• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

D. Value for Money

1. Definisi Value for Money

Menurut Mardiasmo (2002: 4) Value for Money merupakan konsep pengelolaan organisasi sector publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.

Pada Gambar 2.1 dijelaskan konsep pengukuran kinerja dengan metode value for money, dimana terdapat elemen ekonomi yaitu perbandingan antara input dan nilai input (Rp), elemen efisiensi yaitu perbandingan antara output dan input, dan elemen efektivitas yaitu perbandingan antara outcome dan output.

Gambar 2.1 Value for Money Sumber: Mardiasmo (2002: 5)

Value for Money menjelaskan hubungan yang optimal antara biaya/sumber daya serta manfaat/hasil yang disampaikan melalui proses mengubah input melalui aktivitas kegiatan menjadi output untuk memicu atau menghasilkan hasil (outcome) yang baik (Kuswanti, 2014: 29).

Nilai Input (RP) Input Output Outcome Ekonomi Efisiensi Efektivitas

Dari kerangka pemikiran di atas maka dijabarkan sebagai berikut:

1. Outcome adalah dampak yang ditimbulkan atas suatu kegiatan (dalam bentuk persen) yang diperoleh dari Laporan Kinerja Kegiatan.

2. Output adalah hasil prosentase perhitungan realisasi fisik di lapangan dari setiap kegiatan yang terdapat di Laporan Kinerja Kegiatan tahun 2012 sampai dengan tahun 2014.

3. Nilai input adalah anggaran belanja Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta tahun 2012 sampai dengan tahun 2014.

4. Input adalah realisasi belanja Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta tahun 2012 sampai dengan tahun 2014.

Keterangan di atas akan dijadikan acuan atau pedoman untuk menghitung dan mengukur kinerja Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta dengan menggunakan metode value for money.

Konsep value for money terdiri atas tiga elemen utama, yaitu: a. Ekonomi

Menurut Mardiasmo.(2002:.4) ekonomi merupakan perolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada harga yang terendah. Ekonomi merupakan perbandingan input dengan nilai input yang dinyatakan dalam satuan moneter. Ekonomi terkait dengan sejauh mana organisasi sektor publik dapat meminimalisir sumber daya masukan (input resources) yang digunakan yaitu dengan menghindari pengeluaran yang boros dan tidak produktif.

Menurut Mahmudi (2010: 84) rumus ekonomi dijelaskan sebagai berikut: 100% x Harga Ekonomi input Input  Keterangan:

Input : Realisasi anggaran Harga input : Anggaran

Menurut Mardiasmo (2002: 5) input adalah sumber daya yang digunakan untuk pelaksanaan suatu kebijakan program dan aktivitas.

Input adalah semua jenis sumber daya masukan yang digunakan dalam suatu proses tertentu untuk menghasilkan output (Mahmudi, 2010: 98). Input tersebut dapat berupa kas, bahan baku, orang, infrastruktur, dan masukan lainnya. Maka dalam penelitian ini yang dimaksud dengan input adalah realisasi anggaran, karena realisasi anggaran adalah sejumlah dana yang diterima oleh organisasi yang kemudian digunakan untuk memenuhi kepentingan organisasinya.

Nilai input atau dapat dikatakan sebagi harga input adalah sejumlah dana yang diperkirakan akan dikeluarkan oleh suatu organisasi untuk memenuhi kepentingan organisasinya. Dalam penelitian ini yang menjadi nilai input adalah anggaran atau dapat dikatakan sebagai target. Anggaran adalah perencanaan keuangan untuk masa depan yang pada umumnya mencakup jangka waktu satu tahun dan dinyatakan dalam satuan moneter (Mahsun, 2014: 145).

Menurut Mahsun (2006: 186) kriteria ekonomis adalah:

a. Jika diperoleh nilai perbandingan kurang dari 100% (X < 100%) maka ekonomis.

b. Jika diperoleh nilai perbandingan sama dengan 100% (X = 100%) maka ekonomi berimbang.

c. Jika diperoleh nilai perbandingan lebih dari 100% (X > 100%) maka tidak ekonomis.

b. Efisiensi

Menurut Mardiasmo.(2002:.4) efisiensi adalah pencapaian output yang dimaksimumkan dengan input tertentu atau penggunaan input yang terendah untuk mencapai output tertentu.

