• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kecerdasan interpersonal perlu dimiliki oleh setiap orang. Manusia adalah makhluk sosial dimana mereka membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Sedangkan media perantara kebutuhan mereka adalah komunikasi. Oleh karena itulah, manusia butuh berkomunikasi dengan orang lain untuk mengkomunikasikan perasaannya, keinginannya maupun kebutuhannya. Karena dari situlah dapat timbul rasa perhatian, empati, kasih sayang, dan kepedulian.

Peran kecerdasan interpersonal sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia pasti berhubungan dengan lingkungan sekitarnya, karena dia tinggal dan berkembang dari dan di dalam lingkungannya. Orang yang dapat berinteraksi dengan baik serta dapat menjaga hubungan tersebut berarti dia memiliki kecerdasan interpersonal yang baik pula.

Dengan kecerdasan interpersonal yang tinggi, kemunikasi antar pribadinya pun akan berjalan baik. Orang yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi, dia akan memiliki sikap prososial seperti membantu orang yang membutuhkan, berbagi, dan bekerja sama dengan orang lain. Namun jika seseorang gagal dalam mengembangkan kecerdasan interpersonalnya, maka ia akan banyak mengalami hambatan dalam perkembangan sosialnya. Ia akan sering menyendiri, minder, egois, dan tidak mau menerima saran dan kritik orang lain.

Kecerdasan interpersonal perlu ditumbuhkan sejak dini, khususnya bagi siswa sekolah dasar. Jika dari siswa seusia ini tidak dapat mengembangkan kecerdasan interpersonal, maka ia akan merasa kesepian, pendiem, minder dan suka mengisolasi diri. Kesepian ini semakin berat dirasa karena pada masa tersebut anak memiliki kebutuhan sosial yang tinggi. Siswa ingin diterima oleh kelompok teman sebaya, sehingga penolakan akan membebani jiwanya. Jika terus dibiarkan, siswa akan mider dari teman-temannya dan sulit bersosialisasi dengan

teman-temannya. Saat siswa tidak terampil mengatasi konflik yang terjadi akan mengakibatkan pertengkaran dengan teman-temannya.

Kecerdasan interpersonal ini tidak otomatis dibawa sejak lahir. Kecerdasan ini ada karena adanya pelatihan, pembiasaan, dan proses pembelajaran yang berkesinambungan. Siswa perlu dilatih untuk mengembangkan keterampilan sosialnya. Orang tua dan guru perlu memberikan bimbingan melalui keteladanan dan dukungan terhadap siswa. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran perlu diperhatikan kecerdasan interpersonalnya, khususnya dalam bidang Agama Islam seperti pada pelajaran PAI. Pelajaran yang satu ini memang selalu berkaitan pengetahuan yang berisi fakta, konsep, dan prinsip ilmiah. Namun tidak menutup kemungkinan, pada pembelajaran PAI kecerdasan interpersonal siswa dapat ditanamkan.

Salah satu tujuan pembelajaran PAI di sekolah dasar adalah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. serta berkahlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi58. Beberapa sikap yang termasuk dalam sikap ilmiah adalah sikap terbuka dan bekerja sama. Kedua sikap tersebut merupakan bagian dari kecerdasan interpersonal. Dengan bekerja sama menyelesaikan suatu tugas, siswa akan terbiasa untuk terbuka dalam mengkomunikasikan ide atau gagasannya, mendengarkan pendapat orang lain, serta terbuka menerima saran dan kritik orang lain. Selain itu dalam pelajaran PAI, terdapat keterampilan proses yang harus dimiliki, salah satunya keterampilan berkomunikasi. Dengan komunikasi antar pribadi yang berjalan baik dapat mempengaruhi perkembangan sosial siswa dan dapat membentuk jati diri siswa. Kualitas komunikasi atau hubungan antar pribadi yang terjalin, terutama dengan teman-teman dekat menentukan kondisi kesehatan

58Heri Gunawan, S.Pd.I., M.Ag. Kurikulum Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung : ALFABETA,2012) hal. 206.

mental siswa. Selain itu dengan menjaga hubungan komunikasi dengan orang lain akan mempermudah karir di masa depan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kecerdasan interpersonal pun perlu mendapat perhatian dalam pembelajaran PAI. Dalam pembelajaran PAI di sekolah dasar perlu menekankan pada proses pengalaman belajar secara langsung baik melalui percobaan, pengamatan, diskusi dan aktivitas lainnya agar dapat membentuk siswa yang berpikir objektif, sistematis dan bersikap ilmiah. Oleh karena itu, untuk mengembangkannya maka dibutuhkan suatu strategi pembelajaran yang mampu membuat anak aktif mengamati, melakukan percobaan dan dapat berdiskusi dengan temannya dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Dengan demikian, strategi pembelajaran kontekstual merupakan salah satu strategi pembelajaran yang tepat untuk mengembangkan kecerdasan intepersonal. Pada strategi ini, pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan siswa sehingga menjadi konkret dan bermakna. Selain itu, dalam strategi ini siswa dituntut untuk aktif mengamati, mencari, berdiskusi sampai menemukan suatu konsep dari hasil diskusinya, percobaan maupun pengalamannya. Penerapan strategi pembelajaran kontekstual dapat mempengaruhi kecerdasan interpesonal siswa.

Salah satu komponen pembelajaran kontekstual adalah masyarakat belajar. Dengan penerapan masyarakat belajar yang aktif dan bermakna, siswa akan lebih mudah bersosialisasi dengan lingkungan sekitar termasuk teman-temannya. Saat siswa dari beragam latar belakang mendengarkan pendapat temannya dengan sikap terbuka, maka secara tidak langsung mereka memperoleh wawasan baru yang dapat memperluas potensi diri mereka. Dalam proses pembelajaran hendaknya siswa tidak hanya belajar pengetahuan saja, tetapi juga belajar untuk menghargai perbedaan, dan bersikap positif dalam kehidupan bermasyarakat. Dari hal tersebut dapat mempengaruhi kecerdasan interpersonal siswa tersebut.

Kecerdasan interpersonal siswa dapat dipengaruhi oleh strategi pembelajaran kontekstual ini. Hal ini karena kecerdasan interpersonal adalah kecerdasan untuk memahami dan bekerja sama dengan orang lain. Dengan bekerja sama, siswa akan menemukan kekuatan dan kelemahan diri, belajar untuk menghargai orang lain, mendengarkan dengan pikiran terbuka, dan membangun

persetujuan bersama. Dengan penerapan strategi pembelajaran kontekstual ini dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan konkret sehingga dapat memancing siswa untuk bekerja sama dengan baik.

Grafik 2.1

Dokumen terkait