• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.6 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut, artinya memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi oleh orang lain (Nursalam, 2003 : 106): 1. Pasien TB paru kategori I adalah pasien baru TB paru BTA positif, pasien TB

paru BTA negatif foto toraks positif dan pasien TB ekstra paru yang mendapat pengobatan paduan OAT Kategori-1 (2HRZE/ 4H3R3), artinya selama 2 bulan pertama obat yang diberikan adalah INH (H), rifampisin (R), pirazinamid (Z), dan etambutol (E) setiap hari yang kemudian 4 bulan selanjutnya INH (H) dan rifampisin (R) tiga kali dalam seminggu.

2. Konversi adalah perubahan dari BTA positif menjadi BTA negatif setelah menjalani masa pengobatan intensif.

3. Pengobatan fase intensif adalah pengobatan tahap awal (intensif) dimana pasien mendapat obat setiap hari dan diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat dimana bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu dan sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam 2 bulan.

4. Jenis kelamin adalah identitas gender responden dibedakan laki-laki atau perempuan.

Alat ukur: kuesioner,

cara ukur: wawancara/pengamatan, hasil ukur: laki-laki atau perempuan, skala: nominal.

5. Umur adalah lamanya kehidupan responden sejak tahun lahir sampai tahun saat dilakukan penelitian dihitung dengan angka tahun.

Alat ukur: kuesioner,

cara ukur: wawancara atau dari kartu status pasien berobat, hasil ukur: muda (18-45 tahun) dan tua (> 45 tahun), skala: ordinal.

33

6. Status gizi adalah keadaan gizi seseorang yang diukur dari Indeks Massa Tubuh (IMT)

. Alat ukur: kuesioner,

cara ukur: timbangan injak (kg) untuk mengukur berat badan dan microtoise (m) untuk mengukur tinggi badan,

hasil ukur: baik/lebih bila IMT 18,5 – 25 atau > 25 dan kurang bila IMT < 18,5 skala: nominal.

7. Pendidikan adalah jenis pendidikan formal yang terakhir yang diselesaikan responden.

Alat ukur: kuesioner, cara ukur: wawancara,

hasil ukur: rendah (SD,SMP) dan tinggi (SMA, Diploma, Sarjana), skala: ordinal.

8. Tingkat pendapatan adalah penghasilan dari kepala keluarga berdasarkan UMR tahun 2012/2013 di Sumatera Utara.

Alat ukur: kuesioner,

cara ukur: wawancara/pengamatan,

hasil ukur: kurang  Rp1.500.000 dan cukup  Rp1.500.000,

skala: ordinal.

9. Kepatuhan berobat adalah perilaku penderita TB Paru dalam menaati jadwal pengobatan yang telah ditetapkan secara teratur dan lengkap tanpa terputus. Alat ukur: kuesioner atau melalui kartu berobat dari awal pengoba tan sampai dengan akhir bulan ke-2,

cara ukur: wawancara/pengamatan melalui kartu berobat,

hasil ukur: patuh bila minum obat teratur tanpa putus dan tidak patuh bila tidak minum obat teratur,

skala: nominal.

34

10. Kebiasaan merokok adalah perilaku menghisap rokok dan atau pernah merokok, minimal 1 tahun..

Alat ukur: kuesioner,

cara ukur: wawancara/pengamatan, hasil ukur: bukan perokok dan perokok, skala: ordinal.

11. Penyakit penyerta adalah penyakit lain yang diderita responden berupa penyakit penyerta Diabetes Melitus (DM) dan atau HIV-AIDS.

Alat ukur: kuesioner,

cara ukur: wawancara/data dari kartu status responden, hasil ukur: ada atau tidak ada,

skala: ordinal.

12. PMO adalah orang (biasanya keluarga atau yang dipercaya penderita) yang ditunjuk sebagai pengawas menelan obat yang menjalankan tugas pokok dan fungsinya mengawasi penderita tuberkulosis paru dalam pengobatan.

Alat ukur: kuesioner dengan 9 pertanyaan,

cara ukur: diukur dengan cara jawaban ‘Ya’ nilai 1 dan jawaban ‘Tidak’ dengan nilai 0,

hasil ukur: Skor tertinggi : 9 dan Skor terendah : 0 Dikategorikan:

• Peran Baik jika skor > 50%. • Peran Kurang jika skor < 50%, skala: interval.

13. Peran petugas kesehatan adalah suatu sistem pendukung bagi pasien dengan memberi bantuan berupa informasi, nasehat, atau tindakan yang mempunyai manfaat emosional atau berpengaruh pada perilaku penerimanya.

Alat ukur: kuesioner dengan 9 pertanyaan,

cara ukur: diukur dengan cara jawaban ‘Ya’ nilai 1 dan jawaban ‘Tidak’ dengan nilai 0,

hasil ukur: Skor tertinggi : 9 dan Skor terendah : 0

35

Dikategorikan:

• Peran Baik jika skor > 50%. • Peran Kurang jika skor < 50%, skala: interval.

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, untuk mengetahui status gizi (IMT), umur, jenis kelamin, kepatuhan berobat, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, penyakit penyerta serta kebiasaan merokok, PMO, dukungan petugas kesehatan sebagai gambaran profil pasien TB paru Kategori I yang gagal konversi dan faktor apa yang dominan mempengaruhi kegagalan konversi dahak pada fase akhir pengobat intensif.