Menurut Mahmudi (2010: 85) efisiensi terkait dengan hubungan antara output berupa barang atau pelayanan yang dihasilkan dengan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut. Secara matematis, efisiensi merupakan perbandingan antara output dengan input atau dengan istilah lain output per unit input. Suatu organisasi, program, atau kegiatan dikatakan efisien apabila mampu menghasilkan output tertentu dengan input serendah-rendahnya, atau dengan input tertentu mampu menghasilkan output sebesar-besarnya (spending well). Faktor yang mempengaruhi output besar adalah kemampuan dari sumber daya dalam mengelola keuangan kemudian merealisasikannya dalam sebuah kegiatan, selain itu juga fasilitas yang memadai mampu mempengaruhi keberhasilan suatu kegiatan organisasi.

Menurut Mahmudi (2010: 85) rumus efisiensi dijelaskan sebagai berikut: 100% x Efisiensi Input Output  Keterangan:

Output : Persentase hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan Input : Persentase nilai ekonomis

Output atau keluaran adalah hasil yang dicapai dari suatu program yang dilakukan oleh organisasi. Pada penenilitian ini yang dimaksud sebagai output adalah presentase hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan. Menurut Renyowijoyo (2008: 8) output merupakan hasil yang dicapai dari suatu program, aktivitas, dan kebijakan.

Input yang akan dibandingan dengan output untuk menentukan tingkat efisiensi adalah presentase nilai ekonomis, yaitu hasil yang diperoleh atas perbandingan antara input (realisasi anggaran) dengan harga input (anggaran). Menurut Renyowijoyo (2008: 8) input merupakan sumber daya yang digunakan untuk pelaksanaan suatu kebijkan, program, dan aktivitas.

Menurut Mahsun (2006: 181-182) efisiensi (daya guna) mempunyai pengertian yang berhubungan erat dengan konsep produktivitas. Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost of output). Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil kerja

tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendah-rendahnya (spending well). Jadi, pada dasarnya ada pengertian yang serupa antara efisiensi dengan ekonomi karena kedua-duanya menghendaki penghapusan atau penurunan biaya (cost reduction).

Dengan kata lain, efisiensi adalah tingkat pencapaian kinerja kegiatan dari suatu organisasi. Kinerja suatu organsisasi akan dikatakan efisien jika mampu menghasilkan output yang lebih besar dari inputnya.

Menurut Mahsun (2006: 187) kriteria efisiensi adalah:

a. Jika diperoleh nilai perbandingan kurang dari 100% (X < 100%) maka tidak efisien.

b. Jika diperoleh nilai perbandingan sama dengan 100% (X = 100%) maka efisiensi berimbang.

c. Jika diperoleh nilai perbandingan lebih dari 100% (X > 100%) maka efisien.

c. Efektivitas

Menurut Mardiasmo (2002: 4) efektivitas adalah tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan.

Efektivitas terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai. Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan. Semakin besar kontribusi output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program, atau kegiatan. Jika ekonomi berfokus pada input dan efisiensi pada output atau proses, maka nilai efektivitasnya berfokus

pada outcome (hasil). Suatu organisasi, program, atau kegiatan dinilai efektif apabila output yang dihasilkan bisa memenuhi tujuan yang diharapkan, atau dikatakan spending wisely (Mahmudi, 2010: 86).

Menurut Mahmudi (2010: 87) rumus efektivitas dijelaskan sebagai berikut:

100% x s Efektivita Output Outcome  Keterangan :

Outcome : Persentase dampak yang ditimbulkan dari suatu kegiatan Output : Persentase hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan

Outcome adalah dampak suatu program atau kegiatan terhadap masyarakat (Mardiasmo, 2002: 134). Pada penelitian ini penulis mengambil secara langsung hasil yang telah terdapat dalam Laporan Kinerja Kegiatan. Output atau keluaran adalah hasil yang dicapai dari suatu program yang dilakukan oleh organisasi. Pada penenilitian ini yang dimaksud sebagai output adalah presentase hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan. Menurut Renyowijoyo (2008: 8) output merupakan hasil yang dicapai dari suatu program, aktivitas, dan kebijakan.

Menurut Mahsun (2006: 182) efektivitas (hasil guna) merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Pengertian efektivitas ini pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan tersebut mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (spending wisely).

Menurut Mahsun (2006: 187) Kriteria efektivitas adalah:

a. Jika diperoleh nilai perbandingan kurang dari 100% (X < 100%) maka tidak efektif.

b. Jika diperoleh nilai perbandingan sama dengan 100% (X = 100%) maka efektivitas berimbang.

c. Jika diperoleh nilai perbandingan lebih dari 100% (X > 100%) maka efektif.

Dokumen terkait