BAB III METODE PENELITIAN
B. Latar dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Nagari Pabalutan, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar.Penelitian ini mulai dilakukan terhitung mulai dari obserfasi awal sampai ahir penelitianyaitu pada bulan April 2018-Agustus 2019.
Agar lebih jelasnya peneliti telah membuat jadwal sebagai berikut:
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
Sept Agus Sept
April
Bimbingan Hasil Penelitian Sidang Munaqasyah
Okt
Bimbingan Proposal Skripsi Survei Awal
Kegiatan Penelitian Seminar Proposal Skripsi
Jan Mei Jul
Tahun 2018 Tahun 2019
Kegiatan
Mei Juni Juli Agus
Sumber: Olahan Sendiri C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang merekaamati (Sugiyono, 2014 :178). Dalam melakukan penelitian ini, peneliti langsung menjadi instrumen kuncinya dengan cara peneliti langsung melakukan wawancara dengan berbagai pihak yaitunya dengan masyarakat yang melakukan transaksi jual beli pada UD. BKR Group beserta pemilik UD. BKR Group dan beberapa anggotanya. kemudian untuk intrumen pendukungnya peneliti menggunakan alat-alat bantu seperti handphone, kamera, buku dan beberapa dokumen-dokumen lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang keabsahan hasil penelitian
D. Sumber Data
Pemilihan sumber data tidak berdasarkan kedekatan emosional, partner, dan lain-lainnya yang dapat mempengaruhi objektivitas dari perolehan data, akan tetapi data yang diperoleh murni karena sesuai dengan kepentingan permasalahan dan tujuan penelitian. Sebagaimana A. moleong berpendapat bahwa informan adalah orang-orang yang dipilih sesuai dengan
kepentingan permasalahan dan tujuan penelitian. (A. Moleong, 2006: 135).
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi:
1. Sumber Data Primer
Sumber data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya, data primer yang penulis dapatkan melalui wawancara.
Sumber data primer dalam penelitian ini adalah dengan Abu Bakar selaku pemilik UD. BKR Group para karyawan UD. BKR Group Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar adalah sebanyak 5 orang dan konsumen sebanyak 5 orang.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder yang penulis gunakan dalam penelitian ini berupa catatan-catatan tertulis atau dokumentasi yang terdapat pada UD.
BKR Group Pabalutan Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar.
Mengenai Dokumen Hasil Penjualan barang di UD. BKR Group Pabalutan beserta dokumen yang berhubungan dengan strategi persaingan UD. BKR Group Pabalutan
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Untuk mendapatkan data serta informasi yang diperlukan dalam penelitian maka penulis menggunakan cara pengumpulan data sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil menatab muka antara penanya atau pewawancara dengan penjawab atau informasi dengan menggunakan panduan wawancara (Suharsimi, 2010:270). Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur dimana pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.
Wawancara terstruktur yaitu bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan di peroleh.
Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpulan data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan. Bedanya dengan semi terstruktur adalah tidak memakai alternatif jawaban, namun pihak yang di ajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. Di sini, peneliti melakukan wawancara dengan ketua pengelola, karyawan dan konsumen UD. BKR Group sebagai pelaku dalam strategi bersaing dalam perpektif etika bisnis Islam
2. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian yang dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian. Dokumen yang digunakan berupa foto-foto yang diambil selama penelitian dan buku-buku ataupun arsip dari UD. BKR Group. Dokumentasi adalah laporan keuangan pada UD. BKR Group.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data deskriptif kualitatif merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2010:139).
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan analisis data deskriptif kualitatif dengan cara sebagai berikut:
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Data Reduction sebagai suatu proses pemilihan, pemusatan, perhatian, penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan perusahaan, sehingga data itu memberi gambaran yang lebih jelas tentang hasil wawancara dan dokumentasi.
Jadi, dari data yamg peneliti peroleh, data itu nantinya akan dipilih mana yang perlu dan penting berhubungan dengan penelitian. Data yang dipilih yaitu data yang berkaitan strategi bersaing UD. BKR Group dalam perpektif etika bisnis Islam.
2. Data Display (Penyajian Distribusi)
Data Display yaitu sekumpulan informasi tersusun memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Dalam penelitian kualitatif penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, tabel, grafik, dan sejenisnya.
Setelah melakukan reduksi data, maka selanjutnya peneliti akan melakukan penyajian terhadap data tersebut. Data yang didapat tersebut akan disajikan dalam bentuk uraian singkat dalam bentuk tabel. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan sehingga akan lebih mudah dipahami.
