• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini menggunakan model spiral (action research spiral) yaitu model tindakan yang dikembangkan Kemmis dan Mc Taggart (H.M.Ansori,dkk, 2009:81). Model penelitian ini dilakukan dalam beberapa siklus, dengan setiap siklusnya yaitu tahapan planning (perencanaan), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Pertama-tama peneliti melakukan observasi sebelum dilakukan penelitian untuk mengetahui kondisi dan karakteristik anak. Berdasarkan hasil observasi, kemudian diterapkan tindakan pembelajaran menggunakan media koran dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

Bentuk model penelitian tindakan kelas oleh Kemmis dan Mc Taggart yang menggambarkan empat tahapan (dan pengulangannya), yang disajikan dalam gambar berikut:

33 Gambar 1.

Siklus model Kemmis dan Mc Taggart dalam Pardjono, dkk (2007: 22) Keterangan:

Siklus I Siklus II

1. Perencanaan 1. Perencanaan

2. Perlakuan dan pengamatan 2. Perlakuan dan pengamatan

34

Berikut ini adalah tahapan pelaksanaan siklus dalam penelitian tindakan kelas antara lain:

1. Siklus I

a) Perencanaan (Planning)

Tahap perencanaan, peneliti mulai menentukan fokus permasalahan untuk diamati, kemudian menentukan instrumen observasi untuk mempermudah peneliti mengamati fakta yang terjadi pada saat proses tindakan berlangsung. Peneliti dan kolaborator bekerjasama dalam merencanakan apa saja yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada dikelas sesuai dengan hasil pengamatan awal. Tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan antara lain:

1) Menyusun soal tes kemampuan awal.

2) Mengkomunikasikan soal tes kemampuan awal dengan guru kelas. Soal tes kemampuan awal dijadikan sebagai alat untuk mengetahui prestasi hasil belajar kemampuan membaca pemahaman sebelum dilakukan tindakan.

3) Melakukan diskusi dengan guru kelas tentang penggunaan media koran sebagai media pembelajaran membaca pemahaman.

4) Melakukan tes kemampuan awal tentang kemampuan membaca pemahaman pada anak tunarungu kelas dasar V. Tes ini dilakukan agar peneliti mengetahui kemampuan awal anak sebelum diberikan tindakan.

35

5) Menyusun RPP Bahasa Indonesia tentang pembelajaran kemampuan membaca pemahaman dengan guru kelas.

6) Membuat lembar observasi untuk mengamati aktivitas anak dalam mengikuti pembelajaran.

7) Menentukan tema bacaan dan mengkonsultasikan dengan guru kelas.

b) Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap pelaksanaan tindakan ini merupakan penerapan rancangan pembelajaran yang telah disusun untuk memperbaiki atau menyelesaikan permasalahan. Pelaksanaan tindakan kepada anak tunarungu dengan menggunakan media koran dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dengan materi bacaan yang terdapat pada koran. Berikut ini adalah langkah-langkah kegiatan yang dilakukan, antara lain:

1) Kegiatan awal

Guru mengkondisikan anak untuk siap dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas.

2) Kegiatan inti

(a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada anak.

(b) Guru memberikan tugas kepada anak untuk membaca bacaan koran dengan tema yang telah dipilih.

36

(c) Guru bertanya kepada anak tentang isi dari bacaan yang telah dibaca.

(d) Guru bersama anak membahas isi dari bacaan yang telah di baca.

(e) Guru dan anak merefleksikan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

3) Kegiatan penutup

Guru mengulang materi yang telah dipelajari bersama anak.

Kegiatan pertemuan selanjutnya dilakukan sama seperti pertemuan pertama, namun perbedaannya terletak pada materi, hasil evaluasi, dan refleksi. Hasil evaluasi yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu adanya peningkatan prestasi dalam kemampuan membaca pemahaman setelah diberikannya tindakan dengan menggunakan media koran. c) Pengamatan (Observing)

Pengamatan dilakukan oleh peneliti di dalam kelas V dengan menggunakan pedoman observasi yang sudah dipersiapkan. Pengamatan yang dilakukan mencakup semua proses pembelajaran dengan menggunakan media koran, konsentrasi dan ketertarikan anak pada saat pembelajaran, serta bagaimana keaktifan anak pada saat mengikuti pembelajaran. Peneliti dengan guru kelas mengamati kegiatan proses pembelajaran menggunakan media koran dengan memfokuskan pada peningkatan kemampuan membaca pemahaman pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

37 d) Refleksi (Reflecting)

Kegiatan refleksi dilakukan setelah seluruh tindakan diberikan kepada anak dengan menggunakan media koran. Kegiatan refleksi dilakukan dengan evaluasi refleksi untuk mempertimbangkan pedoman mengajar yang dilakukan adalah:

1) Pengaruh pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media koran untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara.

2) Hambatan yang ditemui guru dalam proses pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan media koran.

