angin.

Tujuan utama dalam Kids Javelin Throwing adalah memperbesar gaya atau momentum agar lembing atau turbo dapat bergerak dengan cepat sehingga lembing atau turbo dapat dilempar sejauh mungkin. Untuk dapat memberi rangsangan dalam mencapai prestasi optimal, perlu adanya penerapan khusus dari prinsip gerak parabola dalam Kids Javelin Throwing. Ketika melempar, lembing atau turbo lepas dari tangan dengan ketinggian tertentu di atas permukaan bumi ke titik lembing atau turbo jatuh.

Rumus berlaku untuk suatu jarak dari titik turbo dilepaskan dari tangan sampai ke titik turbo jatuh pada dataran yang sama.

X = jarak

Vo = kecepatan awal benda

G = grafitasi bumi (9.80 m/det2 atau 10 m/det2) α = sudut lemparan (sudut elevasi)

Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa jarak yang dicapai dipengaruhi oleh:

(1) Kecepatan awal. Semakin tinggi kecepatan awal maka jarak yang dicapai akan semakin jauh.

(2) Sudut elevasi. Dengan sudut elevasi 450 akan dapat dicapai jarak sejauh-jauhnya. Namun, dalam lemparan atas tujuan utamanya adalah kecepatan, jadi semakin kecil sudut elevasi makan akan semakin baik.

Sebagai contoh, jika turbo dilemparkan dengan arah atau sudut lemparan 300, diukur dari tanah sebagai bidang horizontal, dan jaraknya 65ft maka kita dapat mengetahui kecepatan awal lemparan tersebut dengan menggunakan prinsip gerak parabola, seperti dijabarkan dari perhitungan di bawah ini:

Diketahui:

(24)

sin 2 α = 0.866

X = 65 ft = 19.812 m

g = 10 m/det2

maka dengan menggunakan persamaan : X = akan diperoleh hasil 19.812 = 0.866 V02 = 198.12 V02 = V02 = 228.7759815 V0 = √ V0 = 15.125 m/det2

Dari hasil perhitungan di atas besarnya kecepatan awal yang diperlukan adalah 15.125 m/det2.

Dalam pelaksanaan Kids Javelin Throwing, komponen tubuh yang melakukan Kids Javelin Throwing, daerah otot yang berkontraksi dan yang memiliki dukungan yang sangat besar adalah kelompok anggota gerak atas. Kelompok otot yang berkontraksi anggota gerak atas pada saat melakukan lemparan. Jadi jauh tidaknya lemparan sangat didukung oleh daya ledak (power) otot-otot lengan. Saat menarik lengan kebelakang dan fleksi lengan, otot yang berfungsi adalah: (1) Biceps brachii (2) Deltoid (3) Travezeus (4) Serratus anterior (5) Lattisimus dorsi

Sedangkan saat melempar dan ekstensi lengan, yang berkontraksi adalah: (1) Tricep brachii

(2) Vektoralis mayor (3) Lattisimus dorsi (4) Deltoid anterior

(25)

(5) Travezeus

Kekuatan lemparan hanya akan besar jika otot-otot tersebut dilatih dengan latihan yang tepat dan khususnya peningkatan kekuatan. Karena gerakannya membutuhkan power, maka latihan yang dilakukan juga harus mengacu pada pengembangan power. Sedangkan memegang turbo merupakan dukungan dari kelompok otot-otot lengan bagian bawah, dan jari-jari tangan.

Untuk melakukan latihan beban harus difokuskan pada anggota gerak atas. Anggota gerak bawah berfungsi untuk melakukan awalan lari dan tumpuan pada sikap siap melempar. Dalam Kids Javelin Throwing, awalan atau ancang-ancang berbeda dengan lompat jauh. Kalau lompat jauh, kecepatan mutlak dibutuhkan sebagai dasar untuk mendapatkan tolakan kaki yang sangat kuat. Sedangkan dalam Kids Javelin Throwing, awalan hanya untuk mendapatkan posisi yang tepat dan enak untuk melempar. Dengan demikian, fungsi awalan dalam Kids Javelin Throwing bukanlah fungsi utama. Meskipun demikian gerakan ketika melempar, anggota tubuh bagian bawah ketika melakukan lemparan berfungsi untuk menunjang daya lempar dengan menolakkan kaki dengan putaran pada daerah pinggang.

