• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT MENGGUNAKAN PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN RESPONS SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 1 MOJOGEDANG TAHUN AJARAN 2009 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT MENGGUNAKAN PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN RESPONS SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 1 MOJOGEDANG TAHUN AJARAN 2009 2010"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT

(Teams Games Tournament) MENGGUNAKAN PUZZLE

UNTUK MENINGKATKAN RESPONS SISWA

DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 1 MOJOGEDANG

TAHUN AJARAN 2009/2010

SKRIPSI

Oleh :

RISCHA NUR FITRIYANA

NIM : K4305040

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT

(Teams Games Tournament) MENGGUNAKAN PUZZLE

UNTUK MENINGKATKAN RESPONS SISWA

DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 1 MOJOGEDANG

TAHUN AJARAN 2009/2010

OLEH:

RISCHA NUR FITRIYANA NIM : K4305040

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(3)

commit to user

(4)

commit to user

(5)

commit to user

v ABSTRACT

Rischa Nur Fitriyana. THE APPLICATION OF MODEL COOPERATIVE LEARNING TYPE TGT (Teams Games Tournament) OF USING PUZZLE TO

IMPROVE THESTUDENT’SRESPONSE TO BIOLOGY LEARNING IN THE

VII GRADERS OF SMP NEGERI 1 MOJOGEDANG. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University, October 2010.

The objective of research is to improve the student’s response to Biology

learning by applying the TGT (Teams Games Tournament) method of cooperative learning using puzzle in the VII graders of SMP Negeri 1 Mojogedang.

This study belongs to a classroom action research with cycles. Each cycle consists of 4 basic stages: planning, acting, observing and reflecting. The data collection was done using observation, questionnaire and interview techniques. Data validity was tested using method triangulation technique. Technique of analyzing data employed was a qualitative descriptive analysis one.

The result of research showing that the increase in each indicator of

student’s response in biology learning has achieved the predetermined target. The

target for indicator of involvement in preparation activity, process and learning sustainability is 75%. Percentage gain of involvement in preparation activity, process and learning sustainability indicator is 77.5%. The target for indicator of willingness to initiate is 75%. Percentage gain of willingness to initiate indicator is 77.5%. The target for indicator of work continuously or not stagnant in learning is 82.5%. Percentage gain of work continuously or not stagnant in learning indicator is 75%. The target for indicator of doing work without wasting time is 75%. Percentage gain of doing work without wasting time indicator is 75%.

The conclusion that can be drawn is that the TGT (Teams Games Tournament) method of cooperative learning using puzzle can improve the

student’s response in Biology learning. The research is stopped in the second cycle considering that the target has been achieved.

Keywords: TGT (Teams Games Tournament) model of cooperative learning,

(6)

commit to user

vi ABSTRAK

Rischa Nur Fitriyana. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE TGT (Teams Games Tournament) MENGGUNAKAN PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN RESPONS SISWA DALAM PROSES

PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 1

MOJOGEDANG. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Oktober 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan respons siswa dalam pembelajaran biologi dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) menggunakan puzzle pada siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Mojogedang.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bersiklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan dasar yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilaksanakan dengan observasi, angket, wawancara. Validitas data menggunakan teknik triangulasi yaitu triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif.

Simpulan penelitian yang diperoleh adalah model pembelajaran

kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) menggunakan puzzle dapat meningkatkan respons siswa dalam pembelajaran biologi. Hal ini dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa peningkatan setiap indikator respons siswa dalam pembelajaran biologi telah dapat mencapai target yang telah ditentukan. Target untuk indikator keterlibatan dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar adalah 75%. Presentase capaian indikator keterlibatan dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar sebesar 77,5%. Target untuk indikator kemauan untuk berinisiatif adalah 75%. Presentase capaian indikator kemauan untuk berinisiatif sebesar 75%. Target untuk indikator kemauan untuk berkreasi adalah 75%. Presentase capaian indikator kemauan untuk berkreasi 77,5%. Target untuk indikator terus bekerja atau tidak macet dalam pembelajaran adalah 75%. Presentase capaian indikator terus bekerja atau tidak macet dalam pembelajaran sebesar 82,5%. Target untuk indikator melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu adalah 75%. Presentase capaian indikator melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu sebesar 75%. Penelitian dihentikan pada siklus kedua mengingat target telah tercapai.

Kata Kunci : Model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games

(7)

commit to user

vii MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah

selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah sungguh-sungguh (urusan) yang lain.

Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap

(Q.S Alam Nasyrah: 6-8)

Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan

merasakan manisnya iman.

Yaitu bahwa Allah dan Rosul-Nya lebih ia cintai dari segalanya, mencintai

seseorang hanya karena Allah, takut kembali kepada kekafiran setelah Allah

menyelamatkan dari padanya, sebagaimana ia takut dilemparkan ke bara api

(HR Bukhari)

Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu, kamu berlepas diri terhadap apa

yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan.

(Yunus:41)

Cara termudah untuk menjadi rata-rata adalah melakukan hal-hal yang umum.

Karena, cara-cara umum hanya akan menjadikan kita orang rata-rata, yang

hidupnya diperlakukan rata-rata. Tegaslah untuk melakukan yang baru, yang

menjadikan kita pribadi menonjol yang tidak pantas untuk diperlakukan rata-rata

(8)

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan kepada:

• Ibu, ibu dan ibuku tercinta yang senantiasa menyayangiku dan

mendoakanku. Terimakasih atas cinta dan kasih sayang yang tak pernah

henti, uraian do’a yang terus mengalir, dan peluh keringat yang takkan

terbalas dengan apapun.

Terimakasih Ibu.

• Bapakku tercinta, terimakasih atas semua do’a, jerih payah, dan nasihat -nasihat yang tak terbalas yang selalu menjadi motivasiku

• Adikku satu-satunya, Ahmad Faisal yang sangat aku banggakan,

terimakasih udah bantu Mbak, I love You Full

• Bu Yayin dan Bu Retno terimakasih atas bimbingannya, arahan dan

nasihatnya

• Eyang Putri, matur sembah nuwun eyang atas wejangan-wejangan dan

perhatian yang diberikan kepada Rischa selama ini

• Pakde dan Budhe sekalian, yang senantiasa memberikan kasih sayang,

dukungan dan semangat

• Sahabat-sahabatku SMA (Wulan, Ayda, Yuri). Zaman kita selalu berjuang

bersama, tertawa bersama, menangis bersama, I love U all

• Sahabat sedari kecil, Novia terimakasih atas persahabatan dan

persaudaraan kita selama ini yang takkan luntur oleh waktu dan takkan

terhapus oleh perubahan

• Sahabat seperjuangan Vita, Mbak danik, Mbak Ida makasih banget udah

bantuin aku nyelesaiin skripsi dan nemenin di ujian skripsiku

• Hunnyku terimakasih atas supportnya, doanya dan kasih sayangnya

• Teman-teman seperjuangan Biologi ’05, terima kasih atas

kebersamaannya selama ini.

(9)

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Alloh SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul

”PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT

(Teams Games Tournament) MENGGUNAKAN PUZZLE UNTUK

MENINGKATKAN RESPONS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

BIOLOGI SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 1 MOJOGEDANG TAHUN AJARAN 2009/2010” dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

berbagai hambatan namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak

akhirnya hambatan yang ada dapat teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk

bantuan yang telah diberikan, dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

4. Dra. Muzayyinah, M.Si, selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan.

5. Dra. Sri Widoretno, M.Si, selaku Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan.

6. Bowo Sugiharto, S.Pd, M.Pd, selaku Ketua Penguji yang telah memberikan

(10)

commit to user

x

7. Prof. Dr. Rer. Nat Sadjidan, M.Si, selaku Sekretaris Penguji yang telah

memberikan arahan

8. Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Mojogedang yang telah memberikan ijin

untuk mengadakan penelitian.

9. Abdul Hamid, Spd., selaku guru mata pelajaran biologi kelas VII C yang

senantiasa membantu kelancaran penelitian dan kerja samanya.

