• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Strategi adalah pola sasaran, tujuan dan kebijakan/rencana umum untuk meraih tujuan yang telah ditetapkan, yang dinyatakan dengan mendefinisikan apa bisnis yang dijalankan oleh perusahaan, atau apa yang seharusnya dijalankan oleh perusahaan. (Mudrajad Kuncoro, 2005: 1)

2. Persaingan adalah keadaan ketika organisasi berperang atau berlomba untuk mencapai hasil atau tujuan yang diinginkan seperti konsumen, pangsa pasar, peringkat survei, atau sumber daya yang dibutuhkan. (Mudrajat Kuncoro, 2006: 87).

3. Etika Bisnis, Etika berasal dari kata Yunani ethos yang berarti adat istiadat atau kebiasaan (Sonny Keraf, 1991: 14). Banyak istilah lain yang senada dengan etika yaitu akhlaq, moral, etiket, nilai, dan sebagainya. Hamzah Ya’kub dalam bukunya Etika Islam (1991:11-15): Perkataan akhlaq berasal dari bahasa Arab, yang diartikan sama dengan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Akhlaq adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, antara yang terpuji dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin. (Buchari Alma: 204). Moral merupakan aturan dan nilai kemanusiaan (human conduct and value) seperi sikap, perilaku dan nilai.

Etiket adalah tata karma atau sopan santun yang dianut oleh suatu masyarakat dalam kehidupannya. Nilai adalah penetapan harga sesuatu sehingga sesuatu itu memiliki nilai yang terukur. (Muhammad, 2004: 37). Kemudian, Bisnis adalah sebuah aktivitas yang mengarah pada peningkatan nilai tambah melalui proses penyerahan jasa, perdagangan atau pengolahan barang (produksi).

(Muhammad: 2003). Skinner (1992) mengatakan bisnis adalah pertukaran barang, jasa, atau uang yang saling menguntungkan atau memberi manfaat.

(Yusanto & Wijayakusuma: 2002). Jadi etika bisnis adalah aplikasi etika umum yang mengatur prilaku bisnis. Norma moralitas merupakan landasan yang menjadi acuan bisnis dalam prilakunya. Dasar prilakunya tidak hanya hukum-hukum ekonomi dan mekanisme pasar saja yang mendorong prilaku bisnis itu tetapi niali moral dan etika juga menjadi acuan penting yang harus dijadikan landasan kebijakannya. (Muslich, 2004: 9).

4. Perspektif etika bisnis Islam adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan cara melakukan kegiatan bisnis yang mencakup seluruh aspek yang masih berkaitan dengan personal, perusahaan ataupun masyarakat. Atau bisa juga diartikan pengetahuan tentang tata cara ideal dalam pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal secara ekonomi maupun sosial yang berlandaskan nilai-nilai dalam ajaran agama Islam.

11 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Strategi

1. Pengertian Strategi

Pada setiap perusahaan mempunyai suatu tujuan, baik dalam jangka menengah maupun jangka panjang dan juga memiliki suatu kebijakan umum yang digunakan dalam menjalankan proses pemasaran. Beberapa tokoh ekonomi menyatakan bahwa pada setiap perusahaan harus mempunyai suatu strategi dalam menentukan kesuksesan perusahaan itu sendiri. Definisi strategi dinyatakan oleh para pelopor konsep strategi sebagai berikut:

a. Jack Trout mendefiniskan strategi adalah bagaimana bertahan hidup dalam dunia yang semakin. kompetitif, bagaimana membuat persepsi yang baik dibenak konsumen, menjadi berbeda, mengenali kekuatan dan kelemahan pesaing, menjadi spesialisasi, menguasai satu kata yang sederhana di kepala, kepemimpinan yang memberi arah dan memahami realitas pasar dengan menjadi yang pertama, kemudian menjadi yang lebih baik ( (Hasan, 2010, hal. 29)

b. Menurut Andrews, Strategi adalah pola sasaran tujuan dan kebijakan/

rencana umum untuk meraih tujuan yang telah ditetapkan, yang dinyatakan dengan mendefinisikan apa bisnis yang dijalankan oleh perusahaan, atau yang seharusnya dijalankan oleh perusahaan.

