BAB II PENYELENGGARA PROGRAM DAN KEGIATAN BNN TAHUN 2014
C. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN
1. Deputi Bidang Pencegahan BNN
Pencegahan penyalahgunaan Narkoba dilaksanakan melalui kegiatan advokasi dan diseminasi informasi secara menyeluruh dan terintegrasi kepada target sasaran pencegahan yaitu lingkungan pendidikan, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan pekerja serta lingkungan sektor kesehatan. Upaya advokasi dan diseminasi informasi merupakan penjabaran dari pelaksanaan Undang – Undang 35 tahun 2009, dan didukung dengan adanya Kebijakan Nasional dibidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (Jakstranas P4GN) yang dituangkan kedalam Instruksi Presiden Nomor 12 tahun 2011. Peraturan tersebut dimaksudkan untuk mendorong partisipasi aktif seluruh komponen masyarakat bangsa dan negara berperan aktif dalam melaksanakan P4GN di lingkungannya masing-masing. Sedangkan maksud hakiki dari adanya Inpres 12 Tahun 2011 adalah untuk mendorong penyelenggara negara dan masyarakat melakukan upaya P4GN secara aktif dan mandiri.
Tujuan pelaksanaan advokasi dan diseminasi informasi pencegahan penyalahgunaan Narkoba adalah untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran masyarakat rentan/resiko tinggi terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.
Berikut ini merupakan kegiatan Bidang Pencegahan yang dilakukan pada Tahun Anggaran 2014 :
a. Advokasi Pelatihan Kader Anti Narkoba
Kegiatan Advokasi Pelatihan Kader Anti Narkoba dimaksudkan untuk memberikan informasi, melatih dan membangun kesadaran serta kepedulian terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di lingkungan Instansi Pemerintah maupun Swasta.
Melatih relawan menjadi kader anti Narkoba dengan sasaran Instansi Pemerintah maupun Swasta dalam upaya pencegahan penyalahgunaan Narkoba di tempat kerja, guna memperkuat komitmen bersama dalam upaya pencegahan penyalahgunaan Narkoba di lingkungannya.
b. Simposium Kader Anti Narkoba di Sekolah Swasta
1) Kegiatan Simposium sehari kader anti Narkoba bagi pelajar dimaksudkan untuk memberikan informasi, dan membangun kesadaran serta kepedulian pelajar terhadap bahaya penyalahgunaan Narkoba guna menciptakan sekolah bersih Narkoba.
2) Menciptakan kader-kader pelajar dalam membentuk pola hidup, sikap, dan mewujudkan perilaku individu dan, serta meningkatkan pemahaman dan kesadaran siswa dalam upaya sosialisasi penyelamatan penyalahguna Narkoba dalam memanfaatkan IPWL.
3) Memperkuat komitmen dan kepedulian para pelajar dalam melakukan kegiatan sosialisasi penyelamatan penyalahguna Narkoba dalam memanfaatkan IPWL baik secara mandiri maupun kegiatan para pelajar di lingkungan sekolah dalam rangka menciptakan Sekolah Bersih Narkoba.
c. Rapat Implementasi Inpres 12 Tahun 2011
1) Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mensinergikan program
dalam rangka Pencegahan dan Pemberantasan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).
2) Menghimpun data kegiatan instansi terkait dalam rangka
pencegahan penyalahgunaan Narkoba khususnya di
lingkungan kerja.
3) Memberikan informasi mengenai program-program kerja Deputi Bidang Pencegahan.
d. Pengembangan Jejaring Anti Narkoba Di Lingkungan Kerja
1) Kegiatan Pengembangan Jejaring Anti Narkoba di Lingkungan Kerja ini dimaksudkan untuk membangun relasi (hubungan kerja) dengan memberikan dukungan masukan, insight, infor-masi dan sumber daya guna meningkatkan kualitas kemitraan dalam konteks sasaran pemangku kepentingan (stake holder), untuk menyamakan persepsi dalam upaya P4GN
2) Menyebarluaskan informasi mengenai bahaya penyalah-gunaan Narkoba bagi para pekerja baik di lingkungan instansi pemerintah pusat/daerah maupun instansi swasta, serta membangun kesadaran dan komitmen bersama dalam upaya sosialisasi penyelamatan penyalahguna Narkoba dalam memanfaatkan IPWL.
