• Tidak ada hasil yang ditemukan

commit to user

HASIL PENELITIAN

C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori 1 Siklus

3) Deskripsi Antar Siklus a) Hasil Observasi Respons Siswa

Observasi secara khusus dilakukan terhadap respons siswa dalam kegiatan pembelajaran yang hasilnya dituliskan pada lembar observasi. Data hasil observasi secara keseluruhan ditunjukkan dalam tabel 11. Hasil observasi

menunjukkan bahwa respons siswa dalam pembelajaran biologi senantiasa mengalami peningkatan. Sebelum menggunakan TGT dilengkapi puzzle respons siswa rendah, kemudian setelah diterapkannya TGT menggunakan puzzle pada siklus I respons siswa naik menjadi sebesar 73%. Pada siklus II respons siswa naik lagi sebesar 4,5% menjadi 77,5%. Pada siklus I siswa mulai merubah sistem pembelajaran mereka yang semula berpusat pada guru menjadi pembelajaran aktif yang seluruh kegiatannnya berpusat pada siswa. Rata-rata respons siswa masih relatif rendah karena siswa berada pada kondisi transisi dan penyesuaian dengan cara belajar yang baru.

Tabel 12. Persentase setiap Indikator pada Observasi Respons Siswa

Aspek Indikator Capaian (%)

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Berpartisipasi Keterlibatan dalam segala

kegiatan

62,5 75 77,5

Kemauan untuk berinisiatif 40,83 67,5 75

Kemauan untuk berkreasi (Suryosubroto.1997:280) *nd 75 77,5 Mengikuti aturan- aturan (tertib) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Terus bekerja atau tidak macet

27,5 77,5 82,5

Melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu

37,5 70 75

Jumlah 168.33 365 387,5

Rata-Rata 23.6 73 77,5

*nd : not detected / belum terdeteksi.

Peningkatan persentase tiap indikator dalam lembar observasi respons siswa dapat divisualisasikan dalam gambar 9. Dari 5 indikator yang diteliti yaitu Keterlibatan dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar, kemauan untuk berinisiatif, kemauan untuk berkreasi, terus bekerja atau tidak macet, melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu. Nilai terendah diperoleh untuk

commit to user

57

indikator 2 yaitu kemauan untuk berinisiatif. Dari siklus 1 nilai tertinggi siswa terletak pada terus bekerja atau tidak macet. Nilai indikator 4 terus menempati urutan pertama pada siklus II.

Gambar 5. Diagram persentase untuk tiap Indikator pada Observasi Respons Siswa Setiap Siklus

b) Hasil Angket Respons Siswa

Hasil angket respons siswa untuk setiap indikator pada siklus I dan II terlihat pada tabel 13. Hasil angket respons siswa menunjukkan bahwa respons siswa dalam pembelajaran senantiasa meningkat walaupun peningkatannya tidak setinggi hasil observasi respons siswa. Dari siklus 1 ke siklus II tejadi peningkatan sebesar 3,37%. Peningkatan persentase tiap indikator pada angket respons siswa dapat divisualisasikan dalam gambar 10.

Tabel 13. Persentase setiap Indikator pada Angket respons Siswa

Aspek Indikator Capaian (%)

Siklus I Siklus II

Partisipasi Keterlibatan dalam segala

kegiatan

78,38% 80,5%

Kemauan untuk berinisiatif 76,63% 78,94%

Kemauan untuk berkreasi 72.% 77,38%

Mengikuti aturan Terus bekerja atau tidak

macet

80,25% 84,31%

Melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu 75,58% 82,17% Jumlah 383,9% 400,73% Rata-Rata 76,78% 80,15% 75 77,5 0 27,5 37,5 40,83 62,5 75 77,5 70 67,5 75 77,5 82,5 75 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5

Pe rs en ta se C ap ai an Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Gambar 6. Diagram persentase untuk tiap Indikator pada Angket Respons Siswa Setiap Siklus

c) Hasil Angket Kepuasan Penggunaan TGT (Teams Games Tournament) Data hasil angket pada kepuasan penggunaan TGT (Teams Games Tournament) setiap siklus dapat dilihat pada tabel 14. Tabel 14 menunjukkan bahwa persentase setiap indikator pada angket kepuasan siswa terhadap penggunaan TGT (Teams Games Tournament). antara siklus I dan siklus II menunjukkan peningkatan meskipun tidak sebesar hasil observasi respons siswa dan hasil angket respons siswa. Besarnya persentase rata-rata indikator pada siklus I adalah 85,19% mengalami kenaikan sebesar 3,08% menjadi 88,27% pada siklus II. Data persentase setiap aspek pada angket kepuasan siswa terhadap penggunaan TGT (Teams Games Tournament) dapat divisualisasikan dalam gambar 7

Tabel 14. Persentase setiap Indikator pada Angket kepuasan penggunaan TGT (Teams Games Tournament) setiap siklus.

