• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe tgt

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan model pembelajaran kooperatif tipe tgt"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Sasaran Tindakan

Dalam penelitian ini, sasaran penelitian adalah siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah NW Batu Bangka yang berjumlah 32 siswa pada semester genap tahun ajaran 2010/2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana model pembelajaran kooperatif TGT (teams games tournament) dalam meningkatkan keterampilan menulis wacana deskriptif dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada mata pelajaran menulis wacana deskriptif.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Sebagai pedoman bagi guru dalam memilih model pembelajaran khususnya pada kompetensi dasar menulis wacana deskriptif. Dapat membantu siswa meningkatkan keterampilannya pada mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya pada kompetensi dasar menulis wacana deskriptif, sehingga standar kompetensi dapat dipenuhi oleh siswa secara optimal.

KAJIAN PUSTAKA

Pendekatan Kelompok Kecil dalam TGT

Pada babak pertama, guru menugaskan siswa untuk duduk di meja bundar - tiga siswa berprestasi sebelumnya di meja I, tiga siswa lainnya di meja 2, dan seterusnya. Pemenang di setiap meja "naik level" ke baju tertinggi berikutnya (misalnya dari meja 6 ke meja 5); pencetak skor tertinggi kedua tetap di papan; dan yang memiliki skor terendah "dijatuhkan". Dengan begitu, jika siswa pada awalnya tidak ditempatkan di tempat yang tepat, mereka akan terus dipromosikan atau didemosikan hingga mencapai tingkat kinerja yang sebenarnya.

Implementasi Model Pembelajaran TGT

Penentuan nombor jadual ini adalah untuk anda fikirkan sendiri, apabila anda mengumumkan penempatan meja kepada kanak-kanak, sebutkan meja biru, meja merah, meja hijau dan sebagainya secara rawak, supaya pelajar tidak tahu caranya. susunan meja dilaraskan. Guru kemudiannya mengumumkan kumpulan yang menang, setiap pasukan akan menerima sijil atau hadiah sekiranya markah purata menepati kriteria yang ditetapkan. pasukan itu digelar "Super Team" jika purata markah 45 atau lebih, "Great Team" apabila purata mencapai 40-45 dan "Good Team" apabila purata 30-40.

Pengalaman Belajar Melalui Model TGT

Kelebihan dan Kekurangan Model TGT

Untuk mengatasi kelemahan tersebut, tugas guru adalah membimbing siswa yang memiliki kemampuan akademik yang tinggi dengan baik, agar dapat dan mampu menularkan ilmunya kepada siswa lainnya.

Keterampilan Menulis Wacana Deskripsi

  • Menulis
  • Wacana
  • Deskripsi

Pelaksanaan pembelajaran pada Siklus III hanya berlangsung berupa pengulangan materi tulisan dengan uraian yang disampaikan. Terlihat dari pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas pada Siklus III keterampilan menulis deskripsi wacana siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah NW Batu Bangka tahun pelajaran 2010/2011 dengan menggunakan Model Pembelajaran Cooperative TGT (Teams Games Tournament) meningkat. . menunjukkan hasil yang signifikan. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I terdiri dari 2x pertemuan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif TGT (Teams-Games-Tournament) dengan materi menulis wacana berpola deskripsi.

Berdasarkan analisis data observasi pada siklus I menunjukkan bahwa skor rata-rata aktivitas belajar siswa tergolong sedang sebesar 2,33. Analisis data observasi pada siklus II menunjukkan bahwa rata-rata skor aktivitas belajar siswa adalah 2,8 yang menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran berada pada kategori sedang.

Penerapan Model TGT dalam Peningkatan Keterampilan

Kerangka Berpikir

Beberapa siswa mewakili timnya untuk maju ke meja turnamen dan menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh guru. Siswa mencari anggota kelompoknya yang telah dibentuk oleh guru. Mendengarkan dengan seksama apa yang dikatakan guru. Dalam proses belajar mengajar, seorang guru hendaknya memilih metode dan teknik yang sesuai dengan materi yang diajarkan.Guru yang berinteraksi langsung dengan siswa di kelas harus mampu menciptakan suasana belajar yang dapat membangkitkan semangat siswa untuk mengikuti pelajaran dan mencegah siswa agar tidak bosan.