3) Memperkuat komitmen dan kepedulian instansi terkait dalam melakukan kegiatan sosialisasi penyelamatan penyalahguna Narkoba dalam memanfaatkan IPWL baik secara mandiri di lingkungannya dalam rangka menciptakan Lingkungan Bebas Narkoba.
e. Pencegahan melalui Diseminasi Informasi
Kegiatan Diseminasi Informasi dimaksudkan sebagai sarana komunikasi, informasi dan edukasi dalam upaya pencegahan terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba. Diseminasi Informasi pencegahan penyalahgunaan Narkoba dilakukan secara massiv dan berkelanjutan dengan menggunakan berbagai media massa, baik elektronik dan non elektronik yang meliputi Media Televisi, Media Radio, Media online, Media Cetak, Pergelaran Kesenian Tradisional, Focus Group Disscussion (FGD), dan Media Luar Ruang (Billboard).
1) Media Televisi
Diseminasi Informasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba melalui Media Televisi diselenggarakan bekerjasama dengan LPP TVRI dalam program Talkshow Live Interaktif P4GN dan Diskusi Publik P4GN.
Talkshow Live Interaktif P4GN dan Diskusi Publik P4GN
dimaksudkan dalam rangka penyebarluasan informasi tentang upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) kepada masyarakat luas sebagai komitmen pemerintah bersama seluruh komponen masyarakat dalam mengatasi persoalan Narkoba di Indonesia sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional di Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Per-edaran Gelap Narkoba (Jakstranas P4GN) Tahun 2011-2015.
2) Talkshow Live Interaktif
Talkshow Live Interaktif mengangkat tema “ Mencegah
dan Menyelamatkan Pengguna Narkoba” di TVRI menyajikan informasi yang factual dan akurat tentang berbagai upaya pencegahan dan pemberantasan penyalah-gunaan dan peredaran gelap Narkoba (P4GN), ditayangkan sebanyak 37 Episode dengan menghadirkan narasumber dari BNN dan
stakeholder terkait (Kemenkes, Kemensos, Kemen-kumham,
dll) setiap hari Senin pada jam 20.00 – 20.30 WIB.
Program Talkshow Live Interaktif P4GN ini dipandu oleh
Host Anya Dwinov telah mendapat respon positif dari
berbagai elemen masyarakat di seluruh Indonesia, terbukti dengan banyaknya pemirsa TVRI yang turut berpartisipasi dalam memberikan pertanyaan, saran dan masukan secara langsung kepada narasumber, terkait kebijakan program P4GN.
3) Diskusi Publik P4GN
a) Diskusi Publik P4GN diselenggarakan dalam rangka mewujudkan komitmen pemerintah bersama seluruh komponen masyarakat dalam mengatasi persoalan Narkoba di Indonesia sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011 tentang Jakstranas P4GN Tahun 2011-2015. Sasaran dari kegiatan diskusi publik ini adalah Penegak Hukum (BNN, Kepolisian, MA, Kejaksaan, Kemenkumham, dll) Media (media elektronik dan non elektronik) dan Keluarga (Kowani, Tim PKK, Dharma Wanita, Bhayangkari, dll). b) Kegiatan Diskusi Publik bagi kalangan penegak hukum
dengan tema “Peran Penegak Hukum dalam Penanganan Korban Penyalahgunaan Narkoba “ ditayangkan di Metro TV Jakarta.
c) Kegiatan Diskusi Publik bagi kalangan media dengan tema “Peran Media dalam Penanganan Korban Penyalahgunaan Narkoba “ ditayangkan di Metro TV Jakarta.
d) Kegiatan Diskusi Publik bagi kalangan keluarga dengan tema “Peran Keluarga dalam Penanganan Korban Penyalahgunaan Narkoba “ ditayangkan di Metro TV Jakarta.
