• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

A. Hasil Penelitian

3. Deskripsi Data Penelitian

Data yang terkumpul dari masing-masing variabel faktor ditabulasi sesuai dengan keperluan analisis. Selanjutnya, data yang telah ditabulasi dianalisis dengan statistik deskriptif di antaranya menghitung nilai tendensi sentral dan ukuran penyebarannya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui gambaran secara umum makna yang terkandung dari gugusan sebaran data yang diperoleh.

Pembahasan secara rinci mengenai makna yang terkandung dari nilai masing-masing faktor di atas akan dikemukakan melalui pendekatan kajian butir-butir instrumen yang membentuk faktor tersebut, berdasarkan hasil kajian ini nantinya akan diperoleh makna sesunguhnya dan untuk selanjutnya dikonfirmasikan pada saat melakukan pengkajian terhadap permasalahan yang dihipotesiskan.

Hasil analisis Variabel Laten yang terdiri dari Preferensi, Kebudayaan, Sosial, Kepribadian dan Psikologi dapat dilihat dari statistic deskriptif berikut ini.

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Laten Statistics 374 374 374 374 374 0 0 0 0 0 32.8583 88.0294 18.5348 91.2701 49.2460 33.0000 89.0000 19.0000 91.0000 49.0000 33.00 89.00a 19.00 94.00 48.00 6.5062 11.3726 4.8481 11.0453 7.5570 42.3311 129.3369 23.5042 121.9993 57.1082 32.00 58.00 22.00 57.00 47.00 18.00 57.00 7.00 63.00 26.00 50.00 115.00 29.00 120.00 73.00 12289.00 32923.00 6932.00 34135.00 18418.00 Statistics Valid Missing N Mean Median Mode Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum Sum

PREFENSI KEBUDAYAAN SOSIAL KEPRIBADIAN PSIKOLOGI

Multiple modes exist. The smallest value is shown a.

Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa Mean (rata-rata) dari masing masing variable laten: Preferensi, Kebudayaan, Sosial, Kepribadian, Psikologi secara berturut-turut adalah 32,8583; 88,0294; 18,5348; 91,2701; 49,2460. Skor Standar deviasi (simpangan baku) masing masing variabel laten adalah: 6,5062; 11,3726; 4, 8481; 11,0453; 7,5570, skor ini menunjukkan bahwa keragaman antara satu responden dengan responden lainnya tidak begitu besar perbedaannya atau tidak sampai satu standar deviasi penyimpangannya bila dilihat antara skor rata-rata,

Median (nilai tengah), dan skor Modusnya. Skor minimum masing masing variabel

laten secara berturut turut adalah: 18,00; 57,00; 7,00; 63,00; 26,00. Skor Maksimum masing masing variabel laten secara berturut turut adalah: 50,00; 115,00; 29;00; 120,00; 73,00. Gambaran yang lebih jelas masing-masing variabel laten dapat dilihat dari penjelasan berikut ini.

a. Variabel Preferensi

Hasil analisis sebaran data statistik deskriptif variabel Preferensi dapat digambarkan dengan histogram berikut ini.

Gambar 4.1 Histogram Variabel Preferensi

RPREFENSI 47.5 - 51.5 43.5 - 47.5 39.5 - 43.5 35.5 - 39.5 31.5 - 35.5 27.5 - 31.5 23.5 - 27.5 19.5 - 23.5 15.5 - 19.5 F re q u e n cy 100 80 60 40 20 0 5 16 24 89 86 70 60 16 8

Gambar ini menujukkan bahwa skor variabel preferensi tersebar dari kelas interval 15,5 – 19,5 sebagai nilai terkecil (minimum) dan kelas interval 47,5 – 51,5 sebagai nilai tertinggi (maksimum). Pengelompokan nilai Preferensi ini dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu kelompok rendah, kelompok sedang dan kelompok tinggi. Hasil pengelompokan ini dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2 Pembagian Kelompok Variabel Preferensi PREFENSI Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

RENDAH (MEAN - 1SD) 84 22.5 22.5 22.5

MEAN - 1SD < SEDANG > MEAN +

1SD 245 65.5 65.5 88.0

TINGGI (MEAN + 1SD) 45 12.0 12.0 100.0

Total 374 100.0 100.0

Berdasarkan Tabel 4.2 diatas terlihat bahwa sebaran skor preferensi kelompok rendah terdapat 84 orang atau 22,5%, kelompok sedang terdapat 245 orang atau 65,5%, dan kelompok tinggi terdapat 45 orang atau 12%. Dari hasil yang ditemukan menunjukan bahwa adanya kecenderungan yang sama pada jawaban kelompok rendah, kelompok sedang dan kelompok tinggi atau masyarakat Al Washliyah Sumatera Utara yang setuju bahwa asuransi syariah mampu menumbuhkan minat masyarakat, investasi melalui akad sesuai syariah, tidak mengandung unsur penipuan, sistem operasionalnya mempunyai daya tahan terhadap krisis global, dan memberikan keuntungan bagi masyarakat. Serta asuransi syariah mampu melayani kebutuhan masyarakat.

