• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I I I GAMBARAN KOTA MEDAN

2. Demografi Kota Medan

2.1. Kondisi Demografis

Secara demografis Kota Medan memiliki ciri penting yaitu kemajemukan yang meliputi unsur agama, suku, etnis budaya dan adat istiadat. Hal ini telah mendorong terbangunnya karakter sebagian besar penduduk Kota Medan yang bersifat terbuka. Kota Medan pada saat ini juga sedang mengalami masa transisi demografi. Kondisi tersebut menunjukkan proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi menuju keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian

semakin menurun. Berbagai faktor yang mempengaruhi proses penurunan tingkat kelahiran tersebut adalah perubahan pola pikir masyarakat dan perubahan kemajuan secara sosial ekonomi. Disisi lain adanya faktor perbaikan gizi, kesehatan yang semakin memadai juga mempengaruhi tingkat kematian.

Tabel 3.2. Jumlah, Laju Pertambahan dan Kepadatan Penduduk Kota Medan Tahun 2005 -2008

Indikator Tahun

2005 2006 2007 2008 a)

[1] [2] [3] [4] [5]

Jumlah Penduduk (jiwa) 2.036.185 2.067.288 2.083.156 2.102.105

Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 1,50 1,53 0,77 0,91

Luas Wilayah (KM2) 265,10 265,10 265,10 265,10

Kepadatan Penduduk per-km2 7.681 7.798 7.858 7.929

Sumber : BPS Kota Medan Keterangan : a) Angka Sementara

Berdasarkan Tabel 3.2 di atas diperoleh informasi bahwa ada peningkatan jumlah penduduk Kota Medan dari 2.036.185 jiwa pada tahun 2005 menjadi 2.067.288 jiwa pada tahun 2006, 2.083.156 jiwa pada tahun 2007 dan terus bertambah menjadi 2.102.105 jiwa pada tahun 2008. Laju pertumbuhan berkisar 1.5% pada tahun 2005 dan tahun 2006, 0,77% pada tahun 2007 dan 0,91% pada tahun 2008. Walaupun meningkat namun tidak terlalu mencolok, bahkan laju pertumbuhan penduduk cenderung menunjukkan trend penurunan sejak tahun 2008. Diketahui, faktor alami yang mempengaruhi peningkatan laju pertambahan penduduk adalah tingkat kelahiran, kematian, dan arus urbanisasi. Oleh karenanya, upaya-upaya pengendalian kelahiran melalui program Keluarga Berencana (KB) terus dipertahankan untuk menekan angka kelahiran.

Seiring bertambahnya jumlah penduduk, maka terjadi peningkatan kepadatan penduduk dari 7.681 jiwa/ km2 pada tahun 2005, 7.798

jiwa/ km2 pada tahun 2006, 7.858 jiwa/ km2 pada tahun 2007 dan pada tahun 2008 menjadi 7.929 jiwa/ km2. Tingkat kepadatan tersebut relatif tinggi, sehingga termasuk salah satu permasalahan yang harus diantisipasi. Apalagi dengan semakin menyempitnya luas lahan yang ada sehingga berpeluang terjadi ketidakseimbangan antara daya dukung dan daya tampung lingkungan yang ada. Kombinasi antara kepadatan, commuters (penglaju), para pencari kerja dan peran Pemerintah Kota Medan sebagai pusat pelayanan regional menyebabkan tuntutan akan pelayanan dasar menjadi meningkat.

Disamping itu, adanya fenomena penglaju di Kota Medan menyebabkan jumlah penduduk pada siang hari lebih banyak, yaitu sekitar 2,5 juta jiwa dibandingkan jumlah penduduk pada malam hari diperkirakan sebesar 2,1 juta jiwa. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa penyebab utama fenomena penglaju di Kota Medan karena adanya pandangan bahwa (1) bekerja di kota lebih bergengsi, (2) lebih mudah mencari pekerjaan di kota, (3) tidak ada lagi yang dapat dikerjakan (diolah) di daerah asalnya, dan (4) upaya mencari nafkah yang lebih baik. Besarnya dorongan untuk menjadi penglaju tentunya berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan sosial, ekonomi, dan pelayanan umum yang harus disediakan secara keseluruhan.

Faktor lain yang secara umum mempengaruhi semakin menurunnya angka pertumbuhan penduduk pada periode 2005-2008 adalah peningkatan derajat pendidikan masyarakat Kota Medan. Pada umumnya peningkatan derajat pendidikan masyarakat secara langsung meningkatkan rata-rata pendidikan generasi muda, yang merupakan calon orangtua yang memasuki kehidupan rumah tangga. Melalui tingkat pendidikan yang semakin memadai, apresiasi dan pandangan masyarakat terkait dengan

upaya peningkatan kesejahteraan semakin meningkat. Adanya anggapan mengenai jumlah anggota keluarga yang tidak besar akan memudahkan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, karena beban ekonomi yang harus dipikul menjadi lebih ringan, mendorong Pasangan Usia Subur (PUS) cenderung mengikuti konsep Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Bahkan sebagian PUS baru memilih untuk menunda kelahiran dengan berbagai alasan ekonomi (bekerja) ataupun alasan sosial dan psikologis lainnya.

