• Tidak ada hasil yang ditemukan

commit to user

HASIL PENELITIAN

C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori 1 Siklus

4) Refleksi Tindakan Pada Siklus

Tindakan berupa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT menggunakan puzzle difokuskan pada peningkatan respons siswa dalam pembelajaran biologi. Hasil observasi menunjukkan bahwa pada siklus I terjadi peningkatan rata-rata persentase indikator respons siswa yang dapat dilihat pada tabel 6. Hasil observasi pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan dengan prasiklus.

Berdasarkan observasi siswa pada siklus 1 ini setiap indikator mengalami

peningkatan yaitu keterlibatan dalam segala kegiatan (persiapan, proses dan kelanjutan

belajar) meningkat menjadi 75%, indikator kemauan untuk berinisiatif meningkat menjadi 67,50%, indikator kemauan untuk berkreasi meningkat menjadi 75%,

indikator terus bekerja atau tidak macet meningkat menjadi 77,5%, dan indikator

melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu meningkat menjadi 70%. Persentase indikator pada siklus I menunjukkan telah mencapai target yaitu untuk indikator keterlibatan dalam segala kegiatan (persiapan, proses dan kelanjutan belajar), indikator

commit to user

43

kemauan untuk berkreasi danindikatorterus bekerja atau tidak macet. Sementara untuk

indikator kemauan untuk berinisiatifdanmelakukan pekerjaan tanpa membuang waktu

hasilnya masih belum dapat mencapai target.

Frekuensi keterlibatan siswa dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar paling sering adalah saat kegiatan kerja kelompok dan permainan. Hal ini disebabkan siswa dituntut aktif untuk menyusun setiap kata sehingga dapat menjadi tim pemenang. Sementara frekuensi siswa dalam berinisiatif paling tinggi adalah saat kegiatan presentasi guru dan diskusi kelompok. Hal ini dikarenakan siswa merasa senang dapat menanyakan hal-hal yang belum diketahui kepada guru dan bisa bertanya kepada temannya sendiri apabila mengalami kesulitan. Untuk usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran dapat ditunjukkan pada hasil penyusunan puzzle oleh masing- masing kelompok. Demikian juga dengan pemanfaatan waktu belajar siswa dapat dilihat pada waktu permainan puzzle. Hasil frekuensi indikator respons siswa dalam pembelajaran mengindikasikan bahwa aspek kegiatan model pembelajaran kooperatif tipe TGT menggunakan puzzle pada siklus I yang paling banyak berpengaruh terhadap peningkatan indikator respons siswa dalam pembelajaran adalah kerja kelompok.

Berdasarkan hasil observasi dan angket respons siswa bahwa semua indikator meningkat, tetapi indikator yang meningkat berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, hasil indikator yang menunjukkan persentase paling tinggi adalah indikator keempat yaitu terus bekerja atau tidak macet yang dapat dilihat pada saat siswa melakukan diskusi dengan temannya dan saat menempelkan kepingan puzzle. Meskipun ada beberapa pertanyaan dalam lembar diskusi yang mereka belum tahu, tetapi para siswa terus mencari jawabannya dan menyelesaikan semua pertanyaan. Begitu pula saat menempelkan kepingan puzzle, meskipun siswa masih bingung harus meletakkan ditempat yang benar, tetapi semua kepingan dapat ditempel dengan baik. Sedangkan persentase terendah pada indikator kedua yaitu kemauan untuk berinisiatif, hasil ini menunjukkan respons siswa dalam keberanian mengemukakan pendapat ataupun bertanya masih tergolong rendah. Masih sedikitnya siswa yang berani

mengemukakan pendapat dapat dipengaruhi oleh sikap guru selama proses pembelajaran. Guru kurang mampu bersikap hangat dan demokratis, sehingga proses pembelajaran yang berlangsung cenderung kaku dan membosankan.

Persentase untuk indikator 1 yaitu keterlibatan dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar sudah meningkat dan mencapai target. Siswa menyusun potongan-potongan puzzle sampai siswa mendapat penghargaan, dengan TGT menggunakan puzzle ini sangat melibatkan siswa karena siswa diharuskan menyusun kepingan puzzle, selain harus benar juga harus cepat, siswa mempunyai tanggung jawab terhadap kemenangan kelompoknya, kelompok yang menang akan diberi penghargaan dari guru. Untuk persentase indikator yang ketiga juga mengalami peningkatan yang yang cukup tinggi, untuk indikator ketiga yaitu kemauan untuk berkreasi, hal ini dapat dilihat dari penyusunan kepingan puzzle yang telah dihasilkan oleh masing-masing kelompok. Dengan siswa menyusun kepinganp puzzle tersebut berarti siswa sudah berrespons langsung walaupun hasilnya bervariasi tetapi dengan adanya variasi dalam pembuatan puzzle tersebut maka usaha dan kreativitas siswa dapat dilihat secara jelas. Dalam indikator ini persentase cukup tinggi karena yang pada awalnya siswa hanya sibuk sendiri dan membuat permainan yang tidak bermanfaat, pada TGT dengan puzzle ini siswa diharuskan menyusun kepingan puzzle yang ada dalam permainan.

