• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENDEKATAN TEORETIS

2.4 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel-variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tingkat Akses peserta PNPM MP Laki-laki dan Perempuan (selanjutnya ditulis Peserta Sosial Dasar dan Peserta SPKP terhadap komponen PNPM MP) (Y1) adalah jumlah total skor akses yang diperoleh mereka dalam mengikuti semua aktivitas pada kegiatan persiapan dan pelaksanaan PNPM MP; dibedakan ke dalam tiga kategori, yakni rendah, sedang, dan tinggi berturut-turut dengan total skor antara skor 45-60, 61-76, dan 77-92.

2. Tingkat Kontrol Peserta Sosial Dasar dan Peserta SPKP (Y2) adalah jumlah total skor yang diperoleh mereka pada proses pengambilan keputusan berkenaan semua aktivitas pada kegiatan persiapan dan pelaksanaan PNPM MP. Selanjutnya, berdasar jawaban atas semua kegiatan dalam persiapan dan pelaksanaan PNPM MP, Tingkat Kontrol Peserta Sosial Dasar dan PEserta SPKP dibedakan ke dalam tiga kategori, yakni rendah, sedang, dan tinggi berturut-turut dengan total skor antara skor 45-60, 61-76, dan 77-92.

3. Tingkat Partisipasi Peserta Sosial Dasar dan SPKP (Y3) diukur dari jumlah total skor atas keikutsertaan mereka dalam kelembagaan PNPM MP tingkat Desa, khususnya pada tiga kelembagaan yang ada di tingkat desa, yaitu Tim Pengelola Kegiatan (TPK), Tim Penulis Usulan (TPU), dan Kelompok SPKP. Mengingat pada setiap lembaga terdapat status ketua, sekretaris, bendahara dan anggota, kepada setiap jabatan tersebut diberi skor berturut-turut: skor tiga, dua, dan satu. Selanjutnya skor yang diperoleh mereka, dibedakan ke dalam tiga kategori, yakni (a) rendah, jika skor nya 3-4, (b) sedang, jika skornya 5-6 (c) tinggi, jika skor nya 7-9.

4. Tingkat Perkembangan Usaha Peserta Sosial Dasar dan Peserta SPKP (Y4) adalah peningkatan kesempatan usaha yang dikelola oleh mereka setelah memperoleh dana bergulir dari PNPM MP, yang dibedakan ke dalam tiga kategori: (a) rendah (skor satu), jika dana bergulir tidak digunakan untuk menciptakan kesempatan usaha, (b) sedang (skor dua), jika dana bergulir digunakan untuk menciptakan kesempatan usaha baru, dan (c) tinggi (skor

tiga), jika dana bergulir digunakan untuk mengembangkan usaha yang telah mereka miliki.

5. Tingkat Pendapatan Peserta Sosial Dasar dan Peserta SPKP (Y5) adalah jumlah rupiah yang diperoleh mereka dari usaha yang dikembangkan dengan menggunakan dana yang diperoleh dari PNPM MP; dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu: (a) rendah, jika total rupiah yang diperoleh dari suatu siklus usaha antara Rp 425.000,- sampai dengan Rp 1.418.500,- (b) sedang, jika total rupiah yang diperoleh antara Rp 1.418.500,- sampai dengan Rp 2.794.100,- (c) tinggi jika Rp 2.794.100,- sampai dengan Rp 4.170.000,-.

6. Tingkat Bantuan Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) (X1) adalah jumlah bantuan (rupiah) yang diberikan kepada anggota kelompok SPKP sebagai tambahan modal usaha. Adapun tingkat bantuan dana BLM yang diberikan kepada Peserta SPKP dikategorikan: (a) rendah, jika dana yang diperoleh kurang dari Rp1.000.000-, (b) sedang, jika dana yang diperoleh anggota sama dengan Rp1.000.000,- (c) tinggi, jika dana yang diperoleh lebih dari Rp1.000.000,-.

