• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Data Hasil Penelitian

Dalam dokumen KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA (1) (Halaman 27-33)

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Tingkat Kemandirin dan Hasil Belajar Mahasiswa

Seperti telah dibahas di Bab 3, tingkat kemandirian belajar mahasiswa program PJJ PGSD dari Kabupaten Pati diukur menggunakan rubrik skala kemandirian belajar. Data sekunder tingkat hasil belajar mahasiswa diperoleh dari daftar nilai program PJJ Kabupaten Pati. Komputasi data menggunakan program

SPSS for Windows ver.17. Deskripsi statistik hasil pengukuran kemandirian belajar mahasiswa dirangkum dalam Tabel 2.

Tabel 2. Deskripsi Statistik Tingkat Kemandirian dan Hasil Belajar Mahasiswa PJJ Pati

Kemandirian PKn B. Indonesia Matematika

N 29 29 29 29 Mean 66.41 70 71.89 80.59 Median 67 70 73 81 Mode 71 71.16 67 81 Std. Deviation 4.88 3.21 4.59 4.33 Variance 23.89 10.27 21.06 18.79 Minimum 57 59 66 72 Maximum 74 76 80 87

Tabel 2 memberikan informasi bahwa data statistik mean, median, mode,

skor minimal dan maksimal kemandirian belajar mahasiswa berturut-turut mencapai 66.41, 67, 71, 57, 74. Dengan std deviation = 4.88 dan variance sebesar 23,89. Skor bergerak antara 57 sampai 74. Angka ukuran tendensi sentral dan variabilitas data menunjukkan bahwa penyebaran tingkat kemandirian belajar mahasiswa relatif homogen. Simpulan ini didasarkan pada data SD (4.88) dan varian data (23.89) lebih kecil dari tendensi sentralnya.

Pada variabel hasil belajar untuk tiga mata kuliah PKn, Bahasa Indonesia dan Matematika didapat nilai mean turut 70, 71.89, 80.59. Mediannya berturut-turut 67, 70, 73 dengan std deviasi 4.88, 3.21, dan 4.59. Varian ketiga data 23.89, 10.27, dan 18.79. Skor hasil belajar PKn berkisar antara 59 s/d 76, B. Indonesia dari

21 skor 66 s/d 80 dan Matematika dari skor 72 s/d 87. Tidak jauh berbeda dengan skor kemandirian belajar mahasiswa, skor hasil belajar ketiga mata kuliah bergerak dalam rentang yang hampir sama yaitu 14 s/d 17. Dilihat dari ukuran tendensi sentral dan variabilitas data menunjukkan bahwa penyebaran tingkat hasil belajar mahasiswa relatif homogen, meskipun homogenitas variansinya tidak sehomogen penyebaran skor kemandirian belajar. Simpulan ini didasarkan pada varian data (10.27, 21.06 dan 18.79) lebih besar dari tendensi sentralnya. Untuk melihat lebih detail distribusi skor kemandirian belajar dan hasil belajar mahasiswa dapat dicermati dalam Tabel 3.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Kemandirian Belajar Mahasiswa PJJ Pati

No Kategori Interval skor

Variabel Kemandirian

Belajar PKn B. Indo Mat f % f % f % f % 1 Sangat Tinggi ≥ 90 0 0 0 0.00 0 0.00 0 0.00 80 - 89 11 37.93 0 0.00 4 13.79 21 72.41 2 Tinggi 70 -79 16 55.17 18 62.07 12 41.38 8 27.59 60 - 69 2 6.90 10 34.48 13 44.83 0 0.00 3 Cukup 50 - 59 0 0 1 3.45 0 0.00 0 0.00 40 - 49 0 0 0 0.00 0 0.00 0 0.00 4 Rendah 30 - 39 0 0 0 0.00 0 0.00 0 0.00 20 - 29 0 0 0 0.00 0 0.00 0 0.00 5 Sangat Rendah 10 - 19 0 0 0 0.00 0 0.00 0 0.00 < 10 0 0 0 0.00 0 0.00 0 0.00 Total 29 100% 29 100 29 100 29 100

Berdasarkan Tabel 3 hasil kemandirian belajar, ditemukan 2 mahasiswa (6,90%) memperoleh skor antara 60-69, berada pada kategori cukup. Terdapat 16 mahasiswa (55.17%) memperoleh skor antara 70-79 berada pada kategori tinggi. Terdapat 11 orang mahasiswa (37.93%) memperoleh skor 80-89 dalam kategori sangat tinggi.