c. Menurut Itami, Strategi adalah menentukan kerangka kerja dari aktivitas bisnis perusahaan dan memberikan pedoman untuk mengoordinasikan aktivitas, sehingga perusahaan dapat menyesuaikan dan mempengaruhi lingkungan yang selalu berubah. Strategi mengatakan dengan jelas lingkungan yang diinginkan oleh perusahaan dan jenis organisasi seperti apa yang hendak dijalankan. (Mudrajad Kuncoro, 2005: 1).

d. Menurut Swastha dan Irawan strategi merupakan suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan perusahaan. (Basu Swastha, 1985: 67).

Sedangkan menurut Kenneth R. Andrews strategi adalah suatu proses pengevaluasian kekuatan dengan peluang dan ancaman yang ada dalam lingkungan yang dihadapi dan memutuskan strategi pasar produk yang menyesuaikan kemampuan perusahaan dengan peluang lingkungan. (Pandji Anoraga, 2000: 339). Strategi juga didefinisikan arahan umum yang hendak ditempuh oleh suatu organisasi (perusahaan) untuk mencapai tujuannya.

e. Fandy tjiptono menyatakan bahwa strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misi-misinya. (Fandy Tjiptono, 1988: 3). Strategi juga didefinisikan sebagai pula tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. (Fandy Tjiptono, 1988: 5).

f. Philip Kotler menyatakan bahwa strategi adalah “rencana permainan-permainan untuk mencapai sasaran.” (Philip Kotler, 1997: 54).

Dari beberapa pengertian strategi di atas maka dapatlah diambil kesimpulan bahwa strategi adalah sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir (sasaran). Tetapi strategi bukanlah sekedar rencana, melainkan rencana yang utama, terpadu, menyeluruh dan menghubungkan antara perusahaan dengan lingkungannya.

2. Konsep-konsep Strategi

Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain yang berkaitan sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun.

Konsep-konsep tersebut adalah sebagai berikut:

a. Distinctive Competence, tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan persaingannya.

b. Competitive advantage, kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya. (Freddy Rangkuti, 2008: 4).

3. Jenis-Jenis Strategi a. Corporate strategy

Menunjukkan arah keseluruhan strategi perusahaanapakah perusahaan akan memilih strategi pertumbuhan (growh), strategi stabilitas (stability), atau strategi pengurangan usaha (retrenchment), serta bagaimana pilihan strategi tersebut disesuaikan dengan pengelolaan berbagai bidang usaha dan produk yang terdapat di dalam perusahaan.

b. Business strategy

Merupakan strategi yang dibuat pada level business unit, divisi atau product-level dan strateginya lebih ditekankan untuk meningkatkan posisi bersaing produk atau jasa perusahaan di dalam suatu industri tertentu atau segmen pasar tertentu.

c. Functional strategy,

Merupakan strategi yang dibuat oleh masing-masing fungsi organisasi perusahaan (misalnya strategi marketing, strategi keuangan, strategi produksi) dengan tujuan menciptakan kompetensi yang lebih dibanding pesaing (distinctive competence) sehingga akan meningkatkan keunggulan bersaing (competitive advantage). (Solihin, 2009, p. 86)

4. Tingkatan Strategi

Dalam manajemen strategik, perusahaan pada umumnya mempunyai tiga level atau tingkatan strategi, yaitu:

a. Strategi korporasi

Strategi ini menggambarkan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai sikap perusahaan secara umum terhadap arah pertumbuhan dan manajemen berbagai bisnis dan lini produk untuk mencapai keseimbangan portofolio produk dan jasa.Sebagai tambahan, strategi perusahaan adalah :

1) Pola keputusan yang berkenaan dengan tipe-tipe bisnis yang perusahaan sebaiknya terlibat.

