• Tidak ada hasil yang ditemukan

F. Kegunaan Hasil Penelitian

3. Pembelajaran PAI

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan serta pelaksanaannya terkendali.44 Pernyataan di atas menyatakan bahwa pembelajaran dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan yang sengaja dirancang atau diprogramkan secara sistematis untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pembelajaran memiliki dua karakteristik, yaitu (1) pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal dan (2) pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab yang diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa.45 Artinya dalam pembelajaran, guru tidak hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi memfasilitasi aktivitas siswa dalam proses berpikir untuk memperoleh pengetahuan yang mereka kontruksi sendiri.

Dalam pembelajaran, sebaiknya guru berperan sebagai (motivator) yakni motor penggerak terjadinya aktivitas belajar dengan cara memotivasi siswa, memfasilitasi belajar dengan segala media dan bahan ajar yang telah

44Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 12.

45

dirancang (fasilitator) dan mampu mengorganisasi kelas (organisator) untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa sehingga pembelajaran menjadi aktif dan efektif.

Dengan demikian, pembelajaran dapat dikatakan seperangkat kegiatan yang sengaja dirancang secara sistematis untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

b. Hakikat PAI

Pendidikan Islam hendaklah ditanamkan sejak ia dalam lahir terlebih pada masa kandungan. Sebab pendidikan pada masa kanak-kanak adalah masa yang menentukan untuk pendidikan selanjutnya untuk mencapai cita-cita yang diinginkan sesuai dengan bakat dan minat anak itu sendiri.

Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah “upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragam hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.”46

Zakiyah Daradjat menyatakan sebagaimana dikutip oleh Abdul Majid dan Dian Andayani bahwa “Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran agam Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.”47

“Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah pada dasarnya lebih diorientasikan pada tataran moral action, yakni agar peserta didik tidak hanya berhenti pada tataran kompeten (competence), tetapi sampai memiliki kemauan (will), dan kebiasaan (habit) dalam mewujudkan ajaran dan nilai-nilai agama tersebut dalam kehidupan sehari-hari.”48

46Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi

(Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 130. 47

Ibid.

48Muhaimin, Haji, Rekonstruksi Pendidikan Islam: Dari Paradigma Perkembangan,

Manajemen Kelembagaan, Kurikulum hingga Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo

Pendidikan atau pembelajaran adalah salah satu wahana yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan potensi peserta didik.49 Jadi dalam konteks pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada hakikatnya tidak seorang pun yang dapat membuat seseorang menjadi manusia yang bertaqwa, cerdas dan lain-lain. Akan tetapi seseorang itu sendiri yang memilih, memutuskan dan mengembangkan jalan hidupnya atas izin Allah SWT.

Berdasarkan dari pengertian-pengertian diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik agar tercapainya tujuan yang telah ditetapkan melalui pengajaran bimbingan atau pelatihan bagi peserta didik untuk menyakini, memahami dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PAI

Secara nasional untuk satuan pendidikan sekolah terdiri atas: Al-Quran dan Hadist, Akidah Akhlak, Fiqih serta Tarikh dan kebudayaan Islam. Sedangakan “ruang lingkup pendidikan agama Islam di Madrasah meliputi bidang studi atau mata pelajaran: Al-Qur’an Hadist, Akidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab.”50

Kurikulum 1994 menyatakan sebagaimana dikutip oleh Muhaimin, dkk, bahwa “ruang lingkup materi Pendidikan Agama Islam pada dasarnya mencakup tujuh unsur pokok, yaitu al-Qur’an Hadist, keimanan, syariah, ibadah, muamalah, akhlak, dan tarikh (sejarah Islam) yang menekankan pada perkembagan politik. Dan pada kurikulum tahun 1999 menyatakan sebagaimana dikutip oleh Muhaimin, dkk, bahwa dipadatkan menjadi lima unsur pokok, yaitu: Al-Qur’an, keimanan, akhlak, fiqih dan bimbingan ibadah, serta

tarikh atau sejarah yang lebih menekankan pada perkembangan

ajaran agama, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.”51

49

Muhaimin, dkk, Paradigma Pendidikan Islam upaya mengefektifkan Pendidikan Agama

Islam di Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h. 184. 50Ibid., h. 31.