3) Merencanakan kegiatan yang akan dilakukan pada siklus II apabila tindakan pada siklus I belum terlaksana dengan baik. C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian di kelas V SLB B Karnnamanohara terdapat satu perempuan dan lima laki-laki. Subyek dalam penelitian ini ditentukan dengan melihat beberapa kriteria sebagai berikut: (1) anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara Sleman Yogyakarta, (2) kemampuan membaca pemahaman kelas dasar V pada mata pelajaran Bahasa Indonesia belum optimal, (3) anak tunarungu kelas dasar V sudah dapat membaca. D. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa Karnnamanohara yang terletak di Jalan Pandean 2, Gang Wulung, Condongcatur,

38

Depok, Sleman, Yogyakarta. Peneliti memilih sekolah ini sebagai tempat penelitian sebab di kelas dasar V terdapat permasalahan yaitu kemampuan anak tunarungu dalam memahami bacaan masih rendah. Permasalahan tersebut diketahui pada saat melakukan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) sehingga dapat memberikan gambaran tentang karakteristik sekolah, subyek penelitian, media pembelajaran yang telah digunakan, serta guru yang mengajar di sekolah tersebut. 2. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilakukan selama lima minggu, pertama yang dilakukan yaitu mengurus perizinan, pelaksanaan tindakan, kegiatan setelah tindakan, serta pengolahan data. Adapun rencana kegiatan penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

Tabel 1. Rincian Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas Waktu Kegiatan penelitian

Minggu 1 Mengurus perizinan penelitian, melakukan observasi, melakukan konsultasi dengan guru kelas mengenai pelaksanaan tes kemampuan awal dan tindakan yang akan dilakukan, dan pelaksanaan tes kemampuan awal

Minggu 2 Pelaksanaan tindakan pada siklus I, pelaksanaan tes setelah tindakan siklus I dan refleksi.

Minggu 3 Melaksanakan siklus II, kemudian tes dilakukan setelah tindakan pada siklus II.

Minggu 4 Melakukan refleksi setelah dilaksanakan siklus II dan pengolahan data setelah tindakan.

39 E. Teknik Pengumpulan Data

Suharsimi Arikunto (2006: 222) mengungkapkan bahwa metode pengumpulan data adalah “suatu cara yang digunakan seseorang untuk mengumpulkan data yang digunakan sebagai sumber, dari apa yang akan ditulisnya”. Pengumpulan data adalah bagian penting dari suatu penelitian, dalam pelaksanaan pengumpulan data menggunakan alat atau metode untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan penelitian.

Hamzah B. Uno, dkk (2011: 89) menyatakan bahwa ada beberapa alat yang dapat dipakai untuk membantu indera manusia dalam penelitian yaitu observasi, interview, dan tes. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu tes, observasi, dan wawancara. Tujuannya agar data yang diperoleh oleh peneliti lebih akurat dan terpercaya. Berikut ini adalah penjabaran dari metode penelitian yang digunakan oleh peneliti, antara lain:

1. Tes

Menurut Sugihartono, dkk (2007: 163) menyatakan bahwa “tes adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau perintah-perintah yang harus dijalankan, yang didasarkan atas jawaban dan penyelidik mengambil kesimpulan dengan standar yang lain”. Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes kemampuan awal dan tes setelah diberikannya tindakan. Tes kemampuan awal dan tes setelah diberikan tindakan dibuat oleh peneliti. Tes ini berupa tes kemampuan anak dalam memahami isi bacaan pada mata pelajaran Bahasa

40

Indonesia untuk mengetahui pencapaian anak sebelum diterapkannya media koran dan sesudah diterapkannya media koran. Hasil tes kemampuan awal dan tes setelah diberikannya tindakan kemudian dianalisis dengan nilai presentasi sebagai hasil kemampuan setiap anak.

2. Observasi

Menurut Sugiyono (2010: 310), bahwa “peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang diamati atau sumber penelitian, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data. Panduan observasi digunakan ketika penelitian sedang berlangsung untuk memperoleh data dengan checklist”. Observasi merupakan cara untuk mengumpulkan data yang dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran di kelas. Teknik observasi penelitian ini menggunakan observasi partisipan, yaitu peneliti terlibat langsung dengan aktivitas yang sedang diamati (saat proses pembelajaran berlangsung). Observasi partisipan digunakan untuk mengambil data tentang kegiatan belajar mengajar di kelas.

Peneliti melakukan observasi dengan pedoman observasi yang telah dirancang sebelumnya, peneliti mengamati dan mencatat kegiatan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan media koran. Lembar observasi menggunakan jenis checklist, peneliti mengisi lembar observasi dengan tanda checklist. Selain itu, peneliti menggunakan lembar catatan untuk mencatat secara deskripsi

41

mengenai hal-hal yang penting dan terjadi saat proses pengamatan berlangsung.

3. Wawancara

Menurut Hamid Darmadi (2011: 264) wawancara merupakan teknik pengambilan data dengan berhadapan muka langsung kepada responden atau subjek yang ditelitui dan hasilnya dicatat sebagai informasi penting dalam penelitian. Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan guru kelas mengenai hasil belajar kemampuan membaca pemahaman anak sebelum dan sesudah dilakukan tindakan dengan menggunakan media koran yang menggunakan instrumen wawancara, manfaat dari media koran dan hambatan yang ditemui pada saat pembelajaran, serta peningkatan yang telah dicapai oleh anak. Hasil wawancara dapat memperkuat informasi juga sebagai pelengkap data yang didapat dari penelitian.

Dokumen terkait