2) Arus keuangan dan sumber daya lainnya dari dan ke divisi-divisi yang ada di perusahaan.

3) Hubungan antara perusahaan dan kelompok-kelompok utama dalam lingkungan perusahaan.

b. Strategi unit bisnis

Strategi ini biasanya dikembangkan pada level divisi dan menekankan pada perbaikan posisi persaingan produk barang atau jasa perusahaan dalam industrinya atau segmen pasar yang dilayani oleh divisi tersebut. Strategi bisnis umumnya menekankan pada peningkatan laba produksi dan penjualan.

c. Strategi fungsional

Strategi ini menekankan terutama pada pemaksimalan sumber daya produktivitas.Dalam batasan oleh perusahaan dan trategi bisnis yang berada di sekitar mereka, departemen fungsional, SDM, keuangan, produksi-operasi mengembangkan strategi untuk mengumpulkan bersama-sama berbagai aktivitas dan kompetensi mereka guna meningkatkan kinerja perusahaan. (Umar, 2010, p. 17)

5. Macam-macam strategi perdagangan a. Diversifikasi Bisnis.

Bagi yang baru mulai bisnis, sebaiknya tidak langsung menjalankan strategi bisnis ini. Saya sarankan lebih baik fokus terlebih dahulu pada bisnis yang sedang dibangun. Mengapa? Sebab strategi ini tergolong beresiko tinggi. Melakukan diversifikasi bisnis, berarti anda membangun sebuah produk baru untuk dilempar ke pasar (yang mungkin juga baru).

Jika tidak dibarengi kesiapan yang baik, melakukan diversifikasi dapat menggoyahkan bisnis anda sebelumnya.

b. Strategi menyerang.

Strategi bisnis ini biasanya dijalankan untuk memperbesar tingkat penguasaan pasar. Pada strategi ini. biasanya promo besar-besaran dengan segala macam taktiknya dijalankan. Salah satu contohnya seperti menghadirkan program yang menarik bagi konsumen, seperti beli 3 gratis 1.

c. Mengembangkan pasar.

Strategi yang ini relatif lebih kalem. Karena dengan produk yang selama ini ada, pebisnis akan berupaya untuk mengeksplorasi pasar yang selama ini digarapnya agar bisa lebih maksimal. Strategi ini perlu kejelian dalam melihat pasar.

d. Mengembangkan produk.

Berkebalikan dengan strategi bisnis mengembangkan pasar, strategi ini melempar sebuah produk baru pada pasar yang selama ini digarap. Kelebihan strategi bisnis ini adalah karena pasarnya telah dikenali, sedang tantangannya adalah bagaimana membuat produk baru tersebut bisa diterima oleh pasar.

Dari pemahaman para ahli di atas penulis dapat simpulkan bahwa strategi adalah cara-cara, rencana atau upaya dilakukan perusahaan atau suatu lembaga untuk mencapai tujuan yang akan datang dengan menerangkan bagaimana cara, tindakan untuk meningkatkan kinerja yang baik atau keinginan yang diharapkan dalam suatu unit dagang.

B. Persaingan Bisnis

1. Pengertian Persainagan, Bisnis dan Persaingan Bisnis

Persaingan adalah keadaan ketika organisasi berperang atau berlomba untuk mencapai hasil atau tujuan yang diinginkan seperti konsumen, pangsa pasar, peringkat survei, atau sumber daya yang dibutuhkan. Persepektif industri mengidentifikasi pesaing sebagai organisasi yang membuat produk

atau jasa yang sama. Menutut persepektif pemasaran, pesaing adalah organisasi yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen yang sama. Dalam persepektif ini intensitas persaingan tergantung dari seberapa jauh kebutuhan konsumen dapat dipahami dan seberapa jauh organisasi dapat memenuhi kebutuhan konsumen tersebut. (Mudrajat Kuncoro, 2006: 87).