No Indikator Persentase (%) Siklus I Siklus II 1 Senang 88,75 91,25 2 Tidak bosan 93,75 95 3 Cocok/sesuai 91,25 93,75 4 Tugas ringan 81,25 85

5 Motivasi belajar bertambah 87,5 92,5

6 Mampu berpikir kritis 82,5 90

78,38 80,5 76,63 78,64 72,8873,38 80,25 84,31 75,58 82,17 66 68 70 72 74 76 78 80 82 84 86 Pe rs en ta se C ap ai an (% )

Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5

Siklus I Siklus II

commit to user

59 No Indikator Persentase (%) Siklus I Siklus II 7 Berani berpendapat 80 81,25 8 Kerjasama 92,5 93,75 9 Terampil berbicara 81,25 85 10 Saling menghormati 83,75 86,25 11 Waktu 78,75 81,25 12 Cepat paham 88,75 88,75

13 Penguasaan konsep meningkat 80,25 83,75

Jumlah 1100,00 1148,75 Rata-rata 85,19 88,27 0 20 40 60 80 100 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Indikator Pe rs en ta se Siklus 1 Siklus 2

Gambar 7. Diagram Persentase Setiap Indikator Pada Angket Kepuasan Siswa Terhadap penggunaan TGT (Teams Games Tournament).

D. Pembahasan

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) menggunakan puzzle ini peserta didik yang semula cenderung pasif diajak untuk bekerjasama dalam kelompok yaitu dengan cara bermain untuk mencari pengetahuan yang lebih banyak supaya tim atau kelompoknya menang dan mendapat penghargaan dari guru. Guru dan siswa berinteraksi satu sama lain melalui presentasi oleh guru, diskusi, bermain (tournament), pemberian penghargaan terhadap kelompok yang menang, kemudian dilakukan penarikan kesimpulan pada akhir pelajaran. Pembuatan papan puzzle dilakukan oleh guru, tugas siswa adalah menyusun kepingan-kepingan puzzle tersebut dengan benar pada tempat yang telah disediakan sehingga siswa berpartisipasi secara langsung, dengan partisipasi siswa tersebut maka respons siswa akan meningkat.

Hasil observasi terhadap respons siswa dalam kegiatan pembelajaran biologi pokok bahasan Ciri-Ciri Makhluk Hidup hasilnya dituliskan pada lembar

observasi. Puzzle yang digunakan pada siklus I berisi tentang Ciri-Ciri Makhluk Hidup. Hasil observasi menunjukkan penerapan TGT menggunakan puzzle yang sebelumnya telah diterapkan oleh guru menghasilkan respons siswa yang belum optimal. Presentase rata-rata indikator respons hanya mencapai 73%, dengan kata lain belum memenuhi target capaian yaitu sebesar 75%. Hal ini ditandai dengan kemauan siswa untuk berinisiatif masih rendah, siswa kurang berani dalam mengemukakan pendapat ataupun keberanian bertanya masih tergolong rendah. Siswa enggan berpendapat atau menjawab pertanyaan dari guru secara sukarela karena takut salah dan kurang rasa percaya diri. Masih sedikitnya siswa yang berani mengemukakan pendapat dapat dipengaruhi oleh sikap guru selama proses pembelajaran. Guru kurang mampu bersikap hangat dan demokratis, sehingga proses pembelajaran yang berlangsung cenderung kaku dan membosankan..

Persentase untuk indikator 1 yaitu keterlibatan dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar sudah meningkat dan mencapai target. Siswa menyusun potongan-potongan puzzle sampai siswa mendapat penghargaan, dengan TGT menggunakan puzzle ini sangat melibatkan siswa karena siswa diharuskan menyusun kepingan puzzle, selain harus benar juga harus cepat, siswa mempunyai tanggung jawab terhadap kemenangan kelompoknya, kelompok yang menang akan diberi penghargaan dari guru. Untuk persentase indikator yang ketiga juga mengalami peningkatan yang yang cukup tinggi, untuk indikator ketiga yaitu kemauan untuk berkreasi, hal ini dapat dilihat dari penyusunan kepingan puzzle yang telah dihasilkan oleh masing-masing kelompok. Dengan siswa menyusun kepinganp puzzle tersebut berarti siswa sudah berrespons langsung walaupun hasilnya bervariasi tetapi dengan adanya variasi dalam pembuatan puzzle tersebut maka usaha dan kreativitas siswa dapat dilihat secara jelas. Dalam indikator ini persentase cukup tinggi karena yang pada awalnya siswa hanya sibuk sendiri dan membuat permainan yang tidak bermanfaat, pada TGT dengan puzzle ini siswa diharuskan menyusun kepingan puzzle yang ada dalam permainan.