Kuesioner ini dibuat berdasarkan pada teori-teori di tinjauan pustaka, sudah pernah dipergunakan pada penelitian TB paru di wilayah kerja puskesmas Genuk dan Bangetayu Semarang pada tahun 2011. Kuesioner telah di uji coba melalui kegiatan pilot study kepada 30 responden pada bulan September 2011 yang diambil secara accidental untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas instrument penelitian. Dari uji validitas, diperoleh nilai r hitung > dari r table dengan tingkat signifikansi 5% sehingga kuesioner tersebut dinyatakan valid. Dan pada uji reliabilitas, semua variabel penelitian didapatkan nilai cronbach alpha > 0,6 sehingga semua variabel dinyatakan reliable atau handal.

3.8 Jenis dan Cara Pengumpulan Data

3.8.1 Data primer

Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung dengan menggunakan instrumen kuesioner. Peneliti terlebih dahulu mengajukan izin pengambilan data penelitian ke RSUP H.Adam Malik Medan, Klinik Jemadi (Klinik praktek dokter swasta) dan puskesmas di Medan. Setelah mendapat persetujuan, selanjutnya peneliti melakukan penelitian dengan terlebih dahulu memberikan informed consent kepada calon responden dan menjelaskan tujuan

36

penelitian yang akan dilakukan. Bila responden setuju maka dipersilahkan untuk menandatangani lembar persetujuan.

Peneliti memberikan penjelasan tentang cara pengisian kuesioner dan mendampingi responden selama pengisian kuesioner. Kuesioner yang telah diisi, kemudian dikumpulkan kepada peneliti.

3.8.2 Data sekunder

Data sekunder diperoleh melalui data status pasien dan medical record pasien di poli Paru RSUP H.Adam Malik Medan, klinik swasta Jemadi dan puskesmas di Medan.

3.9 Pengolahan Data dan Analisis Data

3.9.1 Pengolahan Data

Pengolahan data penelitian ini dilakukan dengan menggunakan komputer dengan Statistical Program for Social Science (SPSS) dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Pengolahan data pada penelitian dilaksanakan dengan tahap-tahap sebagai berikut yaitu :

a) Editing, yaitu melakukan pengecekan pengisian kuesioner apakah jawaban yang ada dalam kuesioner lengkap, jelas, relevan, dan konsisten.

b) Coding, yaitu merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka atau bilangan untuk memudahkan dalam analisis selanjutnya.

c) Processing, yaitu pemrosesan data yang dilakukan dengan cara meng-entri data dari kuesioner ke paket program komputer.

d) Cleaning, yaitu membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entri apakah ada kesalahan atau tidak. Setelah data tidak ada kesalahan lagi maka diteruskan pada proses selanjutnya yaitu pengolahan data (Hastono, 2007).

37

3.9.2 Analisa Data

Data penelitian ini dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat.

3.9.2.1 Analisa univariat

Analisa univariat pada penelitian ini bertujuan untuk melihat atau mencermati hubungan antara gagal konversi (variabel dependen) dengan variabel-variabel independennya, dimana karakteristik variabel-variabel penelitian digambarkan dengan menggunakan distribusi frekuensi dan persentase. Variabel penelitian (independen) yang akan dideskripsikan adalah variabel jenis kelamin, umur, pendidikan, pendapatan, status nutrisi (IMT), kepatuhan berobat, penyakit penyerta, kebiasaan merokok, peran PMO dan peran/dukungan petugas kesehatan. Deskripsi data berbentuk numerik akan dilakukan perhitungan nilai mean, median, modus, minimal, maksimal dan standar deviasi, sedangkan deskripsi data yang berbentuk kategorik dilakukan pengujian distribusi frekuensi dalam bentuk persentase.

3.9.2.2 Analisa analitik

1) Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga memiliki hubungan. Untuk menguji signifikasi apakah kedua variabel ada hubungan yang signifikan atau tidak, diuji dengan menggunakan Chi square melalui bantuan komputer program Windows SPSS dengan ketentuan bermakna apabila P < 0,05 dan tidak bermakna bila P > 0,05.

Keterangan :

: Nilai chi square O : Nilai Observasi E : Nilai Ekspektasi

38

Dasar pengambilan keputusan dengan membandingkan nilai hitung

dengan nilai tabel sebagai berikut :

(a) Jika hitung > tabel, dengan nilai p < (0,05) maka Ho ditolak artinya signifikan

(b) Jika hitung < tabel, dengan nilai p > (0,05)maka Ho diterima artinya tidak signifikan

2) Analisa multivariat

Analisa multivariat dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh model persamaan terbaik untuk mengetahui pengaruh yang paling bermakna pada variabel independen setelah dianalisis bersama-sama. Variabel yang dinyatakan bermakna dalam analisa bivariat akan dimasukkan dalam analisis multivariat, dilakukan analisis multivariat regresi logistik:

logit(p) = log (p/1-p) = ln (p/1-p)

dimana p bernilai antara 0-1.

Model yang digunakan pada regresi logistik adalah:

Log (P / 1 –p) = β0+ β1X1+ β2X2+ …. + βkXk

Dimana p adalah kemungkinan bahwa Y = 1, dan X1, X2, X3 adalah variabel independen, dan b adalah koefisien regresi.

Variabel prediktor diperoleh berdasarkan perhitungan:

P = E (Y=1 I ) =

39

BAB IV