• Tidak ada hasil yang ditemukan

Definisi Operasional

Dalam dokumen KONSEP DIRI ANAK LAKI-LAKI PERTAMA JAWA (Halaman 40-55)

BAB II. LANDASAN TEORI

C. Alat Pengumpul Data

2. Definisi Operasional

Konsep diri adalah pandangan dan perasaan seseorang tentang dirinya. Di samping itu konsep diri juga memberikan gambaran penampilan dan kepribadian yang didambakan orang tersebut. Konsep diri ini memiliki komponen kognitif dan afektif, serta memiliki aspek fisik dan psikologis.

Konsep diri ini memiliki dimensi-dimensi yaitu : a. Dimensi Internal

Dimensi internal adalah keseluruhan penghayatan pribadi sebagai kesatuan yang unik. Dimensi ini akan diungkap melalui 3 subdimensi, yaitu:

- Diri Identitas, yaitu label dan simbol seperti apa yang dipergunakan individu untuk menggambarkan dirinya, dimana label dan simbol tersebut dapat mempengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan lingkungan dan dengan diri sendiri.

- Diri Penilaian, dimana individu mengamati dan menilai, memberikan standar, serta memberikan perbandingan terhadap dirinya.

- Diri Pelaku, yaitu persepsi seseorang terhadap tingkahlakunya atau caranya bertindak.

b. Dimensi Eksternal

Dimensi ini mencakup persepsi diri yang tercipta dari interaksi individu dengan dunia luarnya, khususnya dalam hubungan interpersonal. Dimensi ini akan diungkap melalui subdimensi-subdimensi :

- Diri Fisik, yaitu persepsi seseorang terhadap keadaan fisik. yaitu kesehatan, penampilan diri, dan gerakan motoriknya.

- Diri Etik-Moral, individu mempersepsi dirinya ditinjau dari standar pertimbangan nilai-nilai moral dan etika.

- Diri Personal, berupa perasaan individu terhadap nilai-nilai perbedaan, terlepas dari keadaan fisik dan hubungannya dengan orang lain dan sejauhmana individu merasa adekuat sebagai pribadi.

- Diri Keluarga, perasaan dan harga diri individu sebagai anggota keluarga dan teman-teman dekatnya.

- Diri Sosial, berupa penilaian individu terhadap dirinya dalam interaksi dengan orang lain dalam lingkungan yang lebih luas. - Diri Akademi/Kerja, penilaian diri yang berkaitan dengan

penilaian ketrampilan dan prestasi akademik. Konsep diri memiliki 2 jenis yaitu :

a. Konsep diri positif

Individu dengan konsep diri positif memiliki ciri-ciri

- Mampu menerima diri apa adanya dan terus berusaha memperbaiki diri

- Menampung seluruh pengalaman mental - Mengevaluasi diri apa adanya

- Mengenali diri secara jelas dan menyeluruh - Mampu menerima seluruh pengalaman hidup - Memiliki perasaan lebih optimis

- Percaya diri - Bersikap positif

- Yakin mampu mengatasi masalah

- Merasa setara dengan orang lain - Menerima pujian tanpa rasa malu

- Meyakini dan mempertahankan nilai-nilai serta prinsip-prinsip tertentu

- Berani mengubah prinsip apabila pengalaman dan bukti salah - Bertindak berdasar penilaian yang baik

- Mampu menikmati hidup secara utuh dalam berbagai kegiatan. b. Konsep diri negatif

Konsep diri negatif terdiri dari :

- Pandangan diri benar-benar tidak teratur

Individu tidak memiliki perasaan kestabilan dan keutuhan diri. Ia tidak tahu siapa dirinya, tidak tahu kekuatan dan kelemahan atau apa yang berharga dalam hidupnya.

- Pandangan diri terlalu stabil dan teratur (kaku)

Individu menciptakan batasan diri, dimana ia tidak menyimpang dari seperangkat aturan ketat dalam pikirannya karena dianggap sebagai cara hidup yang tepat. Ia dapat mengalami kecemasan dan depresi karena tidak dapat menerima informasi negatif tentang dirinya.

Untuk indikasi yang menunjukkan seorang individu dikatakan memiliki jenis konsep diri positif atau negatif akan dijelaskan melalui tabel berikut.