2.2. Komposisi Penduduk

Sebagai salah satu faktor penting dalam pembangunan, maka komposisi penduduk Kota Medan berpengaruh terhadap formulasi kebijakan pembangunan kota, baik menjadi subjek maupun objek pembangunan. Keterkaitan komposisi penduduk dengan upaya-upaya pembangunan kota yang dilaksanakan, didasarkan kepada kebutuhan pelayanan yang harus disediakan kepada masing-masing kelompok usia penduduk, seperti pelayanan kesehatan, pendidikan bahkan pelayanan kesejahteraan sosial ekonomi lainnya.

Proporsi anak-anak berusia dibawah lima tahun (balita) dalam kelompok penduduk Kota Medan sekitar 8.3% dari jumlah penduduk. Besarnya proporsi dan jumlah penduduk anak-anak balita ini berimplikasi pada kebutuhan prasarana dan sarana pelayanan kesehatan usia balita, prasarana dan sarana pendidikan anak usia dini baik secara kualitas maupun kuantitas.

Tabel 3. 3. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kota Medan Tahun 2008a)

 

Golongan Umur

Laki-laki Perempuan Jumlah

Jiwa Persen Jiwa Persen Jiwa Persen

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] 0 – 4 84.810 8,16 91.367 8,60 176.177 8,38 5 – 9 92.185 8,87 95.124 8,95 187.309 8,91 10 –14 93.039 8,95 100.949 9,50 193.988 9,23 15 –19 111.233 10,70 101.109 9,52 212.342 10,10 20 – 24 117.217 11,27 122.707 11,55 239.924 11,41 25 – 29 100.014 9,62 104.256 9,81 204.270 9,72 30 – 34 84.210 8,10 71.636 6,74 155.846 7,41 35 – 39 74.973 7,21 87.525 8,24 162.498 7,73 40 – 44 76.490 7,36 77.476 7,29 153.966 7,32 45 – 49 57.116 5,49 51.494 4,85 108.610 5,17 50 – 54 47.039 4,52 52.619 4,95 99.658 4,74 55 – 59 35.710 3,43 38.265 3,60 73.975 3,52 60 – 64 26.999 2,60 23.025 2,17 50.024 2,38 65 + 38.672 3,72 44.846 4,22 83.518 3,97 Jumlah 1.039.707 100,00 1.062.398 100,00 2.102.105 100,00

Sumber : BPS Kota Medan

Keterangan : a) Angka sementara penduduk pertengahan tahun 2008

Pada kelompok usia anak-anak dan remaja, kebijakan dan program pembangunan kota yang ditempuh selama ini diarahkan pada peningkatan status gizi anak, pengendalian tingkat kenakalan anak dan remaja, peningkatan kualitas pendidikan dan lain-lain. Upaya ini terus dilakukan untuk mempersiapkan masa depan anak-anak dan remaja guna mendukung terbentuknya sumber daya manusia yang semakin berkualitas.

Komposisi penduduk dalam kelompok usia 15-64 tahun sebagai kelompok usia produktif atau kelompok usia aktif secara ekonomis, dimana jumlahnya diperkirakan mencapai 1,4 juta jiwa; dan di luar kelompok usia produktif terdapat kelompok usia tidak produktif, yang cenderung akan ditanggung oleh kelompok usia produktif, yang biasa disebut dengan angka beban tanggungan (ABT). Untuk Kota Medan angka beban

tanggungan berkisar 44, atau sekitar setiap 44 orang ditanggung oleh 100 orang produktif.

Jumlah penduduk Kota Medan saat ini diperkirakan 2,1 juta jiwa lebih, dan diproyeksikan mencapai 2,139 juta jiwa pada tahun 2010, ditambah beban arus penglaju akan menjadi beban pembangunan yang harus ditangani secara terpadu dan komprehensif. Di samping itu sangat diperlukan pengendalian kuantitas, peningkatan kualitas dan pengarahan mobilitas penduduk yang sesuai dengan pertumbuhan ekonomi wilayah. Berdasarkan jumlah, struktur, distribusi serta kondisi sosial ekonomi, beberapa masalah pokok kependudukan dapat disajikan sebagai berikut :

1. Kecenderungan adanya penurunan fluktuasi laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2006, tahun 2007 dan tahun 2008.

2. Kecenderungan peningkatan arus ulang alik ke Kota Medan yang berimplikasi kepada pemenuhan fasilitas sosial yang dibutuhkan. 3. Masalah kemiskinan, tenaga kerja dan permasalahan sosial lain

yang dipengaruhi oleh iklim perekonomian nasional dan global. 4. Penyediaan pelayanan pendidikan, kesehatan dan pelayanan dasar

lainnya termasuk sarana dan prasarana permukiman.