Persentase untuk indikator yang keempat yaitu usaha yang terus menerus atau tidak macet meningkat dan mencapai target, hal ini dapat dilihat pada saat

commit to user

61

siswa melakukan diskusi dengan temannya dan saat menempelkan kepingan puzzle. Meskipun ada beberapa pertanyaan dalam lembar diskusi yang mereka belum tahu, tetapi para siswa terus mencari jawabannya dan menyelesaikan semua pertanyaan. Begitu pula saat menempelkan kepingan puzzle, meskipun siswa masih bingung harus meletakkan ditempat yang benar, tetapi semua kepingan dapat ditempel dengan baik. Untuk persentase indikator yang kelima juga mengalami peningkatan yang yang cukup tinggi, untuk indikator kelima yaitu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, hal ini dapat dilihat dari pemanfaatan waktu mereka yang pada awalnya hanya sibuk sendiri dan membuat permainan yang tidak bermanfaat, dengan TGT menggunakan puzzle ini siswa diharuskan menyusun kepingan puzzle yang ada dalam permainan tersebut.

Pada siklus I siswa mulai merubah sistem pembelajaran mereka yang semula berpusat pada guru menjadi pembelajaran aktif yang seluruh kegiatannnya berpusat pada siswa. Rata-rata respons siswa masih relatif rendah karena siswa berada pada kondisi transisi dan penyesuaian dengan cara belajar yang baru.

Pada siklus II dengan pokok bahasan Klasifikasi Makhluk Hidup respons siswa naik lagi sebesar 4,5% menjadi 77,5%. Hasil ini diperkuat dengan hasil angket respons siswa pada siklus II yang memiliki rata-rata indikator sebesar 80,15%.. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT menggunakan puzzle memberikan dampak yang baik bagi siswa. Siswa terlibat langsung yaitu dalam permainan puzzle dengan begitu maka usaha dan kreatifitas siawa dapat terlihat kemudian masing-masing siswa harus mengikuti permainan puzzle tersebut dan setiap siswa dituntut dapat menyusun kata dengan benar dan cepat supaya menang dan mendapat penghargaan dari guru. Siswa sudah berrespons dari awal sampai akhir pelajaran yaitu ditunjukkan dari mulai memperhatiakn guru saat presentasi, diskusi kelompok, penyusunan kepingan-kepingan puzzle sampai siswa menang dan mendapat penghargaan dari guru. Siswa berrespons aktif dengan kemandiriannya karena siswa diharapkan dapat menyusun kata-kata yang sesuai dengan materi dan menyusun kata sebanyak-banyaknya yang berbeda dengan temannya, dengan siswa dapat menyusun kata yang banyak maka siswa tersebut

sudah mengumpulkan pengetahuan yang banyak pula. Sehingga dari kegiatan- kegiatan tersebut maka respons siswa dapat meningkat.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa data yang diperoleh dari hasil angket, observasi menunjukkan ada kesesuaian hasil. Hal ini berarti bahwa data hasil penelitian tentang peningkatan respons siswa dalam pembelajaran dapat dikatakan valid dan dapat dipertanggung jawabkan.

Menurut hasil wawancara dengan guru mengenai metode pembelajaran TGT menggunakan puzzle sangat menarik perhatian siswa. Proses pembelajaran yang terdiri dari berbagai tahap ini menarik dan dapat meminimalisir sikap siswa yang pasif dan mengurangi kebosanan siswa dalam belajar. Upaya untuk membuat siswa lebih berrespons dalam pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengikut sertakan siswa dalam persiapan, proses, dan kelajuan belajar supaya lebih terfokus dan terlibat langsung dalam pembelajaran. Lebih lanjut guru menuturkan dengan pembelajaran TGT menggunakan puzzle, siswa dituntut aktif bekerja sama dan lebih berpartisipaasi dalam kerja kelompoknya pada saat diskusi dan permainan. Penerapan pembelajaran TGT menggunakan puzzle dapat mengaktifkan belajar siswa baik aktif fisik saat permainan maupun berrespons yang meliputi kegiatan peningkatan perhatian siswa untuk mengemukakan pendapat, keikutsertaan dalam proses pembelajaran, usaha dan kreativitas siswa serta menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Keterangan mengenai hasil wawancara dengan guru dapat dilihat pada Lampiran 8.