Persaingan lingkungan mencakup sejumlah pesaing yang harus dihadapi oleh perusahaan ukuran relatif para pesaing dan tingkat saling ketergantungan dalam industri tersebut. Pihak manajemen memiliki yang relatif kecil terhadap lingkungan persaingan yang dihadapi perusahaan. Ketika populasi bertumbuh dengan lambat, biaya meningkat, dan sumber daya yang tersedia menipis, perusahaan mengetahui bahwa mereka harus bekerja keras lagi untuk mempertahankan keuntungan dan pangsa pasar mereka tanpa menghiraukan bentuk pasar persaingan yang ada.

Persaingan yang terjadi antara beberapa perusahaan dapat berasal dari perusahaan lain dalam satu industri, atau dari perusahaan lain yang menghasilkan barang atau jasa subtitusi. Di dalam industrinya, perusahaan harus mengetahui struktur biaya, harga, promosi, dan beberapa aspek persaingan lain yang dapat mempengaruhi perencanaan serta operasinya.

Sebagian besar wiraswastawan umumnya menghadapi ancaman potensial dari perusahaan yang lebih besar. Wiraswastawan harus bersiap-siap dengan ancaman tersebut dan hendaknya membuat rencana pemasaran yang menguraikan strategi paling efektif dalam lingkungan persaingan. (Adi Susanto, 2002: 80).

Bisnis adalah sebuah aktivitas yang mengarah pada peningkatan nilai tambah melalui proses penyerahan jasa, perdagangan atau pengolahan barang (produksi). (Muhammad: 2003). Skinner mengatakan bisnis adalah pertukaran barang, jasa, atau uang yang saling menguntungkan atau memberi manfaat.

(Yusanto & Wijayakusuma: 2002).

2. Jenis-Jenis Persaingan dan Kekuatan Bersaing

Perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang merancang dan mengoperasikan sistem untuk mengumpulkan keterangan-keterangan yang berkesinambungan tentang para pesaing. Perusahaan seringkali mendefinisikan para pesaingnya sebagai setiap perusahaan yang memproduksi dan menjual produk dan jasa yang sama, dengan kisaran harga yang sama, dan kepada pelanggan yang sama. Tetapi pada kenyataannya perusahaan harus menghadapi perusahaan-perusahaan pesaing dalam arti yang lebih luas.

Berikut jenis-jenis persaingan berdasarkan tingkat substitusi produk menurut Philip Kotler: (Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 2008: 67-69) a. Persaingan Merk

Perusahaan dapat melihat pesaingnya sebagai perusahaan lain yang menawarkan produk dan jasa yang sama atau sejenis kepada pelanggan yang sama dengan kisaran harga yang sama pula.

b. Persaingan Industri

Perusahaan dapat melihat pesaingnya lebih luas lagi, yaitu perusahaan menganggap pesaing utamanya sebagai semua perusahaan yang membuat produk atau jenis produk yang sama.

c. Persaingan Bentuk

Perusahaan dapat melihat pesaingnya dengan lebih luas lagi yaitu semua perusahaan yang menghasilkan produk yang memberikan manfaat yang sama.

d. Persaingan Umum

Perusahaan dapat memandang pesaing utamanya dalam arti yang lebih luas lagi yaitu semua perusahaan yang bersaing untuk konsumsi rupiah yang sama.

Michael Porter telah mengidentifikasi lima kekuatan bersaing, yaitu para pesaing industri, calon pendatang, substitusi, pembeli dan pemasok.

Adapun lima ancaman yang ditimbulkan kekuatan tersebut adalah ancaman

persaingan segmen yang ketat, ancaman pendatang baru, ancaman produk substitusi, ancaman peningkatan kemampuan atau kekuatan posisi tawar pemasok (Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 2008: 70).