Persentase untuk indikator yang keempat yaitu usaha yang terus menerus atau tidak macet meningkat dan mencapai target, hal ini dapat dilihat pada saat siswa melakukan diskusi dengan temannya dan saat menempelkan kepingan puzzle. Meskipun ada beberapa pertanyaan dalam lembar diskusi yang mereka belum tahu, tetapi para siswa terus mencari jawabannya dan menyelesaikan semua pertanyaan. Begitu pula saat menempelkan kepingan puzzle, meskipun siswa masih bingung harus meletakkan ditempat yang benar, tetapi semua kepingan dapat ditempel dengan baik. Untuk persentase indikator yang kelima juga mengalami peningkatan yang yang cukup tinggi, untuk indikator kelima yaitu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, hal ini dapat dilihat dari pemanfaatan waktu mereka yang pada awalnya hanya sibuk sendiri dan membuat permainan yang

commit to user

45

tidak bermanfaat, pada pembelajaran TGT dengan puzzle ini siswa diharuskan menyusun kepingan puzzle yang dalam permainan.

Terkait dengan item angket yang persentase jawaban masih kurang dari 75%, Item soal yang dimaksud terkait dengan indikator kemauan untuk berinisiatif. Siswa tidak berani mengemukakan pendapat saat guru menyampaikan pelajaran karena takut salah dan tidak berani bertanya karena siswa malu, dan tidak percaya diri.

Berdasarkan hasil observasi respons siswa dalam pembelajaran dapat

diketahui bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

menggunakan puzzle dapat meningkatkan respons siswa dalam pembelajaran

biologi. Peningkatan respons siswa dalam pembelajaran terlihat dari

meningkatnya, keterlibatan siswa dalam pembelajaran, kemauan berinisiatif, kemauan berkreasi juga meningkat, siswa terus berusaha menyelesaikan tanggungjawabnya meskipun sulit dan pemanfaatan waktu belajar yang sebaik- baiknya juga meningkat. Berdasarkan data pendukung yaitu angket respons dan angket kepuasan TGT. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT menggunakan puzzle diketahui bahwa guru berusaha menerapkan langkah-langkah sesuai rencana pembelajaran yang telah dibuat tetapi masih kesulitan mengefektifkan waktu pembelajaran sehingga terdapat langkah pembelajaran yang tidak terlaksana dengan baik.

Beberapa kendala yang dihadapi selama pelaksanaan tindakan pada siklus I yaitu:

a) Pada kegiatan presentasi oleh guru khususnya saat menyajikan materi dengan charta kurang menarik sehingga perhatian siswa sangat kurang.

b) Pada kesempatan bertanya dan berpendapat yang diberikan guru kepada siswa, tidak ada siswa yang berani berpendapat maka guru harus guru harus menciptakan suasana menjadi lebih akrab dan hangat.

c) Peran serta siswa dalam kegiatan diskusi dan permainan masih kurang efektif, karena siswa masih belum memahami permainan tersebut.

d) Siswa masih kesulitan memahami tugas yang diberikan oleh guru sehingga dalam penerapan dengan tipe tersebut kurang optimal dan diskusi dalam kelompok kurang berjalan dengan baik.

e) Keterlibatan siswa dalam pembelajaran saat kerja kelompok belum optimal karena dijumpainya siswa yang tidak mau bekerja, acuh, mengantuk, dan bermalas-malasan.

f) Waktu pembelajaran kurang bisa dikelola dengan baik oleh guru sehingga terdapat langkah-langkah pembelajaran yang berjalan kurang maksimal

Berdasar hasil observasi respons siswa dalam pembelajaran biologi, peningkatan respons siswa dalam pembelajaran biologi telah ditunjukkan pada siklus I, tetapi belum sepenuhnya indikator respons siswa dalam pembelajaran mencapai persentase target yang ditentukan. Dalam rangka mencapai persentase capaian target, maka dilakukan tindakan untuk siklus berikutnya. Dengan melihat berbagai kendala yang dihadapi pada siklus I, maka dilakukan upaya perbaikan pelaksanaan tindakan pada siklus II yang diharapkan dapat meningkatkan indikator respons dalam pembelajaran agar mencapai persentase target.

2. Siklus II

Dokumen terkait