51

Dengan demikian, ruang lingkup pembelajaran PAI, yaitu: Al-qur’an hadist, akidah akhlak, fiqih dan sejarah (tarikh). Masing-masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling terkait, isi mengisi dan melengkapi. Peneliti membatasi penelitian ini dengan memilih salah satu dari bidang studi Pendidikan Agama Islam, yakni materi pelajaran Aqidah.

d. Materi Pendidikan Agama Islam Kelas V SD

Materi pelajaran yang diampu oleh kelas V pada semester I : a. Surat pendek pilihan (QS. Surat al-Lahab dan al-Kaafirun) b. Kitab-kitab Allah

c. Kisah-kisah Nabi (Nabi Ayyub AS, Nabi Musa AS, dam Nabi Isa AS)

d. Perilaku Terpuji e. Adzan dan Iqomah

Materi Pelajaran yang diampu oleh kelas V pada semester II : a. Surat pendek pilihan (QS. al-Ma’un dan al-Fiil)

b. Rasul-rasul Allah SWT

c. Kisah Sahabat Nabi (Abu Bakar r.a. & Umar bin Khottob r.a) d. Sikap Sahabat (Abu Bakar r.a. & Umar bin Khottob r.a) e. Puasa Romadlon

e. Strategi Pembelajaran Ekspositori

Pada subbab ini akan dijelaskan strategi pembelajaran ekspositori yang akan dijadikan sebagai perlakuan pembelajaran pada kelas kontrol. Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.52 Pendapat di atas menyatakan bahwa strategi ini bertujuan untuk menguasai materi pelajaran melalui penyampaian secara verbal.

52

Pada penerapan strategi ekspositori, terdapat langkah-langkah yang harus diperhatikan antara lain (1) persiapan, (2) penyajian, (3) menghubungkan, (4) menyimpulkan, (5) penerapan.53 Pada persiapan, guru berusaha membangkitkan motivasi dan rasa ingin tahu siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan apersepsi dan mengemukakan tujuan pembelajaran. Pada penyajian, guru dapat menjelaskan materi dengan metode ceramah. Pada saat ceramah, guru hendaknya memperhatikan bahasa dan intonasi suara agar mudah dipahami siswa. Begitupun dalam hal korelasi dan menyimpulkan, guru dapat memberikan makna materi kepada siswa agar tidak terjadi kesalahpahaman. Setelah siswa memahami pelajaran, siswa diminta untuk menyimpulkan. Pada tahap penerapan, siswa diminta untuk mengaplikasikan apa yang dia ketahui. Hal yang dapat dilakukan antara lain mengerjakan soal yang diberikan guru.

Pada penerapan strategi ekspositori menunjukkan bahwa guru berperan lebih aktif melakukan aktivitas dibandingkan siswanya.54 Dalam hal ini guru telah mengelola dan mempersiapkan bahan ajar secara tuntas sehingga ia dapat menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur agar dapat dikuasai siswa dengan baik. Pada strategi pembelajaran ekspositori penyampaian materi pelajaran dilakukan secara lisan dimana tujuan pokok pembelajarannya adalah penguasaan materi pembelajaran itu sendiri. Artinya setelah proses pembelajaran berakhir, siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan. Strategi ini memfokuskan pada kemampuan akademik siswa. Jadi melalui strategi ini siswa akan lebih mudah mengingat dan menghafal materi pelajaran sehingga mendapatkan nilai yang memuaskan.

Dengan demikian, dapat dikatakan strategi pembelajaran ekspositori ini adalah strategi pembelajaran yang berorientasi pada guru, mengutamakan penyampaian materi secara verbal kepada siswa dan terfokus pada kemampuan akademik siswa tersebut.

53Ibid., h. 183. 54

Dokumen terkait