• Tidak ada hasil yang ditemukan

defisit berat defisit sedang defisit ringan normal kelebihanlaki-lakiperempuan

berasal dari hewani dan nabati. Protein asal hewani seperti daging (dianjurkan daging yang tidak berlemak), ayam, ikan, telur dan susu. Sumber protein nabati yang dianjurkan adalah tahu, tempe, dan kacang-kacangan (kacang tanah, kedelai dan kacang hijau) (Depkes 2002).

Data sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan protein disajikan pada Gambar 8.

Gambar 8 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan protein

Intake protein contoh berkisar antara 20.78-62.08 gram dengan rata-rata 39.25 ± 9.09 gram. Jika dikategorikan maka 38% contoh yang memiliki intake protein defisit tingkat berat. Sedangkan contoh yang termasuk pada kategori intake protein defisit tingkat sedang, normal, defisit ringan dan kelebihan masing-masing sebanyak 27%, 20%, 11% dan 4%. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Maria (2012) yang menyatakan bahwa sebagian besar mahasiswa Institut Pertanian Bogor (46.7%) termasuk pada kategori intake protein normal dan tidak terdapat (0%) contoh yang termasuk kategori intake protein defisit tingkat berat.

Protein merupakan salah satu jenis zat gizi yang mempunyai fungsi penting sebagai bahan dasar bagi pembentukan jaringan tubuh atau bahan dasar untuk memperbaiki jaringan tubuh yang telah rusak. Selain dari kedua fungsi tersebut, protein juga mempunyai fungsi sebagai bahan pembentuk hormon dan pembentukan enzim yang kemudian juga akan terlibat di dalam proses metabolisme tubuh (Irawan 2007). 38.00% 27.00% 11.00% 20.00% 4.00%

Untuk mengetahui perbedaan intake protein antar gender, dalam penelitian ini pengkategorian intake protein dibedakan berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan protein dan jenis kelamin disajikan pada Gambar 9.

Gambar 9 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan protein dan jenis kelamin.

Dapat dilihat bahwa sebagian besar contoh baik laki-laki maupun perempuan memiliki intake protein defisit tingkat berat yang masing-masing persentasenya adalah 47.62% dan 35.18%. kategori defisit tingkat sedang pada contoh laki-laki sebesar 38.09% sedangkan pada contoh perempuan sebesar 22.22%. kategori defisit tingkat ringan hanya terdapat pada contoh perempuan yaitu sebesar 14.82%. Pada contoh laki-laki mapun perempuan memiliki intake protein normal masing masing adalah 14.29% dan 22.22%. untuk kategori intake protein kelebihan hanya terdapat pada contoh perempuan yaitu sebesar 5.56%.

Konsumsi protein yang berlebih dalam tubuh akan disimpan dalam bentuk lemak yang akhirnya dapat menyebabkan resiko terjadinya kegemukan. Selain itu, efek dari kelebihan mengkonsumsi protein akan lebih sering mengalami buang air kecil karena protein di dalam tubuh akan dicerna menjadi urea yang merupakan suatu senyawa dalam bentuk sisa yang harus dibuang melalui urin. Hal tersebut tentunya juga akan memperberat kerja ginjal dan akan meningkatkan resiko terjadinya dehidrasi atau kekurangan cairan (Husaini 2000).

47.62% 38.09% 0% 14.29% 0% 35.18% 22.22% 14.82% 22.22% 5.56%

defisit berat defisit sedang defisit ringan normal kelebihan

Lemak

Lemak merupakan zat gizi yang menghasilkan energi terbesar, besarnya lebih dari dua kali energi yang dihasilkan oleh karbohidrat. Rasa kenyang dan penuh yang terjadi akibat makan lemak yang berlebihan dapat mengurangi konsumsi karbohidrat yang adekuat. Selain itu konsumsi lemak yang berlebihan dapat mengakibatkan peningakatan trigliserida, kolesterol total dan LDL kolesterol. Risiko kesehatan seperti aterosklerosis, penyakit jantung, penyakit kanker dapat timbul pada seseorang akibat konsumsi lemak yang tinggi (Primana 2000).

Tingkat kecukupan lemak contoh merupakan perbandingan dari konsumsi dengan kebutuhan masing-masing contoh. Data sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan lemak disajikan dalam Gambar 10.