Secara lebih rinci akan dijelaskan analisis biomekanika gerakan melempar dalam Kids Javelin Throwing dapat dilakukan dengan teknik gerakan lempar yang dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu:

(1) Lari awalan

(2) Lima langkah berirama untuk penarikan turbo (3) Lari lima langkah

(4) Melepaskan lemparan turbo (5) Pemulihan

(1) Lari Awalan (Approach)

Posisi awal, pelempar berdiri tegak menghadap ke arah lemparan dengan kedua kaki sejajar. Lembing atau turbo dipegang pada ujung belakang balutan tali memungkinkan suatu transfer kekuatan di belakang titik pusat gravitasi, sedangkan jari-jari mengimbangi tahanan dengan baik. Lengan kanan atau yang

(26)

digunakan untuk membawa lembing ditekuk dengan turbo dibawa setinggi kepala dengan ujung turbo mengarah sedikit ke atas.

(2) Lari Awalan Lima Langkah Berirama untuk Penarikan Turbo dan Lari Lima langkah

Yang dimaksud lari awalan di sini adalah sepanjang 5-8 langkah sesuai dengan kemampuan dalam lari sprint, seperti suatu lari percepatan dah harus dalam satu garis lurus. Turbo masih dibawa dalam posisi setinggi kepala dengan kepala turbo tetap menunjuk sedikit ke atas. Punggung tangan menghadap ke arah luar (lateral). Selama lari lengan yang membawa turbo bergerak hanya sedikit, sedangkan lengan yang lain bergerak sesuai dengan irama lari. Lima langkah mengikuti lari awalan yang siklis tanpa suatu gangguan/interupsi. Urutan langkah itu adalah kanan – kiri – kanan – kiri – lempar.

Articulation merupakan sumbu ketika melakukan lompatan. Dan gerak persendian ketika atlet tersebut berlari merupakan gerak berputar dengan pusat putaran tersebut ada pada:

(1) Articulacion humeri merupakan sumbu putaran ketika mengayunkan tangan. (2) Articulation coxae merupakan sumbu saat mengayunkan tungkai.

(3) Articulation genu merupakan sumbu ketika melakukan lompatan

Gerakan penarikan turbo dimulai pada saat kaki kiri mendarat, bahu kiri menghadap ke arah lemparan, lengan kiri ditahan di depan untuk menjaga keseimbangan. Sedangkan lengan yang melempar diluruskan ke belakang pada waktu langkan 1 dan 2, dan lengan pelempar ada pada posisi setinggi bahu atau sedikit lebih tinggi setelah penarikan, serta ujung mata turbo dikontrol selalu dekat dengan kepala atau di samping telinga. Dalam hitungan ke tiga, turbo harus benar-benar lurus dan hitungan ke empat lakukan silang atau dorongan aktif dengan kaki kanan ke depan bukan ke atas menuju arah lemparan, badan condong ke belakang, bahu kiri dan kepala menghadap ke arah lemparan, poros lengan pelempar dan bahu paralel, dan langkah impuls adalah lebih panjang daripada langkah pelepasan (delivery). Hitungan ke lima atau langkah ke lima mengikuti

(27)

dengan menempatkan kaki kiri yang diluruskan dan dikuatkan pada tumit masuk ke posisi power (power position).

Dalam posisi power, lengan pelempar dengan turbo benar-benar berada di belakang, membentuk garis lurus dengan bahu. Poros turbo dan poros bahu adalah paralel, sedangkan mata memandang ke depan. Pusat massa badan bergerak ke arah lemparan lewat atas kaki kanan dan dikontrol oleh kaki yang diluruskan. Sedangkan kaki kiri mengeblok separuh bagian kiri badan. Dada mendorong ke depan dan menghasilkan ”tegangan seperti tali busur” yang memungkinkan penggunaan sepenuhnya dari kaki, torso, dan lengan pelempar. Tegangan busur meningkat dengan menahan lengan ke belakang.

(3) Pelepasan Turbo

Gerakan pelepasan lembing atau turbo adalah gerakan penting untuk suatu lemparan yang baik. Bahu, lengan atas, dan tangan bergerak berurutan. Mula-mula bahu melempar secara aktif di bawa ke depan dan lengan pelempar diputar, sedangkan siku mendorong ke atas.