10. Siswa siswi kelas VII C SMP Negeri 1 Mojogedang.

11. Bapak dan Ibu yang tak henti-hentinya memberikan support baik moral

maupun spriritual.

12. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu yang telah

membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan dan

kesempurnaan skripsi ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi semua pihak yang

berkepentingan.

Surakarta, Oktober 2010

(11)

commit to user

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGAJUAN ii

HALAMAN PERSETUJUAN iii

HALAMAN PENGESAHAN iv

HALAMAN ABSTRAK v

HALAMAN MOTTO vi

HALAMAN PERSEMBAHAN vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR LAMPIRAN xiv

BAB I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Perumusan Masalah 4

C. Tujuan Penelitian 4

D. Manfaat Penelitian 4

BAB II. LANDASAN TEORI 5

A. Tinjauan Pustaka 5

1. Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament)

Menggunakan Puzzle

5

2. Respons 11

B. Kerangka Berpikir 15

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 16

A. Tempat dan Waktu Penelitian 16

1. Tempat Penelitian 16

2. Waktu Penelitian 16

B. Bentuk dan Strategi Penelitian 17

(12)

commit to user

xii

D Teknik Pengumpulan Data 21

1. Observasi 21

2. Wawancara 21

3. Angket 22

.E Validitas Data 23

F Analis Data 24

G Prosedur Penelitian 25

BAB IV. HASIL PENELITIAN 31

A Deskripsi Lokasi Penelitian 31

B Deskripsi Permasalahan Penelitian 32

C Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori 37

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 65

A. Simpulan 65

B. Implikasi 65

C. Saran 65

DAFTAR PUSTAKA 66

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kriteria Penghargaan Tim 10

Tabel 2. Langkah-Langkah dalam Model Pembelajaran kooperatif

Tipe TGT

34

Tabel 3. Indikator dalam Observasi Respons Siswa 35

Tabel 4. Indikator Keberhasilan Tindakan 40

Tabel 5. Presentasi Hasil Obsevasi Prasiklus 46

Tabel 6. Jumlah Jawaban Ya untuk Setiap Indikator pada Observasi

Respons Siswa dalam Pembelajaran Siklus I

47

Tabel 7. Persentase setiap Indikator pada Angket Respons

Siswa Siklus I

48

Tabel 8. Persentase setiap indikator pada Angket Kepuasan

Penggunaan TGT (Teams Games Tournament) Siklus I

57

Tabel 9. Jumlah Jawaban Ya untuk Setiap Indikator pada Observasi

Respons Siswa dalam Pembelajaran Siklus II

58

Tabel 10. Persentase setiap Indikator pada Angket Respons Siswa

Siklus II

59

Tabel 11. Persentase setiap indikator pada Angket Kepuasan

Penggunaan Model TGT (Teams Games Tournament) Siklus II

64

Tabel 12. Persentase setiap Indikator pada observasi Respons Siswa 65

Tabel 13. Persentase setiap Indikator pada Angket Respons Siswa 67

Tabel 14. Persentase setiap Indikator pada Angket kepuasan

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Papan Puzzle 9

Gambar 2. Kerangka Berpikir 9

Gambar 3. Skema Triangulasi 14

Gambar 4. Skema prosedur penelitian 14

Gambar 5. Diagram persentase untuk tiap Indikator pada

Observasi Partisipasi Siswa Setiap Siklus

20

Gambar 6. Diagram persentase untuk tiap Indikator pada Angket

Partisipasi Siswa Setiap Siklus

30

Gambar 7. Diagram Persentase Setiap Indikator Pada Angket

Kepuasan Siswa Terhadap penggunaan TGT (Teams Games Tournament).

(15)

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A. INSTRUMEN DAN HASIL PENELITIAN

Lampiran 1. Silabus 79

Lampiran 2. a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I 81

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II 85

Lampiran 3. a. Bahan Diskusi Kelompok Siklus 1 89

b. Bahan Diskusi Kelompok Siklus II 98

Lampiran 4. a. Hasil Observasi Respons Siswa Dalam Pembelajaran

Biologi Pra Siklus

b. Hasil Observasi Respons Siswa Dalam Pembelajaran Biologi Siklus I

c. Hasil Observasi Respons Siswa Dalam Pembelajaran Biologi Siklus II

110

112

114

Lampiran 5. Kisi-kisi dan Hasil Angket Respons Siswa Dalam

Pembelajaran Biologi Pada Siklus 1 dan Siklus 2

116

Lampira 6. a. Hasil Test Kognitif Siklus I 126

b. Hasil Test Kognitif Siklus II 135

Lampiran 7. Kisi-kisi dan Angket Kepuasan TGT (Teams Games

Tournament) Menggunakan Puzzle pada Siklus I dan Siklus II

143

Lampiran 8. a. Hasil Wawancara dengan Guru Prasiklus 156

b. Pedoman Wawancara Guru 158

c. Hasil Wawancara dengan Guru 159

d. Pedoman Wawancara Siswa 162

(16)

commit to user

xvi

Lampiran 9. Daftar Nama Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1

Mojogedang

165

Lampiran 10. Daftar Presensi Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1

Mojogedang

166

Lampiran 11. Daftar Nama Kelompok Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1

Mojogedang

167

Lampiran 12. Ringkasan Materi 168

Lampiran 13 Hasil Nilai Puzzle pada Siklus I 176

Lampiran 14 Hasil Nilai Puzzle pada Siklus II 177

LAMPIRAN B. DOKUMENTASI PENELITIAN

Lampiran 15. a. Dokumentasi Penelitian Pra Siklus 184

b. Dokumentasi Penelitian Siklus I 185

c. Dokumentasi Penelitian Siklus II 187

LAMPIRAN C. PERIJINAN

a. Surat Permohonan Observasi

b. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi

c. Surat Keputusan Ijin Penyusunan Skripsi

d. Surat Permohonan Research/Try Out

e. Surat Keterangan dari Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Mojogedang

189

190

191

192

(17)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran adalah proses interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa

di dalam maupun diluar kelas. Proses pembelajaran menggunakan berbagai

sumber belajar sebagai bahan kajian. Pembelajaran akan efektif jika komunikasi

antara guru dan siswa berlangsung dua arah. Pembelajaran yang dilakukan harus

lebih berpusat pada siswa, sehingga siswa ikut terlibat secara aktif dalam proses

pembelajaran.

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa

(student centered). Guru bukan lagi menjadi satu-satunya sumber informasi bagi

siswa namun berperan sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Guru tidak

mendominasi kegiatan belajar tetapi menciptakan kondisi yang mendukung

pembelajaran. Guru juga memberikan motivasi serta bimbingan kepada siswa agar

siswa dapat meningkatkan respons terhadap pembelajaran dan mengembangkan

potensi yang dimiliki. Respons siswa dapat dilihat dari partisipasi siswa dan

kemauan siswa mengikuti pembelajaran dengan baik selama proses pembelajaran.

Hasil observasi terhadap proses pembelajaran biologi kelas VII C semester

genap di SMP Negeri I Mojogedang menunjukkan bahwa respons siswa masih

rendah. Hal tersebut tampak pada perilaku siswa selama kegiatan pembelajaran,

yang ditandai dengan hal-hal sebagai berikut: 1) siswa yang mau terlibat dalam

kegiatan pembelajaran sebesar 62,5%; 2) siswa yang mau untuk berinisiatif

sebanyak 40,83%; 3) kemauan untuk berkreasi sebesar 0%; 4) siswa yang terus

bekerja atau tidak macet sebanyak 27,5%; 5) siswa yang memanfaatkan waktu

sebaik-baiknya sebesar 37,5%; 6) siswa senang bermain sendiri sebesar 24,17%,

antara lain siswa membuat pesawat-pesawatan dari kertas, siswa bermain rubik,

menggambar tokoh kartun idolanya dan membuat gulungan dari kertas untuk

dilempar-lemparkan kepada temannya. Hasil wawancara guru dan siswa kelas

VIIC menunjukkan bahwa dalam setiap pembelajaran biologi siswa kurang

(18)

Respons atau tanggapan siswa terhadap pembelajaran dapat diupayakan

dengan menarik perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

Guru harus mempunyai kemampuan dalam mengembangkan model pembelajaran

sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Pembelajaran kooperatif akan membantu meningkatkan respons siswa

terhadap materi pelajaran yang dikarenakan adanya interaksi siswa didalam

kelompoknya dan juga interaksi dengan guru. Didalam setiap kelompok, siswa

yang berkemampuan lebih tinggi akan membantu proses pemahaman bagi siswa

yang berkemampuan sedang dan siswa yang berkemampuan rendah. Siswa yang

berkemampuan sedang dan siswa yang berkemampuan rendah akan dapat segera

menyesuaikan dalam proses pemahaman materi. Interaksi dalam setiap kelompok

akan dapat berjalan baik jika setiap kelompok memiliki kemampuan yang

heterogen.