Gambar 10 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan lemak contoh

Intake lemak contoh berkisar antara 8.32-61.37 gram dengan rata-rata 32.08 ± 12.18 gram. Jika dikategorikan maka 72% contoh yang memiliki intake lemak defisit tingkat berat. Sedangkan contoh yang termasuk pada kategori intake lemak normal, defisit tingkat sedang, defisit ringan dan kelebihan masing-masing sebanyak 10.67%, 9.33%, 5.33% dan 2.67% . Lemak memiliki potensi tinggi kalori, lemak juga relatif lama berada dalam sistim pencernaan dibandingkan karbohidrat dan protein, sehingga menimbulkan rasa kenyang yang lebih lama (Depkes 2005).

Untuk mengetahui perbedaan intake lemak antar gender, dalam penelitian ini pengkategorian intake lemak dibedakan berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan lemak dan jenis kelamin contoh disajikan pada Gambar 11.

72.00%

9.33%

5.33% 10.67% 2.67%

defisit berat defisit sedang

Gambar 11 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan lemak dan jenis kelamin

Dapat dilihat bahwa sebagian besar contoh laki-laki maupun perempuan memiliki intake lemak defisit berat dengan masing-masing sebanyak 95.24% dan 62.96%. kategori defisit tingkat sedang masing-masing sebanyak 4.76% dan 11.12%. untuk kategori defisit ringan, normal dan kelebihan hanya terdapat pada contoh perempuan dengan persentase masing-masing sebanya 7.40%, 14.82% dan 3.70%. hal ini terlihat pada contoh perempuan untuk konsumsi lemak lebih banyak dibandingkan dengan contoh laki-laki. Tingkat kecukupan lemak rendah akan menurunkan sumber energi, hal ini dikarenakan lemak dapat menghasilkan dua kali lebih besar dibandingkan dengan karbohidrat dan protein (Fatmah 2011).

Karbohidrat

Karbohidrat merupakan zat gizi sumber energi yang tidak hanya berfungsi untuk mendukung aktivitas fisik seperti berolahraga namun karbohidrat juga merupakan sumber energi utama bagi sistem pusat syaraf termasuk otak. Di dalam tubuh, karbohidrat yang dikonsumsi oleh manusia dapat tersimpan di dalam hati dan otot sebagai simpanan energi dalam bentuk glikogen. Walaupun karbohidrat bukan satusatunya sumber energi, namun karbohidrat lebih dibutuhkan sebagai sumber energi otot untuk aktifitas fisik yang tinggi (Damayanti 2000).

Peranan karbohidrat adalah menyediakan glukosa yang dapat diubah menjadi energi. Kelebihan glukosa dalam tubuh akan disimpan di dalam hati dan otot dalam bentuk glikogen dan apabila masih berlebihan akan disimpan dalam

95.24% 4.76% 0% 0% 0 62.96% 11.12% 7.40% 14.82% 3.70%

defisit berat defisit sedang defisit ringan normal kelebihan

bentuk lemak di jaringan adiposa sehingga seseorang akan menjadi cepat kenyang. Pada saat cadangan glikogen di otot dan di hati berkurang, maka seseorang akan mengalami kelelahan (tidak bugar) yang dapat mempengaruhi performa dan prestasi (Ilyas 2002). Data sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan karbohidrat disajikan pada Gambar 12.

Gambar 12 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan karbohidrat

Intake karbohidrat contoh berkisar antara 83.48-809.67 gram dengan rata- rata 285.34 ± 185.74 gram. Jika dikategorikan maka 56% contoh yang memiliki intake karbohidrat defisit tingkat berat. Sedangkan contoh yang termasuk pada kategori intake karbohidrat kelebihan, normal, defisit tingkat sedang, dan defisit ringan masing-masing sebanyak 24%, 10.67%, 6.67% dan 2.66% .

Sebagian besar contoh dalam penelitian ini jumlah konsumsi pangan yang banyak mengandung karbohidrat tergolong sedikit. Contoh paling banyak mengkonsumsi pangan yang mengandung karbohidrat contohnya nasi dalam sehari hanya 1-2 kali makan saja dalam porsi kecil. Sehingga data untuk tingkat kecukupan karbohidrat tergolong defisit tingkat berat.

Untuk mengetahui perbedaan intake karbohidrat antar gender, dalam penelitian ini pengkategorian intake karbohidrat dibedakan berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan karbohidrat dan jenis kelamin contoh disajikan pada Gambar 13.

56.00%

6.67%

2.66%

10.67%

24.00%

defisit berat

defisit

Dokumen terkait