Maka state of mind yang dapat disampaikan adalah pembelajaran dan penyampaian materi kompetensi dasar menulis disertasi deskriptif dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games-Tournaments) untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal dan tuntas serta profesional dari segi pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam meningkatkan keterampilan menulis wacana deskriptif bahasa Indonesia pada kompetensi dasar menulis wacana deskriptif. Menugaskan siswa untuk duduk di meja turnamen. Siswa yang memenangkan turnamen dipromosikan ke meja yang lebih tinggi.

METODE PENELITIAN

Waktu Penelitian

Sasaran Penelitian

Rencana Tindakan

Pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan kurikulum yang sama dengan Siklus I, namun dilakukan revisi atau perbaikan berdasarkan evaluasi dan refleksi pada Siklus I. Pada akhir kegiatan pembelajaran pada Siklus II dilakukan evaluasi. tempat dengan tujuan kelengkapan belajar siswa pada saat itu. akan digunakan sebagai bahan analisis pada saat pembuatan. Perencanaan pada siklus III dilakukan berdasarkan evaluasi dan refleksi pada siklus II dengan memperbaiki kekurangan pada siklus II.

Pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan kurikulum yang sama dengan Siklus II, namun dilakukan revisi atau perbaikan berdasarkan evaluasi dan refleksi pada Siklus II. Pada Siklus III guru terlebih dahulu melakukan revisi atau koreksi atas kesalahan dan kekurangan yang dilakukan siswa pada Siklus II, guru juga dapat memberikan penjelasan tambahan atau pengembangan teknis.

Jenis Instrumen dan Cara Penggunaanya

Cara menggunakan format observasi dengan memberikan skor pada masing-masing deskriptor yang memiliki kolom tersendiri dan diberi label rumput apabila skor pada kolom skor, yaitu diberikan skor 5 jika 100% memenuhi deskriptor yang dimaksud maka diberikan skor 4 jika diprediksi descriptor dieksekusi. Wawancara yang akan kami gunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terbimbing, dimana peneliti telah mempersiapkan terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada responden. Data yang diperoleh melalui metode wawancara akan digunakan untuk melengkapi dan mendukung data utama dalam penelitian.

Tes hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes buatan guru untuk mengetahui hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran TGT untuk meningkatkan keterampilan menulis wacana deskriptif. Tes ini bertujuan untuk melihat apakah ada peningkatan keterampilan menulis wacana deskriptif setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif TGT.

Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tes dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung yaitu pada akhir siklus dengan memberikan beberapa soal berupa esai kepada siswa tentang materi pembelajaran dimana setiap soal memiliki skor tersendiri. Evaluasi diberikan pada setiap akhir siklus dengan memberikan soal-soal tes uraian yang dikerjakan secara individu untuk mengetahui kemampuan masing-masing individu. Guru dapat melakukan refleksi diri dengan mengidentifikasi kekurangan dan menganalisis penyebab kekurangan tersebut dari data yang dianalisis melalui observasi dan evaluasi yang dilakukan pada siklus I.

Cara Pengamatan (Monitoring)

Kegiatan observasi dilakukan secara terus menerus setiap kali berlangsung kegiatan pelaksanaan tindakan dengan mengamati kegiatan belajar siswa dan kegiatan serta peran guru selama proses pembelajaran. Observasi dalam penelitian ini berdasarkan instrumen yang terdapat pada jenis instrumen dan cara penggunaannya adalah observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung berdasarkan format lembar observasi yang dilampirkan format observasi. Seorang peneliti harus hadir pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung dengan membawa format lembar observasi sebagai pedoman dengan memperhatikan dengan seksama setiap deskriptor yang muncul pada siswa dan guru serta memberikan penilaian langsung pada kolom skor yang telah tersedia pada lembar observasi tersebut. sampai proses pembelajaran berlangsung.

Analisis Data dan Refleksi

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai proses penelitian yang sedang peneliti lakukan, ada baiknya peneliti terlebih dahulu memberikan gambaran tentang kondisi dan keadaan MI NW desa Batu Bangka Jenggik. MI NW Desa Batu Bangka Jenggik adalah lembaga pendidikan agama swasta yang didirikan oleh tokoh agama dan masyarakat di Dusun Batu Bangka, Desa Jenggik dan di bawah naungan Organisasi Nahdlatul Wathan. Lokasi MI NW Batu Bangka Desa Jenggik sangat strategis berada di pinggir Jalan Jenggik Montong Gamang, sehingga memudahkan siapapun yang mencarinya.