3. Cloncusion Drawing atau Verification (Simpulan Atau Verifikasi)
Setelah data dipilih dan disajikan, maka selanjutnya peneliti akan membuat kesimpulan dari data tersebut. Penarikan kesimpulan yang dikemukakan bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya Namun apabila kesimpulan yang dikemukakan pada kembali kelapangan mengumpulkan data maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Sumber: Sugiyono: 2007
Gambar 3.1 Proses Analisis Data
Gambar mengenai komponen analisis data model Miles dan Huberman di atas menjelaskan bahwa dalam melakukan analisis data kualitatif dapat dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data.
Proses yang bersamaan tersebut meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
G. Teknik Penjamin Keabsahan Data
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Terdapat trigulasi sumber, triangulasi pengumpulan data, dan triangulasi waktu.
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk mengkaji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misal data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi.
Simpulan: Verifikasi Reduksi Data
Pengajian Data Pengumpulan Data
3. Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Pengujian keabsahan data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekkan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu/situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kapasitas datanya (Sugiyono, 2007: 127).
56 BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Sejarah UD.BKR Group
UD.BKR GROUP berada di daerah Pabalutan Nagari Rambatan Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar. Yang letak posisinya berada di kilometer 4 Batusangkar-Ombilin. UD. BKR GROUP sendiri di ambil dari singkatan nama pemilik sendiri yang bernama bapak Abu Bakar. UD.BKR ini suatu usaha dagang yang bergerak di bidang perdagangan ikan laut di wilayah Batusangkar.
Usaha dagang ini berdiri pada tahun 1999, yang mana sebelum memulai usaha ini, bapak Bakar selaku pemilik usaha tersebut bekerja sebagai buruh angkut di los ikan pasar batusangkar, seirng dengan berjalannya waktu, bapak Bakar sendiri berniat untuk merubah nasip dari seorang buruh angkut menjadi pedagang ikan di pasar. Setelah terjadinya kerisis moneter di Indonesia, bapak Bakar memulai mengembangkan usahanya tersebut dari seorang pedagang kecil menjadi seorang agen di pasar ikan Batusangkar.
2. Visi dan Misi UD.BKR Group a. Visi
Menyediakan ikan untuk seluruh para pedagang ikan di kabupaten tanah datar dengan kualitas dan higienis yang terjamin mutunya baik dalam bentuk ikan segar maupun ikan beku. Sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen.
b. Misi
1) Menerima suplayer dari para nelayan.
2) Memberikan dan menjamin kualitas dan mutu ikan segar.
3) Selalu mengutamakan ketepatan waktu dalam oprasional distributor.
4) Menyediakan tempat untuk penyimpanan ikan agar selalu segar.
5) Menjaga kualitas agar konsumen dan para pedagan selalu puas dengan ikan yang di distributorkan.
6) Mengutamakan pelayanan dan harga senhingga pedagang dan masyarakat bisa meras puas.
7) Menjadi perusahan yang beromset besar 8) Manajemen yang selalu solid
3. Jangkauan Pemasaran UD.BKR GROUP
a. Daerah daerah kecil yang masih jauh dari jangkauan pasar induk batusangkar seperti lintau,sungayang,salimpaung,padang ganting dan beberapa daereah kecil lainnya.
b. Target pemasarannya semua kalangan.
c. Ingin mendapatkan image atau citra di mata para konsumen.
4. Manajemen UD.BKR GROUP
a. Nama usaha ini sendiri di beri dengan nama UD.BKR GROUP b. Kepemilikan usaha perdagangan ini merupakan milik perorangan, c. Alamat UD.BKR GROUP dan tempat usahanya berada di jalan
batusangkar-ombilin kilometer 4. Kec. Rambatan kab. Tanah datar, Batusangkar.
d. Bentuk usaha ini bergerak di bidang perdagangan ikan.