4) Media Radio
Diseminasi Informasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba melalui Media Radio diselenggarakan kerjasama dengan LPP RRI dalam program Dialog Live Interaktif P4GN di RRI Pro 4, sebanyak 52 kali.
Dialog Live Interaktif P4GN diselenggarakan dalam rangka penyebarluasan informasi tentang upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) kepada masyarakat luas serta mewujudkan komitmen pemerintah bersama seluruh komponen masyara-kat dalam mengatasi persoalan Narkoba di Indonesia sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 ten-tang Narkotika dan Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011.
Dialog Live Interaktif P4GN berdurasi 60 menit dengan menghadirkan narasumber yang kompeten dari berbagai Kementerian dan Lembaga maupun dari anggota LSM yang memberikan informasi yang faktual dan akurat tentang perkembangan penanganan permasalahan Narkoba dan bagaimana upaya-upaya dalam mengatasinya melalui program pencegahan, pemberdayaan masyarakat, rehabilitasi dan pemberantasan.
Dengan adanya Dialog Live Interaktif P4GN ini Badan Narkotika Nasional dengan mudah, cepat dan menyeluruh dapat menyebarluasakan informasi baik tentang upaya-upaya pencegahan penyalahgunaan Narkoba maupun kebijakan Badan Narkotika Nasional kepada seluruh elemen masyarakat khususnya para pendengar radio RRI di seluruh Indonesia.
5) Media Online
Diseminasi Informasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Media Online diselenggarakan melalui pengelolaan
website Indonesia Bergegas (www.indonesiabergegas) dan
pe-muatan konten pencegahan penyalahgunaan di media online
(www.detik.com www.kompas.com, www.okezone.com,
www.fimela.com).
Diseminasi informasi P4GN melalui media online merupakan strategi penyebarluasan informasi tentang pencegahan penyalah-gunaan Narkoba yang dikhususkan pada masyarakat yang memiliki akses terhadap media online sebagai sarana dalam memperoleh informasi. Pemanfaatan media online sebagai sarana penyebaran informasi ini mutlak dilakukan, karena kalangan pelajar, mahasiswa dan pekerja umumnya telah menggunakan media online dalam aktivitasnya sehari-hari. Diharapkan dengan kehadiran Informasi P4GN di Media online dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya P4GN demi terwujudnya Indonesia Bebas dari Penyalahgunaan Narkoba.
Salah satu media online yang sangat memiliki pengaruh adalah media pengelolaan Website Indonesia Bergegas, oleh karena itu pemuatan informasi yang baik, benar dan berkualitas perlu dibuat. Sarana yang digunakan dalam hal ini adalah website. Website yang dikelola dan akan dikembangkan adalah website Indonesia Bergegas dengan alamat:
www.indonesiabergegas.com.
Pengelolaan website Indonesia bergegas ini tidak hanya pada proses upload berita maupun informasi melalui panel (kamar editing) melainkan juga sampai pada tahap peme-liharaan, keamanan dan pengembangan website itu sendiri.
Perkembangan dunia internet, teknologi komunikasi terutama gadget memberikan pengaruh yang sangat besar terutama dalam cara orang megakses informasi. Masyarakat saat ini sudah sangat bervariasi ketika mengakses sebuah
website, melalui smartphone, Personal Computer maupun gadget lainnya.
Akseptabilitas sebuah website menjadi penting karena dengan hadirnya beragam gadget dan cara orang mengakses
website tersebut menuntun sebuah website yang mampu
diterima oleh berbagai kalangan. Oleh karena itu, pengembangan website menjadi sebuah kebutuhan yang tidak terelakkan.