Sumber: Damar Purba Pamungkas, 2016. Gambar 2.1 5 Porter Forces

a. Ancaman persaingan segmen yang ketat. Segmen tertentu menjadi tidak menarik jika ia telah memiliki pesaing yang banyak, kuat, atau agresif.

b. Ancaman pendatang baru. Daya tarik segmen berbeda-beda menurut tingginya hambatan untuk masuk dan keluarnya.

c. Ancaman produk substitusi. Segmen tertentu menjadi tidak menarik jika terdapat substitusi produk yang aktual atau potensial.

d. Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar pembeli. Segmen tertentu menjadi tidak menarik jika pembeli memiliki kekuatan posisi tawar (bargaining power) yang kuat atau semakin meningkat.

e. Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar pemasok. Segmen tertentu menjadi tidak menarik jika para pemasok perusahaan mampu menaikkan harga atau mengurangi kuantitas yang mereka pasok.

3. Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna

Esensi dari pasar persaingan sempurna adalah tidak ada persaingan langsung di antara pembeli dan penjual. Jadi, tidak ada persaingan antara para pembeli atau antara para penjual. Misalnya, perusahaan A tidak perlu memikirkan apa reaksi perusahaan B bila perusahaan A merubah marketing policy-nya. Prasyarat pasar persaingan sempurna adalah berikut ini:

a. Produk masing-masing pasar adalah identik (tidak ada perbedaan sekecil apapun). Jadi, pembeli di sini indifferent terhadap masing-masing barang-barang (beli yang manapun sama saja hasilnya). Barangnya homogen.

b. Peran masing-masing perusahaan relatif sangat kecil terhadap total pasar.

Secara sendiri-sendiri mereka tidak akan mampu merubah harga melalui perubahan jumlah barang yang ditawarkan. Untuk merubah harga, mereka harus bergerak bersama-sama.

c. Setiap perusahaan bebas masuk atau keluar industri. Tidak ada hambatan dalam bentuk apapun. (Yoopi Abimanyu, 2004: 159).

4. Tujuan Pelaksanaan Strategi Bersaing

Menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong, terdapat lima tujuan pelaksanaan strategi bersaing yaitu: (Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 2008: 58-64).

a. Membentuk suatu positioning yang tepat

Perusahaan berusaha untuk menunjukkan suatu image atau citra tersendiri mengenai perusahaan kepada pelanggan atau pasar sasaran.

b. Mempertahankan pelanggan yang setia

Pelanggan yang setia bagaikan kekayaan untuk masa depan, yang jika dikelola dengan baik akan memberikan aliran pemasukan seumur hidup yang baik kepada perusahaan.

c. Mendapatkan pangsa pasar baru

Perusahaan berusaha untuk mendapatkan dan memperluas pangsa pasar dengan menggunakan strategi bersaing mereka masing-masing untuk meraih pasar seluas-luasnya.

d. Memaksimalkan penjualan

Proses untuk memaksimalkan laba atau keuntungan tergantung dari efektifitas strategi bersaingnya, selain itu juga tergantung pada seluruh sistem yang ada dalam perusahaan serta unit-unit fungsional lainnya.

e. Menciptakan kinerja bisnis yang efektif

Perusahaan harus menciptakan kinerja bisnis yang efektif, agar bisnis mereka dapat dikelola secara strategis, yaitu dengan mendefinisikan:

kelompok pelanggan yang akan dilayani, kebutuhan pelanggan yang akan dipenuhi, serta teknologi yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.

C. Strategi Bersaing

1. Pengertian Strategi Bersaing

Pengertian strategi bersaing telah dikemukakan oleh banyak ahli ekonomi maupun dari berbagai pihak yang berpengalaman di bidangnya. Ada beberapa pendapat para ahli tentang strategi bersaing dalam dunia pemasaran, Kuncoro mengemukakan bahwa: “Strategi bersaing adalah pencarian akan posisi bersaing yang menguntungkan di dalam suatu industri, arena fundamental tempat persaingan terjadi” (Kuncoro, 2006: 45).