Model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi di SMP Negeri

1 Mojogedang yaitu dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams

Games Tournament). TGT merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang

pelaksanaannya dibagi menjadi empat tahap pembelajaran, yaitu presentasi kelas

(penyampaian materi), belajar tim (diskusi kelompok), permainan atau turnamen,

dan penghargaan tim. Dalam observasi yang telah dilakukan diketahui bahwa

banyak siswa yang bermain, antara lain menbuat pesawat-pesawatan dari kertas,

bermain rubik ataupun membuat gulungan-gulungan dari kertas untuk

dilemparkan kepada temannya tetapi tidak menunjang pada materi, untuk itu

dipilih model pembelajaran kooperatif tipe TGT sebagai solusi karena didalamnya

terdapat tahap pembelajaran berupa permainan, sehingga siswa tetap dapat

bermain namun mengarah pada materi pembelajaran. Sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai.

Pada penelitian ini menggunakan puzzle yang dirancang untuk proses

pembelajaran biologi. Kartu puzzle didesain untuk menguji pengetahuan yang

dicapai siswa dan disusun dalam bentuk kata-kata yang berkaitan dengan materi.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan judul penelitian

(19)

commit to user

3

TIPE TGT (Teams Games Tournament) MENGGUNAKAN PUZZLE

UNTUK MENINGKATKAN RESPONS SISWA DALAM

PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 1

MOJOGEDANG TAHUN AJARAN 2009/2010

B. Perumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah, maka permasalahan yang menjadi

pokok penelitian dapat dirumuskan yaitu apakah model pembelajaran kooperatif

tipe TGT dengan menggunakan puzzle dapat meningkatkan respons siswa dalam

pembelajaran biologi kelas VII C SMP Negeri 1 Mojogedang tahun ajaran

2009/2010?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka

tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan respons siswa dalam

pembelajaran biologi kelas VII C SMP Negeri 1 Mojogedang tahun ajaran

2009/2010

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Guru:

Menyajikan sebuah pilihan untuk mengatasi masalah pembelajaran yang

dapat diatasi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

(Teams Games Tournament) dengan menggunakan puzzle.

Memberikan solusi terhadap kendala pelaksanaan pembelajaran biologi,

khususnya terkait dengan respons siswa.

2. Siswa

Memberikan pengalaman secara nyata kepada siswa melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dengan

menggunakan puzzle sebagai perangsang munculnya keberanian bertanya dan

(20)

Memberikan suasana baru dalam pembelajaran sehingga siswa lebih

termotivasi dalam belajar.

3. Sekolah

Menyusun program peningkatan kualitas pembelajaran biologi pada tahap

(21)

commit to user

5 BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Menggunakan Puzzle

Penelitian ini menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT. Model

kooperatif tipe TGT dikembangkan pertama kali oleh David De Vries dan Keith

Edward (Slavin, 2008: 13).

Pembelajaran kooperatif menurut Nurhadi (2004: 112) berpendapat bahwa

Pembelajaran kooperatif (Cooperatif learning) adalah pembelajaran yang

berfokus pada penggunaaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam

memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar”. Dalam

menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling

kerjasama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam

pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman

dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Etin Solihatin dan Raharjo

(2008:4) mengemukakan bahwa ”Cooperative Learning adalah suatu model

pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil

secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur

kelompoknya yang bersifat heterogen”.

Menurut Effandi Zakaria dan Zanaton Iksan (2007: 35) menyatakan bahwa

Cooperative learning is grounded in the belief that learning is most effective

when student are actively involved in sharing ideas and work cooperatively to

complete academic tasks”. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu alasan yang

dapat dipercaya bahwa pembelajaran tersebut sangat efektif ketika siswa terlibat

aktif dalam bertukar pendapat dan bekerjasama untuk menyelesaikan tugas

akademiknya secara lengkap.

Roger dan David Johnson dalam Anita Lie (2004: 31) mengatakan bahwa

(22)

hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran kooperatif harus diterapkan

yaitu:

a. Saling Ketergantungan Positif

Dalam bekerja kelompok setiap anggota bertanggung jawab untuk

menyelesaikan tugasnya agar yang lain bisa berhasil sehingga guru harus

menciptakan suasana yang mendorong agar siswa saling membutuhkan.

Hubungan yang saling membutuhkan inilah yang disebut saling ketergantungan

positif.

b. Tanggung Jawab Perseorangan

Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Dalam

cooperative learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk

melakukan yang terbaik karena penilaian dilakukan secara sendiri dan kelompok.

Nilai kelompok dibentuk dari “sumbangan” setiap anggota. Untuk menjaga

keadilan, setiap anggota menyumbangkan poin di atas nilai rata-rata mereka. Ini

berarti setiap siswa berprestasi tinggi atau rendah, mempunyai kesempatan untuk

memberikan kontribusi. Siswa yang berprestasi tinggi tidak merasa dirugikan

karena nilai yang disumbangkan adalah sisa dari nilai rata-ratanya. Sedang siswa

yang berprestasi kurang akan terpacu untuk meningkatkan kontribusi mereka

sehingga dapat menaikkan nilai pribadi mereka sendiri.

c. Tatap Muka

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan

berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan keuntungan bagi anggota

kelompok karena siswa akan memperoleh sumber belajar yang bervariasi.

d. Komunikasi antar Anggota

Pembelajaran kooperatif membutuhkan suatu komunikasi yang efektif dan

positif tanpa menyinggung perasaan anggota yang lain. Komunikasi yang baik

antar anggota sangat diharapkan demi tercapainya tujuan bersama.

e. Evaluasi Proses Kelompok

Guru perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk

mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar

(23)

commit to user

7

Menurut Mohamad Nur (2005: 40) model pembelajaran kooperatif tipe

TGT adalah teknik pembelajaran yang sama seperti STAD dalam setiap tahap

pembelajarannya kecuali dalam satu tahap yaitu sebagai ganti kuis dan sistem

skor perbaikan individu, TGT menggunakan turnamen permainan akademik.

Dalam turnamen itu siswa bertanding mewakili timnya dengan anggota tim lain

yang setara dalam kinerja akademik mereka yang lalu.

TGT adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang mudah

diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status,

melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan

Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran

kooperatif tipe TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping

menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan

belajar.

Menurut Fengfeng Ke dan Barbara Grabowski (2007: 257) menyatakan

bahwa “TGT cooperation is more effective than interpersonal competition in

facilitating positive maths attitudes, but not in promoting maths performance.” Pembelajaran kooperatif tipe TGT sangat efektif untuk bersaing antar individu dan

juga untuk memudahkan siswa berpikir positif dalam matematika tetapi tidak

dalam mempromosikan pembelajaran matematika.

TGT memiliki kelebihan dibandingkan dengan yang lainnya karena

mudah divariasikan dengan berbagai media pembelajaran. Kelebihan dari TGT

yang lain dapat meningkatkan rasa percaya diri, kekompakan hubungan antar

anggota kelompok, waktu kegiatan belajar mengajar lebih singkat dan keterlibatan

siswa lebih optimal.

