• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KEADAAN UMUM DESA KEMANG

5.2 Pelaksanaan PNPM MP di Desa Kemang

5.2.1 Pembangunan Sarana dan Prasarana Sosial Dasar

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) di Desa Kemang mulai dilaksanakan pada tahun 2009. Proyek pertamanya berupa pengaspalan jalan trayek Asrama (Kampung Rawa Sampih) sampai dengan “Batas Desa”

(Kampung Kopeng), sepanjang 1,823 km, dengan lebar jalan sepanjang 2,5 m. Pembangunan infrastruktur jalan ini dilatarbelakangi oleh beragam permasalahan yang ada di Desa Kemang yaitu kondisi jalan yang rusak yang kurang kondusif terhadap kegiatan ekonomi warga desa. Sebagian besar warga mengeluhkan bahwa kondisi jalan yang tidak baik berdampak pada ketidakstabilan harga produk pertanian yang mereka pasarkan, mahalnya harga transportasi dan waktu tempuh yang lama.

Pengaspalan infrastruktur jalan bertujuan untuk memperlancar sarana perhubungan yang diharapkan dapat meningkatkan roda perekonomian dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Selain itu, baik secara langsung maupun tidak langsung perbaikan infrastruktur jalan juga diharapkan akan berdampak positif terhadap pendapatan sejumlah rumahtangga miskin yang ada di Desa Kemang.

Adapun jumlah masyarakat pemanfaat dari proyek pengaspalan jalan ini disajikan dalam Tabel 5.

Tabel 5 Jumlah Pemanfaat Proyek Pengaspalan Jalan menurut Kategori Pemanfaat dan Jenis Kelamin, Desa Kemang, Tahun 2010 (dalam jumlah dan persen)

Kategori Pemanfaat Laki-laki Perempuan Total

n % n % n % Pemanfaat Langsung Umum 874 49,16 892 51,50 1766 50,31 Pemanfaat Rumahtangga miskin 604 33,97 590 34,06 1194 34,02 Pemanfaat tidak langsung 300 16,87 250 14,43 550 15,67 Total 1778 100,00 1732 100,00 3510 100,00 Sumber : Proposal Pembangunan Sarana dan Prasarana, Desa Kemang 2009

Pemanfaat langsung merupakan masyarakat Desa Kemang yang bertempat tinggal di sepanjang jalan Kampung Rawa Sampih sampai Kampung Kopeng. Adapun yang dimaksud dengan pemanfaat tidak langsung adalah mereka yang berasal dari luar kampung Rawa Sampih dan Kopeng namun ikut memanfaatkan/menggunakan jalan.

Untuk kegiatan pengaspalan jalan tersebut, penyelenggara PNPM MP memanfaatkan tenaga ahli dan tenaga kasar yang pada umumnya tersedia di Desa Kemang. Dalam hal material untuk pengaspalan, penyelenggara melibatkan warga masyarakat untuk mengumpulkannya dari sumberdaya alam yang ada, seperti batu pecah, kerikil, pasir, dan kayu. Adapun tenaga kerja seperti tukang berasal dari masyarakat setempat yang dengan hal ini secara tidak langsung membuka kesempatan kerja bagi masyarakat khususnya masyarakat miskin.

Kegiatan pembangunan sarana dan prasarana lainnya yang juga didanai PNPM MP di Desa Kemang berupa pembangunan gedung Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yang dilaksanakan pada tahun 2010 dengan jumlah tenaga kerja tujuh orang. Seperti halnya pembangunan infrastruktur jalan (pengaspalan jalan), tenaga kerja untuk pembangunan PAUD juga berasal dari masyarakat setempat dan diutamakan rumahtangga miskin. Bangunan PAUD yang telah

dibangun terdiri dari dua ruangan yaitu ruang kantor dan ruang kelas dengan total luas gedung 12 x 8 meter.

5.2.2 Kegiatan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPKP)

Kegiatan PNPM MP lainnya yang direalisir di Desa Kemang adalah dibentuknya enam kelompok Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPKP), pada tahun 2009 atau masing-masing dua kelompok di setiap dusun yang ada di desa ini. Pada tahun 2010 dan 2011, kelompok SPKP bertambah masing-masing tiga kelompok per tahun, sehingga sampai saat ini jumlah keseluruhan kelompok SPKP yang ada di Desa Kemang berjumlah 12 kelompok. Kelompok SPKP Desa Kemang merupakan kelompok terbaik di tingkat Kecamatan. Hal ini dinilai berdasarkan administrasi kelompok dan ketepatan waktu dalam pengembalian pinjaman. Keberhasilan ini pula yang menjadikan kelompok SPKP semakin bertambah jumlahnya setiap tahunnya.

Kegiatan SPKP merupakan kegiatan pemberian modal usaha untuk kelompok perempuan yang mempunyai kegiatan simpan pinjam. Secara umum, sebagaimana tertulis dalam PTO PNPM MP, kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam perdesaan, kemudahan akses pendanaan usaha skala mikro, pemenuhan kebutuhan pendanaan sosial dasar, dan memperkuat kelembagaan kegiatan kaum perempuan serta mendorong pengurangan rumahtangga miskin dan penciptaan lapangan kerja.

Kepada SPKP dialokasikan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang totalnya sebesar 25 persen dari total dana PNPM MP di Kecamatan Bojongpicung. Sasaran dari program SPKP adalah rumahtangga miskin (RTM) yang produktif yang memerlukan pendanaan bagi kegiatan usaha.

Sebagaimana telah dikemukakan di atas, terdapat sebanyak 12 kelompok SPKP di Desa Kemang yang terbentuk pada periode tahun 2009-2011, masing- masing beranggotakan 10 orang yang domisilinya berdekatan. Kegiatan perguliran modal di kalangan kelompok SPKP tersebut telah berlangsung selama dua kali dan sekali, berturut-turut bagi mereka yang terbentuk pada tahun 2009 dan 2010. Sementara di kalangan Kelompok SPKP yang dibentuk tahun 2011

belum mengalami masa perguliran. Sejumlah kelompok SPKP tersebut merupakan kelompok terpilih hasil seleksi Tim Verifikasi tingkat Kecamatan. Seleksi yang dilakukan Tim Verifikasi mempertimbangkan proporsi RTM yang ada di Desa Kemang serta seleksi kelayakan kelompok. Adapun kelompok yang berhak mengajukan SPKP perguliran PNPM MP harus memnuhi persyaratan:

1. Kelompok yang sebelumnya pernah melakukan pinjaman SPP BLM atau SPP perguliran dan pengembalian tepat waktu.

2. Kelompok usaha perempuan yang sudah menjadi pelaku usaha minimal dua tahun.

3. Organisasi kewanitaan yang ada di Desa yang sudah baku dan mempunyasi SK Kepala Desa: PKK. Kader Posyandu, atau kelompok pengajian wanita yang sudah berjalan sedikitnya tiga tahun

4. Kelompok harus mempunyai anggota sedikitnya lima orang dan sebanyak- banyaknya sepuluh orang.

5. Pengurus kelompok dan anggota kelompok adalah warga Desa Kemang minimal dua tahun, dibuktikan dengan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Pengenal (KTP) yang masih berlaku.

6. Mempunyai tabungan di kelompoknya sedikitnya sepuluh persen dari jumlah pinjaman yang diajukan.

7. Pengurus atau anggota kelompok berusia produktif (21 tahun sampai dengan 60 tahun) pada saat mengajukan pinjaman SPP bergulir.

Adapun kelompok yang tidak berhak untuk mengajukan pinjaman SPP BLM atau perguliran, meliputi: Anggota TNI/POLRI, PNS, karyawan kecamatan, Kepala Desa/BPD, perangkat desa, karyawan BUMN, Purnawirawan TNI/POLRI, pensiunan PNS, kelompok laki-laki, pengusaha atau grosir. Berdasarkan ketentuan tersebut, fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih terdapat sejumlah anggota yang merupakan bagian dari perangkat desa, yakni istri dari Ketua RT serta ada pula anggota yang merupakan istri dari seorang PNS. namun hal ini luput dari pemeriksaan fasilitator dan/atau Tim Verifikasi.

Di bawah ini dikemukakan kondisi kelompok SPKP yang ada di Desa Kemang, yang meliputi enam kelompok yang tersebar di semua dusun di desa ini.

1. Kelompok SPKP“Posyandu IDusun I”

Kelompok Posyandu Dusun I berasal dari sebuah kelompok posyandu yang dibentuk pada tahun 1985 yang beranggotakan sebanyak 20 orang. Kegiatan awal dari kelompok ini adalah sebagai kader kesehatan Posyandu di Dusun I Kampung Beber RT 04 RW 01 yang dilaksanakan satu kali dalam sebulan yaitu pada minggu ke-2. Sebagaimana dituturkan oleh Ibu A, bahwa pada tahun 1999, disaat kegiatan penimbangan bayi dilaksanakan, banyak kebutuhan bayi seperti susu, mainan dan banyak kebutuhan balita lainnya yang apabila disediakan oleh kader akan menjadi usaha yang mendatangkan keuntungan. Atas dasar hal tersebut, maka semua kader sepakat untuk menyediakan kebutuhan balita dengan modal awal didapatkan dari hasil iuran para anggota. Berkat usaha tersebut, kini para kader Posyandu tidak hanya bertugas sebagai kader kesehatan saja, tetapi juga dapat mendapatkan penghasilan dari hasil penjualan kebutuhan balita tersebut, sehingga kegiatan usaha ini dinilai mampu membantu memenuhi kebutuhan rumahtangga. Kegiatan lain yang dilakukan oleh anggota kelompok ini adalah kegiatan arisan yang dilakukan sekali dalam sebulan, yakni pada minggu ke tiga. Kegiatan usaha yang dijalankan oleh anggota pada umumnya adalah menjual perlengkapan balita dan makanan ringan.

Berdasarkan latar belakang kelompok Posyandu Dusun I ini, maka dibentuklah kelompok SPKP Dusun I yang beranggotakan 10 orang pada tahun 2009. Anggota terpilih merupakan orang yang telah atau akan menjalankan usaha dan membutuhkan modal usaha.

2. KelompokSPKP “Posyandu II Dusun I

Kelompok Posyandu II Dusun I, berdiri pada tahun 1985 beranggotakan 10 orang. Seperti hal nya kelompok Posyandu I Dusun I, kelompok ini juga aktif dalam kegiatan Posyandu di Dusun I yang dilaksanakan setiap minggu ketiga pada setiap bulannya. Kegiatan rutin Posyandu yang didukung oleh adanya beberapa anggota sekaligus kader Posyandu yang sedang menjalankan usaha, melatarbelakangi pembentukan kelompok SPKP Posyandu II. Pemilihan anggota dilakukan dengan merekrut siapa saja yang berminat dan bertanggung jawab dalam mengelola pinjaman dengan syarat dapat membayar angsuran tepat pada waktunya. Sehingga pada tahun 2009, terbentuklah Kelompok SPKP Posyandu II

Dusun I yang dibentuk melalui Musyawarah Desa, adapun pemilihan anggota kelompok dipilih pada musyawarah kelompok.

3. KelompokSPKP “Pengajian Nurul Huda

Kelompok Pengajian Nurul Huda yang berlokasi di Kampung Cikupa RT 06 RW 01 Desa Kemang berdiri pada tahun 2003. Nama Nurul Huda sendiri disesuaikan dengan nama Madrasah yang digunakan sebagai tempat pengajian yaitu Madrasah dan Pondok Pesantren Nurul Huda. Sebagaimana halnya kegiatan pengajian pada umumnya, Kelompok Pengajian Nurul Huda mendapat dukungan dari para kyai dan tokoh agama setempat, sehingga kelompok ini terus berkembang dan anggotanya bukan hanya ibu-ibu di kampung Cikupa tetapi juga dari kampung-kampung lain di sekitarnya. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh kelompok ini adalah kegiatan pengajian rutin yang dilakukan setiap hari jumat setiap minggunya.

Sebagaimana dipaparkan oleh Ibu E selaku Ketua pada kelompok ini, kegiatan pengajian yang rutin dilakukan satu kali dalam seminggu ini memberi inspirasi bagi sejumlah anggota kelompok pengajian untuk memanfaatkan kegiatan tersebut sebagai peluang usaha. Berawal dari penyediaan dan pemberian layanan pemesanan berbagai kebutuhan anggota, seperti pakaian muslim, kerudung dan lain-lain, sampai akhirnya kelompok ini dapat memperoleh tambahan pendapatan dari kegiatan tersebut. Hal ini lah yang melatarbelakangi Kelompok Pengajian Nurul Huda untuk diikutsertakan dalam kegiatan SPKP. Sehingga bersamaan dengan kelompok lainnya, pada tahun 2009 kelompok Pengajian Nurul Huda menjadi bagian dari kelompok SPKP yang ada di Desa Kemang. Pemilihan kelompok ini merupakan hasil keputusan dalam Musyawarah Desa, adapun anggota kelompok pengajian Nurul Huda yang tergabung ke dalam SPKP berjumlah 10 orang yang dipilih melalui musyawarah kelompok.

4. KelompokSPKP “Arisan Istri Binangkit

Kelompok SPKP ini berbasis pada kelompok arisan yang berlokasi di Kampung Jakapari yang sudah terbentuk sejak tahun 2007. Kelompok ini terbentuk atas dasar kedekatan tempat tinggal dan digagas oleh Ibu H. yang membentuk kelompok arisan sejumlah ibu rumahtangga sebagai wadah silaturahmi. Kedekatan tempat tinggal dan seringnya interaksi antar anggota

khususnya dalam kegiatan arisan melahirkan ide bersama untuk ikut tergabung dalam kegiatan SPKP. Pada akhirnya, kelompok SPKP Arisan Istri Binangkit ini terbentuk pada tahun 2009 dengan ketua Ibu H. yang tidak lain juga berstatus sebagai isteri Ketua RT 01 RW 2 Kampung Jakapari Dusun III. Seperti halnya kelompok lainnya, kelompok ini pun beranggotakan 10 orang yang dominan mengalokasikan dana PNPM MP untuk kegiatan berusaha tani.

5. KelompokSPKP “PKK Dusun II

Kelompok PKK di Dusun II ini berdiri pada tahun 1985. Sejak tahun 2008, kelompok PKK ini diketuai oleh Ibu M. Kegiatan yang dilakukan oleh kelompok PKK ini adalah kegiatan rutin yang dilakukan sebulan sekali berupa pelatihan keterampilan yang diselenggarakan di tingkat desa. Selain itu juga mengikuti kegiatan PKK yang diselenggarakan atas undangan PKK di tingkat Kecamatan Bojongpicung.

Akhirnya pada tahun 2009, kelompok ini tergabung ke dalam SPKP atas gagasan seluruh anggota. Anggota terpilih merupakan hasil musyawarah yang dilakukan di tingkat kelompok dengan cara memilih 10 anggota yang benar-benar memerlukan pinjaman khususnya untuk digunakan sebagai modal usaha yang dijalankan mereka. Adapun ketua Kelompok PKK Dusun II terpilih menjadi ketua SPKP .

6. KelompokSPKP “PKK Dusun I

Kelompok PKK Dusun I berdiri sejak tahun 1985 yang diketuai oleh Ibu I. Asal mula tergabungnya kelompok ini ke dalam kelompok SPKP dilatarbelakangi atas prakarsa seluruh anggota dimana anggota PKK Dusun I ini didominasi oleh ibu rumahtangga yang belum memiliki usaha namun berminat menjalankan usaha baru, untuk itu diperlukan modal untuk mendirikan suatu usaha yang berkelanjutan. Berlatar belakang hal tersebut akhirnya kelompok PKK Dusun I ini terpilih menjadi bagian dari kelompok SPKP di Desa Kemang dengan Ketua adalah Ibu I. Sampai saat ini usaha yang dijalankan oleh anggota Kelompok PKK Dusun I sebagian besar adalah usaha warung dan usaha tani.