Pelepasan turbo itu terjadi di atas kaki kiri. Turbo lepas dari tangan pada sudut lemparan kira-kira 45° dengan suatu gerakan seperti ketapel dari lengan bawah tangan kanan. Kaki kanan meluncur seperti menyeret di tanah. Pada waktu turbo lepas terjadi pada suatu garis lurus dapat digambarkan dari pinggang ke tangan pelempar yang hanya sedikit ke luar garis vertikal, sedangkan kepala dan tubuh/torso condong ke kiri pada saat tahap pelepasan turbo. Lengan kiri ditekuk dan mengeblok selama pelepasan turbo.

Setiap benda yang ada di bumi akan dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi meski seringan apapun benda tersebut. Inilah yang menjadi penyebab mengapa setiap benda yang bergerak akan berhenti karena adanya gaya gravitasi tersebut. Seperti halnya yang terjadi pada turbo, setelah melambung tinggi maka turbo tersebut akan jatuh dan menancap di tanah.

Saat melempar turbo diperlukan keseimbangan untuk mempertahankan posisi tubuh ketika melempar. Tubuh mengupayakan untuk menjaga keseimbangan dengan memusatkannya pada satu kaki tumpuan teori yang tepat

(28)

yaitu keseimbangan dipengaruhi oleh letak segmen-segmen anggota tubuh. Ketika hendak melempar turbo melemparkan benda maka moment gaya juga harus kita perbesar. Hal ini dikarenakan semakin besar moment gaya maka gaya yang dihasilkan juga akan semakin besar jadi juga dapat menghasilkan lemparan yang jauh. Semakin besar power kita dalam melempar benda, maka akan semakin besar pula kecepatan benda tersebut.

(4) Pemulihan

Pemulihan terjadi sebelum garis batas dengan suatu pembalikan arah lemparan ke kaki kanan. Lutut ditekuk secara signifikan dan pusat massa badan diturunkan dengan membengkokkan badan bagian atas ke depan.

Berdasarkan ulasan di atas, berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam seluruh tahap gerak pelaksanaan Kids Javelin Throwing: (1) Speed of release yaitu kecepatan melepaskan lembing (lemparan) didukung

oleh kekuatan dan kecepatan untuk memperoleh jarak yang maksimum. (2) Angle of release yaitu proses sudut pelepasan turbo yang didukung kekuatan

dan kecepatan untuk memperoleh jarak yang maksimal.

(3) Height of release yaitu pelepasan tertinggi yang didukung oleh fisik dan posisi.

(4) Aerodinamika (faktor yang berhubungan dengan ilmu dinamika udara) seperti kecepatan angin, oleh penempatan sudut lempar yang benar, kecepatan gerakan atau teknik.

c) Sendi yang Digunakan dalam Gerakan Kids Javelin Throwing Untuk lebih jelasnya, articulatio yang berperan dalam gerakan lempar Kids Javelin Throwing adalah:

(1) Articulatio humeri (2) Articulatio cubiti (3) Articulatio radiocarpea

(4) Articulationes carpometacarpea dan articulationes intermetacarpeae (5) Articulatio metacarpopalangea

(29)

(6) Articulatio interphalangea (7) Articulatio coxae (sendi paha) (8) Articulatio genu (sendi lutut) (9) Articulatio tibiofibularis (10) Articulatio talocrulalis (11) Articulatio intertarsalia

(1) Articulatio Humeri

Articulatio humeri adalah persendian antara cingulum extremitatum superior dan lengan atas atau disebut juga sendi bahu. Sendi ini dibentuk oleh cavitas glenoidalis scapulae dengan caput humeri.

Sendi bahu mempunyai tiga axis gerak, maka gerakan yang terjadi dalam gerakan Kids Javelin Throwing adalah:

(a) Antefleksi dan retrofleksi (b) Abduksi dan adduksi (c) Exorotasi dan endorotasi

(2) Articulatio Cubiti

Articulatio cubiti adalah persendian antara lengan atas dan lengan bawah atau disebut juga sendi siku. Articulatio cubiti terdiri dari tiga macam hubungan tulang, yaitu:

(a) Articulatio humeroulnaris yang dibentuk oleh trochlea humeri dan incisura trochlearis ulnae

(b) Articulatio humeroradialisyangdibibentuk oleh capitulum humeri dengan fovea capituli radii.

