• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PROFIL RUMAHTANGGA PESERTA PROGRAM NASIONAL

6.1 Karakteristik Individu

6.1.1 Rata-rata Jumlah Anggota Rumahtangga dan Jenis Kelamin

Dari total rumahtangga peserta PNPM MP, terdapat sebanyak 267 orang anggota rumahtangga (ART). Dengan perkataan lain, rata-rata terdapat sekitar empat orang ART per rumahtangga. Kondisi ini tidak berbeda dengan rata-rata jumlah anggota rumahtangga penduduk Desa Kemang sebagaimana dikemukakan pada bab sebelumnya. Diduga, kondisi ini berhubungan dengan masih diterapkannya Program Keluarga Berencana di kalangan pasangan usia subur yang ada di Desa Kemang. Untuk diketahui Terhadap total ART peserta PNPM MP, 53 persen diantaranya merupakan ART dari Peserta SPKP.

Selanjutnya, jumlah ART peserta PNPM MP menurut kategori stimulan dan jenis kelamin disajikan ke dalam Gambar 3 di bawah ini.

Gambar 3 Persentase Anggota Rumahtangga Peserta PNPM MP di Desa Kemang menurut Kategori Stimulan dan Jenis Kelamin

Dari gambar 3 di atas, terlihat bahwa ART perempuan dominan pada kedua kategrori penerima stimulan. Hal ini tampaknya sesuai dengan komposisi penduduk menurut jenis kelamin pada tingkat desa, dimana perempuan dominan.

6.1.2 Anggota Rumahtangga Peserta PNPM MP Menurut Kelompok Umur Tabel 6 di bawah ini menyajikan data kondisi rumahtangga peserta PNPM MP menurut kategori stimulan, kelompok umur dan jenis kelamin. Berdasar data pada Tabel 6, diketahui bahwa mayoritas ART peserta PNPM MP terdiri atas mereka yang tergolong kelompok umur produktif (15 sampai 64 tahun), yakni sekitar 66 persen. Jika dilihat menurut kategori stimulannya, jumlah mereka sekitar 73 persen pada Peserta SPKP, sementara pada Peserta Sosial Dasar sekitar 65 persen. Dengan perkataan lain, jumlah ART pada Peserta SPKP delapan persen lebih tinggi dibanding pada Peserta Sosial Dasar.

Tabel 6 Distribusi Anggota Rumahtangga Peserta PNPM MP di Desa Kemang menurut Kategori Stimulan, Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, Tahun 2011 (dalam persen) Kelompok Umur (tahun) PNPM MP Sosial Dasar PNPM MP SPKP Total Laki- laki Perem- puan Laki- laki Perem- puan Laki- laki Perem- puan < 15 18 15 13 13 15 14 15-19 8 5 9 6 8 5 20-24 2 6 5 3 3 5 25-29 1 3 2 4 1 3 30-34 5 4 1 2 3 3 35-39 4 3 4 2 4 3 40-44 4 4 7 7 5 6 45-49 4 2 3 2 3 2 50-54 2 1 4 2 3 1 55-59 1 4 2 3 1 3 60-64 2 0 3 2 3 1 65+ 1 1 2 2 2 1 Total (persen) 51 49 54 46 52 48 Total (jumlah) 68 59 72 68 140 127

Jika dilihat menurut jenis kelaminnya, ternyata persentase ART laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan baik terhadap total rumahtangga contoh, maupun pada kedua kategori Peserta PNPM MP. Secara umum, terdapat berturut-turut 34 persen ART laki-laki dan hanya 32 persen ART perempuan. Pada Peserta SPKP jumlah mereka menunjukkan tertinggi, yakni 40 persen ART laki-laki, dimana jumlah tersebut sekitar 7 persen lebih tinggi dibanding ART perempuan pada rumahtangga yang sama.

Lebih lanjut, merujuk pada rumus Rusli (1995), diketahui bahwa rasio ketergantungan (dependency ratio)2 pada rumahtangga peserta PNPM MP tergolong rendah yaitu sektar 0,48 atau kurang dari satu, yang berarti bahwa jumlah penduduk usia kerja lebih banyak daripada jumlah penduduk yang bukan usia kerja (penduduk usia muda dan tua atau lanjut usia).

