• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

D. Definisi Operasional

Variabel bebas penelitian adalah penerapan konseling kelompok dengan teknik positive reinforcement. Adapun variabel terkait penelitian ini adalah tidak disiplinya peserta didik terhadap tata tertib sekolahBerikut dikemukakan penjelasan mengenai variabel-variabel secara operasional

Table 3 Definisi Operasional NO Variabel Definisi

Operasional

Indikator Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1. Variabel bebas (X): konseling kelompok dengan teknik positive reinforcem ent Konseling kelompok adalah konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk membahas dan pengentasan permasalahan yang dialaminya Observasi Konseling kelompok dengan teknik

positivereinforcement dalam meningkatkan kedisiplinan peserta didik di

MTs AL-Hikmah Bandar Lampung (X)

Konseling kelompok dengan teknik

positivereinforcement dalam meningkatkan kedisiplinan peserta didik di

MTs AL-Hikmah Bandar Lampung (X)

Miningkatnya kedisiplinan sekolah oleh peserta didik di

MTs AL-Hikmah Bandar Lampung

(Y)

Miningkatnya kedisiplinan sekolah oleh peserta didik di

MTs AL-Hikmah Bandar Lampung

2. Variabel terikat (Y): kedisiplina n tinggi tertadap tata tertib sekolah melalui dinamika kelompok. Dinamika kelompok adalah susunan ynag hidup, berdenyut, yang bergerak,berkem bang dan yang ditandai dengan adanya interaksi antar sesama anggota kelompok. Teknik positive reinforcement merupakan suatu penguatan yang berbentuk hal-hal yang menyenangkan yang diberikan untuk menghapus perilaku maladaptive dan meningkatkan perilaku yang adaptif. Kedisiplinan adalah suatu sikap yang teratur tanpa adanya pelanggaran yang merugikakan pihak manapun.  Peserta didik rajin hadir ke sekolah  Mengikuti pelajaran dengan tertib  Memiliki hubungan sosial yang baik dengan teman dan Angket (kuesioner) tentang disiplin sekolah berjumlah 32 item pernyataan. Skala penilaian terhadap tingkat disiplin pesrta didik pada peserta didik dari Interval

guru sangan rendah sampai dengan sangat tinggi

E. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 1. Populasi

Populasi menurut Sugiyono adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.6 Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.7 Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII yang memiliki perilaku disiplin rendah di MTs AL-Hikmah Bandar Lampung sebagai berikut:

Tablel 4

Jumlah Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah Laki-laki Perempuan 1 VII A 7 6 2 VII B 6 5 3 VII C 7 2 4 VII D 10 3 Jumlah 30 16

Sumber wawancara dan dokumensi dengan guru bimbingan konseling di MTs AL-Hikmah Bandar lampung

2. Sampel dan Teknik Sampling a. Sampel

6

Sugiyono. Ibid . h. 80.

7

Suharsimi Arikunto.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis,( Jakarta, Rineka Cipta, 2010), h. 173.

Menurut Sugiyono “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”8

Maka sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti .9 Menurut Sutrisno Hadi, sampel atau contoh adalah sebagian individu yang diselidiki dari keseluruhan individu penelitian.10. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik

purposive sampling). Yaitu teknik pengumpulan sampel dengan pertimbangan tertentu Adapun sampel penelitian ini sebanyak 8 peserta didik .

b. Teknik Sampling

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik purposive sampling. Yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria dalam menentukan sampel adalah:

a. peserta didik kelas VII MTs Al-Hikmah Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018 yang memiliki pelanggaran disiplin paling tinggi berdasarkan nilai angket yang digunakan

b. peserta didik yang terindikasi sering kali melakukan pelanggaran disiplin berdasarkan hasil dokumentasi

c. bersedia menjadi responden dalam penelitian

8

Sugiyono, Op.Cit. h 118

9

Suharismi Arikunto. Op.Cit, h. 174

10

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang di lakukan pewawancara

(interview) untuk memeperoleh informasi oleh pewawancara11 wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk melakukan stadi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang di teliti dan untik mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dari responden.12 Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara lisan yang dilakukan secara sistematitis guna mencapai tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur, alasannya karena peneliti ingin menemukan permasalahan secara lebih terbuka dari jawaban atau pendapat dari narasumber dalam arti wawancara bebas peneliti tidak tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya13. Tujuanya untuk mengetahui tingkat kedisiplinan sekolah peseta didik di MTs Al-Hikmah Bandar Lampung, wawancara yang di lakukan oleh kepala sekolah dan guru BK.

2. Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai subjek penelitian. Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,notulen rapat, dan 11 Sugiono Op.Cit h.198 12 Ibid, h 137 13 Ibid, h 92

sebaginya.14 Pada penelitian ini data yang dimaksud yaitu deskripsi karakteristik peserta didik dan data-data lain yang ada hubungannya dengan penelitian yaitu seperti daftar pelanggaran disiplin yang dilakukan peserta ddik seperti membolos, membuat gaduh, tidak mengerjakan PR, berkelahi dan itu semua adalah gambaran umum ketidak disiplinan sekolah pada peserta didik di MTs Al-Hikmah Bandar Lampung.

3. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seprangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untukk dijawabnya. Kuesioner cocok digunakan apabila jumlah responden cukup besar atau banyak. Kuesioner dapat berupa pertanyaan yang terbuka atau tertutup.15

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan angket yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang berdasarkan indikator dalam disiplin peserta didik disekolah, guna mempermudah proses pengumpulan data pada saat prettest dan

posttest pada saat penelitian. Pretest dan postest akan diukur menggunakan skala pengukuran, menurut Sugiyono, “skala pengukuran merupakan kesepakatan yang

digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran

14

Suharsimi Arikunto. Op. Cit. h. 274.

15

akan menghasilkan data kuantitatif”.16

Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan skala likerts dengan memperhatikan skor pada jawaban peserta didik dengan memperhatikan table

Tabel 5

Skor Alternatif Jawaban Jenis Pernyataan Alternatif Jawaban Selalu (S) Sering (SR) Kadang-kadang (K) Tidak Pernah (TP) Favorable 4 3 2 1 Unfavorable 1 2 3 4

Penilaian Interaksi Sosial ini menggunakan rentang skor dari 1-4 dengan banyak item 32. Menurut Eko dalam aturan pemberian skor dan klasifikasi hasil penilaian adalah sebagai berikut:

a) skor pernyataan negatif kebalikan dari pernyataan yang positif;

b) jumlah skor tertinggi ideal= jumlah pernyataan atau aspek penilaian x jumlah pilihan;

c) skor akhir = (jumlah skor yang diperoleh : skor tertinggi ideal) x jumlah kelas interval;

d) jumlah kelas interval = skala hasil penilaian. Artinya kalau penilaian menggunakan skala 4, hasil penilaian diklasifikasikan menjadi kelas interval; dan

e) penentu jarak interval (Ji) diperoleh dengan rumus:

Keterangan :

t = skor tertinggi ideal dalam skala r = skor terendah ideal dalam skala Jk = Jumlah kelas interval.17

16

Sugiyono. Op. Cit. h.92.

Ji = (t – r)/Jk Ji = (t – r)/Jk

Berdasarkan pendapat pendapat Eko, maka interval kriteria dalam penelitian ini dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :

a. Skor tertinggi : 4 X 32 = 128 b. Skor terendah : 1 X 32 = 32 c. Rentang : 128 – 32 = 96 d. Jarak interval : 96 : 4 = 24

Berdasarkan keterangan tersebut maka kriteria disiplin berdasarkan indikator pada tabel 6 sebagai berikut

Tabel 6

Kriteria Interaksi Sosial

Interval Kriteria Deskripsi

104-128 Sanggat Tinggi

Peserta didk dengan kategori sanggat tinggi ditandai dengan;

a). Datang tepat waktu disekolah b). Memperhatikan guru saat pelajaran berlangsung c) mengupulkan tugas dari guru secara tepat waktu d) tidak membolos. e) bisa menghargai teman f) g) sikap hormat terhadap guru 80-103 Tinggi

Peserta didik yang masuk dalam kategori tinggi ditandai dengan; (a)membuang sampah pada tempatnya (b)mampu bekja sama dengan teman saat kerja kelompok, (c) tidak membuat gaduh dikelas, (d).dapat menghargai pendapat orang lain (e) selalu ikut serta dalam kegiatan sekolah

56-79 Rendah Peserta didik yang masuk dalam kategori rendah belum menujukkan sikap tertib dalam menaati peraturan sekolah : (a)selalu terlambat dalam mengupulkan tugas yang diberikan oleh guru; (b) rendahnya kemampuan menerima dan menghargai teman; dan (c) makan di kelas saat jam pelajaran berlangsung

17

Eko Putro Widoyoko,Penilaian Hasil Pembelajaran Di Sekolah,(Yogyakarta,Pustaka Pelajar),2014, h 144.

32-55 Sangat Rendah

a). mengobrol saat guru menerangkan , berjalan-jalan dan membuat gaduh saat pelajaran berlangsung (b) minum atau makan saat pelajaran berlangsung (c) sering tidak hadir di sekolah tanpa ada keterangana (d) tidak masuk kelas saat bel masuk berbunyi terlambat (e) tidak mengumpulkan PR atau tidak mengerjakan tugas yang di berikan oleh guru (f) menggangu teman dan bersikap tidak sopan terhap guru (g) berkelahi di kelas atau di lingkungan sekolah

Dokumen terkait