Tabel 4.1 Keadaan MI NW Batu Bangka Desa jenggik tahun pelajaran  2011/2012
Tabel 4.1 Keadaan MI NW Batu Bangka Desa jenggik tahun pelajaran 2011/2012

Hasil Penelitian

Hal ini disebabkan kurangnya perhatian siswa terhadap penjelasan materi yang diberikan dan kurangnya kerjasama antar anggota tim. Pada pertemuan berikutnya, peneliti mengikuti tes evaluasi berupa soal esai dan menulis wacana deskriptif dengan tema bebas. Hal ini dilakukan untuk melihat seberapa aktif mahasiswa dalam berinteraksi dengan peneliti maupun dengan anggota tim dan tim lainnya.

Selanjutnya siswa dievaluasi dalam bentuk tes esai dan menulis deskripsi pola wacana dengan tema bebas. Dari tabel 4.12 di atas terlihat bahwa dari 32 siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah NW Batu Bangka dalam penelitian ini hanya 4 siswa yang tidak mampu mencapai KKM, artinya 90,9% dari jumlah sampel. siswa mencapai kriteria ketuntasan individual dengan nilai rata-rata 70,94 Hal ini juga berarti memenuhi kriteria ketuntasan klasik yaitu lebih dari 85% siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan klasik.

Tabel 4.5 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SIKLUS I
Tabel 4.5 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SIKLUS I

Analisis Data

Peneliti berharap dapat menekankan setiap kelompok agar dapat bekerja sama lebih erat dengan anggota tim lainnya 12. Berdasarkan uraian data pada siklus II, jumlah siswa yang mengikuti tes adalah 32 orang yang terbagi menjadi 8 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang dan siswa yang tuntas 21 orang sedangkan yang tidak tuntas 11 orang. Berdasarkan deskripsi data pada siklus III jumlah siswa yang mengikuti tes sebanyak 32 orang yang terbagi dalam 8 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang dan jumlah siswa yang lulus 28 orang dan yang tidak lulus. lulus. 4 orang selesai.

Hasil skor tersebut telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar klasikal sebesar 85%, sehingga tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Meskipun hasil penelitian tersebut telah memenuhi standar ketuntasan klasikal, peneliti dan guru selalu perlu meningkatkan dalam mengkomunikasikan suatu topik.

Pembahasan

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT (TEAM GAME TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI BAHASA. Apa pendapat Anda tentang peningkatan keterampilan menulis deskriptif dengan model pembelajaran kolaboratif Teams Games Tournament. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAME TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPTIF BAHASA INDONESIA KELAS V. SIKLUS II.

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERASI TGT (TEAM GAME TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI BAHASA INDONESIA KELAS V. SIKLUS III. Tujuan: Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap upaya peningkatan keterampilan menulis wacana mendeskripsikan bahasa Indonesia melalui model pembelajaran kooperatif TGT.

SIMPULAN DAN SARAN

Saran-Saran

Guru memberikan gambaran tentang wacana deskriptif berdasarkan pengalaman dan menghubungkannya dengan materi yang dibahas. Tujuan: Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap peningkatan keterampilan menulis wacana uraian bahasa Indonesia melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT Nama Guru: MOH. Apakah Anda yakin atau yakin bahwa Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament dapat meningkatkan kemampuan menulis deskriptif bahasa Indonesia Anda?

Model pembelajaran TGT merupakan model pembelajaran yang sangat efektif untuk mengupayakan peningkatan keterampilan menulis wacana deskriptif, meskipun terdapat kekurangan. Model pembelajaran TGT pada Siklus II sangat efektif digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis deskriptif siswa. Pembelajaran berjalan cukup baik, namun siswa mengalami beberapa kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan.

Siswa cukup tertarik dan termotivasi dengan materi yang disampaikan, namun pemahaman mereka terhadap materi kurang baik.

Grafik Analisis Nilai Hasil Belajar SISWA SIKLUS I
Grafik Analisis Nilai Hasil Belajar SISWA SIKLUS I

Gambar

Tabel 4.1 Keadaan MI NW Batu Bangka Desa jenggik tahun pelajaran  2011/2012
Tabel 4.2 Keadaan guru dan pegawai MI NW Batu Bangka  Desa Jenggik Tahun pelajaran 2011/2012
Tabel 4.3 Komposisi dan jumlah siswa MI NW Batu Bangka Desa Jenggik  Tahun pelajaran 2011/2012
Tabel 4.5 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SIKLUS I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu kelebihan pembelajaran kooperatif adalah mampu mengembangkan kemampuan mengajukan ide atau gagasan verbal dan membandingkan ide dengan orang lain (Sanjaya,