2

Rumusdependency ratio =Jumlah penduduk umur 0-14 tahun dan 65+ Jumlah penduduk umur 15-64 tahun

6.1.3 Tingkat Pendidikan Formal

Salah satu indikator kemajuan suatu desa dapat dilihat dari tingkat pendidikan masyarakatnya. Namun pada umumnya kondisi masyarakat di desa kurang akses terhadap pendidikan. Berikut disajikan data anggota rumahtangga peserta PNPM MP menurut Kategori Stimulan, tingkat pendidikan formal dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini.

.

Tabel 7 Distribusi Anggota Rumahtangga Peserta PNPM MP Sosial Dasar di Desa Kemang menurut Kategori Stimlan, Tingkat Pendidikan Formal dan Jenis Kelamin (dalam Persen)

Tingkat Pendidikan Formal

PPM MP

Sosial Dasar PPM MP SPKP Total Laki- laki Perem- pun Laki- laki Perem- puan Laki- laki Perem- puan SD/Sederajat 36 33 31 39 34 36 SMP/Sederajat 9 10 8 11 9 11 SMA/Sederajat 6 1 7 3 6 2 Perguruan Tinggi 2 3 1 0 1 1 Total (persen) 53 47 47 53 50 50 Total (Jumlah) 62 54 54 62 116 116

Tabel 7 memperlihatkan bahwa secara umum tingkat pendidikan formal peserta PNPM MP Sosial Dasar mayoritas berpendidikan Tamat SD, yakni sekitar 69 persen. Jika dilihat menurut kategori stimulan, Peserta PNPM MP yang berpendidikan SD dan SMP tidak berbeda jauh antara kedua stimulan yakni sekitar satu persen. Adapun pada mereka yang tingkat pendidikannya perguruan tinggi menunjukkan, persentase Peserta Sosial Dasar tiga persen lebih tinggi dibandingkan Peserta SPKP.

6.1.3 Jenis Pekerjaan 6.1.3 Jenis Pekerjaan

Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa mayoritas lahan di Desa Kemang merupakan lahan pertanian dan perhutanan. Kondisi tersebut tampaknya mempengaruhi jenis pekerjaan anggota rumahtangga Peserta PNPM MP. Data distribusi ART peserta PNPM MP menurut jenis pekerjaan dan jenis kelamin mereka dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Distribusi Anggota Rumahtangga Peserta PNPM MP di Desa Kemang menurut Kategori Stimulan, Jenis Pekerjaan dan Jenis Kelamin, Tahun 2011 (dalam persen)

Jenis Pekerjaan

PNPM MP

Sosial Dasar PNPM MP SPKP Total Laki- laki Perem- puan Laki- laki Perem- puan Lak- laki Perem- puan Petani 33 19 36 21 35 20 Buruh Tani 7 14 4 0 5 7

Buruh Non Tani 5 0 11 0 8 0

Pedagang 9 0 4 9 6 4 PNS 4 0 2 2 3 1 Industri Rumahtangga 0 4 0 0 0 2 Pensiunan PNS 0 0 2 0 2 0 Lainnya 5 0 7 2 6 1 Total (persen) 63 37 66 34 65 35 Total (jumlah) 36 21 37 19 73 40

Diketahui bahwa lebih dari separuhnya yaitu sekitar 53 persen anggota rumahtangga dari total keseluruhan peserta PNPM MP berstatus tidak bekerja. Namun jika dilihat menurut jenis pekerjaannya, tidak berbeda jauh dengan kondisi umum masyarakat Desa Kemang, jenis pekerjaan peserta PNPM MP juga mayoritas bekerja di sektor pertanian. Terlihat pada Tabel 7, sebagian besar peserta PNPM MP merupakan petani, yakni sekitar 55 persen. Adapun petani yang dimaksud terdiri dari petani pemilik, petani penggarap serta petani pemilik dan penggarap dengan persentase berturut-turut sepuluh persen, lima persen dan 40 persen.

