D. Hipotesis Penelitian
2. Desain penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-
posttest control group design. Pada penelitian ini, pengukuran awal dan akhir
dilakukan dengan menggunakan angket yang sama dan telah diuji kevalidannya. Perlakuan dapat diakui lebih akurat karena membandingkan keadaan sebelum dan sesudah diberi perlakuan atau treatment. Pada kedua kelompok diberikan pretest kecerdasan interpersonal untuk mengetahui kemampuan awal mengenai perbedaan kecerdasan interpersonal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah diberikan perlakuan, kedua kelompok pun diberikan posttest kecerdasan interpersonal untuk mengetahui kemampuan akhir setelah diberikan perlakuan. Desain tersebut digambarkan sebagai berikut:59
59
Tabel 3.1
Desain Pretest Posttest Control Group Design
Kelompok Pretest Treatment Posttest
(R) KE O1 XE O2 (R) KK O1 - O2 Keterangan : R = Randomisasi KE = Kelas eksperimen KK = Kelas Kontrol
XE = Perlakuan pada kelas eksperimen - = Perlakuan pada kelas kontrol O1 = Keadaan siswa sebelum perlakuan
O2 = Keadaan siswa setelah perlakuan
Adapun deskripsi perlakuan pembelajaran di kelas eksperimen antara lain : Tabel 3.2
Perbedaan Perlakuan Pembelajaran
Aspek PenerapanStrategi Pembelajaran Kontekstual di Kelas Eksperimen
Penerapan Strategi Pembelajaran Ekspositori di
Kelas Kontrol Peran
Siswa
Siswa terlibat aktif dalam
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui pengalamannya dan kegiatan-kegiatan yang dilakukannya seperti melakukan percobaan, diskusi kelompok, pengamatan dan aktivitas lainnya.
Siswa hanya menerima informasi secara pasif dari penjelasan guru mengenai materi yang akan dipelajari.
Peran Guru Guru di sini berperan sebagai fasilitator dan organisator
Guru di sini berperan sebagai satu-satunya sumber informasi
Aspek PenerapanStrategi Pembelajaran Kontekstual di Kelas Eksperimen
Penerapan Strategi Pembelajaran Ekspositori di
Kelas Kontrol pembelajaran. Artinya guru yang
memfasilitasi kegiatan belajar siswa dan mengoganisasi kelas.
pembelajaran. Artinya guru yang menyampaikan materi pelajaran dengan verbal.
Tahap-tahap
Konstruktivisme
Guru memberikan apersepsi terhadap siswa dengan
mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan yang dialami siswa seperti melalui tanya jawab, bercerita, bernyanyi untuk menjadikan pembelajaran
bermakna bagi siswa.
Guru mengemukakan tujuan pembelajaran agar siswa memahami alasan mengapa ia mempelajarinya.
Siswa diberi kesempatan untuk mendiskusikan materi yang akan dipelajari.
Persiapan
Guru memberikan apersepsi kepada siswa melalui tanya jawab
Guru mengemukakan tujuan pembelajaran
Menemukan
Siswa melakukan berbagai aktivitas seperti melakukan percobaan, pengamatan, diskusi secara kelompok.
Penyajian
Guru menyampaikan materi kepada siswa secara verbal dan siswa diminta menyimak penjelasan guru.
Bertanya
Siswa saling bertanya jawab dengan teman-temannya
Menghubungkan
Saat guru menjelaskan,
Aspek PenerapanStrategi Pembelajaran Kontekstual di Kelas Eksperimen
Penerapan Strategi Pembelajaran Ekspositori di
Kelas Kontrol mengenai materi yang belum
dimengerti atau materi yang belum dimengerti.
Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai materi yang sedang dipelajari
dengan siswa untuk menguji pemahaman siswanya.
Masyarakat belajar
Pembelajaran bersifat kelompok bergilir sehingga posisi duduknya berubah tidak menetap.
Siswa bebas memilih
kelompoknya secara bergantian setiap pertemuan dan melakukan kegiatan yang terdapat pada lembar kerja siswa.
Menyimpulkan
Setelah menyimak penjelasan guru, siswa mengemukakan kesimpulan pembelajaran.
Pemodelan
Beberapa siswa dibimbing melakukan simulasi mengenai materi yang akan diajarkan di depan kelas.