Menurut Slavin (2008: 166) komponen utama dalam pembelajaran TGT

adalah:

a. Presentasi Kelas

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian

kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah,

diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar

(24)

membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game

karena skor game akan menentukan skor kelompok.

b. Kelompok (teams)

Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya

heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi

kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan

lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik

dan optimal pada saat game. Setelah presentasi kelas, kegiatan kelompok adalah

diskusi antar anggota, saling membandingkan jawaban, memeriksa dan

mengoreksi kesalahan konsep anggota kelompok.

Kelompok merupakan komponen terpenting dalam pembelajaran TGT.

Selama belajar dalam kelompok masing-masing siswa bertugas untuk

mempelajari lembar kerja yang diberikan oleh guru dan saling membantu apabila

ada teman sekelompoknya yang belum menguasai materi pelajaran. Diskusi ini

meningkatkan komunikasi dua arah antar siswa dan guru.

c. Permainan (games) puzzle

Game yang digunakan dalam penelitian ini adalah puzzle. Puzzle berasal

dari bahasa Perancis kuno Apose, yang berarti membingungkan (Anonim,

2010:1). Puzzle merupakan permainan edukatif dengan sistem bongkar pasang

tujuannya menggabungkan beberapa potongan-potongan atau bentuk. Permainan

ini dirancang untuk mengembangkan kemampuan siswa belajar sejumlah

keterampilan. Misalnya melatih motorik halus, melatih ketrampilan kognitif,

dengan bermain puzzle siswa akan mencoba memecahkan masalah. Puzzle dapat

dimainkan perseorangan atau kelompok dengan mengumpulkan poin berdasarkan

kepingan puzzle yang dapat disusun dengan benar dan tepat pada kotak kosong

yang telah disediakan. Permainan yang dilakukan oleh siswa secara kelompok

akan meningkatkan interaksi sosial anak. Dalam kelompok anak akan saling

menghargai, saling membantu dan berdiskusi satu sama lain.

Bermain puzzle seperti sedang mengikuti acara kuis tebak kata berhadiah

oleh karena itu saat permainan berlangsung suasana diusahakan kondusif dan

(25)

commit to user

9

dan kerja sama kelompok sehingga kontribusi individu sangat menentukan

keberhasilan tim. Penguasaan materi pelajaran dan partisipasi siswa merupakan

modal untuk bertanding. Penguasaan materi yang luas dapat membantu siswa

menyusun kepingan puzzle dengan benar. Suasana yang menarik atau

menyenangkan menyebabkan siswa bersemangat dan dapat berpartisipasi secara

optimal.

Manfaat penggunaan media puzzle:

1) Meningkatkan keterampilan kognitif

Keterampilan kognitif (cognitive skill) berkaitan dengan kemampuan

untuk belajar dan memecahkan masalah. Puzzle adalah permainan yang

menarik, dengan bermain puzzle siswa akan mencoba memecahkan

masalah.

2) Meningkatkan keterampilan motorik halus

Keterampilan motorik halus (fine motor skill) berkaitan dengan

kemampuan siswa menggunakan otot-otot kecilnya khususnya tangan dan

jari-jari tangan. Dengan bermain puzzle tanpa disadari siswa akan belajar

secara aktif menggunakan jari-jari tangannya. Supaya puzzle dapat

tersusun membentuk bagian-bagian puzzle harus disusun secara hati-hati.

3) Meningkatkan Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial berkaitan dengan kemampuan berinteraksi dengan

orang lain. Puzzle yang dilakukan oleh siswa secara kelompok akan

meningkatkan interaksi sosial siswa. Dalam kelompok siswa akan saling

menghargai, saling membantu dan berdiskusi satu sama lain.

Sry (2010: 1)

Adapun konsep bermain sambil belajar seringkali disalahkan oleh orang

tua. Orang tua sering berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan

menjadikan anak malas bekerja dan bodoh. Pendapat itu kurang bijaksana,karena

beberapa ahli psikologi mengatakan bahwa perminan sangat besar pengaruhnya

terhadap perkembangan jiwa anak.

Penggunaan puzzle diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan

(26)

belajar siswa karena penyajian materi melibatkan siswa agar aktif dalam belajar

dan bermain bersama kelompoknya sehingga memberikan kontribusi pada

peningkatan respons siswa dalam belajar biologi. Contoh papan puzzle seperti

pada Gambar 1.

Gambar 1. Skema papan puzzle

Penguasaan materi pelajaran merupakan modal untuk bertanding dalam

permainan ini. Dengan penguasaan materi yang luas siswa dapat menyusun

kartu-kartu puzzle dengan mudah. Adanya suasana yang menarik atau menyenangkan

menyebabkan para siswa bersemangat dan memacu mereka untuk melakukan

yang terbaik.

d. Tournament

Tournament adalah saat dimana permainan berlangsung dan

dilaksanakan setelah guru memberikan presentasi kelas dan setiap tim telah

mencoba permainan. Dalam tournament masing-masing siswa mewakili tim yang

berbeda dan memainkan puzzle. Setelah tournament selesai maka dilakukan

(27)

commit to user

11

e. Penghargaan Tim

Menurut Slavin (2008: 175) berdasarkan skor rata–rata tim maka terdapat

tiga kriteria penghargaan tim yaitu tim baik, tim sangat baik, dan tim super.

Kriteria penghargaan seperti Tabel 1.

Tabel 1. Kriteria penghargaan tim

Kriteria (rata–rata tim ) Penghargaan

40 45 50

Tim baik Tim sangat baik Tim super (Slavin, 2008: 175)

Tim yang mendapat nilai tertinggi diberikan reinforcement atau

penghargaan. Belajar mengajar menggunakan TGT, meskipun dilakukan secara

berkelompok namun prestasi belajar yang diukur merupakan prestasi belajar

individu. Dengan model pembelajaran ini siswa akan terpacu untuk lebih siap

belajar. Selain itu, guru hanya bertindak sebagai fasilitator yang memantau

kegiatan masing-masing kelompok, sehingga setiap siswa dalam kelompok dapat

belajar dengan sungguh-sungguh.

2. Respons

a. Pengertian Respons

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:709), ”respons adalah

reaksi, tanggapan, sambutan, jawaban.”. Jadi respons siswa dapat merupakan

reaksi, tanggapan, sambutan, jawaban dari siswa. Sedangkan, ”merespon diartikan menanggapi, memberi jawaban, menyikapi, menyambut”.

Suhaenah Suparno (2001:10) menyatakan bahwa ”Memberi respons

merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang meliputi proses memaksa diri

sendiri untuk berpartisipasi serta kemauan untuk mengikuti aturan-aturan”.

Keinginan untuk merespons bukan disebabkan oleh adanya rasa takut akan

hukuman, melainkan merupakan kegiatan untuk melakukan sesuatu secara suka

rela. Kegiatan yang dilakukan atas dasar sukarela, misalnya mempraktekan cara

hidup sehat, ikut dalam kegiatan penelitian, mempraktekan kegiatan hobi dan lain

(28)

Dari pengertian tersebut maka dapat diambil dua aspek utama dalam

respons, yaitu proses memaksa diri sendiri untuk berpartisipasi dan kemauan

untuk mengikuti aturan–aturan yang berlaku. Pada aspek pertama berupa

partisipasi dijabarkan menjadi tiga unsur yang terkandung didalamnya berupa

keterlibatan anggota dalam segala kegiatan yang dilaksanakan, kemauan untuk

berinisiatif dan berkreasi. Sedangkan aspek yang kedua kemauan untuk mengikuti

aturan – aturan terkandung dua unsur berupa senantiasa bekerja atau tidak macet

dan melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu.

b. Jenis–jenis Respons

Menurut James Popham dalam Amirul Hadi (1992:31) merespon sudah

lebih dari hanya memperhatikan fenomena. Siswa sudah memiliki motivasi yang

cukup sehingga bukan saja mau memperhatikan melainkan sudah memberikan

respon. Tingkatan-tingkatan respons yaitu:

1) Respons terbimbing adalah perbuatan individu yang dapat diamati, terjadi

dengan bimbingan orang lain

2) Respons mekanistis. Pada taraf ini siswa sudah yakinakan kemampuannya dan

sedikit banyak terampil melakukan suatu perbuatan. Sudah terbentuk kebiasaan

dalam dirinya untuk berespons sesuai dengan jenis-jenis perancang dan situasi

yang dihadapi.

