• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Koping .1 Definisi Koping .1Definisi Koping

2.1.4 Defence Mechanism

Menurut Kozier et al. (2004) defence mechanism (mekanisme pertahanan) termasuk kedalam mekanisme koping. Ini terjadi pada resistance stage. Mekanisme ini merupakan pemikiran tanpa disadari oleh seseorang yang bertujuan melindungi diri dari stresor dan menurunkan stres.

Kozier et al. (2004) juga menyatakan adapun yang termasuk defence

mechanism adalah: 1) compensation, menutupi kelemahan dengan menekankan

pada sifat yang lebih dapat diinginkan atau pencapaian yang berlebihan pada area yang lebih nyaman, 2) denial, usaha untuk menolak suatu realita yang tidak dapat diterima dengan menolak untuk mengakui realita tersebut, 3) displacement, mengalihkan reaksi emosional dari satu objek atau seseorang ke objek lain atau orang lain, 4) identification, berusaha mengendalikan kecemasan dengan meniru perilaku seseorang yang ditakuti atau dihargai, 5) Intellectualization, mekanisme respon emosional normal ketika mengalami kejadian yang tidak nyaman atau menyakitkan, dihindari dengan penggunaan penjelasan rasional yang menghilangkan perasaan trauma terhadap kejadian tersebut, 6) introjections, salah satu bentuk identifikasi yang menerima nilai dan norma orang lain yang masuk ke dalam dirinya sendiri, bahkan sebelumnya nilai ini berlawanan dengan asumsinya,

7) minimization, tidak mengakui apapun perilaku orang lain, 8) projection,

menyalahkan orang lain atau lingkungan atas keinginan, pikiran atau kesalahan yang tidak dapat diterima, 9) rationalization, justifikasi terhadap perilaku tertentu dengan logika yang salah dan memotivasi untuk berperilaku yang dapat diterima secara sosial, 10) reaction formation, mekanisme yang menyebabkan seseorang

bertindak berlawanan dengan apa yang dirasakannya, 11) regression, beralih kepada tingkat yang lebih nyaman dimana kurang tuntutan dan tanggung jawab,

12) repression, mekanisme tidak disadari yang mana mengancam perasaan dan

pikiran serta dijauhkan dari kesadaran atau suatu kejadian yang disangkal masuk ke dalam kesadarannya, 13) sublimation, pemindahan energi dari kegiatan yang bersifat agresif menjadi aktivitas yang dapat diterima secara sosial, 14)

substitution, penggantian dengan objek yang bernilai tinggi, tidak dapat diterima,

dan tidak tersedia dengan objek yang nilainya lebih rendah, dapat diterima, dan tersedia, 15) undoing, tindakan atau perkataan yang dilakukan seseorang untuk meringankan kesalahannya dengan membuat ganti rugi seperti memberikan hadiah.

Jenis-jenis defence mechanism diatas bersifat mendistorsi atau mengalihkan kondisi stres yang dialami oleh seseorang bukan untuk penyelesaian masalah. Dapat disimpulkan penggunaan jenis ini hanya akan membantu menenangkan perasaan seseorang sementara waktu ketika menghadapi stres kerja. 2.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi mekanisme koping

Kemampuan seseorang untuk beradaptasi atau melakukan koping terhadap stresor yang dihadapi tergantung pada kombinasi aspek stresor dan karakteristik individu. Aspek stresor meliputi; intensitas dan luasnya stresor, durasi, jumlah dan tipe stresor yang timbul bersamaan, serta jumlah stresor dalam waktu tertentu. Karakteristik individu untuk beradaptasi terhadap stres meliputi; latar belakang dan budaya, kebutuhan, keinginan, konsep diri, sumber internal, dukungan

eksternal, pengetahuan, skill, sifat kepribadian, kematangan, dan kondisi kesehatan umum (Funnel et al, 2005).

Menurut Lazarus dan Folkman (1984) faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penggunaan koping sebagai berikut:

1) Kesehatan dan energi (health and energy)

Seseorang yang mengalami sakit atau kelelahan mempunyai energi yang kurang dalam memperpanjang penggunaan kopingnya. Kesehatan fisik yang baik merupakan bukti dalam menghadapi masalah atau stres karena ketika menghadapi stres seseorang membutuhkan mobilisasi yang banyak. Oleh karena itu, pentingnya kesehatan dan energi untuk koping karena keduanya berperan dalam memfasilitasi penggunaan koping secara optimal.

2) Keyakinan positif (positive beliefs)

Melihat diri sendiri dengan positif bisa dikaitkan sebagai sebuah sumber koping yang sangat penting. Keyakinan sebagai dasar untuk berharap dan mendukung usaha koping yang digunakan. Namun demikian, tidak semua keyakinan dapat digunakan sebagai koping. Beberapa keyakinan dapat menghambat usaha koping. Contoh keyakinan akan hukuman tuhan dapat mengarahkan individu untuk menerima situasi yang menekan sebagai sebuah hukuman dari tuhan atau takdir tuhan dan tidak melakukan hal apapun untuk mengatasi situasi tersebut.

3) Keterampilan dalam menyelesaian masalah (problem-solving skills)

Keterampilan dalam menyelesaikan masalah meliputi kemampuan mencari informasi, menganalisa situasi yang bertujuan mengidentifikasi masalah dan

mengembangkan alternatif tindakan, memilih alternatif yang sesuai dengan hasil yang diharapkan, memilih dan mengimplementasikan rencana aksi yang sesuai.

Contoh keterampilan dalam menyelesaikan masalah adalah keterampilan dalam menghadapi situasi darurat, konflik peran, dan dilema moral. Keterampilan-keterampilan tersebut dapat dimiliki oleh individu berdasarkan lamanya pengalaman, pengetahuan yang dimiliki individu, kemampuan intelektual untuk menggunakan pengetahuan, dan kemampuan untuk mengontrol diri.

4) Keterampilan sosial (social skill)

Keterampilan sosial merupakan sumber koping yang penting. Keterampilan sosial diartikan sebagai kemampuan untuk berkomunikasi dan berperilaku dengan yang lain dengan cara yang sesuai dan efektif secara sosial. Hal ini memfasilitasi penyelesaian masalah dalam berhubungan dengan orang lain dan memberikan individu kontrol lebih dalam interaksi sosial.

Pentingnya keterampilan sosial sebagai sumber di berbagai area, mencakup program terapeutik yang membantu individu lebih baik dalam mengatasi masalah kehidupan sehari-hari dan program latihan organisasi untuk meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal.

5) Dukungan sosial (social support)

Dukungan sosial diartikan dengan mempunyai orang atau teman atau keluarga yang dapat menerima perasaan jika individu mengalami masalah. Selain itu, dukungan dari orang lain dapat berupa memberikan informasi atau dukungan lainnya seperti menunjukkan perhatian kepada individu tersebut.

6) Sumber materi (material resources)

Sumber materi dapat berupa uang, barang, dan pelayanan. Hasil penelitian Antonosvsky,1979 dalam Lazarus dan Folkman (1984) ditemukan bahwa terdapat hubungan kuat antara status ekonomi, stres, dan adaptasi. Sumber keuangan yang lebih besar meningkatkan pilihan koping. Hal ini juga mempermudah dan memberikan akses yang mudah seperti pengobatan kesehatan, bantuan professional, dan sebagainya. Dapat disimpulkan bahwa sumber materi juga dapat memfasilitasi efektivitas koping.

Dokumen terkait