(c) Articulatio radioulnaris proximalis yang dibentuk oleh incisura radialis ulnae dan circumferentia articularis capituli radii.

Gerak dari articulatio cubiti yang digunakan dalam analisis gerak Kids Javelin Throwing adalah gerak fleksi sewaktu memegang turbo saat berlari, dan retrofleksi sewaktu memegang turbo pada saat 5 langkah terakhir.

(30)

(3) Articulatio Radiocarpea

Articulatio radiocarpea adalah persendian antara lengan bawah dan tangan (pergelangan tangan). Sendi ini adalah sendi ovoid (ararticulatio ellipsoidea), dibentuk oleh facies articularis carpea radii dan discuss articularis pada ujung distal ulna, dengan deretan proximalcarpal (os scapoideum, os lunatum, dan os triquetrum).

Persendian di sini termasuk articulatio plana, yang hanya memungkinkan gerak menggelincir. Akan tetapi secara total gerak ini menghasilkan suatu gerak seperti yang didapat pada sendi-sendi engsel pada articulatio meddiocarpea.

(4) Articulationes Carpometacarpea dan Articulationes Intermetacarpeae

Yang khas di sini ialah articulatio carpametacarpea pollicis. Dibentuk oleh tulang metacarpal I dan os trapesium. Termasuk sendi pelana. Articulationes intermetacarpea adalah sendi-sendi antara basis tulang metacarpal yang berbatasan. Termasuk sendi arthrodia. Terdapat dalam capsula articularis dari articulatio carpometacarpal.

(5) Articulatio Metacarpopalangea

Sendi ini menghubungkan basis phalanx proximalis dengan ujung distal metacarpal yang sesuai. Termasuk articulatio ellipsodea.

(6) Articulatio Interphalangea

Ini adalah sendi antara dua phalanx yang berdekatan, sehingga ada articulatio interphalangea proximalis dan distalis.

(7) Articulatio Coxae (Sendi Paha)

Sendi ini termasuk articulatio spheroidea dan dibentuk oleh caput femoris dan acetabulum. Oleh karena acetabulum menjadi lebih dalam dengan adanya labrum ini, Caput femoris masuk ke dalamnya lebih dari separuh, maka sendi peluru disini dinamakan enarthrosis.

(31)

Gerak yang terjadi dalam articulatio coxae saat melakukan gerakan Kids Javelin Throwing adalah fleksi ke belakang saat berlari untuk awalan Kids Javelin Throwing dan anterofleksi ke depan juga saat berlari.

(8) Articulatio Genu (Sendi Lutut)

Articultio genus terdiri dari beberapa hubungan tulang, yaitu: (a) Articulatio femoropatellaris

(b) Articulatio meniscofemoralis lateralis (c) Articulatio meniscofemoralis medialis (d) Articulatio meniscotibialis lateralis (e) Articulatio meniscotibialis medialis

Pada articulatio ini juga terjadi gerakan fleksi dan retrofleksi.

(9) Articulatio Tibiofibularis

Hubungan antara tibia dan fibula terdiri atas:

(a) Articulatio tibio fibularis yang merupakan articulatio plana, yang dibentuk oleh condylus lateralis tibiae dan caput fibulae.

(b) Syndesmosis tibio fibularis yang dibentuk oleh facies medialis ujung distalfibula dan incisura fibularis tibiae.

(10) Articulatio Talocrulalis

Hubungan antara tungkai bawah dan kaki berupa articulatio talocruralis. Dibentuk oleh facies articularis anferior tibiae, facies articularis melleoli tibiae, facies articularis malleoli fibulae dan dataran atas talus, yaitu: facies superior, facies malleolaris dan lateralis. Termasuk tipe sendi engsel (ginglymus).