3) Respons kompleks. Pada taraf ini individu dapat melakukan perbuatan motoris

yang boleh dianggap kompleks, karena pada gerakan yang dituntut sudah

kompleks.

c. Unsur–unsur Respons

Suryosubroto (2002:280) menyatakan bahwa “Unsur–unsur dalam

partisipasi meliputi keterlibatan anggota dalam segala kegiatan yang dilaksanakan

oleh organisasi dan kemauan anggota untuk berinisiatif serta berkreasi dalam

kegiatan–kegiatan yang dilancarkan oleh organisasi”.Keinginan untuk merespons

bukan disebabkan oleh adanya rasa takut akan hukuman, melainkan merupakan

kegiatan untuk melakukan sesuatu secara sukarela. Kegiatan-kegiatan yang

dilakukan atas dasar suka rela, misalnya mempraktekkan cara hidup sehat, ikut

(29)

commit to user

13

Respons siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru bisa meliputi berbagai

bentuk perhatian, proses internal terhadap kegiatan belajar seperti memecahkan

masalah, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, menilai kemampuan

dirinya dalam menguasai informasi yang diberikan oleh guru dan lain-lain. Dalam

proses belajar mengajar banyak kegiatan belajar siswa yang dapat ditempuh

mengenai respons fisik (motorik) disamping respons intelektual. Respons-respons

inilah yang harus ditumbuhkan pada diri siswa dalam kegiatan belajarnya.

Suharsimi Arikunto (1992:68) menyatakan bahwa ”aspek kemauan

untuk mengikuti aturan–aturan meliputi kegiatan untuk senantiasa bekerja atau

tidak macet dan melakukan pekerjaan tanpa membuang–buang waktu”.

Tanggapan siswa terhadap interaksi pembelajaran dapat berkembang dalam tiga

kemungkinan yaitu menerima, acuh tak acuh, dan menolak Sikap menerima akan

menimbulkan perilaku seperti diam penuh perhatian, ikut berpartisipasi aktif, dan

mungkin akan bertanya karena kurang jelas. Sikap acuh tak acuh tercermin dalam

perilaku yang setengah-setengah diantara sikap yang pertama dan ketiga.

Sedangkan sikap menolak nampak pada perilaku negatif misalnya bermain

sendiri, mengalihkan perhatian kelas, dan mengganggu teman yang lain.

Keterlibatan siswa dalam pembelajaran dapat ditunjukkan dengan keikutsertaan

dan partisipasi siswa dalam segala kegiatan yang dilaksanakan selama proses

pembelajaran berlangsung. Kemauan siswa untuk berinisiatif dalam pembelajaran

ditunjukkan dengan kegiatan memecahkan masalah yang dihadapai para siswa

dalam kegiatan diskusi, sedangkan kemauan siswa untuk berkreasi ditunjukkan

dengan pertanyaan–pertanyaan yang diajukan oleh para siswa dalam

pembelajaran.

B. Kerangka Pemikiran

Kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di kelas VII C SMP Negeri 1

Mojogedang tahun ajaran 2009/2010 selama observasi dapat diketahui bahwa

respons siswa sangat kurang sehingga pembelajaran biologi masih rendah dengan

input siswa kurang tanggap dalam pembelajaran. Hal ini ditandai dengan sering

(30)

dalam kegiatan belajar mengajar masih kurang, siswa jarang mempunyai inisiatif

bertanya pada guru ataupun menjawab pertanyaan guru dengan sukarela dan

kurangnya diskusi antar siswa dalam kelompok maupun antar kelompok, sehingga

siswa lebih dominan bersikap pasif dalam proses belajar mengajar, siswa

cenderung kurang mandiri dalam mengerjakan sesuatu yang diperintahkan oleh

guru. Selain hal tersebut juga kurangnya stimulus pembelajaran yang diberikan

guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk melibatkan keikutsertaan atau

partisipasi siswa dalam pembelajaran dan kurang bervariasinya model

pembelajaran yang digunakan.

Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal. Faktor eksternal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah pemilihan

model pembelajaran yang tepat dan efektif sehingga mampu meningkatkan daya

serap siswa. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat menentukan

keberhasilan siswa dalam memahami suatu konsep materi tertentu. Model

pembelajaran yang baik merupakan model pembelajaran yang disesuaikan dengan

materi yang disampaikan, kondisi siswa, sarana yang tersedia serta tujuan

pembelajarannya sehingga dapat terlihat apakah model yang diterapkan efektif.

Mengingat kelemahan pembelajaran konvensional yang berpusat pada

aktivitas guru, tanpa melibatkan siswa maka diperlukan pembelajaran yang dapat

meningkatkan respons siswa dan menghilangkan kejenuhan dalam belajar. Model

pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah

model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament)

menggunakan puzzle yang mampu meningkatkan respons siswa. Pembelajaran

kooperatif memiliki keunggulan yaitu siswa dituntut aktif dalam proses belajar,

serta dapat belajar sesuai kemampuan dan kecepatan yang dimiliki. Pada

pembelajaran ini, belajar dapat dilakukan sambil bermain. TGT ini dilaksanakan

melalui 4 tahap yaitu presentasi guru, tim (diskusi kelompok), tournament/

permainan serta penghargaan tim. Sehingga dalam penyajian materi melibatkan

siswa aktif dalam belajar dan bermain bersama kelompoknya sehingga mampu

(31)

commit to user

15

Penggunaan puzzle menjadikan kegiatan belajar lebih menarik dan tidak

membosankan. Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

dengan menggunakan puzzle akan lebih meningkatkan respons siswa daripada

model pembelajaran konvensional yang cenderung berpusat pada guru tanpa

[image:31.612.133.550.208.650.2]

melibatkan partisipasi siswa. Kerangka pemikiran seperti Gambar 2.

Gambar 2. Kerangka Berpikir MASALAH

 Respons siswa kurang

 Siswa cenderung bersifat pasif

 Siswa kebanyakan tidak mau

menjawab pertanyaan dari guru

 Siswa sibuk bermain sendiri

 siswa kurang memperhatikan

penjelasan dari guru

PENYEBAB

 Pembelajaran yang

digunakan kurang bervariasi

 Media yang digunakan

belum optimal

TARGET

 Respons siswa meningkat

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT MENGGUNAKAN PUZZLE

PROSEDUR 1. Presentasi

2. Tim(diskusi kelompok)

3. Permainan menggunakan permainan puzzle

4. Turnament antar tim 5. Penghargaan tim

(32)

commit to user

16 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1

Mojogedang Karanganyar tahun ajaran 2009/ 2010.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

2009/2010 dimulai pada bulan Nopember 2009-Agustus 2010. Pelaksanaan

rencana kegiatan penelitian ini dilakukan secara bertahap, dengan tahap-tahap

sebagai berikut :

a. Bulan Nopember 2009–April 2010 : tahap persiapan meliputi pengajuan

observasi di kelas, pengajuan judul skripsi,, penyusunan proposal, seminar

proposal, perijinan penelitian, survei sekolah yang bersangkutan dan

konsultasi instrumen penelitian.

b. Bulan April–Juni 2010 : tahap penelitian meliputi semua kegiatan yang

dilaksanakan di lapangan yang meliputi uji instrumen penelitian dan

pengambilan data.

c. Bulan Juni 2010–selesai : tahap penyelesaian meliputi pengolahan data dan

(33)

commit to user

17

No Kegiatan

Tahun 2009 Tahun 2010

Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nop

1. Persiapan

a. Observasi xxxx

b. Identifikasi

Masalah

xxxx

c. Penentuan

Tindakan

xxxx

d. Pengajuan Judul

xx--e. Penyusunan

Proposal

--xx xxxx

xxx-f. Pengajuan Izin

Penelitian

---x

2. Pelaksanaan

a.Seminar

Proposal

x-b.Pengumpulan

Data Penelitian

-xxx

xx-3. Penyusunan

Laporan

Penulisan Laporan --xx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Research), karena bertujuan untuk memecahkan masalah yang timbul dalam kelas

dan atau meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran di kelas, sehingga

solusinya dibuat berdasarkan kajian teori pembelajaran. Penelitian tindakan kelas

terdiri dari 4 tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan. Yaitu

perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi

(reflecting). Namun sebelumnya, tahapan ini diawali oleh suatu tahapan pra PTK.