Pada pengukuran hasil belajar MK PKn terdapat 1 mahasiswa (3.45%) memperoleh skor antara 50-59, 10 orang mahasiswa (34.48%) memperoleh skor 60-69, dan 18 orang mahasiswa (62.07%) memperoleh skor 70-79. Untuk MK Bahasa Indonesia terdapat 13 mahasiswa (44.83%) memperoleh skor antara 60-69, 12 orang mahasiswa (41.38%) memperoleh skor 70-79, dan 4 orang

22 mahasiswa (13.79%) memperoleh skor 80-89. Untuk MK Matematika terdapat 8 mahasiswa (27.59%) memperoleh skor antara 80-89. Visualisasi distribusi kemandirian dan hasil belajar mahasiswa dapat dicermati pada Gambar 2.

Gambar 2. Grafik Distribusi Frekuensi Tingkat Kemandirian dan Hasil Belajar Mahasiswa PJJ Pati

2. Data Hasil Analisis Faktor dominan Kemandirian Belajar Mahasiswa

Data tingkat kemandirian belajar mahasiswa secara keseluruhan seperti telah dipaparkan di atas, selanjutnya diperinci berdasarkan data setiap komponen/faktor, yaitu komponen orientasi pada tujuan, belajar aktif, motivasi diri, dan bekal pengetahuan yang dimiliki. Tabel 4 memaparkan deskripsi data faktor-faktor tingkat kemandirian belajar mahasiswa.

0% 20% 40% 60% 80% 100% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

Grafik Kemandirian Belajar dan Hasil Belajar

23 Tabel 4. Distribusi Frekuensi Faktor-faktor Kemandirian Belajar Mahasiswa

Faktor-faktor kemandirian Belajar Mahasiswa

Kate-gori

Motivasi diri Orientasi pada

tujuan Belajar secara aktif

Berbekal pengetahuan

awal

Int. f % Int. f % Int. f % Int. f %

ST >20 6 20.6 9 >11 0 0.00 >41 0 0.00 >5 9 31.03 T 18-20 12 41.3 8 10-11 4 13.7 9 36-41 12 41.38 5 13 44.83 C 15-17 10 34.4 8 8-9 19 65.5 2 30-35 14 48.28 4 6 20.69 R 12-14 1 3.45 6-7 6 20.6 9 24-29 3 10.34 3 0 0.00 SR <12 0 0.00 <5 0 0.00 <24 0 0.00 <3 1 3.45 Jumlah 29 100 29 100 29 100 29 100

Ket. ST = Sangat Tinggi, T = Tinggi, C = Cukup, R = Rendah, dan SR = Sangat Rendah

Tabel 4 memberikan informasi bahwa pada faktor motivasi diri, ada 18 (6+12) orang mahasiswa (62.07%) memiliki motivasi diri tinggi dan sangat tinggi dalam mencapai kesuksesan belajar. Ada 10 mahasiswa (34.49%) memiliki motivasi diri cukup, dan 1 mahasiswa (3.44%) memiliki motivasi diri rendah dalam mencapai kesuksesan belajar.

Pada faktor berorientasi pada tujuan, tidak satupun mahasiswa (0%) yang memiliki orientasi pada pencapaian tujuan mengikuti perkuliahan pada kategori sangat tinggi. Ada 4 orang mahasiswa (13.79%) memiliki orientasi tinggi dalam mencapai tujuan perkuliahan. Ada 19 mahasiswa (65.52%) memiliki orientasi kategori cukup dan 6 mahasiswa (20.69%) memiliki orientasi rendah dalam pencapaian tujuan mengikuti perkuliahan.

Pada faktor belajar aktif, tidak satupun mahasiswa (0%) yang memiliki keaktifan belajar kategori sangat tinggi dalam mengikuti perkuliahan. Ada 12 mahasiswa (41.38%) memiliki keaktifan belajar yang tinggi dalam mengikuti perkuliahan. Ada 14 mahasiswa (48.28%) memiliki keaktifan belajar pada kategori cukup, ada 3 mahasiswa (110.38%) memiliki keaktifan belajar pada kategori rendah.

Pada faktor berbekal pengetahuan awal, sebagian besar mahasiswa yaitu 21 orang (9+13) (75.86%) menyatakan memiliki bekal pengetahuan awal pada kategori sangat tinggi dan tinggi dalam memecahkan masalah-masalah perkuliahan. Ada 6 orang mahasiswa (20.69%) memiliki bekal pengetahuan awal cukup dalam memecahkan

24 masalah-masalah perkuliahan, bahkan ada 1 mahasiswa (3.45%) memiliki bekal pengetahuan awal pada kategori sangat rendah.