(11) Articulatio Intertarsalia

Persendian pada kaki dibentuk oleh tulang-tulang tarsal, metatarsal, dan phalanges pedis, yaitu:

(a) Articulatio talocalcanea

(32)

(c) Articulatio talonaviculare (d) Articulatio calcaneocuboidea (e) Articulatio cuneonavicularis (f) Articulatio intercuneiformis (g) Articulatio cuneocuboidea (h) Articulatio tasometatarsea

(i) Articulatio metatarsophalangealis (j) Articulatio interphalangealis

d) Sumbu dan Bidang dalam Gerakan Kids Javelin Throwing

Sumbu dalam analisis gerakan Kids Javelin Throwing adalah sagital, yaitu garis potong antara bidang sagital dan transfersal, yaitu ventral ke dorsal.Bidang yang digunakan adalah bidang transversal, yaitu bidang yang memotong panjang tubuh secara melintang dan membagi tubuh menjadi dua bagian yaitu atas dan bawah. Dalam gerakan Kids Javelin Throwing tubuh bagian atas seperti bahu, lengan atas, dan tangan. Kemudian untuk tubuh bagian bawah yang digunakan mulai dari paha, tungkai, dan kaki.

Pengungkit pada gerakan Kids Javelin Throwing adalah gaya di antara beban dan sumbu. Beban berada pada turbo itu sendiri, sumbu berada pada articulatio humeri, dan gaya berada pada articulatio cubiti.

e) Otot-otot yang Berperan dalam Gerakan Kids Javelin Throwing Otot-otot yang berperan dalam gerakan Kids Javelin Throwing terdiri dari: (1) Otot-otot dari bagian belakang batang badan

(2) Otot-otot dari bagian depan batang badan (3) Otot-otot bahu

(4) Otot-otot lengan atas (5) Otot-otot lengan bawah (6) Otot-otot tangan

(7) Otot-otot pangkal paha (8) Otot-otot tungkai atas

(33)

(9) Otot-otot tungkai bawah (10) Otot-otot kaki

(1) Otot-otot dari Bagian Belakang Batang Badan Otot-otot dari bagian belakang batang badan terdiri atas: (a) Musculus trapezius

(b) Musculus rhomboidei minor et mayor (c) Musculus levator scapulae

(d) Musculus latissimus dorsi

(2) Otot-otot dari Bagian Depan Batang Badan Otot-otot dari bagian depan batang badan terdiri atas: (a) Musculus subclsvius

(b) Musculus pectoralis minor (c) Musculus serratus anterior (d) Musculus pectoralis major (e) Musculus rectus abdominis

(f) Musculus obliquus externus abdominis (g) Musculus obliquus internus abdominis (h) Musculus transfersus abdominis

(3) Otot-Otot Bahu Otot-otot bahu terdiri atas: (a) Musculus deltoideus

(b) Musculus supraspinatus (c) Musculus infraspinatus (d) Musculus teres minor (e) Musculus teres major (f) Musculus subscapularis

(34)

(4) Otot-Otot Lengan Atas Otot-otot lengan atas terdiri atas: (a) Musculus biceps brachii

(b) Musculus coracobrachialis (c) Musculus brachialis (d) Musculus triceps brachii

(5) Otot-Otot Lengan Bawah Otot-otot lengan bawah terdiri atas: (a) Musculus pronator teres

(b) Musculus supinator

(c) Musculus pronator quadratus (d) Musculus flexor carpi radialis (e) Musculus palmaris longus (f) Musculus flexor carpi ulnaris

(g) Musculus flexor digitorum profundus (h) Musculus flexor pollicis longus (i) Musculus brachioradialis

(j) Musculus extensor carpi radialis longus (k) Musculus extensor carpi radialis brevis (l) Musculus extensor carpi ulnaris

(m) Musculus anconeus

(n) Musculus extensor digitorum communis (o) Musculus extensor digiti minimi

(p) Musculus abduktor pollicis longus (q) Musculus extensor pollicis brevis (r) Musculus extensor pollicis longus (s) Musculus extensor indicis

(6) Otot-Otot Tangan Otot-otot tangan terdiri atas:

(35)

(a) Musculus abduktor pollicis brevis (b) Musculus opponens pollicis (c) Musculus palmalis brevis (d) Musculus flexor pollicis brevis (e) Musculus adduktor pollicis

(f) Musculus abduktor digiti V (minimi) (g) Musculus flexor digiti V brevis (h) Musculus opponen digiti V (minimi) (i) Musculus lumbricales