Tabel 3.1

Indikasi Jenis Konsep Diri

Dimensi Subdimensi

Indikator

Positif Negatif

Diri Identitas - Merasa memiliki potensi dalam diri yang

- Menganggap dirinya tidak memiliki

Internal dapat dikembangkan

- Merasa memiliki gambaran yang baik tentang dirinya

potensi

- Merasa memiliki gambaran diri yang buruk

Diri Penilaian - Bangga menjadi dirinya

- Memiliki standar diri yang tinggi - Mampu membandingkan potensi-potensi dalam dirinya - Menganggap diri tidak berharga - Menilai diri dengan

standar yang rendah - Tidak mampu melakukan perbandingan mengenai potensi-potensi dalam dirinya

Diri Pelaku - Berperilaku dan memiliki cara

bertindak yang sesuai dengan kepribadiannya

- Menilai baik terhadap perilaku atau caranya bertindak - Merasa orang-orang lain menyukai perilakunya - Menganggap perilaku atau caranya bertindak tidak sesuai dengan dirinya

- Merasa perilaku atau cara bertindaknya tidak baik

- Mengetahui bahwa orang lain tidak suka terhadap perilakunya

Diri Fisik - Kesehatan - Penampilan Diri Eksternal - Gerakan Motorik

- Merasa diri berharga dengan keadaan kesehatannya

- Menilai ia berpenampilan menarik bagi orang lain

- Merasa berharga karena penampilannya

mencerminkan diri sendiri, bukan orang lain

- Merasa diri berharga meski ia memiliki satu atau lebih gangguan pada gerakan motoriknya

- Menilai diri tidak berharga dengan Organ-organ tubuh yang cacat atau tidak berfungsi dengan sempurna

- Merasa

penampilannya tidak menarik bagi orang lain

- Merasa diri tidak berharga dengan penampilan yang tidak mencerminkan diri sesungguhnya - Merasa dirinya tidak

berharga karena terdapat hal-hal yang menganggu gerakan motoriknya

Diri Etik-Moral

- Menganggap diri sudah berperilaku sesuai dengan norma di

masyarakat

- Mampu menghayati nilai-nilai etika dan moral di masyarakat - Merasa orang lain

menilai dirinya sopan dan santun

- Berperilaku tidak sesuai dengan norma-norma di masyarakat

- Tidak menghayati nilai-nilai etika dan moral di masyarakat - Dirinya dianggap

dirinya tidak sopan dan tidak santun oleh orang lain

Diri Personal - Tidak merasa terganggu dengan adanya perbedaan kepribadian dengan orang lain - Mampu menghargai dan menghormati adanya perbedaan - Merasa kepribadian

diri sudah sesuai dengan yang diinginkan

- Tidak nyaman ketika menemui adanya perbedaan dengan orang lain

- Menganggap perbedaan yang ada harus dihilangkan - Kepribadiannya

dirasa belum sesuai seperti yang diinginkannya

Diri Keluarga - Merasa bangga menjadi bagian dari anggota keluarganya - Merasa menjadi bagian

terpenting di keluarga - Nyaman berada di

tengah-tengah keluarga

- Bangga dengan teman-teman yang dimilikinya - Dirinya dianggap

bagian terpenting oleh teman-teman dalam kelompok

- Merasa nyaman berada di antara teman-temannya

- Tidak merasa bangga sebagai bagian keluarganya

- Dirinya bukan bagian penting di keluarga - Muncul rasa gelisah,

resah atau khawatir ketika berada di tengah-tengah keluarga - Teman-teman dirasa tidak membanggakan - Kehadirannya dalam kelompok tidak penting

- Tidak dapat membaur ketika berkumpul dengan teman-temannya

Diri Sosial - Beranggapan bahwa dirinya menjadi salah satu bagian penting di masyarakat

- Mampu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan

- Memiliki citra baik di masyarakat - Keberadaannya di tengah-tengah masyarakat tidak diperhitungkan - Merasa kepribadiannya bertentangan dengan situasi lingkungan - Dianggap buruk oleh

masyarakat Diri Akademi

/ Kerja

- Ketrampilan - Merasa memiliki ketrampilan yang lebih daripada orang lain - Bangga memiliki ketrampilan yang beragam - Mendapatkan manfaat dari ketrampilan-ketrampilan yang dimiliki - Menganggap rendah tingkat ketrampilan diri - Ketrampilannya dirasa tidak istimewa

- Merasa

ketrampilannya tidak bermanfaat

- Prestasi Akademik

- Merasa bahwa memiliki prestasi akademik yang bagus - Mampu menyerap

pelajaran-pelajaran akademis dengan baik - Merasa memiliki

kemampuan akademik yang lebih dari orang lain - Prestasi akademiknya dirasa buruk - Merasakan terhambat untuk memahami pelajaran - Kemampuannya di bidang akademik tidak sebaik orang lain

3. Alat Pengumpul Data

Alat yang digunakan sebagai alat pokok pengumpul data yaitu wawancara. Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasar tujuan tertentu (Mulyana, 2004).