Tahap perencanaan mencakup persiapan segala keperluan pelaksanaan

PTK, mulai dari materi ajar, rencana pengajaran termasuk di dalamnya metode

mengajar, media dan teknik atau instrumen observasi. Adapun solusi untuk

mengatasi permasalahan adalah tindakan berupa penerapan model pembelajaran

(34)

meningkatkan respons siswa dalam pembelajaran biologi. Pelaksanaan tindakan

tersebut dilakukan dengan cara berkolaborasi bersama guru mata pelajaran yang

bersangkutan.

Tahap pelaksanaan merupakan implementasi dari semua perencanaan

yang telah dipersiapkan sebelumnya berupa penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dengan menggunakan puzzle.

1. Alat dan Bahan:

a. Papan puzzle yang dibuat dari styrofoam

b. Beberapa kotak yang berisi kata-kata yang harus disusun sesuai dengan

tempatnya.

2. Cara Bermain:

a. Permainan dilakukan oleh 5 orang pemain pada setiap tim, yaitu semua

pemain memainkannya secara bekerjasama.

b. Setiap kelompok mendapatkan papan puzzle yang berbeda dengan

kelompok lainnya. Satu papan puzzle satu judul.

c. Masing-masing siswa mulai memasangkan kepingan-kepingan kartu

puzzle, siswa harus bekerjasama dengan anggota kelompoknya sehingga

selain benar letakkanya, waktu yang mereka butuhkan juga diusahakan

seminimal mungkin

d. Setiap anak yang dapat menyusun kata dengan benar maka akan mendapat

poin sesuai dengan banyak kepingan kartu yang mereka susun

e. Pada akhir permainan yang menang sebagai juara atau pemenang adalah

pemain yang mempunyai skor tertinggi.

f. Pemain dengan poin tertinggi dari tim yang poin rata-ratanya tertinggi

berhak maju ke final dan selanjutnya memainkan puzzle yang dibuat oleh

guru dan pemenangnya akan membawa kemenangan pula pada timnya.

Pelaksana dari tindakan adalah guru dan proses jalannya tindakan

diamati oleh peneliti. Fase - fase pelaksanaan pembelajaran TGT (Teams Games

Tournaments) untuk waktu 160 menit dan 40 siswa dengan 8 kelompok yang

terdiri dari 5 anggota yang bersifat heterogen. Langkah-langkah dalam

(35)

commit to user

19

Pertemuan pertama untuk presentasi kelas, materi pelajaran di sampaikan

melalui pengajaran secara langsung. Guru menyampaikan materi ciri-ciri makhluk

hidup dan menekankan pada apa yang akan di pelajari oleh siswa. Hal ini di

lakukan untuk mendorong siswa supaya lebih siap belajar dalam mempelajari

materi yang di pelajari. Presentasi kelas dalam TGT berbeda dengan pengajaran

biasa karena dituntut adanya perhatian siswa yang lebih, karena apa yang akan di

pelajarinya akan di terapkan dalam kuis dan skor kuis mereka akan membedakan

skor kelompoknya. Pada fase ini dibatasi waktu 40 menit. Kemudian dilanjutkan

dengan kegiatan kelompok yang berupa diskusi. Siswa harus aktif bertanya baik

kepada teman sekelompok maupun kepada guru untuk materi yang belum jelas,

karena bahan diskusi ini nantinya dijadikan bahan dalam permainan. Fase ini

diberi waktu 40 menit.

Pertemuan kedua yaitu permainan dan tournament, dimana pada tahap ini

menggunakan puzzle yang di buat peneliti. Siswa bertugas menyusun

kepingan-kepingan puzzle tersebut secara benar. Permainan diberi waktu 60 menit. Siswa

dikelompokkan dalam 8 kelompok masing–masing kelompok terdiri dari 5 siswa.

Tiap–tiap kelompok telah dipersiapkan papan puzzle yang terbuat dari styrofoam

seperti yang sudah dijelaskan. Kepingan puzzle yang akan mereka susun sesuai

dengan nama kelompoknya, setiap kelompok satu dengan yang lain tidak sama.

Pada tiap kelompok yang terdiri dari 5 orang. Permainan dilakukan selama 60

menit, siswa dengan poin tertinggi berhak mewakili kelompoknya ke babak

berikutnya. Demikian seterusnya sampai ada satu tim yang memperoleh poin

tertinggi. Tim dengan poin tertinggi berhak mendapat penghargaan baik dari guru

maupun tim lainnya. Pada akhir pertemuan, siswa dibantu oleh guru

menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan.

Tahap pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

Data yang dikumpulkan melalui observasi, angket dan wawancara terhadap guru

maupun siswa. Fokus yang mendapat perhatian khusus untuk diamati adalah

respons siswa dalam pembelajaran TGT menggunakan puzzle dan keterlaksanaan

(36)

Tahap refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

sudah dilakukan dan memproses data yang diperoleh dari pengamatan. Refleksi

dilakukan guru dan peneliti untuk menganalisis proses, hambatan, kelebihan dan

kekurangan dari tindakan yang dilaksanakan sehingga dapat menjadi

pertimbangan untuk penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan untuk

langkah selanjutnya.

Keempat tahap dalam penelitian tindakan kelas ini adalah unsur yang

membentuk sebuah siklus. Siklus ini dapat diikuti oleh siklus-siklus lain secara

berkesinambungan. Siklus berikutnya dilaksanakan bila masih ada hal-hal yang

kurang berhasil pada siklus sebelumnya.

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

Strategi ini bertujuan untuk menggambarkan serta menjelaskan kenyataan di

lapangan. Kenyataan yang dimaksud adalah proses pembelajaran biologi sebelum

dan sesudah diberi tindakan berupa penerapan TGT dengan menggunakan puzzle.

C. Sumber Data

Ada tiga sumber data penting yang disajikan sebagai sasaran

penggambilan dan pengumpulan data serta informasi penelitian ini. Sumber data

tersebut meliputi:

1. Informan, meliputi: guru biologi dan siswa kelas VII C SMP Negeri 1

Mojogedang.

2. Tempat dan peristiwa yang menjadi sumber data penelitian, yakni berbagai

kegiatan pembelajaran biologi yang berlangsung di dalam kelas yang dialami

oleh siswa dengan pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) disertai

media puzzle.

3. Dokumentasi atau arsip, yang berupa kurikulum, silabus, rencana pelaksanaan

pembelajaran, buku pelajaran biologi kelas VII semester I, buku penilaian dan

(37)

commit to user

21

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulakan data meliputi pengamatan/

observasi, wawancara, dan angket yang masing-masing secara singkat diuraikan

sebagai berikut:

1. Pengamatan atau Observasi

Pengamatan terhadap siswa difokuskan pada tingkat respons siswa

dalam mengikuti pelajaran. Respons siswa dapat dilihat dari 2 aspek yaitu

aspek berpartisipasi/ keterlibatan siswa (siswa aktif) dan mengikuti

aturan-aturan (tertib) yang kemudian dijabarkan dalam 5 indikator yaitu keterlibatan

dalam segala kegiatan, kemauan untuk berinisiatif, kemauan untuk berkreasi,

terus bekerja atau tidak macet, melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu.