(j) Musculus interossei volaris (3 buah) (k) Musculus interossei dorsales (4 buah)

(7) Otot-Otot Pangkal Paha Otot-otot pangkal paha terdiri atas: (a) Musculus psoas minor

(b) Musculus psoas major (c) Musculus illiacus

(d) Musculus tensor fasciae latae

(8) Otot-Otot Tungkai Atas Otot-otot tungkai atas terdiri atas: (a) Musculus sartorius

(b) Musculus quadriceps (c) Musculus pectineus (d) Musculus adduktor longus (e) Musculus gracillis

(f) Musculus adduktor brevis (g) Musculus adduktor magnus (h) Musculus adduktor minimus (i) Musculus semitendinosus (j) Musculus semimembranosus

(36)

(k) Musculus biceps femoris

(9) Otot-Otot Tungkai Bawah Otot-otot tungkai bawah terdiri atas: (a) Musculus tibialis anterior

(b) Musculus extensor digitorum longus (c) Musculus extensor hallucis longus (d) Musculus gastrocnemius

(e) Musculus soleus (f) Musculus plantaris (g) Musculus popliteus

(h) Musculus flexor digitorum longus (i) Musculus lexor hallucis longus (j) Musculus tibialis posterior (k) Musculus peronaeus longus (l) Musculus peronaeus brevis

(10) Otot-Otot Kaki Otot-otot kaki terdiri atas: (a) Musculus abductor hallucis (b) Musculus abductor digiti minimus (c) Musculus addukctor hallucis

(d) Musculus flexor digiti minimi brevis (e) Musculus flexor halucis brevis

(f) Musculus interossei plantares (3 buah) (g) Musculus interossei dorsales

3. Persepsi Kinestetik a. Definisi Persepsi

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan. Penginderaan adalah merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh individu

(37)

melalui alat penerima yaitu alat indera. Namun proses tersebut diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai pusat susunan syaraf, dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Oleh karena itu proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses yang mendahului terjadinya persepsi. Proses penginderaan terjadi setiap saat, yaitu pada waktu individu menerima stimulus yang mengenai dirinya melalui alat indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya.

Pada tubuh manusia terdapat lima sistem persepsi yaitu sistem visual, sistem auditorik, sistem kimiawi, sistem propriseptif, dan sistem sematosensorik. Pada sistem visual, indera yang terlibat adalah penglihatan. Pada sistem auditorik, indera yang terlibat adalah pendengaran. Pada sistem kimiawi, indera yang terlibat adalah pengecap dan penciuman. Pada sistem propriseptif, indera yang terlibat adalah indera vestibular (sebagai indera untuk orientasi atau keseimbangan) kinestetik (yang terletak di otot, sendi, dan tendon). Pada sistem sematosensorik, indera yang terlibat adalah sentuhan, tekanan, hangat, dingin, nyeri (serta kombinasi seperti gatal, geli, dan halus).

Persepsi adalah proses diterimanya stimulus atau rangsang sampai rangsang itu disadari dan dimengerti penginderaan atau sensasi yang disebut proses penerimaan rangsang. Persepsi merupakan proses yang berkorelasi antara pengalaman sebelumnya dengan sekarang, dan mengintegrasikan sensasi dari lebih dari satu sumber sensorik. Proses ini menjadi tatanan yang lebih tinggi daripada sensasi. Menurut Drowatzky (1981: 16) “Persepsi adalah simulasi dari organ sensorik yang menghasilkan sensasi untuk memberikan kontak dengan dunia luar”.

Sensasi dengan sendirinya tidak membawa informasi yang cukup untuk memahami dan menafsirkan lingkungan sekitar. Drowatzky (1981: 16) mengungkapkan bahwa, “Pemahaman dan interpretasi muncul melalui persepsi a high order proses di mana sensasi yang timbul lebih dari satu sumber yang terintegrasi dan pengalaman sebelumnya berkorelasi dan dibandingkan dengan situasi yang dihadapi”. Proses ini dipelajari dan tunduk pada hukum yang sama dari proses belajar sebelumnnya.