Wawancara yang digunakan bersifat tidak terstruktur dengan menggunakan panduan umum sebagai pedoman wawancara. Mulyana (2004) juga mengungkapkan bahwa wawancara tidak terstruktur memiliki tujuan memperoleh bentuk-bentuk tertentu mengenai informasi dari semua responden, tetapi susunan kata dan urutannya

disesuaikan dengan ciri-ciri sikap responden. Wawancara ini bersifat luwes, susunan pertanyaan dan susunan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah pada saat wawancara, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi saat wawancara, termasuk karakteristik sosial-budaya (agama, suku, gender, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya).

Mengacu pada hal-hal tersebut maka wawancara tidak terstruktur digunakan dalam penelitian ini, dimana akan mampu memberi kemungkinan bagi subyek yang diwawancarai untuk mendefinisikan dirinya sendiri dan lingkungannya dengan menggunakan istilah-istilah mereka sendiri mengenai fenomena yang diteliti, tidak sekadar menjawab pertanyaan yang diajukan. Selain itu wawancara etnografi ini juga penting untuk memperoleh informasi di bawah permukaan dan menemukan apa yang orang pikirkan dan rasakan mengenai peristiwa tertentu (Mulyana, 2004).

Panduan dalam wawancara ini berupa item-item yang disusun oleh peneliti berdasar pada dimensi-dimensi konsep diri, yaitu dimensi internal dan eksternal. Dari dua dimensi konsep diri tersebut, peneliti membuat pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau melihat gambaran seperti apa konsep diri subyek.

Tabel 3.2

Panduan Wawancara Konsep Diri

Dimensi Subdimensi Hal yang diungkap

Diri Identitas Label / simbol yang digunakan subyek untuk menggambarkan dirinya

Diri Penilaian - Kebanggaan terhadap diri - Standar yang diberikan pada diri

Internal - Kemampuan membandingkan potensi dalam diri

Diri Pelaku - Kesesuaian antara perilaku dan cara bertindak dengan kepribadian subyek

- Penilaian pribadi subyek terhadap perilaku atau caranya bertindak

Eksternal

Diri Fisik

- Kesehatan Keadaan kesehatan bagian-bagian / organ-organ tubuh subyek

- Penampilan Diri

- Gerakan Motorik

- Anggapan penampilan subyek di depan umum - Kesesuaian penampilan dengan kepribadiannya Kelancaran dan hal yang menghambat gerakan motorik subyek

Diri Etik-Moral

- Kesesuaian perilaku dengan norma masyarakat - Penghayatan nilai-nilai etika dan moral dalam

diri subyek

Diri Personal - Perasaan subyek terhadap adanya perbadaan dirinya dengan orang lain

- Kesesuaian antara kepribadian yang dimiliki dengan yang dicita-citakan

Diri Keluarga - Persepsi subyek mengenai keluarganya - Perasaan subyek menjadi bagian dari anggota

keluarga dan teman-temannya

- Perasaan subyek ketika ia hadir di tengah-tengah keluarga dan teman-temannya

Diri Sosial - Perasaan subyek menjadi bagian dari masyarakat - Kemampuan subyek dalam menyesuaikan diri

dengan keadaan lingkungan - Citra subyek di masyarakat Diri Akademi /

Kerja

- Ketrampilan

- Prestasi Akademik

- Perasaan subyek mengenai ketrampilan yang dimilikinya

- Hasil / manfaat yang diperoleh subyek dari ketrampilan-ketrampilannya

- Penilaian subyek mengenai prestasi akademiknya - Kemampuan subyek dalam bidang akademik

Hasil wawancara yang telah didapat diubah ke dalam bentuk transkrip. Selanjutnya analisis data dilakukan dengan cara menganalisis isi (konten diskusi) dengan tujuan mencari kecenderungan-kecenderungan dan pola-pola yang sering muncul. Analisis isi ini dilakukan dengan cara membandingkan kata-kata, mempertimbangkan penekanan, atau intensitas subyek, dan memperhatikan konsistensi tanggapan-tanggapanserta kekhususan jawaban subyek dalam menindaklanjuti pertanyaan-pertanyaan menggali (Moleong, 2007). Setelah dilakukan interpretasi dari konsep-konsep yang muncul, kemudian disusun suatu deskripsi sesuai dengan topik penelitian.

4. Keabsahan Data Penelitian

Dalam dokumen KONSEP DIRI ANAK LAKI-LAKI PERTAMA JAWA (Halaman 40-55)

Dokumen terkait