Serta ditemukan juga, kecenderungan yang sama pada jawaban kelompok rendah, kelompok sedang dan kelompok tinggi atau masyarakat Al Washliyah Sumatera Utara yang sangat setuju terhadap gambaran konsep asuransi memenuhi rasa keadilan masyarakat, atau pengelola asuransi harus memiliki integritas moral

yang baik, sistem yang digunakan berbeda dengan asuransi konvensional dan sangat setuju tentang adanya pengawasan asuransi syariah dengan Dewan Pengawas Syariah.

Sehingga berdasarkan Tabel 4.2 dan hasil deskripsi diatas, terlihat bahwa sebaran skor variabel Preferensi atau hasil dari pengelompokan menunjukkan bahwa sebagian besar responden bila ditinjau dari variabel Preferensi terhadap asuransi syariah terpola pada kelompok sedang.

b. Varibel Kebudayaan

Hasil analisis sebaran data statistik deskriptif variabel Kebudayaan dapat digambarkan dengan histogram berikut ini:

Gambar 4.2 Histogram Variabel Kebudayaan

Gambar ini menujukkan bahwa skor variabel Kebudayaan tersebar dari kelas interval 54.5 – 61,5 sebagai nilai terkecil (minimum) dan kelas interval 110,5 – 117,5 sebagai nilai tertinggi (maksimum). Pengelompokan nilai variabel Kebudayaan ini dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu kelompok rendah,

KEBUDAYAAN 110.5 - 117.5 103.5 - 110.5 96.5 - 103.5 89.5 - 96.5 82.5 - 89.5 75.5 - 82.5 68.5 - 75.5 61.5 - 68.5 54.5 - 61.5 F re q u e n cy 100 80 60 40 20 0 5 25 63 83 83 60 39 11 5

kelompok sedang dan kelompok tinggi. Hasil pengelompokan ini dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3 Pembagian Kelompok Variabel Kebudayaan KEBUDAYAAN Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

RENDAH (MEAN - 1SD) 68 18.2 18.2 18.2

MEAN - 1SD < SEDANG > MEAN +

1SD 237 63.4 63.4 81.6

TINGGI (MEAN + 1SD) 69 18.4 18.4 100.0

Total 374 100.0 100.0

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas terlihat bahwa sebaran skor variabel Kebudayaan pada kelompok rendah terdapat 68 orang atau 18,2%. Hal ini dapat tergambarkan dari jawaban kelompok rendah terkait kebudayaan masyarakat Al Washliyah Sumatera Utara tentang asuransi syariah. Sehingga diperoleh hasil yang menunjukan bahwa sebagian besar kelompok rendah adanya keraguan tentang bagaimana memandang keberhasilan sebagai tujuan dalam melakukan pekerjaan, pekerjaan yang dilakukan juga harus mampu memenuhi kebutuhan, hidup harus sesuai dengan perkembangan zaman, fasilitas harus mampu memberikan kenyamanan hidup, ragu berusaha sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidup dan dalam menentukan pilihan sendiri, adanya keraguan dalam memanfaatkan lingkungan untuk kenyamanan diri, ragu dalam mengikuti pergaulan di lingkungan hidup, ragu sebagai warga negara Indonesia serta adanya keraguan terkait bagaimana mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan ada juga dari masyarakat Al Washliyah Sumatera Utara yang kurang setuju tentang pandangan bagaimana berteman dengan kalangan kurang mampu, berteman dengan masyarakat sangat mampu, berteman dengan para pekerja saja, kurang setuju hanya berteman dengan masyarakat ekonomi menengah, ekonomi mampu, ekonomi

kurang mampu dan ekonomi sangat mampu. Akan tetapi ditemukan juga sebagian kecil dari pandangan masyakat Al Washliyah Sumatera Utara yang setuju tentang bagaimana prestasi harus di peroleh dengan kerja keras, aktivitas yang dilakukan adalah untuk memenuhi kebutuhan, setuju bahwa pekerjaan harus dilakukan dengan tepat waktu, setuju bersilaturahmi dengan sesama teman, saling menghargai dalam perbedaan ras, serta setuju perlunya penyesuaian perilaku dengan tempat tinggal.