Hasil wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa dalam

mengemukakan pendapat, siswa cenderung lebih berani baik saat kegiatan diskusi maupun saat kegiatan yang lain. Menurut informasi siswa, dengan pembelajaran TGT menggunakan puzzle perhatian siswa lebih meningkat dan berrespons/terlibat aktif dalam persiapan, proses, dan kelajuan dalam pembelajaran. Sementara keaktifan siswa dalam mengemukakan masalah, usaha, dan kreativitas paling banyak adalah saat kegiatan kerja kelompok untuk berdiskusi dan permaian antar kelompok. Keterangan mengenai hasil wawancara dengan siswa dapat dilihat pada Lampiran 8

commit to user

63

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian adalah teknik trianggulasi metode. Trianggulasi metode merupakan cara mengumpulkan data sejenis yang menggunakan teknik/metode yang berbeda yaitu observasi, angket dan wawancara. Teknik trianggulasi digunakan untuk menguji kemantapan dan kebenaran informasi yang diperoleh, sehingga dengan menggunakan teknik tersebut maka dapat diketahui ketercapaian masing-masing target untuk setiap

indikator respons siswa dalam pembelajaran biologi yaitu dengan

membandingkan persentase yang diperoleh masing-masing teknik pengumpulan data.

Data yang diperoleh dari tiap-tiap teknik pengumpulan data baik dari hasil angket maupun observasi masing-masing menunjukkan adanya peningkatan setiap indikator respons siswa dalam pembelajaran. Kesesuaian peningkatan persentase indikator baik dari hasil angket maupun hasil observasi menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan respons siswa dalam pembelajaran melalui penerapan TGT menggunakan puzzle sudah berhasil dan mendapat respon yang baik dari siswa. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara baik terhadap siswa maupun guru yang menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan berupa penerapan TGT menggunakan puzzle mampu menumbuhkan keikutsertaan siswa (berrespons) dalam persiapan, proses dan kelanjutan belajar, keberanian mengemukakan masalah, kemauan untuk berkreasi, bekerja terus/ tidak macet serta menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya yang pada akhirnya dapat meningkatkan respons siswa dalam proses pembelajaran. Aktivitas belajar

dengan permainan yang dirancang dalam metode pembelajaran TGT

memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks dan dapat menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan siswa dalam belajar.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Agung Susilo (2008) memperlihatkan bahwa dengan penerapan TGT mampu untuk menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan rendahnya respons siswa dalam pembelajaran. Hal ini diperkuat oleh Effandi Zakaria dan Zanaton Iksan (2007) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu alasan yang dapat dipercaya bahwa pembelajaran

tersebut sangat efektif ketika siswa terlibat aktif dalam bertukar pendapat dan bekerjasama untuk menyelesaikan tugas akademiknya secara lengkap.

Di sisi lain, Fengfeng Ke dan Barbara Grabowski (2007) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TGT sangat efektif untuk bersaing antar individu dan juga untuk memudahkan siswa berpikir positif dalam matematika tetapi tidak dalam mempromosikan pembelajaran matematika. Berdasarkan fakta- fakta tersebut, dapat diketahui bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan berbagai media permainan yang digunakan dalam pertandingan/turnamen dapat meningkatkan prestasi dan respons siswa.

Dalam pengambilan suatu data masih terdapat kekurangan yaitu tidak semua indikator dapat diamati dalam setiap tahap pelaksanaan TGT karena setiap pelaksanaan TGT hanya terdapat beberapa indikator saja yang dapat diamati. Jadi semua indikator harus diamati dalam semua tahap pelaksanaan TGT yang sedang berlangsung sehingga dapat diperoleh data secara lengkap.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi, angket, maupun wawancara walaupun ada sedikit kekurangan tetapi data yang diperoleh menunjukkan adanya kesesuaian hasil. Hal ini mengindikasikan bahwa data hasil penelitian tentang peningkatan respons siswa dalam pembelajaran dapat dikatakan valid. Jadi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT menggunakan puzzle dapat meningkatkan respons siswa dalam pembelajaran biologi.

commit to user

65 BAB V

Dokumen terkait