6) Sosialisasi P4GN melalui Tatap Muka
Melihat kondisi penyalahgunaan Narkoba yang semakin mengkhawatirkan, maka perlu melakukan upaya-upaya untuk memberikan pengetahuan tentang pemahaman mengenai Narkoba. Oleh karena itu BNN memandang perlu melakukan diseminasi informasi melalui diskusi kelompok terarah atau lebih dikenal dengan istilah Focus Group Discussion (FGD)
untuk membahas pelaksanaan P4GN sebagai upaya
pencegahan penyalahgunaan Narkoba.
Pada tahun 2014 ini, kegiatan FGD dilakukan sebanyak 360 kali yang menjangkau dengan jumlah peserta sebanyak 6.381 orang, yang terdiri dari dari kalangan pelajar sebanyak 1.909 orang (946 laki-laki dan 963 perempuan), kalangan mahasiswa sebanyak 356 orang (162 laki-laki dan 194 perempuan), kalangan pekerja/masyarakat sebanyak 4.116 orang (1.553 laki-laki dan 2.563 perempuan), kalangan mahasiswa sebanyak 356 orang (162 laki-laki dan 194 perempuan), kalangan pekerja/masyarakat sebanyak 4.116 orang (1.553 laki-laki dan 2.563 perempuan).
7) Pergelaran Seni Budaya dan Forum Komunikasi Pencegahan
Penyalahgunaan Narkoba
Program Pencegahan dan Pemberantasan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN), dapat berhasil bila didukung oleh semua elemen bangsa. Termasuk didalamnya adalah individu, kelompok atau organisasi masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap ancaman bahaya Narkoba di Indonesia. Sinergi antar elemen bangsa, pemerintah pusat dan daerah, organisasi, kelom-pok masyarakat, stake holder terkait dalam rangka P4GN juga merupakan wujud aksi bersama dalam mewujudkan Indonesia sehat tanpa Narkoba. Oleh karena itu dilaksanakan kegiatan Pergelaran Seni Budaya dan Forum Komunikasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Kerjasama BNN dengan Solidaritas Isteri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB), Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP-PA), Kementerian Kesehatan, BNP2TKI, KJRI Hongkong serta dalam rangka Implementasi Inpres 12 Tahun 2011.
Fakta empiris yang saat ini terjadi di tengah masyarakat adalah para penyalah guna masih terkendala stigma yang
menyebabkan mereka tidak ingin keluar dari
persembunyiannya untuk direhabilitasi. Melalui pergelaran seni ini tujuannya adalah menggugah masyarakat dengan tontonan yang memberikan tuntunan untuk menghilangkan stigma sehingga para penyalah guna Narkoba tidak takut lagi untuk melaporkan diri ke Institusi Penerima Wajib Lapor
(IPWL) sehingga mereka bisa mendapatkan layanan
rehabilitasi.
Jumlah audiance dalam Pergelaran Seni Budaya pada tahun 2014 adalah sebanyak 4.942 orang yang terdiri dari dari kalangan pelajar sebanyak 2.088 orang yang terdiri dari (954 laki-laki dan 1.134 perempuan), kalangan mahasiswa sebanyak 727 orang (253 laki-laki dan 474 perempuan), kalangan pekerja/masyarakat sebanyak 2.127 orang (630 laki-laki dan 1.497 perempuan).
8) Pilot Project Adaptasi Standar Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di 3 Provinsi dengan 3 Target kelompok sasaran
Upaya pencegahan penyalahgunaan Narkoba merupakan sebuah upaya yang memerlukan waktu dalam mendapatkan hasil akhirnya, maka dari itu, pada tahun 2012, UNODC (United
Nations on Drugs and Crime) mengeluarkan publikasi berjudul International Standards on Drug Use Prevention. Sejak Oktober
2012 sampai sekarang, UNODC terus melakukan sosialisasi standar tersebut ke beberapa negara anggota UNODC. Kajian
UNODC menunjukan bahwa metode pencegahan
penyalahgunaan Narkoba yang terbatas pada pencetakan berbagai macam leaflet, booklet, buku, poster (yang menyeramkan) dengan materi, konten yang tidak tepat, serta untuk mengingatkan dan menyadarkan masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan Narkoba ternyata kurang berdampak positif, bahkan tidak mengubah perilaku seseorang.