Selain itu kelompok sedang terdapat 237 orang atau sekitar 63,4% yang menunjukkan bahwa sebagian besar jawaban kelompok sedang setuju, tentang bagaimana prestasi harus di peroleh dengan kerja keras, keberhasilan adalah tujuan dalam melakukan pekerjaan, aktivitas pekerjaan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan, setuju bahwa pekerjaan harus dilakukan dengan tepat waktu, fasilitas harus mampu memberikan kenyamanan hidup, berusaha sendiri memenuhi kebutuhan hidup, dan setuju dalam menentukan pilihan sendiri. Bahkan masyarakat juga setuju tentang bagaimana memanfaatkan lingkungan untuk kenyamanan diri bersilaturahmi atau bergaul dengan sesama teman di lingkungan, masyarakat juga bangga sebagai warga negara Indonesia, dan juga setuju dalam mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Serta masyarakat juga setuju bahwa budaya saling menghargai dengan perbedaan ras, mampu menyesuaikan perilaku dengan tempat tinggal dan juga setuju berteman dengan kalangan masyarakat kurang mampu. Akan tetapi ditemukan juga, bahwa sebagian kecil masyarakat Al Washliyah Sumatera Utara adanya keraguan yang terjadi tentang pandangan bagaimana hidup harus sesuai dengan perkembangan zaman, ragu berteman dengan masyarakat sangat mampu, para pekerja, masyarakat ekonomi menengah, masyarakat ekonomi mampu, ekonomi kurang mampu, dan ragu berteman dengan masyarakat ekonomi sangat mampu.

Sedangkan kelompok tinggi sebanyak 69 orang atau 18.4%, menunjukan bahwa sebagian besar masyarakat Al Washliyah Sumatera Utara sangat setuju

tentang pandangan bagaimana prestasi harus di peroleh dengan kerja keras, keberhasilan adalah tujuan dalam melakukan pekerjaan, aktivitas pekerjaan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan, pekerjaan harus dilakukan dengan tepat waktu, hidup harus sesuai dengan perkembangan zaman, fasilitas harus mampu memberikan kenyamanan hidup, dan sangat setuju berusaha sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidup, sehingga terciptanya kemandirian di masyarakat.

Selain itu masyarakat juga sangat setuju dalam menentukan pilihan sendiri. Bahkan masyarakat Al Washliyah juga sangat setuju tentang bagaimana kebebasan dalam menentukan pilihan sendiri, memanfaatkan lingkungan untuk kenyamanan diri, bersilaturahmi atau bergaul dengan sesama teman di lingkungan, dan masyarakat sangat setuju atas rasa bangganya sebagai warga negara Indonesia, serta sangat setuju dalam mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari dan saling menghargai atas perbedaan ras.

Akan tetapi ditemukan juga bahwa sebagian kecil dari masyarakat Al Washliyah yang hanya setuju tentang pandangan bagaimana masyarakat harus mampu menyesuaikan perilaku dengan tempat tinggalnya, berteman dengan kalangan masyarakat kurang mampu atau yang sangat mampu, para pekerja, masyarakat ekonomi menengah, masyarakat ekonomi mampu, dan kurang mampu, serta setuju hanya berteman dengan masyarakat ekonomi sangat mampu.

Sehingga berdasarkan Tabel 4.3 dan hasil deskripsi diatas, terlihat bahwa sebaran skor variabel Kebudayaan atau hasil dari pengelompokan menunjukkan bahwa sebagain besar responden bila ditinjau dari variabel Kebudayaan terhadap asuransi Syariah terpola pada kelompok sedang.

c. Variabel Sosial

Hasil analisis sebaran data statistik deskriptif variabel Sosial dapat digambarkan dengan histogram berikut ini:

Gambar 4.3 Histogram Variabel Sosial

Gambar ini menujukkan bahwa skor variabel Sosial tersebar dari kelas interval 5.5 – 8,5 sebagai nilai terkecil (minimum) dan kelas interval 29,5 – 32,5 sebagai nilai tertinggi (maksimum). Pengelompokan nilai variabel Sosial ini dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu kelompok rendah, kelompok sedang dan kelompok tinggi. Hasil pengelompokan ini dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 Pembagian Kelompok Variabel Sosial SOSIAL Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

RENDAH (MEAN - 1SD) 73 19.5 19.5 19.5

MEAN - 1SD < SEDANG > MEAN +

1SD 235 62.8 62.8 82.4

TINGGI (MEAN + 1SD) 66 17.6 17.6 100.0

Total 374 100.0 100.0

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas terlihat bahwa kelompok rendah terdiri dari 73 orang atau 19,5%, menunjukan jawaban yang pasti bahwa masyarakat Al Washliyah Sumatera Utara kurang setuju, tentang pandangan bagaimana kebutuhan

SOSIAL 29.5 - 32.5 26.5 - 29.5 23.5 - 26.5 20.5 - 23.5 17.5 - 20.5 14.5 - 17.5 11.5 - 14.5 8.5 - 11.5 5.5 - 8.5 SOSIAL F re q u e n cy 120 100 80 60 40 20 0 10 56 64 97 67 49 25

pokok lebih diutamakan, kurang setuju memandang kebutuhan tambahan memiliki polis asuransi jika memiliki uang, kurang memperhatikan kelangsungan hidup keluarga, kelangsungan hidup mendatang, dan kurang setuju bahwa sebuah jabatan itu dapat mendukung pemenuhan kebutuhan keluarga. Serta masyarakat Al Washliyah Sumatera Utara kurang setuju tentang bagaimana meningkatkan kualitas diri dengan berasuransi agar dipandang oleh masyarakat.

Selain itu, berdasarkan tabel 4.4 di atas bahwa kelompok sedang terdapat 235 orang atau 62,8%. Hal ini membuktikan hasil yang pasti bahwa masyarakat Al Washliyah Sumatera Utara memiliki keraguan, tentang pandangan bagaimana kebutuhan pokok lebih diutamakan, adanya keraguan memandang kebutuhan tambahan memiliki polis asuransi jika memiliki uang, keraguan dalam kelangsungan hidup keluarga, kelangsungan hidup mendatang, dan adanya keraguan yang terjadi dalam memandang sebuah jabatan itu dapat mendukung pemenuhan kebutuhan keluarga. Serta adanya keraguan dimasyarakat Al Washliyah Sumatera Utara tentang bagaimana meningkatkan kualitas diri dengan berasuransi agar dipandang oleh masyarakat.

Sedangkan dalam kelompok tinggi sebanyak 66 orang atau 17.6% yang menunjukan sebuah hasil yang pasti bahwa masyarakat Al Washliyah Sumatera Utara setuju, terkait sebuah pandangan tentang bagaimana kebutuhan pokok lebih diutamakan, setuju memandang kebutuhan tambahan memiliki polis asuransi. Kemudian masyarakat setuju tentang perlunya memperhatikan kelangsungan hidup keluarga, kelangsungan hidup mendatang, dan setuju dalam memandang sebuah jabatan itu dapat mendukung pemenuhan kebutuhan keluarga. Serta masyarakat Al Washliyah Sumatera Utara juga setuju tentang bagaimana meningkatkan kualitas diri dengan berasuransi agar dipandang oleh masyarakat.

Sehingga berdasarkan tabel 4.4 dan hasil deskripsi di atas, terlihat bahwa sebaran skor variabel Sosial atau hasil dari pengelompokan menunjukkan bahwa

sebagain besar responden bila ditinjau dari variabel Sosial terhadap asuransi syariah terpola pada kelompok sedang.

d. Variabel Kepribadian

Hasil analisis sebaran data statistik deskriptif variabel Kepribadian dapat digambarkan dengan histogram berikut ini:

Gambar 4.4 Histogram Variabel Kepribadian

Gambar ini menujukkan bahwa skor variabel Kepribadian tersebar dari kelas interval 60,5 – 67,5 sebagai nilai terkecil (minimum) dan kelas interval 116,5 – 123,5 sebagai nilai tertinggi (maksimum). Pengelompokan nilai variabel Kepribadian ini dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu kelompok rendah, kelompok sedang dan kelompok tinggi. Hasil pengelompokan ini dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini:

KEPRIBADIAN 116.5 - 123.5 109.5 - 116.5 102.5 - 109.5 95.5 - 102.5 88.5 - 95.5 81.5 - 88.5 74.5 - 81.5 67.5 - 74.5 60.5 - 67.5 F re q u e n cy 120 100 80 60 40 20 0 7 46 78 97 53 64 23

Tabel 4.5 Pembagian Kelompok Variabel Kepribadian KEPRIBADIAN Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

RENDAH (MEAN - 1SD) 80 21.4 21.4 21.4

MEAN - 1SD < SEDANG > MEAN

+ 1SD 237 63.4 63.4 84.8

TINGGI (MEAN + 1SD) 57 15.2 15.2 100.0

Total 374 100.0 100.0

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas terlihat bahwa Kepribadian pada kelompok rendah terdiri dari 80 orang atau 21,4%. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar kelompok rendah atau masyarakat Al Washliyah Sumatera Utara ragu tentang bagaimana proteksi terhadap anak harus menjadi perhatian penting baik dalam hal kesehatan atau pendidikan, ragu berasuransi syariah sejak dini sebagai bentuk peningkatan kualitas diri, ragu terhadap sebuah pandangan bahwa orang dewasa dituntut memberikan proteksi kepada diri dan keluarga sebagai kebutuhan hidupnya, berpikiran mengenai masa depan diri dan keluarganya, dan ragu untuk memproteksi diri atau keluarga dengan berasuransi syariah.

Selain itu, adanya keraguan bahwa peningkatan ekonomi menjadi prioritas keluarga dengan berinvestasi di asuransi syariah, ragu dengan penghasilan disesuaikan dengan pemenuhan kebutuhan keluarga, ragu untuk mempersiapkan diri dan keluarga untuk masa depan dengan berinvestasi di asuransi syariah, ragu dengan ajaran Islam salah satunya dengan memproteksikan diri dan keluarga dengan asuransi syariah dan ragu berasuransi syariah berkaitan dengan pemahaman agama dan kebutuhan.

Kemudian, adanya keraguan yang terjadi tentang rasa tanggung jawab untuk memberikan proteksi keluarga sesuai dengan ajaran Islam, ragu dalam mengatur keuangan keluarga, menjaga keluarga dengan berasuransi syariah, ragu untuk melakukan kegiatan yang memberikan manfaat, ragu untuk mengikuti

perkembangan pengelolaan keuangan syariah, dan adanya keraguan untuk menerima regulasi asuransi syariah sesuai ajaran agama, serta ragu untuk berasuransi syariah berdasarkan kesepakatan bersama di dalam keluarga. Bahkan sampai ditemukan juga dari kelompok rendah yang tidak setuju untuk berasuransi syariah sebagai kebutuhan.

Akan tetapi, ditemukan juga dari sebagian kecil kelompok rendah atau masyarakat Al Washliyah Sumatera Utara yang setuju, tentang mengutamakan kebutuhan pokok dan kebutuhan tambahan, setuju menerima kondisi sesuai kemampuan yang dimiliki, setuju bahwa penghasilan adalah rezeki yang diperoleh sehingga harus dibelanjakan sesuai dengan ajaran Islam, setuju untuk menjalin silaturahim dengan siapapun, membina keutuhan keluarga, dan setuju untuk menjalin kerja sama dengan orang lain.

Kemudian uraian diatas memperlihatkan bahwa Kepribadian kelompok sedang terdapat 237 orang atau 63,4%. Berdasarkan data yang diperoleh membuktikan bahwa sebagian besar dalam kelompok sedang atau masyarakat Al Washliyah Sumatera Utara menyatakan setuju terkait tentang bagaimana proteksi terhadap anak harus menjadi perhatian penting baik dalam hal kesehatan atau pendidikannya, berpikiran ke depan mengenai masa depan diri dan keluarganya, dan setuju untuk memproteksi diri atau keluarga dengan berasuransi syariah.

Selain itu, masyarakat Al Washliyah juga setuju bahwa dengan peningkatan ekonomi menjadi prioritas keluarga untuk berinvestasi di asuransi syariah, setuju bila penghasilan disesuaikan dengan pemenuhan kebutuhan keluarga, setuju untuk mempersiapkan diri dan keluarga untuk masa depan dengan berinvestasi di asuransi syariah, menghindari perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran Islam salah satunya dengan memproteksikan diri dan keluarga dengan asuransi syariah dan setuju bila berasuransi syariah dengan pemahanan agama dan kebutuhan.

Selanjutnya uraian di atas, juga menunjukan bahwa masyarakat Al Washliyah dalam kelompok sedang juga setuju tentang bagaimana mengutamakan

kebutuhan pokok dan kebutuhan tambahan, menerima kondisi sesuai kemampuan yang dimiliki, setuju bahwa penghasilan adalah rezeki yang diperoleh sehingga harus dibelanjakan sesuai dengan ajaran Islam, setuju atas tanggung jawab untuk memberikan proteksi keluarga sesuai dengan ajaran Islam, mengatur keuangan keluarga, setuju untuk menjalin silaturahim dengan siapapun, membina keutuhan keluarga, menjalin kerja sama dengan orang lain, serta setuju untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat dan setuju untuk berasuransi syariah berdasarkan kesepakatan bersama di dalam keluarga.

Akan tetapi, ditemukan juga dari sebagian kecil kelompok sedang atau masyarakat Al Washliyah Sumatera Utara yang ragu tentang berasuransi syariah sejak dini merupakan bentuk peningkatan kualitas diri, ragu terhadap sebuah pandangan bahwa orang dewasa dituntut memberikan proteksi kepada diri dan keluarga sebagai kebutuhan hidupnya, ragu dalam menjaga keluarga dengan berasuransi syariah, mengikuti perkembangan pengelolaan keuangan syariah, dan adanya keraguan untuk berasuransi syariah sebagai kebutuhan, serta adanya keraguan yang muncul dalam kelompok sedang atau masyarakat Al Washliyah Sumatera Utara terkait regulasi yang digunakan asuransi syariah telah sesuai ajaran agama.

Sedangkan kelompok tinggi sebanyak 57 orang atau 15.2%. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar kelompok tinggi atau masyarakat Al Washliyah Sumatera Utara menjawab sangat setuju tentang bagaimana memikirkan mengenai masa depan diri dan keluarga, menjadikan peningkatan ekonomi menjadi prioritas keluarga untuk berinvestasi di asuransi syariah, menjadikan penghasilan disesuaikan dengan pemenuhan kebutuhan keluarga, sangat setuju untuk mempersiapkan diri dan keluarga untuk masa depan dengan berinvestasi di asuransi syariah, sangat setuju menghindari perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran Islam salah satunya dengan memproteksikan diri dan keluarga dengan asuransi syariah,

dan sangat setuju bila berasuransi syariah berkaitan dengan pemahaman agama dan kebutuhan.

Selain itu, uraian di atas juga menunjukan bahwa masyarakat Al Washliyah dalam kelompok tinggi sangat setuju dalam mengutamakan kebutuhan pokok dan kebutuhan tambahan, menerima kondisi sesuai kemampuan yang dimiliki, menerima bahwa penghasilan adalah rezeki yang diperoleh harus dibelanjakan sesuai dengan ajaran Islam, sangat setuju bahwa tanggung jawab memberikan proteksi keluarga sesuai dengan ajaran Islam, mampu dalam mengatur keuangan keluarga, sangat setuju untuk menjalin silaturahim dengan siapapun, membina keutuhan keluarga, menjalin kerja sama dengan orang lain, untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat, dan sangat setuju dengan berasuransi syariah sebagai kebutuhan. Serta masyarakat Al Washliyah dalam kelompok tinggi juga sangat setuju untuk menerima regulasi asuransi syariah sesuai dengan ajaran agama.

Akan tetapi, ditemukan juga dari sebagian kecil kelompok tinggi atau masyarakat Al Washliyah Sumatera Utara yang hanya setuju tentang bagaimana proteksi terhadap anak harus menjadi perhatian penting baik dalam hal kesehatan atau pendidikannya, berasuransi syariah sejak dini merupakan bentuk peningkatan kualitas diri, setuju terhadap sebuah pandangan bahwa orang dewasa dituntut memberikan proteksi kepada diri dan keluarga sebagai kebutuhan hidupnya, setuju dengan meningkatnya pendapatan dapat memenuhi kebutuhan dalam memproteksi diri dan keluarga dengan berasuransi syariah, menjaga keluarga dengan berasuransi syariah, dan setuju untuk mengikuti perkembangan pengelolaan keuangan syariah. Serta kelompok tinggi atau masyarakat Al Washliyah Sumatera Utara hanya setuju tentang bagaimana berasuransi syariah berdasarkan kesepakatan bersama di dalam keluarga.

Sehingga berdasarkan tabel 4.5 dan hasil deskripsi di atas, terlihat bahwa sebaran skor variabel Kepribadian atau hasil dari pengelompokan menunjukkan