Rianto mengemukakan tentang pengertian strategi bersaing sebagai berikut: “Strategi bersaing adalah kombinasi antara akhir dan tujuan yang di perjuangkan oleh perusahaan dengan alat (kebijaksanaan) di mana perusahaan berusaha sampai kesana” (Rianto, 2010: 33).

Sedangkan pengertian strategi bersaing menurut Philip Kotler adalah:

“Strategi yang secara kuat menempatkan perusahaan terhadap pesaing dan

yang memberi perusahaan keunggulan bersaing yang sekuat mungkin”

(Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 2008: 53).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa strategi bersaing adalah upaya yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam memenangkan sebuah pasar dengan cara memberikan keunggulan-keunggulan dalam suatu produk.

2. Merancang Strategi Bersaing dalam Rangka Menciptakan Keunggulan Kompetitif

Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong dalam buku Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid 2, terdapat tiga langkah yang dapat ditempuh untuk menciptakan keunggulan kompetitif: (Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 2008: 75-79).

Sumber: Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 2008: 75-79

Gambar.2.2

Langkah-langkah dalam menganalisis pesaing a. Analisis Pesaing

Analisis pesaing merupakan proses mengidentifikasi para pesaing utama; menilai tujuan, strategi, kekuatan, dan kelemahan mereka, dan pola reaksi; kemudian memilih pesaing yang akan diserang atu dihindari.

b. Mengidentifikasi Pesaing

Perusahaan dapat mengidentifikasi pesaing dari sudut pandang industri dan sudut pandang pasar. Industri (industry) adalah suatu kelompok perusahaan yang menawarkan produk atau kelas produk yang merupakan

Mengidentifikasi pesaing perusahaan

Menilai tujuan, strategi, kekuatan

dan kelemahan pesaing serta pola

reaksi

Memilih pesaing yang akan diserang atau di

hindari

pengganti erat satu sama lain. Pemasar mengklasifikasikan industri menurut jumlah penjual, tingkat diferensiasi produk, kehadiran atau ketiadaan produk penghalang untuk masuk; mobilitas; dan penghalang untuk keluar, struktur biaya, tingkat integrasi vertikal, dan tingkat globalisasi.

Dengan menggunakan pendekatan pasar, kita mengidentifikasikan pesaing sebagai perusahaan yang memenuhi kebutuhan pelanggan yang sama. Konsep pasar untuk persaingan menunjukkan jumlah pesaing aktual dan potensial yang lebih besar dibandingkan persaingan yang hanya didefinisikan dalam istilah kategori produk.

c. Menilai Pesaing

Dalam menilai pesaing, perusahaan dapat melakukan tahap-tahap berikut:

1) Menentukan tujuan pesaing

Masing-masing pesaing mempunyai bauran tujuan. Dengan mengetahui bauran tujuan pesaing, kepuasan pesaing atas situasi saat ini dan bagaimana pesaing bereaksi terhadap tindakan kompetitif yang berbeda akan terungkap. Perusahaan juga harus mengawasi tujuan pesaing untuk berbagai segmen. Jika perusahaan menemukan bahwa pesaing telah menemukan segmen baru atau akan berpindah ke segmen yang dilayani perusahaan, perusahaan dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi hal tersebut. (Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 2008:

79).

2) Mengidentifikasi strategi pesaing

Semakin mirip strategi suatu perusahaan dengan perusahaan lain, semakin tajam persaingan antara kedua perusahaan tersebut. Dalam kebanyakan industri, pesaing dapat dipisahkan menjadi kelompok-kelompok yang mengerjar strategi berbeda. Kelompok strategis adalah

kelompok perusahaan di dalam industri yang mengikuti strategi yang sama atau mirip dalam pasar sasaran tertentu.

Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh perusahaan.