(38)

Persepsi merupakan proses yang subjektif. Persepsi yang dimiliki oleh setiap orang tidaklah sama. Perbedaan persepsi antara orang-orang adalah produk dari kapasitas sensorik yang berbeda dan karakteristik pribadi yang berbeda. Weintraub dan Walkerr dalam Drowatzky (1981: 177) menyatakan bahwa, “Persepsi adalah bersifat subjektif, pengalaman individual”.

Persepsi melibatkan integrasi informasi sensorik dari lebih dari satu jenis alat indera. Diskusi ini terutama berkaitan dengan dua sensasi yang mengandalkan paling berat untuk kinerja motor yaitu sensasi somesthetic (sensasi umum dari tubuh, seperti suhu, tekanan, dan posisi) dan sensasi visual. Konsep-konsep umum mengenai hubungan antara sensasi dan persepsi yang serupa untuk sistem sensorik yang berbeda, meskipun reseptor yang berbeda, jalur, dan area otak mungkin terlibat. Hal ini penting untuk menyadari bahwa penurunan nilai arti dapat menghasilkan gangguan gerakan dan gangguan motorik. Sensasi muncul tidak hanya dari daerah yang berbeda dari tubuh, tetapi rangsangan juga menuju ke area yang berbeda dari sistem syaraf. Beberapa cabang syaraf sensorik berakhir di tingkat yang lebih rendah dari sumsum tulang belakang menyebabkan gerak reflek.

b. Definisi Persepsi Kinestetik

Kata kinestetik berasal dari Yunani yang berarti "bergerak" dan "perasaan", yang berhubungan dengan perasaan gerak, seperti tegangan tekanan, kekuatan dan orientasi tubuh dalam ruangan serta perbeaaan posisi dan gerak anggota badan (George H. Sage, 1984: 178). Hal ini sesuai dengan pendapat Anthony dan Diana (1973: 301), yang menyatakan kinestetik adalah perbedaan posisi dan gerak bagian-bagian tubuh berdasarkan informasi visual, auditori dan verbal. Istilah kinestetik umumnya menyatakan pengertian tentang informasi yang berhubungan dengan posisi tubuh dalam ruangan dan hubungan bagian tubuh yang satu dengan lainnya.

Yang dimaksud dengan persepsi kinestetik yaitu kemampuan seseorang untuk dapat membayangkan dan menguasai gerak tubuh dalam ruang dan waktu. Persepsi kinestetik merupakan suatu fungsi organ-organ tubuh manusia yang erat

Gambar

Gambar 1. Cara Memegang Lembing Gaya Finlandia
Gambar 2. Cara Memegang Lembing Gaya Amerika
Tabel 4. Kartu Lomba
Gambar 5. Susunan Anatomi Lengan Atas
+4

Referensi

Dokumen terkait

Zamroni (2011:150), mengusulkan agar pendidikan multikultural diperlakukan sebagai pendekatan untuk memajukan pendidikan secara utuh. Sekolah harusnya dipandang sebagai

Berbagai model penanganan telah dilakukan oleh dinas Sosnakertrans kota Yogyakarta, yaitu Strategi Berbasiskan anak jalanan (Street Based Strategy), Strategi

Menurut Lake (2009, p86), konsumen mengambil keputusan berdasarkan apa yang mereka artikan, bukannya berdasarkan kenyataan objek, oleh karena itu, investasi untuk persepsi

Lebih melihat pekerjaan sosial sebagai profesi yang banyak berfokus pada fungsi sosial individu, ataupun kelompok, terutama dalam kaitan dengan relasi sosial yang membentuk

Pengertian Hollow sprint menurut Fox (1984: 311) yaitu latihan lari cepat/sprint yang menggunakan waktu istirahat dengan lari-lari kecil atau jalan. Dengan pengertian diatas,

suatu benda atau bisa diikuti dengan kata sing ajektiva). Contoh kata benda yang berlawanan dalam bahasa Jawa yang menandai. atau menamai suatu benda: babu

Kekuatan konflik antara anggota SH disebabkan oleh kekuatan jumlah anggota, solidaritas yang diberikan kepada individu terhadap kelompok merupakan perwujudan dari

Strategi merupakan suatu proses yang terjadi di dalam pikiran penerjemah ketika sedang menerjemahkan, yaitu ketika penerjemah menghadapi suatu masalah dan berusaha