Beberapa siswa
mendemonstrasikan hasil percobaan di depan kelas.
Setiap kelompok
mempresentasikan hasil pengamatan dan hasil diskusi kelompok sedangkan kelompok
Penerapan
Setelah selesai, siswa diminta mengerjakan soal latihan yang terdapat di buku paket PAI kelas V SD.
Aspek PenerapanStrategi Pembelajaran Kontekstual di Kelas Eksperimen
Penerapan Strategi Pembelajaran Ekspositori di
Kelas Kontrol lainnya dipersilahkan untuk
memberikan kritik dan saran terhadap kelompok tesebut. Refleksi
Siswa bertanya jawab dengan guru mengenai materi yang belum dipahami
Siswa mengemukakan manfaat belajar materi tersebut.
Siswa mengemukakan kesan terhadap pembelajaran yang telah ia lalui.
Penilaian yang sebenarnya
Semua hasil tes, non tes (angket), dan hasil karya, pengamatan, diskusi kelompok serta hasil percobaan dikumpulkan dalam bentuk portofolio. Media dan sumber belajar Media pembelajaran: LCD, laptop, karton. Sumber belajar :
LKS, Video pembelajaran Kitab-kitab Suci, power point Nabi-Nabi yang memegang Kitab Suci,
power point (Al-Qur’an,Injil,
Taurat,Zabur), lingkungan sekolah, buku paket PAI kelas V SD
Media pembelajaran:
Papan tulis, alat tulis (spidol dan penghapus), dan gambar (Kitab Suci Al-qur’an, Injil, Zabur, Taurat)
Sumber belajar
Aspek PenerapanStrategi Pembelajaran Kontekstual di Kelas Eksperimen
Penerapan Strategi Pembelajaran Ekspositori di
Kelas Kontrol Penilaian Nilai yang diperoleh:
Latihan soal (formative test), angket, hasil diskusi kelompok, percobaan, hasil diskusi, dan hasil karya (mencari literature tentang kitab-kitab suci) yang dikumpulkan dalam bentuk portofolio.
Nilai yang diperoleh:
Latihan soal yang terdapat pada buku paket PAI kelas V SD.
Demikianlah, deskripsi perlakuan pembelajaran yang diberikan peneliti terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai pembandingnya. Untuk lebih jelasnya perlakuan pembelajaran yang diberikan peneliti terdapat pada rencana pelaksanaan pembelajaran yag terdapat pada Lampiran ke-3.60
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa SD Negeri di Wilayah Gugus III, Kecamatan Pondok Gede, Bekasi dengan kurang lebih 1500 Siswa baik laki-laki dan perempuan. Karena keterbatasan waktu, dana dan tenaga maka populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri di Wilayah Gugus III, Kecamatan Pondok Gede, Bekasi.
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
cluster random sampling. Dikatakan cluster random sampling, karena dalam
pengambilannya terdiri dari dua tahap. Tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap selanjutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah tersebut
60
secara random.61 Pertama-pertama peneliti menentukan daerah yang akan dijadikan sampel secara random.
Di Gugus III, Kecamatan Pondok Gede, Bekasi terdapat 7 sekolah antara lain SDN Jatiwaringin I, SDN Jatiwaringin II, SDN Jatiwaringin III, SDN Jatiwaringin IV, SDN Jatiwaringin V, SDN Jatiwaringin VI, dan SDN Jatiwaringin VII. Dari hasil pengundian beberapa sekolah, maka diperoleh secara acak SDN Jatiwaringin III sebagai tempat mengadakan penelitian. Kemudian peneliti menentukan siswa yang akan dijadikan sampel secara random. Sampel pada penelitian ini adalah 60 siswa kelas V di SDN Jatiwaringin III. Sekolah ini memiliki kelas V paralel, sehingga dalam menentukan kelompok eksperimen dan kontrol dilakukan secara random.
Setelah diundi, kelas yang terpilih adalah kelas VA sebagai kelompok kelas kontrol berjumlah 30 siswa dan kelas VB sebagai kelompok kelas eksperimen berjumlah 30 siswa. Adapun uji coba instrumen dilakukan di SDN Jatiwaringin III, Kecamatan Pondok Gede, Bekasi.