Berdasarkan uraian faktor-faktor kemandirian belajar, nampak bahwa berbekal pengetahuan awal (F4) merupakan faktor paling dominan. Kemudian berturut-turut diikuti oleh faktor motivasi belajar (F1), faktor belajar secara aktif (F3) dan yang paling rendah faktor berorientasi pada tujuan (F2). Data deskripstif faktor dominan ini sejalan dengan hasil perhitungan mean ranks faktor kemandirian belajar mahasiswa seperti tertera dalam Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Mean Ranks Faktor kemandirian belajar mahasiswa

Faktor Mean Rank

Berorientasi pada tujuan (F1) 2.28

Belajar aktif (F2) 2.12

Motivasi diri (F3) 2.17

Berbekal pengetahuan awal (F4) 2.5

3. Data Uji perbedaan Hasil Belajar Laki-laki dan Perempuan yang dimoderatori oleh Kemandirian Belajarnya

Seperti telah dibahas pada bagian teknik analisis data, sebelum melaksanakan uji

ANCOVA, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dan homogenitas dilaksanakan dengan bantuan SPSS

dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji Levene. Berikut dipaparkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas hasil belajar dan tingkat kemandirian belajar mahasiswa. Dari pengujian normalitas One sample Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh nilai Assymp. Sig (2-tailed), dan berdasarkan kriteria pengujian normalitas data Kolmogorov-Smirnov Test, maka seluruh data yang meliputi skor hasil belajar dan skor kemandirian belajar semuanya berdistribusi normal. Keputusan kenormalan distribusi ini karena keseluruhan data Assym. Sig atau nilai signifikansi keseluruhan data > α = 0,05. Hasil uji Levene

dapat diketahui bahwa, data nilai PKn, Bahasa Indonesia dan Matematika homogen. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi sebesar 0.425, 0.219 dan 0.129 yang lebih besar dari pada 0,05.

25 Ringkasan uji ANCOVA seperti tertera dalam Tabel 6, 7 dan 8 untuk tiga mata kuliah, memberikan informasi besarnya nilai F dan signifikansinya. Pada sumber varian

corrected model, nampak bahwa F hitung untuk MK PKn, Bahasa Indonesia dan Matematika berturut-turut sebesar 2.978, 0.012 dan 2.726 dengan taraf signifikansi hitung 0,068, 0.988 dan 0.084 < α (0,050), maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen tidak signifikan. Maknanya bahwa model perkuliahan program PJJ bersama-sama dengan kemandirian belajar secara simultan memiliki belum berdampak secara signifikan terhadap kompetensi hasil belajar mahasiswa.

Tabel 6. Ringkasan Uji ANCOVA MK PKn

Dependent Variable: PKn

Source

Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 51.996a 2 25.998 2.978 .068 Intercept 496.082 1 496.082 56.828 .000 Kemandirian 25.603 1 25.603 2.933 .099 Kelamin 34.102 1 34.102 3.907 .059 Error 226.970 26 8.730 Total 142239.000 29 Corrected Total 278.966 28 a. R Squared = .186 (Adjusted R Squared = .124)

Tabel 7. Ringkasan Uji ANCOVA MK Bahasa Indonesia

Dependent Variable: Bahasa Indonesia

Source

Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model .530a 2 .265 .012 .988 Intercept 773.233 1 773.233 35.312 .000 Kemandirian .002 1 .002 .000 .993 Kelamin .525 1 .525 .024 .878 Error 569.332 26 21.897 Total 150618.000 29 Corrected Total 569.862 28 a. R Squared = .001 (Adjusted R Squared = -.076)

26 Tabel 8. Ringkasan Uji ANCOVA MK Matematika

Dependent Variable: Matematika

Source

Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 103.643a 2 51.821 2.726 .084 Intercept 1097.566 1 1097.566 57.741 .000 Kemandirian 7.281 1 7.281 .383 .541 Kelamin 102.222 1 102.222 5.378 .029 Error 494.219 26 19.008 Total 186518.000 29 Corrected Total 597.862 28 a. R Squared = .173 (Adjusted R Squared = .110)

Pada varian kemandirian belajar ketiga mata kuliah secara berturut-turut diperoleh nilai F hitung sebesar 2.933, 0.000, dan 0.383 dengan signifikansi hitung berturut-turut 0,099, 0.993, dan 0.541. Oleh karena semua nilai signifikansi jauh lebih besar dari α = 0,050, maka nilai F tidak signifikan. Artinya bahwa tidak ada perbedaan pengaruh tinggi rendahnya kemandirian belajar secara parsial dengan hasil belajar mahasiswa.

Pada varian jenis kelamin ketiga mata kuliah secara berturut-turut diperoleh nilai F hitung sebesar 3.907, 0.024 dan 5.378 dengan signifikansi berturut-turut hitung 0.059, 0.878 dan 0.029. Oleh karena semua nilai signifikansi untuk MK PKn dan Bahasa Indonesia lebih besar dari α = 0,050, maka nilai F tidak signifikan. Artinya bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara jenis kelamin dengan hasil belajar mahasiswa MK PKn dan Bahasa Indonesia. Untuk MK Matematika nilai signifikansi lebih kecil dari α = 0,050, maka nilai F signifikan. Artinya bahwa ada perbedaan signifikan antara jenis kelamin dengan hasil belajar mahasiswa MK Matematika.

Dalam dokumen KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA (1) (Halaman 27-33)

Dokumen terkait