Pengamatan dilakukan oleh tiga orang pengamat (observer) yang

berada di belakang. Dalam posisi tersebut, observer dapat lebih leluasa

melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar mengajar di kelas.

Observasi yang dilakukan adalah observasi sistematik dimana telah

dirancang bentuk instrumen pengamatan yang akan dilakukan didalam proses

pembelajaran beserta aspek-aspek yang diteliti. Penyusunan aspek-aspek yang

diteliti membantu memfokuskan apa yang akan diteliti. Rancangan ini

dituangkan dalam bentuk lembar observasi tertulis. Pengisian dilakukan

dengan membubuhkan cek (√) pada pilihan yang tepat.

2. Wawancara atau Diskusi

Wawancara atau diskusi dilakukan setelah dasar hasil pengamatan

dikelas maupun kajian dokumen dalam setiap siklus yang ada. Dalam kegiatan

diskusi itu, dilakukan hal-hal seagai berikut:

a. Meminta pendapat guru tentang pelaksanaan pembelajaran di kelas, yang

antara lain adalah mengungkap kelebihan dan kekurangan serta

permasalah lain yang bersangkut paut dengan kegiatan itu.

b. Mengemukakan catatan terhadap hasil pengamatannya terhadap KBM

yang dilakukan guru sesuai dengan fokus penelitian, mengemukakan

(38)

c. Mendiskusikan hal-hal yang telah dikemukakan bersama untuk

menyamakan persepsi tentang hal-hal yang perlu dilakukan guru dalam

kegiatan pembelajaran biologi. Dengan kata lain pada setiap kegiatan

diskusi disepakati hal-hal yang perlu dilakukan pada siklus berikutnya

untuk meningkatkan keefektifan penerapan TGT menggunakan puzzle.

Wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas dan dilakukan

secara informal kepada guru dan siswa yang dianggap mewakili. Waktu dan

tempat wawancara tidak ditentukan secara mendetail tetapi dilakukan pada

saat yang dianggap tepat. Wawancara dilakukan berulang kali untuk

mendapatkan masukan dalam setiap pembelajaran selanjutnya.

3. Angket

Angket yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah

angket respons dan angket kepuasan penerapan TGT. Pada angket respons

aspek–aspek atau indikator yang ada didalamnya antara lain keterlibatan

dalam segala kegiatan, kemauan untuk berinisiatif, kemauan untuk berkreasi,

terus bekerja atau tidak macet, dan melakukan pekerjaan tanpa membuang

waktu. Sedangkan indikator pada angket kepuasan penerapan TGT antara lain

kecocokan, kesesuaian, keefisienan, dan keefektifan penggunaan TGT.

Angket diberikan pada siswa untuk mengetahui berbagai hal yang

berkaitan dengan proses belajar mengajar. Dengan menganalisis informasi

yang diperoleh dari angket tersebut dapat diketahui peningkatan proses atau

kegiatan pembelajaran sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan

respons siswa dalam proses pembelajaran biologi.

Jenis angket yang digunakan adalah angket langsung yang sekaligus

menyediakan alternatif jawaban. Menurut Nana Sudjana (1991:80-81) skala

sikap yang digunakan adalah skala Likert. Responden/ siswa memberikan

jawaban dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan.

Sebelum menyusun angket, terlebih dahulu dibuat konsep alat ukur yang

mencerminkan isi kajian teori. Konsep alat ukur ini berisi kisi-kisi angket.

Konsep selanjutnya dijabarkan dalam variabel dan indikator yang disesuaikan

dengan tujuan penilaian yang hendak dicapai, selanjutnya indikator ini

(39)

commit to user

23

item-item angket berdasarkan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya.

Responden atau siswa hanya dibenarkan dengan memilih salah satu alternatif

jawaban yang telah disediakan.

Dengan melihat dan mempertimbangkan hasil observasi awal dan

capaian prosentase awal dari angket penelitian yang diberikan pada subyek

penelitian, maka dalam penelitian yang dilakukan ini dapat dikatakan berhasil

atau tercapai tujuan yang diharapkan, apabila masing-masing indikator yang

diukur sudah mencapai target yang telah ditetapkan.

E. Validitas Data

Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa

validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dijadikan

dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang digunakan untuk

menjaga validitas data dalam penelitian yaitu teknik triangulasi.

Menurut Lexy Moleong (2007: 178), ”Triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.”

Triangulasi yang digunakan dalam penelitian adalah triangulasi metode.

Triangulasi metode dilakukan dengan cara mengumpulkan data sejenis tetapi

dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa observasi,

angket dan wawancara dengan sumber datanya adalah siswa dan guru.

[image:39.612.178.490.550.674.2]

Skema triangulasi metode dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 3. Skema Trianggulasi

Sumber H.B Sutopo (2002:81) Observasi

Sumber Data Wawancara

Data

(40)

F. Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif. Analisis ini dilakukan karena sebagian besar data yang dikumpulkan

dalam penelitian ini berupa uraian deskriptif tentang perkembangan proses

pembelajaran, yakni respons siswa dalam proses pembelajaran biologi,

pengalaman dan permasalahan yang dihadapi guru dan siswa, strategi

pembelajaran yang diberikan guru, sikap dan motivasi guru setelah penelitian

berlangsung dan sebagainya.

Teknik analisis ini mengacu pada model analisis Miles dan Huberman

(1992:16-19) yang dilakukan dalam 3 komponen yaitu:

1. Reduksi data yaitu meliputi penyelesaian data melalui seleksi yang ketat,

melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkannya dalam satu pola

yang lebih luas

2. Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang

merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil reduksi data

dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi pada

masing-masing siklus

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi merupakan upaya pencarian makna data,

mencatat keteraturan dan penggolongan data. Data yang terkumpul disajikan

secara sistematis dan bermakna

Pada analisis data peneliti memfokuskan pada respons siswa pada saat

pembelajaran berlangsung yang diambil dengan menggunakan lembar observasi

siswa dan angket respons siswa. Indikator respons siswa meliputi : keterlibatan

dalam segala kegiatan, kemauan untuk berinisiatif, kemauan untuk berkreasi,

melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu. Penyajian datanya dalam bentuk

uraian singkat, tabel, dan grafik untuk memudahkan peneliti dalam menyajikan

(41)

commit to user

25

G. Prosedur Penelitian

Prosedur dan langkah-langkah dalam melaksanakan tindakan penelitian,

mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (1997) dalam

Rochiati Wiriaatmadja (2008: 66) yang berupa model spiral.

Langkah-langkah operasional penelitian adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan

Berdasarkan hasil identifikasi masalah dari kegiatan observasi yang

telah dilakukan sebelumnya, peneliti mengajukan alternatif pemecahan

masalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan

menggunakan puzzle untuk meningkatkan respons siswa dalam pembelajaran

biologi. Pada tahap ini dilakukan penyusunan skenario pembelajaran yang

menerapkan TGT, termasuk penyusunan silabus, rencana pengajaran dan

media pembelajaran berupa papan puzzle dan kepingan-kepingan puzzle yang

berisi tentang materi pelajaran. Instrumen yang akan digunakan dalam

penelitian juga disiapkan seperti angket, lembar observasi, dan pedoman

wawancara.

2. Pelaksanaan

Tindakan yang telah direncanakan diimplementasikan oleh guru

dalam bentuk TGT dengan menggunakan puzzle. Pelaksanaan tindakan

diwujudkan dalam langkah-langkah pembelajaran yang sistematis. Secara

garis besar, pembelajaran diawali dengan penyajian materi oleh guru. Setelah

itu siswa dikelompokkan dalam 8 kelompok masing masing kelompok terdiri

dari 5 siswa. Tiap–tiap kelompok telah mempersiapkan papan permainan

puzzle seperti yang sudah dijelaskan. Permainan dilakukan selama 60 menit,

siswa dengan poin tertinggi berhak mewakili kelompoknya ke babak

berikutnya. Demikian seterusnya sampai ada satu tim yang memperoleh poin

tertinggi. Tim dengan poin tertinggi berhak mendapat penghargaan baik dari

guru mupun tim lainnya.

