• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan proksi ukuran variabel dependen, independen, moderasi, dan kontrol yang digunakan dalam menguji hipotesis.

1. Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks pengungkapan intellectual capital dalam prospektus. Pendekatan untuk mengukur variabel pengungkapan intellectual capital menggunakan item-item indeks pengungkapan yang digunakan pada penelitian Singh dan Zahn (2008) dengan pertimbangan ketiadaan standar pengungkapan intellectual capital di Indonesia. Singh dan Zahn (2008) menyusun sendiri indeks pengungkapan intellectual capital yang digunakan pada penelitian tersebut, karena tidak ada indikator pengungkapan intellectual capital yang diterima secara luas untuk menyeleksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

item-item. Singh dan Zahn (2008) mendasarkan pada indeks awal (Williams 2001; Beauliew et al. 2002) yang sebelumnya digunakan untuk mengukur pengungkapan intellectual capital dalam annual report dan prospektus IPO (Bukh et al. 2005). Singh dan Zahn (2008) mereview ketiga indeks awal dengan melakukan diskusi yang melibatkan peneliti, cendikiawan, praktisi intellectual capital, eksekutif perusahaan, dan praktisi akunting. Langkah tersebut ditempuh sebagai upaya untuk dapat secara cermat menentukan indeks yang relevan dan cocok dengan tujuan penelitian. Hasilnya, terdapat 81 item yang diklasifikasikan ke dalam enam kategori utama sebagai indeks pengungkapan final. Indeks pengungkapan intellectual capital tersebut meliputi resources (28 item), customer (14 item), information technology (6 item), processes (9 item), research & development (9 item), dan strategic statements (15 item). Indeks lengkap disajikan di lampiran 2.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis konten dengan bentuk yang paling sederhana untuk mengukur pengungkapan intellectual capital oleh perusahaan sampel, yaitu dengan mendeteksi ada atau tidaknya informasi intellectual capital dalam perusahaan sampel (Branco et al. 2010). Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan cara membaca dan memberi kode informasi yang terkandung dalam prospektus menurut framework yang telah dipilih. Pemberian skor untuk item pengungkapan dilakukan dengan menggunakan skala dikotomi tidak tertimbang (unweighted dichotomous scale), di mana jika item setiap kategori pengungkapan intellectual capital tidak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diungkapkan akan diberi nilai nol (0) sementara jika item diungkapkan dalam prospektus akan diberi nilai satu (1).

Pengukuran dengan cara tanpa pembobotan ini dilakukan hanya dengan mengamati banyaknya item informasi pengungkapan sukarela. Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Teknik pemberian skor pada penelitian ini adalah mengacu pada Guthrie dan Petty (2000), Bukh et al. (2005), Singh dan Zahn (2008), dan Romadani (2010). Pendekatan ini dipilih dengan tujuan untuk meminimalkan subyektivitas dan dengan pertimbangan bahwa tidak semua item adalah relevan untuk semua perusahaan.

Dengan demikian, semakin banyak item yang diungkap oleh suatu perusahaan, semakin besar indeks pengungkapan intellectual capital-nya.

ICDisc = x 100% item tot D Item D

å

å

Di mana:

ICDisc = rasio item pengungkapan intellectual capital emiten yang diekspresikan dalam persentase

D Item = pengungkapan intellectual capital pada prospektus IPO perusahaan D tot item = total item yang ada dalam framework intellectual capital

2. Variabel Independen a. Ownership Retention

Variabel independen pertama yang digunakan dalam penelitian ini adalah ownership retention (OwnRet). Mengikuti Courteau (1995) dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Widarjo (2010), dalam pengukuran variabel ownership retention ini ditambahkan syarat berupa komitmen mengenai jangka waktu periode menahan kepemilikan yaitu minimum 6 (enam) bulan. OwnRet (α) dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan persentase antara penyertaan saham pemilik lama dengan jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

OwnRet = (N – Np – Ns ) / N Di mana:

OwnRet = ownership retention

N = jumlah lembar saham yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO

Ns = jumlah lembar saham yang diterbitkan saat IPO Np = jumlah lembar saham yang dijual oleh pemilik lama

Untuk analisis regresi dan uji interaksi, penelitian ini menggunakan transformasi berdasar logaritma natural α dengan rumus: α + ln(1- α). Transformasi ini dilakukan untuk mengurangi anomali dalam distribusi ownership retention (Singh dan Zahn 2008).

Pendekatan pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya seperti Downes dan Heinkel (1982), Krinsky dan Rotenberg (1989), Clarkson et al. (1992), Jog dan Mc Conomy (2003), Singh dan Zahn (2008), dan Widarjo (2010).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user b. Reputasi Underwriter

Variabel ini diukur dengan memeringkat underwriter berdasarkan pada besarnya nilai total IPO yang dijamin oleh underwriter yang dilakukan oleh Research & Development Divisi Bursa Efek Indonesia pada tahun 2000-2007. Besarnya nilai yang dijamin ini menunjukkan reputasi underwriter. Semakin besar nilai penjaminan tersebut menunjukkan bahwa semakin baik reputasi underwriter.

Penelitian ini menggunakan lead underwriter dengan alasan bahwa lead underwriter mempunyai porsi tanggung jawab lebih besar terhadap risiko emisi saham. Hal tersebut berarti dengan nilai penjaminan yang besar menunjukkan bahwa underwriter sanggup untuk menanggung risiko tuntutan hukum dari emiten atas tidak terjualnya saham yang dijaminkan.

Underwriter yang masuk dalam Top 20 broker dikategorikan sebagai penjamin emisi yang berkualitas dan diberi nilai 1, sedangkan perusahaan yang tidak menggunakan underwriter tersebut diberi nilai 0 (Henny dan Payamta 2004 dalam Nugroho 2009). Nilai total penjaminan emisi yang dilakukan oleh masing-masing underwriter yang masuk dalam Top 20 broker digunakan sebagai cut off untuk membedakan underwriter yang bereputasi dan yang tidak bereputasi. Pengukuran ini telah digunakan dalam penelitian Nugroho (2009) dan Romadani (2010).

c. Umur Perusahaan

Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Singh dan Zahn (2008), penelitian ini mengukur umur perusahaan yang dihitung mulai dari perusahaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

didirikan berdasarkan akte pendirian (establised date) sampai perusahaan melakukan IPO dan dihitung menggunakan skala hari. Penggunaan skala hari dilakukan agar hasil pengukuran lebih terlihat dibandingkan dengan penggunaan satuan pengukuran tahun. Berdasarkan penelitian White et al. (2007) dan Singh dan Zahn (2008), maka untuk menghilangkan masalah heterokedastisitas dalam model regresi maka variabel umur perusahaan ditransformasikan ke dalam logaritma natural.

Umur perusahaan = tanggal IPO – tanggal akte pendirian perusahaan d. Komisaris Independen

Variabel komisaris independen diukur menggunakan variabel dummy. Kriteria dummy yang digunakan adalah kelompok komisaris independen yang melampaui mandatory minimum dan non mandatory minimum (Singh dan Zahn 2008). Jika jumlah komisaris independen sebagaimana tercantum dalam prospektus perusahaan adalah melampaui mandatory minimum maka diberi skor 1 dan jika tidak maka diberi skor 0.

3. Variabel Moderasi Proprietary Cost

Penelitian sebelumnya (Harris 1998; Botosan dan Stanford 2005; Berger dan Hann 2007; Singh dan Zahn 2008) menggunakan ukuran konsentrasi industri sebagai proksi untuk proprietary cost dari pengungkapan.

Konsisten dengan literatur, penelitian ini menggunakan indeks HerfIndahl sebagai ukuran proksi untuk proprietary cost, sebagaimana ditetapkan dengan teknik sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user HerfIndConj 2 N 1 j j] share [Market

å

= = 2 N 1 j N 1 k k1 j sales sales

å

å

= = úú ú ú û ù ê ê ê ê ë é = Di mana:

HerfIndConj = ukuran konsentrasi industri pada industril yang dimasuki oleh perusahaanj (proprietary cost).

Market sharej = pangsa pasar industril yang dimasuki oleh perusahaanj. Salesj = penjualan perusahaanj.

Saleskl = penjualan seluruh perusahaan dalam industril. N = jumlah perusahaan dalam industril.

Indeks Herfindahl (HI) dipakai untuk mengukur distribusi penguasaan (konsentrasi) pasar di dalam industri apakah suatu perusahaan memiliki kekuatan pasar yang besar atau tidak.

Nilai HI berkisar 1/N hingga 1, equivalently indeks tersebut mencapai 10.000, jika persentase digunakan sebagai whole number. Sebagai contoh, 50 daripada 0,5. Sehingga maksimum indeks yang bisa dicapai adalah 100 kuadrat = 10.000.

< 0,1 (1.000) tidak terkonsentrasi 0,1 – 0,18 (1.000 – 1.800) konsentrasi moderat > 0,18 (> 1.800) konsentrasi tinggi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HI yang lebih besar menunjukkan konsentrasi penjualan yang lebih besar di tangan beberapa perusahaan. N indeks yang tinggi mengindikasikan pada tingkat kompetisi yang rendah tidak terdapat pemain yang dominan dalam industri. Sementara penurunan HI berarti turunnya daya jual perusahaan dan meningkatnya kompetisi. Semakin HI mendekati nilai nol maka pasar semakin mendekati kompetisi sempurna (perfect competition). Situasi tersebut berarti bahwa dalam industri terdapat sejumlah besar perusahaan yang relatif sama ukurannya. Dalam keadaan seperti itu maka perusahaan akan memutuskan untuk kurang memberikan pengungkapan intellectual capital dalam prospektusnya.

4. Variabel Kontrol a. Gross Proceed

Konsisten dengan penelitian Singh dan Zahn (2008), penelitian ini menggunakan logaritma natural dari proceed yang diterima dari IPO. Gross proceed dihitung dengan harga penawaran saham dikali dengan jumlah lembar saham yang diterbitkan berdasarkan proyeksi dalam prospektus.

b. Rencana Kompensasi Eksekutif

Dalam penelitian ini indikator variabel di mana IPOj diberi skor 1 jika memiliki bonus atau opsi saham sebagai bagian rencana kompensasi eksekutif, namun skor 0 jika sebaliknya.

c. Leverage

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user d. Reputasi Auditor

Reputasi auditor merupakan prestasi dan kepercayaan publik yang disandang auditor atas nama besar yang dimiliki auditor tersebut (Sinarwati 2010). Dalam penelitian ini KAP yang berafiliasi dengan KAP internasional digunakan sebagai proksi reputasi auditor. Jika KAP termasuk dalam kategori The Big Four maka diberi kode 1, jika tidak diberi kode 0.

KAP di Indonesia yang berafiliasi dengan The Big Four Auditors yaitu:

1) KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja berafiliasi dengan Ernst & Young.

2) KAP Osman Bing Satrio & Rekan berafiliasi dengan Deloitte Touche Tohmasu.

3) KAP Sidharta, Sidharta, Widjaja berafiliasi dengan KPMG.

4) KAP Haryanto Sahari berafiliasi dengan Pricewaterhouse Coopers. Selama periode penelitian 2002-2007 menggunakan KAP Big Four dan selama periode penelitian 2000-2001 menggunakan KAP Big Five. Perbedaan antara KAP Big Four dan KAP Big Five adalah sehubungan dengan collapse-nya Arthur Andersen pada tahun 2002. Untuk penyederhanaan maka dalam penelitian ini hanya digunakan istilah KAP Big Four.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dokumen terkait