Dalam upaya pencegahan penyalahgunaan Narkoba yang diadaptasi dari The UNODC’s International Standards on Drug Use Prevention, Indonesia telah melaksanakan intervensi
kepada kelompok sasaran Sekolah, Keluarga dan Masyarakat untuk meningkatkan keterampilan kepala sekolah, komite sekolah, guru, siswa dan juga pekerja dan pimpinan keluarga dalam memahami dan melaksanakan pola hidup sehat di lingkungan sekolah dan menciptakan faktor protektif dalam proses pencegahan.
Dengan program ini diharapkan tiga target kelompok sasaran dapat menyusun dan melaksanakan program khusus tentang pencegahan penyalahgunaan Narkoba di masing-masing lingkungan dengan tetap berpedoman pada kearifan masyarakat Indonesia. Melalui program ini diharapkan angka penyalah guna Narkoba di Indonesia dapat secara signifikan ditekan.
Strategi pencegahan berbasis ilmu pengetahuan (Scientific-Based) menjustifikasi bahwa “bekerjasama” dengan keluarga, sekolah, dan masyarakat (komunitas) untuk mengembangkan berbagai program pencegahan, yang menekankan pada aspek edukasi, dapat memastikan anak-anak dan pemuda, khususnya di daerah tertinggal dan miskin dapat tumbuh, tetap sehat dan aman dari pengaruh penyalahgunaan Narkoba hingga mereka beranjak menjadi remaja dan dewasa.
Pada tahap I (Januari – Maret 2014) telah dilaksanakan supervisi kegiatan di 8 (delapan) Provinsi yaitu DKI Jakarta, Riau, Sumut, Kepri, Kaltim, Jabar, Sulut dan DI Yogyakarta pada bulan Februari dan Maret 2014. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk melakukan need assessment dan survey awal kegiatan Pilot Project Standar Pencegahan yang telah dilakukan oleh masing-masing Provinsi terhadap 5 target sasaran (yaitu keluarga, sekolah, tempat kerja, kelompok masyarakat dan Sektor Kesehatan), untuk dilaporkan kepada UNODC.
Terkait dengan Instruksi Presiden Nomor 4/2014 perihal langkah-langkah penghematan dan pemotongan belanja Kementerian/lembaga dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara tahun anggaran 2014, maka dari 8 Provinsi akan di fokuskan pada 3 Provinsi saja, yaitu Provinsi DI Yogyakarta dengan sasaran lingkungan sekolah, Provinsi Riau dengan sasaran keluarga dan Provinsi Kepulauan Riau dengan sasaran tempat kerja. Untuk 5 Provinsi lainnya, diharapkan tetap dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan target masing-masing yang telah ditetapkan, dan hal ini akan ditindaklanjuti untuk dilaporkan kepada UNODC (United
Nation Office on Drugs Crime), Wina sesuai dengan Rencana
Aksi Indonesia terkait implementasi Standar Pencegahan Internasional.
Pada tahap II (Mei – Juli 2014) dilaksanakan penyiapan bahan / modul yang akan digunakan dalam kegiatan implementasi pilot project ini, selain itu dilaksanakan pula pertemuan dengan Kementerian dan Lembaga terkait di masing-masing provinsi yang menjadi tujuan pelaksanaan Pilot
Project, yaitu Provinsi DI Yogyakarta dengan sasaran
lingkungan sekolah, Provinsi Riau dengan sasaran keluarga dan Provinsi Kepulauan Riau dengan sasaran tempat kerja.
Pada tahap III (Oktober – Desember 2014) dilaksanakan
Training of Trainer (TOT) untuk para leader di 3 provinsi dan
dilanjutkan dengan pelaksanaan intervensi pada masing-masing target kelompok, yaitu Provinsi DI Yogyakarta dengan sasaran lingkungan sekolah, Provinsi Riau dengan sasaran keluarga dan Provinsi Kepulauan Riau dengan sasaran tempat kerja.