Berdasarkan kategori stimulan, terdapat perbedaan pada kelompok yang tergolong buruh tani dimana peserta PNPM MP Sosial Dasar yang tergolong buruh tani 17 persen lebih tinggi dibandingkan dengan peserta PNPM MP SPKP. Sebaliknya, pada peserta PNPM MP SPKP memiliki persentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan peserta PNPPM MP Sosial Dasar pada kriteria pedagang, yakni sekitar empat persen. Adapun yang dimaksud pada pekerjaan lainnya adalah mereka yang bekerja sebagai tukang ojeg, pekerja honorer serta perangkat desa yaitu sekitar tujuh persen.

6.1.4 Status Pekerjaan

Tabel 9 berikut menyajikan data mengenai kondisi rumahtangga berkaitan dengan status pekerjaannya menurut kategori stimulan dan jenis kelamin.

Tabel 9 Distribusi Anggota Rumahtangga Peserta PNPM MP di Desa Kemang menurut Kategori Simulan, Status Bekerja dan Jenis Kelamin, Tahun 2011 (dalam persen) Status Bekerja PNPM MP Sosial Dasar PNPM MP SPKP Total Laki- laki Perem- puan Laki- laki Perem- puan Laki laki Perem- puan Berusaha/bekerja sendiri 44 22 38 24 41 23 Berusaha dibantu dengan

buruh tidak tetap 4 4 5 4 5 4

Berusaha dibantu dengan

buruh tidak tetap 0 0 0 0 0 0

Buruh/Karyawan/

Pekerja dibayar 13 0 13 0 13 0

Pekerja keluarga 2 11 4 13 3 12

Total (persen) 63 37 60 40 61 39 Total (jumlah) 34 20 33 22 47 62

Berdasarkan Tabel 9 data dimana mayoritas peserta PNPM MP bekerja dengan status berusaha/bekerja sendiri, baik pada Peserta Sosial Dasar maupun SPKP dengan total kedanya yakni sekitar 64 persen. Namun demikian, jika dilihat menurut jenis kelaminnya, diketahui bahwa persentase ART Laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan untuk semua kategori peserta PNPM, yaitu sekitar dua kali lipat pada Peserta Sosial Dasar, satu setengah kali lipat pada Peserta SPKP.

Hal ini berhubungan dengan fakta bahwa sebagian besar dari mereka merupakan petani pemilik penggarap, sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya. Jika dilihat menurut jenis kelamin, Peserta Sosial Dasar yang bekerja atau berusaha sendiri 18 persen lebih tinggi dibandingkan peserta SPKP.

6.1.5 Status Perkawinan

Pada Gambar 4 disajikan data mengenai profil ART peserta PNPM MP menurut kategori stimulan dan status perkawinannya.

Gambar 4 Persentase Anggota Rumahtangga Peserta PNPM MP di Desa Kemang menurut Kategori Stimulan, Status Perkawinan dan

Jenis Kelamin

Dikeahui bahwa tidak ditemukan adanya peserta PNPM MP yang menikah dibawah umur (<15 tahun). Menurut Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974, batas usia yang diizinkan dalam suatu perkawinan diatur dalam pasal 7 ayat (1) yaitu, jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun, dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun. Sebagaimana terlihat pada Gambar 4, pada peserta PNPM MP di Desa Kemang masih ditemukan adanya peserta Sosial Dasar yang menikah pada umur kurang dari 19 tahun, yaitu sekitar 30 persen. Hal ini mengindikasikan masih relatif tingginya pernikahan usia muda di Desa Kemang.

Secara umum proporsi peserta PNPM MP Sosial Dasar dan peserta PNPM MP SPKP yang berstatus kawin tidak berbeda jauh, berturut-turut sebesar 72 persen dan 71 persen. Lain hal nya pada kelompok peserta yang bersatus belum kawin dimana Peserta Sosial Dasar lima persen lebih tinggi dibandingkan pada Peserta SPKP.

6.2 Karakteristik Rumahtangga Peserta PNPM MP