Fase–fase pelaksanaan TGT (Teams Games Tournaments) untuk waktu

160 menit dan 40 siswa dengan 8 kelompok yang terdiri dari 5 anggota yang

(42)
[image:42.612.150.512.117.455.2]

Tabel 2. Langkah–Langkah TGT.

Fase Kegiatan Waktu (menit)

1 Presentasi Kelas (Penyampaian Materi Pelajaran) 40

2 Kegiatan Kelompok (Diskusi Kelompok) 40

3 Permainan dan Turnament 60

4 Penskoran dan Penghargaan Kelompok 10

5 Penutup 10

Fase pertama untuk presentasi kelas, materi pelajaran di sampaikan

melalui pengajaran secara langsung. Guru menyampaikan materi secara

singkat dan menekankan pada apa yang akan di pelajari oleh siswa. Hal ini di

lakukan untuk mendorong siswa supaya lebih siap belajar dalam mempelajari

materi yang di pelajari. Presentasi kelas dalam TGT berbeda dengan

pengajaran biasa karena dituntut adanya perhatian siswa yang lebih, karena

apa yang dipelajarinya akan di terapkan dalam kuis dan skor kuis mereka akan

membedakan skor kelompoknya. Pada fase ini dibatasi waktu 40 menit.

Fase kedua yaitu kegiatan kelompok yang berupa diskusi. Siswa harus

aktif bertanya untuk materi yang belum jelas, karena bahan diskusi ini

nantinya dijadikan bahan dalam permainan. Fase ini diberi waktu 40 menit.

Fase ketiga yaitu permainan dan tournament, dimana pada penelitian

ini menggunakan permainan puzzle yang di buat peneliti. Permainan diberi

waktu 60 menit. Siswa dikolompokkan dalam 8 kelompok masing–masing

kelompok terdiri dari 5 siswa. Tiap–tiap kelompok diberi satu papan

permainan puzzle seperti yang sudah dijelaskan. Siswa dengan poin tertinggi

berhak mewakili kelompoknya ke babak berikutnya. Demikian seterusnya

sampai ada satu tim yang memperoleh poin tertinggi. Tim dengan poin

tertinggi berhak mendapat penghargaan baik dari guru maupun tim lainnya.

Fase keempat pensekoran dari hasil diskusi kelompok dan permainan

yang nantinya menentukan kartu penghargaan untuk masing–masing

kelompok. Penutup pada fase kelima, dimana guru menyimpulkan dari hasil

(43)

commit to user

27

3. Observasi

Observasi dilakukan peneliti selama berlangsungnya proses

pembelajaran. Observasi berupa kegiatan pemantauan, pencatatan, serta

pendokumentasian segala kegiatan selama pelaksanaan pembelajaran. Fokus

observasi yaitu respons siswa dalam pembelajaran TGT dilengkapi puzzle

diamati dengan bantuan lembar observasi. Selain itu observasi juga dilakukan

pada keterlaksanaan sintaks pembelajaran yang dilakukan. Sebagai data

pendukung observasi adalah angket dan hasil wawancara terhadap guru dan

murid. Data yang diperoleh diinterpretasi guna mengetahui kelebihan dan

kekurangan dari tindakan yang dilakukan. Indikator yang diobservasi dapat

[image:43.612.147.532.145.704.2]

dilihat pada table 2

Table 3. Indikator dalam Observasi Respons Siswa

No. Indikator Jumlah siswa Cara Mengukur

1. Keterlibatan dalam

segala kegiatan

a. Keterlibatan dalam presentasi

kelas

b. Keterlibatan dalam diskusi

kelompok

c. Keterlibatan dalam tournament

d. Keterlibatan dalam pemberian

penghargaan

e. Keterlibatan dalam

menyimpulkan materi

2. Kemauan

berinisiatif

a. Menjawab pertanyaan

b. Mengeluarkan pendapat

3. Kemauan berkreasi a. Meletakkan kepingan puzzle

pada tempatnya

b. Konsisten antara kepingan yang

satu dengan yang lain sehingga

membentuk suatu konsep yang

(44)

4. Terus bekerja atau

tidak macet

Menyelesaikan tugas sampai selesai

meskipun sulit

5 Melakukan

pekerjaan tanpa

membuang waktu

Menjalankan tahap-tahap TGT

sesuai aturan waktu yang ditentukan

4. Refleksi

Pada tahap ini, menganalisis proses dan dampak dari pelaksanaan

tindakan. Hasil analisis berupa kelebihan, kelemahan, ataupun hambatan

dalam pelaksanaan tindakan dijadikan penentu keberhasilan tindakan dan

langkah yang akan diambil selanjutnya.

Menurut Mulyasa (2006: 131) dari segi proses, pembelajaran dikatakan

berhasil dan berkualitas jika seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar

(75%) peserta didik terlibat secara aktif. Untuk mengukur keberhasilan

tindakan, peneliti merumuskan indikator-indikator ketercapaiannya respons

siswa dalam pembelajaran meliputi keterlibatan dalam segala kegiatan,

kemauan untuk berinisiatif, kemauan untuk berkreasi, terus bekerja atau tidak

macet, melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu. Berdasarkan hasil

observasi yang telah dilakukan terhadap pembelajaran biologi pada kelas VII

C SMP Negeri 1 Mojogedang diperoleh beberapa data awal diantaranya yang

terlibat dalam segala kegiatan 62,5%, siswa yang berinisiatif 40,83%, siswa

yang berkreasi 0%, terus bekerja atau tidak macet 27,5%melakukan pekerjaan

tanpa membuang waktu 37,5%. Oleh karena itu indikator keberhasilan

(45)

commit to user

[image:45.612.138.527.123.461.2]

29

Tabel 4. Indikator Keberhasilan Tindakan

KONSEP ASPEK INDIKATOR AWAL TARGET

Respons • Berpartisipasi Keterlibatan dalam

segala kegiatan 62,5 % 75% *)

Kemauan untuk

berinisiatif 40,83 % 75% *)

Kemauan untuk

berkreasi *nd 75% *)

• Mengikuti

aturan-aturan

(tertib)

Terus bekerja atau

tidak macet 27,5 % 75% *)

Melakukan

pekerjaan tanpa

membuang waktu

37,5% 75 % *)

*) Menurut Mulyasa (2006: 131) dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas jika seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif.

*) nd : not detected / belum terdeteksi.

Apabila dalam pelaksanaan tindakan pada siklus pertama indikator

keberhasilan belum tercapai, maka dilakukan siklus kedua. Siklus ketiga

dilaksanakan apabila terdapat hal-hal yang kurang berhasil siklus kedua.

Tahap antara siklus satu dan siklus berikutnya adalah sama yang meliputi

perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi

Apabila dalam pelaksanaan tindakan pada siklus pertama indikator

keberhasilan belum tercapai, maka dilakukan siklus kedua. Siklus ketiga

dilaksanakan apabila terdapat hal-hal yang kurang berhasil siklus kedua.

Tahap antara siklus satu dan siklus berikutnya adalah sama yang meliputi

perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Urutan masing-masing tahapan jalannya penelitian dapat digambarkan

(46)
[image:46.612.133.519.94.471

Gambar

Gambar 1.Skema Papan Puzzle
Gambar 1. Skema papan puzzle
Tabel 1. Kriteria penghargaan timKriteria  (rata – rata tim )
Gambar 2. Kerangka Berpikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

“ UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT ( TEAMS GAMES TOURNAMENT) PADA SISWA KELAS VIIIB SMP ISLAM

penelitian dengan judul ” Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan Menggunakan Media Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar Biologi siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DILENGKAPI CHEM PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN

melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Pada Pembelajaran Ekonomi Untuk Meningkatkan

Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan pemahaman konsep

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) respon siswa terhadap penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), 2) untuk

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournamet (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi