• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

E. Deskripsi Fokus Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka yang menjadi fokus penelitian ini yaitu:

1. Kontribusi Anggota DPD RI dalam mengakomodasi kepentingan masyarakat yaitu mengakomodasi aspirasi daerah dan memperjuangkan aspirasi rakyat.

Kontribusi DPD dalam mengakomodasi kepentingan masyarakat untuk Pembangunan Daerah Kabupaten Takalar

Faktor-faktor Pendukung - Adanya Otonomi Daerah - Sumber Daya Alam di Daerah - Dukungan Pemerintah Setempat

- Mengakomodasi aspirasi daerah

- Memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah

-

Efektivitas Peranan Anggota DPD dalam Pembangunan Daerah

2. Peran Anggota DPD RI dalam mengakomodasi kepentingan masyarakat untuk Pembangunan Daerah Kabupaten Takalar telah mengakomodasi kepentingan masyarakat.

3. Faktor-faktor yang mendukung adalah adanya otonomi daerah, sumber daya alam di daerah dan dukungan pemerintah setempat dan dukungan masyarakat.

Sedangkan faktor yang menghambat dalam mengakomodasi kepentingan masyarakat adalah kurang sosialisasi, kurang komunikasi dan kurang pertemuan.

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan selama dua bulan atau disesuaikan dengan surat izin penelitian. Sedangkan lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Takalar. Dipilihnya Kabupaten Takalar sebagai lokasi penelitian ini dengan didasarkan pada pertimbangan bahwa di Kabupaten Takalar telah melaksanakan otonomi daerah dan implementasi pembangunan daerah berorientasi dan memperhatikan kepentingan masyarakat.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kualitatif yang diuraikan dengan kata-kata menurut pendapat informan,apa adanya sesuai dengan pertanyaan penelitiannya. Penelitian ini memberikan gambaran sistematik, cermat dan akurat. Penelitian ini menitikberatkan pada proses pengumpulan data supaya dapat menggambarkan keadaan obyek penelitian apa adanya berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya.

Tipe penelitian ini adalah penelitian studi kasus yang merupakan penelitian terinci tentang keseluruhan personalitas khususnya yang berkaitan dengan Peranan Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia dalam Mengakomodasi Kepentingan Masyarakat Daerah Kabupaten Takalar.

C. Informan Penelitian

Karena penelitian ini adalah penelitian kualitatif, maka peneliti tidak menggunakan populasi dan sampel penelitian sebagai sasaran, akan tetapi digunakan istilah informan penelitian. Dengan demikian, yang menjadi informan penelitian

adalah bagaimana peran Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dalam mengakomodasi kepentingan masyarakat untuk pembangunan Daerah Kabupaten Takalar. Karena itu, maka dalam teknik pengambilan data digunakan informan, adapun informan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tebel berikut:

Tabel 3. 1 Informan penelitian

No Informan Penelitian Informan Kunci 1

Berdasarkan tabel di atas, yang menjadi informan penelitian adalah salah seorang Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yaitu Bahar Ngitung, penulis membatasi satu orang Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) karena keterbatasan waktu, dan dana, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Camat dan Kepala Daerah Kabupaten Takalar.

D. Sumber Data

Sumber perolehan data atau dari mana data tersebut berasal secara umum dalam penelitian dikenal ada dua jenis data, yaitu data primer (primary data) dan data sekunder (secondary data). Kedua jenis data ini selalu dipakai oleh para peneliti dalam usaha membuat solusi atau menemukan jawaban terhadap pokok persoalan yang diteliti, baik digunakan secara bersama-sama maupun secara terpisah.

1. Data primer yang diperoleh dan digali dari sumber utamanya yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan secara langsung dari informan.

2. Data sekunder yang diperoleh dan digali melalui hasil pengolahan pihak kedua dari hasil penelitian lapangan. Data sekunder diperoleh referensi, baik berupa

majalah, jurnal, artikel dan berbagai hasil penelitian yang relevan. Data sekunder merupakan data yang mendukung data primer, yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diteliti. Sumber ini merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data.

E. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala yang diteliti yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikhologis.

2. Interviu (wawancara)

Wawancara untuk mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada informan. Wawancara merupakan proses interaksi dan komunikasi.

Tujuan wawancara untuk memperoleh keterangan secara langsung dari informan.

Oleh sebab itu, perlu diketahui terlebih dahulu sasaran, maksud dan masalah yang dibutuhkan oleh peneliti.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah mencari data dalam penelitian dengan cara mencatat buku-buku, arsip atau dokumen, daftar tabel dan hal-hal yang terkait dengan penelitian ini.

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelusuran melalui observasi, wawancara dan dokumentasi akan diolah dan disajikan dengan sistematis sejalan dengan pertanyaan

penelitian yang selanjutnya akan dilakukan analisis secara kualitatif berupa kalimat-kalimat yang menggambarkan kondisi nyata dari subyek peneitian sehingga realita di lapangan dapat tergambar dalam pelukisan tersebut. Untuk menguji kredibilitas data, dilakukan reduksi data, verifikasi data, dan penarikan kesimpulan.

Reduksi data yaitu data yang sudah dikumpulkan kemudian dirangkum, memilih hal-hal yang diperlukan dan hal-hal yang tidak diperlukan. Reduksi data dalam penelitian ini adalah proses pemilihan, pemutusan perhatian untuk menyederhanakan, mengabstrakkan data dan transformasi data kasar yang diperoleh.

Verifikasi data yaitu pengambilan kesimpulan terhadap data yang sudah disajikan. Adapun dalam penarikan kesimpulan, penulis membuat kesimpulan yang sifatnya longgar dan terbuka, baik dari hasil dokumentasi, observasi, dan wawancara.

Selanjutnya data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan tekhnik analisis induktif, yaitu data yang diperoleh atau ditemukan di lapangan dianalisis kemudian menarik suatu kesimpulan.

G. Keabsahan Data

Agar data penelitian ini terjamin keabsahannya peneliti menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Uji trianggulasi dimaksudkan untuk mengecek data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu secara berulang-ulang.

2. Mengadakan observasi secara tekun

3. Mengadakan pengecekan untuk membuktikan data yang telah ditemukan peneliti.

35 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Kabupaten Takalar 1. Prioritas Pembangunan Daerah Kabupaten Takalar

Prioritas pembangunan Kabupaten Takalar untuk tahun 2013 merupakan tindak lanjut atau dalam rangka mendukung program pembangunan daerah.

Sebagaimana diatur dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa perencanaan pembangunan nasional merupakan satu kesatuan. Oleh karenanya perencanaan pembangunan di daerah juga mengacu dan berpedoman pada perencanaan pembangunan pemerintah di tingkat atasnya.

Prioritas pembangunan nasional yang harus disinergikan dengan prioritas pembangunan daerah, sebagaimana yang dikemukakan oleh salah seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kabupaten Takalar sebagai berikut:

Pertama, Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola; Kedua, Pendidikan; Ketiga, Kesehatan; Keempat, Penanggulangan Kemiskinan; Kelima, Ketahanan Pangan; Keenam, Infrastruktur; Ketujuh, Iklim Investasi dan Usaha;

Kedelapan, Energi; Kesembilan, Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana; Kesepuluh, Kebudayaan, Ekonomi Kreativitas, dan Inovasi Teknologi; Kesebelas, tiga bidang lainnya yaitu (1) bidang Politik, Hukum dan Keamanan, (2) bidang Perekonomian, dan (3) bidang Kesejahteraan Rakyat. (H. Abd. Muis Sarro. Anggota DPRD Kabupaten Takalar, wawancara di Takalar, tanggal 20 Agustus 2013).

Prioritas pembangunan daerah Kabupaten Takalar tahun 2013 selain memperhatikan prioritas pembangunan nasional dan prioritas pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan, juga dirumuskan berdasarkan hasil evaluasi pencapaian kinerja tahun 2012 masalah dan tantangan pembangunan Daerah Kabupaten Takalar,

rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan dan hasil musrenbang RKPD tahun anggaran 2013.

Prioritas pembangunan Kabupaten Takalar tahun 2013 sebagaimana yang dikemukakan oleh salah seorang Anggota DPRD Kabupaten Takalar sebagai berikut:

Pertama penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat; kedua peningkatan aksesibilitas dan kualitas pendidikan; ketiga peningkatan aksesibilitas dan kualitas kesehatan; keempat peningkatan kualitas sumberdaya aparatur; kelima peningkatan ketahanan pangan; keenam pembangunan perkotaan (kota berkelanjutan/kota yang bersih dan hijau);

ketujuh pengembangan infrastruktur wilayah. (M. Darwis Anggota DPRD Kabupaten Takalar, wawancara di Takalar, tanggal 23 Agustus 2013).

Adapun sasaran yang ingin dicapai untuk masin-masing prioritas pembangunan Daerah Kabupaten Takalar dijelaskan dalam tabel berikut:

Tabel 4.1.

Prioritas Pembangunan Daerah Kabupaten Takalar Tahun 2013 Prioritas

1. Meningkatnya kapasitas sumberdaya masyarakat 2. Meningkatnya rumah layak huni dan sanitasi

lingkungan

3. Meningkatnya cakupan layanan jaringan listrik di daerah terpencil

4. Meningkatnya cakupan layanan air bersih (minum) 5. Penciptaan dan perluasan lapangan kerja

6. Meningkatnya infrastruktur (Jalan dan jembatan) Perdesaan

7. Peningkatan dan pengadaan sarana transportasi penumpang dan barang di perdesaan

8. Meningkatnya penerapan teknologi tepat guna 9. Meningkatnya pelestarian budaya dan

pengembangan pariwisata

10. Membaiknya iklim investasi dan usaha

2. Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pendidikan

1. Menurunnya angka buta huruf usia 15 - 45 tahun 2. Menurunnya angka putus sekolah usia 7 - 12 tahun

dan 13 -15 tahun (Wajar 9 tahun)

3. Meningkatnya layanan pendidikan anak usia dini 4. Meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan 5. Meningkatnya mutu tenaga pendidik dan

kependidikan, serta pemerataan penempatan tenaga pendidik.

6. Meningkatnya mutu siswa 3. Peningkatan

Aksesibilitas dan Kualitas Kesehatan

1. Menurunnya prevalensi kekurangan gizi pada balita 2. Menurunnya angka kematian bayi, balita dan anak 3. Menurunnya angka kematian ibu dan meningkatnya

kesehatan ibu

4. Peningkatan dan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular (DBD, malaria, TBC, dan Filariasis)

5. Meningkatnya angka partisipasi KB pasangan usia subur

6. Meningkatnya sarana dan prasarana kesehatan (meliputi pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan kefarmasian)

7. Pemerataan distribusi tenaga kesehatan (medis dan paramedis)

8. Meningkatnya Mutu Layanan Kesehatan 4. Peningkatan Kualitas

Sumberdaya Aparatur

1. Meningkatnya kapasitas/kemampuan aparatur pemerintah daerah (melalui pelatihan/diklat tehnis dan fungsional)

2. Meningkatnya kinerja aparatur pemerintah daerah (melalui Evaluasi kinerja SKPD, Evaluasi

kelembagaan, Penegakan disiplin aparatur, Analisis jabatan, Peningkatan kesejahteraan bagi aparatur)

5. Peningkatan

Ketahanan Pangan

1. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pertanian 2. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan

prasarana pengolahan air (irigasi)

3. Penyediaan lumbung pangan masyarakat(gudang pangan pemerintah)

4. Pembangunan dan rehabilitasi balai penyuluh pertanian di kecamatan

5. Meningkatnya sarana dan prasarana balai pembenihan/perbibitan untuk tanaman pangan/hortikultura/perkebunan/peternakan.

6. Pembangunan/rehabilitasi pusat/pos/klinik pelayanan kesehatan hewan dan inseminasi buatan

7. Meningkatnya pengolahan hasil pertanian dan perikanan

8. Pengembangan sarana dan prasarana perikanan tangkap, budidaya perikanan laut dan air tawar, 9. Pengembangan kawasan budidaya rumput laut 6. Pembangunan

Perkotaan (Kota yang bersih, hijau dan berkelanjutan)

1. Meningkatnya penataan dan pemanfaatan bangunan di perkotaan

2. Meningkatnya kualitas penataan lingkungan perkotaan

3. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam penataan lingkungan perkotaan

4. Meningkatnya RTH di lingkungan perkotaan 7. Pengembangan

Infrastruktur Wilayah

1. Pembangunan dan Pemeliharaan jalan dan jembatan 2. Pembangunan dan Pengembangan pasar

3. Meningkatnya Sarana Prasarana Sosial dan Pemerintahan

(Dokumentasi Kantor Daerah Kabupaten Takalar, 2013)

Prioritas pembangunan dan sasaran tahun 2013 tersebut, selanjutnya dijabarkan kedalam program dan kegiatan prioritas terkait, sebagaimana tabel berikut ini:

Tabel 4.2.

Penjelasan Program Prioritas Pembangunan Daerah No Prioritas Pembinaan anak terlantar Dinas

Sosnakertrans

Meningkatnya rumah Penataan struktur industri Dinas

Perindag

Meningkatnya

Meningkatnya

Pendidikan non formal Disdikpora Pengembangan budaya

Pendidikan anak usia dini Disdikpora

Meningkatnya sarana Pendidikan menengah Disdikpora Meningkatnya mutu

3. Peningkatan

Pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru-paru/ rumah sakit mata

RSUD

Peningkatan sarana dan

Meningkatnya

Meningkatnya peran

(Dokumentasi Kantor Daerah Kabupaten Takalar, 2013)

Berdasarkan tabel di atas, pembangunan Daerah Kabupaten takalar terus didorong melalui peningkatan koordinasi dan peningkatan pembangunan sektoral, pengembangan kemampuan sumber daya manusia, pemanfaatan sumber daya alam dan penumbuhan iklim yang mendorong tumbuhnya peningkatan perkembangan daerah. Pembangunan berbagai sarana dan prasarana perekonomian ditingkatkan agar mampu berperan serta dalam pengembangan ekonomi rakyat serta makin meningkatkan pembangunan daerah.

Program pembangunan daerah membutuhkan penanganan dari berbagai pihak agar program tersebut dapat terlaksana dengan baik. Untuk dapat mensukseskan program pembangunan daerah selain dibutuhkan dukungan dan partisipasi masyarakat juga dibutuhkan pemimpin yang bersedia tampil dalam setiap pembangunan. Seorang pemimpin harus memiliki sikap pelopor, berani, memberikan contoh dan teladan yang baik serta rela mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan masyarakat. Sehingga keberhasilan pembangunan pedesaan ditentukan oleh beberapa hal diantaranya adalah keterlibatan masyarakat dan kemampuan serta keterampilan pemimpinnya di dalam menggerakkan semangat pembangunan daerah.

Kondisi masyarakat yang beranekaragam adat istiadat dan norma-norma sosial memberikan corak dan akan mengakibatkan munculnya tokoh-tokoh kepemimpinan yang kompleks. Selain terdapat pemimpin formal (kepala daerah) terdapat juga para tokoh pemimpin informal yang keberadaannya tidak dapat diabaikan begitu saja. Sepak terjang pemimpin formal dan informal memberikan pengaruh terhadap program pembangunan sehingga untuk dapat melaksanakan program pembangunan daerah diperlukan kerjasama antara tokoh pemimpin formal dan informal.

Demikian halnya yang terjadi pada masyarakat Kabupaten Takalar berbagai program pembangunan daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu aspek penting dalam keberhasilan pembangunan di daerah adalah aspek kepemimpinan. Selain peran kepala daerah sebagai pemimpin formal, di Kabupaten Takalar juga terdapat beberapa tokoh informal yang ternyata memberikan pengaruh terhadap pembangunan daerah.

2. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah Kabupaten Takalar

Penyusunan prioritas sasaran pembangunan Daerah Kabupaten Takalar dirumuskan berdasarkan hasil evaluasi pencapaian kinerja pembangunan tahun 2012 dan proyeksi pencapaian kinerja tahun 2012, dan tahun berjalan 2013, serta perumusan permasalahan dan tantangan pada tahun 2013. Tujuan dan sasaran pembangunan tahun 2013 mengacu kepada Visi Pemerintahan Daerah Kabupaten Takalar tahun 2013.

Untuk mewujudkan perencanaan pembangunan yang fokus dan berkesinambungan, visi dan misi dijabarkan dalam tujuan dan sasaran pembangunan daerah Kabupaten Takalar. Selanjutnya tujuan dan sasaran pembangunan daerah dijabarkan dalam pelaksanaan tahunannya. Prioritas pembangunan daerah yang selanjutnya diimplementasikan ke dalam program dan kegiatan yang merupakan bagian visi, misi, tujuan dan sasaran, sebagai berikut "Terciptanya Kepemerintahan yang Baik dan Terpercaya Berdasarkan Nilai Agama dan Budaya”. (Dokumentasi Kantor Daerah Kabupaten Takalar, 2013).

Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan tersebut di atas melalui pelaksanaan misi, maka untuk kerangka perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Takalar tahun 2013 diperlukan kerangka yang jelas pada setiap misi menyangkut tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Tujuan dan sasaran pada setiap misi yang akan dijalankan akan memberikan arahan bagi pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah baik urusan wajib maupun urusan pilihan dalam mendukung pelaksanaan misi dimaksud. Tujuan dan sasaran pada pelaksanaan masing-masing misi diuraikan dalam matriks tabel berikut:

Tabel 4.3.

Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah Kabupaten Tajalar

Misi Tujuan Sasaran

1. Peningkatan kualitas perencanaan;

2. Pengembangan sistem pelayanan publik;

3. Peningkatan kinerja sumber daya manusia aparatur;

4. Peningkatan akuntabilitas

manajemen keuangan dan asset;

5. Penataan organisasi dan tata kerja birokrasi daerah;

6. Peningkatan sistem pengendalian intern pemerintahan daerah.

1. Peningkatan sarana dan prasarana jalan dan jembatan;

2. Peningkatan human resources (SDM) pelaku ekonomi;

4. Peningkatan iklim usaha yang kondusif dan pengembangan daya saing usaha masyarakat;

5. Penguatan lembaga keuangan mikro, koperasi usaha kecil, menengah dan makro;

6. Optimalisasi pengelolaan pertambangan;

7. Pengembangan home industri, industri kecil dan menengah;

8. Optimalisasi promosi usaha dan penanaman modal daerah;

9. Pengembangan sarana dan prasarana balai latihan kerja;

10. Optimalisasi pengelolaan potensi kepariwisataan;

11. Peningkatan kapasitas penelitian dan pengembangan

kepariwisataan.

3. Mengoptimalkan

1. Optimalisasi pengawasan tata ruang;

2. Pengendalian lingkungan hidup.

4. Meningkatkan

1. Penguatan implementasi nilai keagamaan dalam kehidupan masyarakat;

2. Pemeliharaan nilai-nilai budaya lokal;

3. Peningkatan angka partisipasi kasar dan angka partisipasi murni pada semua tingkat satuan

pendidikan berbasis kinerja;

4. Peningkatan peran pemuda dalam pembangunan;

5. Peningkatan indeks pemberdayaan gender;

6. Peningkatan angka usia harapan hidup;

7. Penurunan prevalensi kurang gizi anak balita

8. Penurunan angka kematian anak dan ibu melahirkan;

9. Peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit umum daerah;

10. Peningkatan kualitas

pembangunan kependudukan dan keluarga berencana;

11. Peningkatan kehidupan sosial bagi penyandang cacat, anak terlantar, yatim piatu dan fakir miskin.

5. Mendorong

1. Peningkatan pemahaman dan penegakan hukum dan HAM;

2. Perwujudan kehidupan politik yang demokratis dan kondusif.

(Dokumentasi Kantor Daerah Kabupaten Takalar, 2013)

Kelima misi tersebut akan dicapai dengan prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan, serta berdasarkan nilai-nilai agama dan budaya daerah, sebagai berikut:

a. Keterbukaan/akuntabilitas dapat ditemukan dalam falsafah jujur, terbuka yang membawa makna kehidupan kemasyarakatan dan penegakan hukum secara jujur, tegas, adil terpercaya, berani karena benar, tunduk pada hukum, transparan dan bertanggung jawab.

b. Demokratis dapat dicermati melalui persatuan dan kesatuan dengan makna kebersamaan dalam kemufakatan sebagai kiat untuk mempertemukan berbagai aspirasi masyarakat menjadi basis harmoni kehidupan berbangsa dan bernegara.

Adat lebih menentukan dari penguasa, bahkan rakyat lebih menentukan dari adat.

Kekuasaan ditangan rakyat karena aturan ada’ yang dipatuhi bukan karena kehendak sang penguasa.

c. Profesionalisme dan kemandirian, ini adalah hakikat dari nilai-nilai lokal yang merupakan perwujudan dari budaya bahari. Berbasis pada nilai kerja keras yang bermakna bahwa pembangunan hanya dapat berhasil melalui kerja keras yang diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

d. Kualitas manusia, nilai-nilai yang berkaitan dengan kualitas manusia sebagai modal dasar untuk pengembangan tatanan modern. Tekad bertindak menurut kesepakatan, dalam pengertian seseorang akan memiliki tekad keras yang bulat karena dalam dirinya sudah memiliki kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan yang memadai sehingga bisa bertekad untuk mengemban amanah/tugas yang dibebankan kepadanya.

B. Peran Anggota DPD dalam Mengakomodasi Kepentingan Masyarakat untuk Pembangunan Daerah Kabupaten Takalar

DPD RI selaku lembaga perwakilan daerah yang memiliki karakter keterwakilan berdasarkan daerah pada hakikatnya memiliki karakter keterwakilan yang lebih luas dari DPR RI, karena dimensi keterwakilannya berdasarkan seluruh rakyat yang terdapat pada daerah tersebut.

Kontribusi DPD RI dalam mengakomodasi kepentingan masyarakat untuk pembangunan Daerah Kabupaten Takalar sebagaimana yang dikemukakan oleh salah seorang anggota DPD RI, sebagai berikut:

Peran dan kedudukan DPD RI di antaranya mengajukan RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat daerah, pemekaran daerah dan masalah yang berkaitan dengan sumber alam daerah. Selanjutnya juga dinormakan bahwa DPD RI memiliki peran untuk membahas bersama DPR rancangan undang-undang. Peluang-peluang konstitusional tersebut merupakan peran strategis yang dapat dilakukan DPD RI dalam proses politik nasional yang mengemban amanat suara pemilih. (H. Bahar Itung, Anggota DPD RI, wawancara di Makassar, tanggal 03 September 2013).

Berdasarkan hasil wawancara di atas, jelas bahwa legitimasi konstitusional keberadaan DPD RI memiliki hak untuk mengajukan RUU kepada DPR RI yang berkaitan dengan implementasi otonomi daerah, pemekaran daerah, penggabungan daerah, sumber alam daerah dan keuangan daerah. Dengan demikian, legitimasi konstitusional DPD RI sebagai lembaga politik yang mewakali kepentingan daerah dan mengakomodasi kepentingan masyarakat. DPD RI dalam posisinya yang setara dengan DPR RI dalam proses-proses legislasi perundang-undangan dalam sistem ketatanegaraan RI. Dengan demikian, dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia berlaku dua sistem lembaga perwakilan sekaligus, yaitu DPR RI yang mewakili konstituensi secara nasional dan DPD RI yang mewakili kepentingan daerah dan

local sebagai bentuk perwakilan dalam mengakomodasi kepentingan masyarakat di suatu daerah.

DPD RI dan DPR RI memiliki kewenangan untuk mengusulkan dan menetapkan produk perundang-undangan. Menurut salah seorang anggota DPD RI menjelaskan sebagai berikut:

Meskipun DPD RI memiliki kewenangan untuk mengusulkan dan menetapkan produk perundang-undangan hanya saja dalam realitas politik di Indonesia peran DPD RI membahas dan menetapkan RUU yang mengakomodai kepentingan masyarakat menjadi UU bersama DPR RI belum maksimal. Menurut perkembangannya, demokrasi perwakilan yang membutuhkan kematangan dalam berdemokrasi dan kestabilan sistem po litik yang didukung demokrasi prosedural yang melembaga. (H. Bahar Itung, Anggota DPD RI, wawancara di Makassar, tanggal 03 September 2013).

Berdasarkan uraian hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa DPD harus didukung oleh adanya konstitusi yang memberi kejelasan wilayah kerja masing-masing agar tidak terjadi ketimpangan dalam pengesahan suatu kebijakan, khususnya dalam mengakomodai kepentingan masyarakat untuk pembangunan Daerah Kabupaten Takalar.

Kontribusi DPD RI dalam mengakomodasi kepentingan masyarakat untuk pembangunan Daerah Kabupaten Takalar sebagaimana yang dikemukakan oleh salah seorang anggota DPD RI, sebagai berikut:

Kontribusi DPD RI dapat dilihat dari fungsi pertimbangan dengan memberikan pertimbangan kepada DPR RI dan fungsi pengawasan yaitu, dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang dan menyampaikan hasil pengawasannya kepada DPR sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti dalam mengakomodasi kepentingan masyarakat. (H. Bahar Itung, Anggota DPD RI, wawancara di Makassar, tanggal 03 September 2013).

DPD RI berfungsi sebagai pelaksana pengawasan yang merupakan kegiatan pemantauan terhadap pelaksanaan pembangunan di daerah dengan berbagai cara agar

pelaksanaan tidak menyimpang dari yang direncanakan dan dapat mengatasi kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan. Monitoring ditujukan untuk melihat sejauh mana progres yang telah dicapai dalam pelaksanaan pembangunan dan implementasi UU yang telah diajukan kepada DPR RI.

Pengawasan merupakan tanggung jawab yang berkesinambungan dari DPD RI. DPD RI harus merancang suatu sistem pengawasan yang rutin untuk seluruh UU yang telh diajukan dan realisasi dalam pembangunan daerah. Hasil wawancara dengan salah seorang anggota DPRD Kabupaten Takalar, sebagai berikut:

DPD RI perlu membuat rencana kegiatan dalam mengawasi pembangunan daerah. Dengan kata lain, DPD RI melakukan monitoring untuk mengarahkan agar pelaksanaan berjalan sesuai dengan yang direncanakan.

Selain itu, monitoring juga dilakukan untuk membantu jika dalam pelaksanaan pembangunan daerah mengalami kesulitan-kesulitan. (H. Ahmad Dg Sija, Anggota DPRD Kabupaten Takalar, wawancara di Takalar, tanggal 10 September 2013).

Selain pelaksanaan monitoring oleh pihak-pihak di atas, akan lebih efektif apabila evaluasi program yang dilaksanakan bertumpu kepada self monitoring dari setiap program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh pelaksana masing-masing dalam

Selain pelaksanaan monitoring oleh pihak-pihak di atas, akan lebih efektif apabila evaluasi program yang dilaksanakan bertumpu kepada self monitoring dari setiap program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh pelaksana masing-masing dalam

Dokumen terkait