5. Struktur Organisasi UD. BKR Group
UD.BKR GROUP sendiri memiliki 10 anggota pekerja yang merupakan keluarga dari bapak Bakar sendiri. Hal ini dijelaskan pada Bagan di bawah ini:
Gambar 4.1
Struktur UD BKR Group ABU BAKAR (Ketua Pengelola)
Lif Raini Epi Mai Ucok
May Rita
KARYAWAN
6. Penghasilan Per tahun
Dalam kurun waktu 9 tahun terakhir, penghasilan UD BAKAR Group mengalami kenaikan dan penurunan, hal ini bisa di lihat pada Tabel di bawah ini:
Tabel. 4.1
Penghasilan UD. BKR Group Tahun 2010-2018 No Tahun Penghasilan (dalam Rupiah)
1. 2010 20.000.000
2. 2011 30.000.000
3. 2012 38.000.000
4. 2013 43.000.000
5. 2014 50.000.000
6. 2015 65.000.000
7. 2016 60.000.000
8. 2017 65.000.000
9 2018 55.000.000
Sumber: Laporan Keuangan UD. BKR Group
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Strategi UD. BKR Group Dalam Menghadapi Persaingan
Persaingan merupakan bagian alami kehidupan dunia usaha. Tapi itu bisa menakutkan saat berhadapan langsung dengan pesaing yang jauh lebih besar. Usaha dagang besar memiliki begitu banyak kelebihan. Kelebihan mengenai merek yang lebih dikenal dapat dengan mudah membuat usaha
dagang kecil keluar dari pemasaran. Penggunaaan skala ekonomi untuk melemahkan harga dan penggunaan sumber daya yang lebih unggul.
Dalam menjalankan bisnis, adanya persaingan pasar memang bukan hal yang baru. Baik usaha yang memang memiliki peluang pasar cukup bagus, atau pun peluang usaha yang pasarnya tidak terlalu bagus. Banyak cara yang bisa dilakukan agar usahanya tidak kalah bersaing dengan usaha lainnya, sehingga masih bisa bertahan bahkan berkembang ditengah persaingan pasar yang semakin ramai.
Menjalankan bisnis apapun pasti akan dihadapkan pada sebuah persaingan bisnis. Untuk menanggapi tantangan dan menghindari adanya kebangkrutan, maka UD. BKR Group memakai strategi untuk bisa menerobos ketatnya persaingan. Berikut ini adalah beberapa strategi bisnis yang dilakukan UD. BKR Group untuk memasarkan produknya, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan Kualitas Barang
Kualitas suatu barang atau jasa biasanya mengukur bagaimana barang atau jasa itu bekerja dengan baik. Perusahaan harus memutuskan jumlah sumber daya yang akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas suatu produk. Tingkat kualitas yang rendah tidak berarti bahwa produk tersebut diproduksi dengan tidak benar. Hal ini biasanya berarti bahwa proses produksinya disederhanakan untuk menekan biaya sehingga perusahaan dapat memberi harga yang rendah.
Berdasarkan wawancara penulis dengan Bapak Abu Bakar selaku ketua pengelola UD. BKR Group yang menyatakan bahwa kualitas barang merupakan sesuatu yang sangat diharapkan oleh konsumen. Oleh karena itu UD. BKR Group selalu menjaga dan meningkatkan kualitas barang yang akan di pasarkan. Ketika kualitas
barang terus terjaga dan meningkat, maka konsumen akan puas bahkan akan menambah pembeliannya (Wawancara, Abu Bakar: 12 Mei 2019) Hal tersebut senada dengan yang disampaikan oleh salah seorang konsumen langganan UD. BKR Group yang menyatakan bahwa saya berani beli mahal suatu barang jika kualitasnya bagus.
Bagi seorang konsumen kualitas barang adalah hal terpenting. Maka dari itu saya selaku konsumen bebas membeli meskipun sudah berlangganan dengan UD. BKR Group, akan tetapi jika kualitas barang yang dipasarkan tidak bagus. Maka saya akan pindah ke tempat lain untuk berbelanja (Wawancara, Cal: 12 Mei 2019)
Peningkatan penjualan untuk mendapatkan untung merupakan inti dalam sebuah usaha dagang. Kedua hal tersebut menentukan hidup atau tidaknya sebuah usaha dagang, yang dapat dilihat dari lancar atau tidaknya usaha dagang dalam merekrut karyawan, membeli perlengkapan, memproduksi produk, atau memberikan peningkatan dalam jasa pelayanan. Di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus meningkat setiap tahunnya, usaha dagang harus segera menyiapkan beberapa strategi bisnis untuk meningkatkan penjualan dan menjaga kestabilan usaha dagang tersebut.
Selanjutnya wawancara dengan ketua pengelola UD. BKR Group mengenai strategi pemasaran yang dilakukan yaitu bentuk pemasaran utama yang dilakuan oleh UD. BKR Group adalah meningkatkan kualitas barang yang akan dijual. UD. BKR Group tidak melihat seberapa besar keuntungan yang dapat diraih, atau seberapa banyak laba yang bisa didapat dalam jangka waktu dekat. Hal terpenting yang dilakukan oleh UD. BKR Group adalah seberapa besar kualitas produk yang memiliki potensi untuk menghasilkan pendapatan dalam jangka waktu yang panjang. Salah satu tantangan dalam berbisnis adalah bermunculannya pesaing dalam bisnis serupa. pemilik
usaha UD. BKR Group mengungkapkan persaingan dalam bisnis akan selalu ada dan tak bisa dihindari.