Pertama, perusahaan harus melihat keseluruhan dimensi yang mengidentifikasi kelompok strategis di dalam industri. Kedua, perusahaan harus memahami bagaimana masing-masing pesaing menghantarkan nilai kepada pelanggannya. Ketiga, perusahaan harus mengetahui kualitas produk pesaing, fitur, dan baurannya (layanan pelanggan, kebijakan penetapan harga, cakupan distribusi, strategi tenaga penjualan, seta iklan dan program promosi penjualan). Keempat, perusahaan harus mempelajari detail masing-masing R&D pesaing, proses manufaktur, pembelian, keuangan, dan strategi lainnya (Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 2008: 80).

3) Menilai kekuatan dan kelemahan pesaing

Pemasar harus menilai masing-masing kekuatan dan kelemahan masing-masing pesaing secara cermat untuk mengetahui apa yang dapat dilakukan oleh pesaing perusahaan. Sebagai langkah pertama, perusahaan dapat mengumpulkan data tentang masing-masing tujuan pesaing, strategi, dan kinerja selama beberapa tahun terakhir. Selain itu, perusahaan biasanya mempelajari kekuatan dan kelemahan pesaing melalui data sekunder, pengalaman pribadi, dan berita dari mulut ke mulut. Perusahaan juga dapat mengadakan riset pemasaran primer dengan pelanggan, pemasok, dan penyalur. Yang terakhir, perusahaan dapat menetapkan tolok ukur (benchmarking) terhadap perusahaan lain, dengan membandingkan produk dan proses perusahaan dengan pesaing atau perusahaan terkemuka dalam industri lain untuk menemukan cara meningkatkan kualitas dan kinerja (Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 2008: 81).

4) Memperkirakan reaksi pesaing

Tujuan pesaing, strategi, serta kekuatan dan kelemahan pesaing akan berguna untuk menjelaskan tindakan yang akan diambil perusahaan dan menunjukkan reaksi perusahaan seperti pemotongan harga, peningkatan promosi, atau pengenalan produk baru.

Masing-masing pesaing mempunyai beragam reaksi. Beberapa pesaing tidak bereaksi dengan cepat atau kuat terhadap gerakan pesaing lain, dan mungkin hanya bereaksi terhadap jenis gerakan tertentu.

Sebaliknya, pesaing lain bereaksi cepat dan kuat terhadap tindakan apapun. Dalam beberapa industri, kondisi persaingan relatif harmoni;

dan dalam industri lain, pesaing bertarung sengit. Dengan mengetahui cara pesaing utama bereaksi akan memberikan petunjuk kepada perusahaan tentang cara terbaik untuk menyerang pesaing atau untuk mempertahankan posisi perusahaan saat ini (Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 2008: 84).

D. Bisnis dalam Perspektif Islam

Secara umum bisnis diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan atau rizki dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya dengan cara mengelola sumber daya ekonomi secara efektif dan efisien. Skinner mendefinisikan bisnis sebagai pertukaran barang, jasa, atau uang yang saling menguntungkan atau memberi manfaat. Menurut Anoraga dan Soegiastuti, bisnis memiliki makna dasar sebagai

“the buying and selling of goods and services”. Adapun dalam pandangan Straub dan Attner, bisnis taka lain adalah suatu organisasi yang menjalankan aktivitas produksi dan penjualan barang-barang dan jasa-jasa yang diinginkan oleh konsumen untuk memperoleh profit (Muhammad, 2002: 23).

Agama Islam mewajibkan setiap orang untuk bekerja, dan tidak ada peluang bagi orang yang beriman untuk menganggur. Al-Qur’an menjelaskan

tentang konsep bisnis dengan beberapa kata diantaranya: al Tijarah (berdagang, berniaga), al-bai’u (menjual) dan tadayantum (muamalah). (Akhmad Nur Zaroni, Bisnis Dalam Perspektif Islam (Telaah Aspek Keagamaan dalam Kehidupan Ekonomi), Mazahib Vol. IV, No. 2, 2007, h. 177-179)

Al-Tijarah berasal dari kata dasar t-j-r, tajara, tajaran wal tajiran yang

Al-Tijarah berasal dari kata dasar t-j-r, tajara, tajaran wal tajiran yang

Dokumen terkait