7. Tingkat Kemudahan Sistem Alokasi dan Pengembalian Dana Simpan-pinjam untuk Kelompok Perempuan (X2) adalah tingkat kemudahan sistem alokasi dana serta penilaian mudah tidaknya persyaratan yang harus dipenuhi oleh anggota SPKP untuk memperoleh dana bantuan dan pengembaliannya, dibedakan ke dalam kategori: (a) rendah, jika anggota SPKP hanya dapat memenuhi satu syarat administrasi (anggota RTM/KK/KTP) dan (b) sedang, jika dua syarat administrasi dapat dipenuhi, (c) tinggi, jika semua syarat administrasi (anggota RTM, KK, dan KTP) dapat terpenuhi.

8. Frekuensi Kunjungan Pendampingan oleh Fasilitator (X3)adalah total jumlah kunjungan yang dilakukan oleh fasilitator Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD), Tim Pendamping Lokal dan Fasilitator Teknik-Kecamatan kepada Peserta Sosial Dasar dan Peserta SPKP. Frekuensi kunjungan tersebut dibedakan ke dalam: rendah, sedang dan tinggi, berturut-turut jika total skor kunjungan kepada peserta PNPM MP, 1-5 kunjungan, 6-10 kunjungan dan 11- 15 kunjungan.

9. Tingkat Pendidikan Formal Peserta Sosial Dasar dan Peserta SPKP (X4) adalah jenjang pendidikan tertinggi yang diikuti Peserta Sosial Dasar dan Peserta SPKP di bangku sekolah; dibedakan ke dalam tiga kategori: (a) rendah, jika tidak lulus SD atau tamat SD, (b) sedang, jika tamat SMP dan SMA, dan (c) tinggi, jika tamat akademi/perguruan tinggi.

10. Status Bekerja Peserta Sosial Dasar dan Peserta SPKP (X5) adalah kondisi bekerja yang dialami individu dalam hubungannya dengan ada tidak adanya dukungan tenaga kerja lainnya, dibedakan ke dalam: (1) bekerja/berusaha sendiri, (2) Berusaha dibantu dengan buruh tidak tetap, (3) berusaha dibantu dengan buruh tetap, (4) buruh karyawan/pekerja yang dibayar (tenaga upahan), dan (5) pekerja tidak dibayar (pekerja keluarga). Berdasar hal ini, selanjutnya status bekerja dikategorikan menjadi: (a) rendah, jika berstatus sebagai pekerja keluarga, (b) sedang, jika bekerja selaku buruh tidak tetap atau berusaha sendiri tanpa bantuan orang lain/pekerja keluarga, dan (c) tinggi, jika bekerja sebagai karyawan PNS/swasta (dengan gaji tetap) dan/atau berusaha sendiri dengan bantuan pekerja upahan.

11. Jumlah Anggota Rumahtangga (ART) Peserta Sosial Dasar dan Peserta SPKP yang Bekerja dan/atau Berusaha(X6)adalah banyaknya anggota rumahtangga yang bekerja untuk membantu perekonomian keluarga, diukur dengan banyaknya anggota keluarga yang bekerja, dibedakan ke dalam: (a) rendah, jika hanya kepala keluarga yang bekerja, (b) sedang, jika kepala keluarga dan istri/suami yang bekerja, dan (c) tinggi, jika seluruh anggota keluarga yang tergolong usia kerja.

12. Status Kategori Rumahtangga Peserta Sosial Dasar dan Peserta SPKP (X7) adalah kondisi rumahtangga mereka berdasarkan kriteria rumahtangga miskin menurut kriteria lokal sebagaimana ditetapkan dalam PTO PNPM MP; dibedakan ke dalam tiga kategori: (a) rendah, jika rumahtangga tergolong tidak miskin, (b) sedang, rumahtangga tergolong miskin, dan (c) tinggi, rumahtangga tergolong sangat miskin.

13. Pemenuhan Kebutuhan Gender (Y6) adalah dampak yang berhasil dicapai dari pelaksanaan PNPM MP, yang dibedakan kedalam dua kategori, yakni: (a) Pemenuhan Kebutuhan Praktis Gender jika stimulan PNPM MP mampu

meningkatkan Perkembangan Usaha(Y3)dan Tingkat Kontribusi Pendapatan (Y4)Peserta Sosial Dasar dan Peserta SPKP , dan (b) Pemenuhan Kebutuhan Strategis Gender jika mampu meningkatkan partisipasi Peserta Sosial Dasar dan Peserta SPKP dalam kelembagaan PNPM MP di tingkat desa (TPK, TPU dan KSPKP).