Hal ini dipertegas dengan wawancara penulis dengan salah seorang karyawan UD. BKR Group yang menyatakan bahwa persaingan dalam dunia bisnis sangat ketat. Oleh karena itu hal pertama yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas barang itu sendiri, dengan cara memilih produk-produk terbaik agar produk tersebut tetap segar diterima oleh konsumen. Bagi konsumen, baiknya kualitas produk yang dijual maka akan menjadi pertimbangan bagi mereka untuk terus kembali ke UD. BKR Group untuk mendapatkan produk-produk yang berkualitas baik. (Wawancara pribadi, Bapak Ucok selaku karyawan UD. BKR Group, Tanggal 13 Mei 2019)
Untuk mendapatkan produk yang berkualiats, pemilik UD.
BKR Group menyatakan bahwa kualitas produk yang baik atau buruk biasanya berasal dari supplier. Oleh karena itu, menilai kinerja supplier merupakan hal yang sangat penting yang dilakukan oleh UD.
BKR Group. UD. BKR Group tidak segan untuk memberikan masukan atau teguran pada supplier agar bisa meningkatkan kualitas produk.
Pemilihan supplier yang dilakukan oleh UD. BKR Group tidak selalu berkaitan pada masalah harga, jika harga yang dibayarkan lebih mahal namun kualitas produk dan service rate supplier cukup memuaskan, harga akan menjadi pilihan nomor sekian. Semakin tingginya penilaian kualitas produk yang dijual, secara otomatis kepercayaan konsumen terhadap usaha dagang juga akan semakin meningkat dan akan diiringi dengan peningkatkan penjualan. (Wawancara pribadi, Bapak Abu Bakar selaku ketua pengelola UD. BKR Group, Tanggal 13 Mei 2019).
Bagi UD BKR sebagai penjual profesional, yang dapat UD BKR berikan adalah nilai pada produk. Ketika pelanggan telah membeli produk, UD BKR memberikan pemahaman atau semacamnya
agar mereka dapat menggunakan produk UD BKR dengan lebih baik.
Hal ini juga dijelaskan oleh salah satu karyawan pada UD. BKR Gruop, yang menyatakan bahwa “saya juga sering memberikan masukan terhadap konsumen. Masukan yang saya berikan berupa mana barang yang bagus dan saran bagaimana cara mengelola/memasak barang itu sehingga menjadi hidangan yang enak dan bergizi”. (Wawancara pribadi, Karyawan I, Tanggal 14 Mei 2019)
Sejalan dengan itu, ketua pengelola UD. BKR Group juga menyatakan hal yang sama bahwa saat saya memilih produk dari pemasok barang ke tempat saya, saya juga tidak segan untuk mengkritik mereka dengan cara yang baik. Kami selaku pimpinan UD.
BKR Group tidak menjadikan harga modal sebagai acuan utama, karena sekalipun barang yang kita miliki memiliki modal yang terbilang sedikit lebih mahal dari pada produk yang dimiliki pesaing lain. UD. BKR Group tidaklah memusingkan hal itu. Karena dalam UD. BKR Group hal utama adalah kenyamanan dan rasa saling percaya antara pemasok dengan UD. BKR Group . (Wawancara pribadi, Abu bakar selaku ketua pengelola UD. BKR Group, Tanggal 13 Mei 2019)
Dari wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa UD. BKR Gruop mempunyai prinsip “mencegah lebih baik dari pada mengatasi”.
Maka, UD. BKR Group melakukan quality control terhadap produk yang akan dijadikan penjualan kepada konsumen. Quality control dilakukan dengan berbagai cara, salah satu upaya yang dilakukan oleh UD. BKR Group dalam melaksanakan quality control adalah dengan melakukan pengecekan produk saat diterima sebelum masuk ke gudang secara langsung. Pemilik dan pekerja di UD. BKR Group memastikan produk yang diterima sesuai dengan spesifikasi yang tercantum pada pembelian produk tersebut. Hal ini dilakukan oleh UD.
BKR Group guna menghindari adanya kesalahan terhadap kualitas dan jenis-jenis produk yang diterima.
Dilihat dari persaingan di pasar saat ini begitu banyak memiliki produk dan jasa yang beredar, sehingga kemampuan untuk menambah nilai produk atau layanan merupakan suatu kebutuhan mutlak.
Ketiadaan nilai tambah pada produk menyebabkan pasar dapat dikendalikan oleh faktor paling mendasar. Bila hanya bermain harga, tidak akan bisa mendapatkan tingkat penjualan yang tinggi. Padahal, hal itu menentukan profitabilitas, pertumbuhan jangka panjang, dan tingkat keberhasilan penjualan. Dalam sektor perikanan, yang menjadi daya saing bukan hanya dilihat dari kualitas ikan sejenis, tetapi dilihat dari produk yang berbeda, seperti penjualan dari ikan air tawar.
Persaingan di bidang produk lain juga merupakan tantangan bagi UD.
BKR Gruop.
Hal ini ditemukan dari wawancara dengan Ucok selaku karyawan yang menyatakan bahwa persaiangan bukan hanya dari produk ikan yang sama, tetapi juga muncul dari produk ikan yang berbeda, yaitu penjual ikan air tawar, menurutnya ikan air laut berbeda dengan ikan air tawar, ikan air laut lebih memiliki banyak protein jika dibandingkan dengan ikan air tawar. Oleh karena itu, setiap kali manusia mengkosumsi ikan air laut. Maka mereka akan merasakan mamfaat yang begitu besar dari berbagai protein dan vitamin yang dimiliki. (Wawancara pribadi, Ucok: Tanggal 14 Mei 2019)
Dari wawancara di atas dapat dikatakan bahwa memang ada keuntungan tersendiri dalam mengkosumsi ikan air laut, selain memiliki protein tinggi juga menyehatkan. Ikan air laut memang produk yang berkualitas karena dalam pengolahannya untuk bisa dikosumsi oleh konsumen di lokasi UD BKR membutuhkan proses panjang dalam tahap pengujian dan pengolahanya, dalam membeli
produk, konsumen lebih dulu akan menilai tentang kualitas dan harga, oleh karena itu UD BKR lebih menjual manfaat. Mengingat masyarakat sekarang adalah masyarakat yang membutuhkan hal-hal yang baik dan tentu produk tersebut menyehatkan. UD. BKR Group hadir sebagai penjual yang menawarkan barang-barang yang berkualitas. Hal ini dibuktikan dengan adanya hal berikut:
1) Pemilihan produk yang berkualitas dari supplier.
2) Menjaga produk agar tetap segar saat diterima oleh konsumen.
3) Pemisahan produk berdasarkan kualitas.
Berdasarkan pemaparan dan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa persaingan bisnis UD. BKR Group dari segi kualitas barangnya dibandingkan dengan tempat lain yaitu UD. BKR Group bisa menjamin kualitas barangnya. Jika suatu ketika barang yang dibeli di UD. BKR Group mengalami kerusakan maka UD. BKR Group siap mengganti dengan barang yang baru. Hal ini juga disampaikan oleh pengelola UD. BKR Group yaitu kami siap menerima dan mengganti kembali jika terjadi kerusakan pada ikan yang dibeli di UD. BKR Group.
b. Meningkatkan pelayanan
Dalam meningkatkan pelayaan UD. BKR Group ada beberapa tingkatan level pelayanan untuk pembelian produk ukuran tertentu, atau untuk frekuensi pembelian tertentu. Menurut ketua pengelola UD.
BKR Group agar produr yang dijual merupakan produk yang bagus dan memiliki kualitas yang bagus, maka akan dilakukan pengecekan sebelum barang itu diterima. Karena mencegah lebih baik dari pada mengatasi masalah. Salah satu bentuknya yaitu dengan menghindari kesalahan pengiriman ataupun kesalahan terhadap produk yang telah di pesan sebelumnnya. Nantinya akan dilakukan pembagian barang-barang tersebut berdasarkan kualitas maupun ukuran. (Wawancara
pribadi, Abu Bakar selaku pendiri UD. BKR Group, Tanggal 13 Mei 2019)
Senada dengan yang disampaikan oleh ketua pengelola tersebut, Epi selaku karyawan juga mengatakan bahwa untuk meningkatkan kualitas pelayanan tersebut kami selaku karyawan UD.
BKR Group selalu menjaga pelayanan agar konsumen nyaman saat berbelanjat di UD. BKR Group. UD BKR Group selalu mengutamakan kepuasan dan kenyaman konsumen. Kepuasan dan kenyaman konsumen juga merupakan tujuan utama kami (Wawancara, Epi pada tanggal 15 Mei 2019)
Pemilihan kualitas pelayanan dalam memasarkan barang yang akan dipasarkan menjadi poin utama UD KBR Group untuk dapat
Pemilihan kualitas pelayanan dalam memasarkan barang yang akan dipasarkan menjadi poin utama UD KBR Group untuk dapat