• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Proses penelitian dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi.

1. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan I

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu dan Senin, yaitu tanggal 19 dan 21 Februari 2011 di ruang guru dan perpustakaan MTs Negeri 1 Surakarta. Peneliti dan guru kelas mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. Hal-hal yang didiskusikan antara peneliti dan guru dalam proses penelitian pada siklus I, antara lain: (1) peneliti menyamakan persepsi dengan guru mengenai penelitian yang

akan dilaksanakan pada siklus I; (2) penerapan pendekatan SAVI dalam

pembelajaran menulis puisi; (3) peneliti dan guru membuat skenario pembelajaran untuk dua kali pertemuan; (4) peneliti dan guru merancang RPP untuk siklus I; (5) guru dan peneliti menyusun lembar penilaian siswa, yaitu berupa instrumen penilaian proses (instrumen nontes) dan hasil (instrumen tes); dan (6) menentukan jadwal pelaksanaan tindakan.

commit to user

Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut ini.

1) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran menulis puisi

dengan pendekatan SAVI. Sasaran pertama yang ingin dicapai, yaitu

memahami ciri-ciri puisi yang baik sehingga siswa dapat menulis puisi yang baik pula.

Langkah-langkah pada pertemuan pertama yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut adalah sebagai berikut:

a) guru menjelaskan SK dan KD kemudian memberikan apersepsi

sekilas tentang pengenalan puisi (pengalaman siswa dalam membaca dan menulis puisi);

b) guru menjelaskan materi tentang puisi;

c) guru memperlihatkan contoh puisi kepada siswa;

d) guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang pemahaman

siswa menangkap materi yang baru saja dipelajari sebelum mereka belatih menulis puisi;

e) guru membagi siswa menjadi empat kelompok (kelompok dibagi

per banjar) untuk berlatih menulis puisi secara bersama-sama, tema yang diambil adalah keindahan pantai;

f) guru meminta ketua kelompok maju mengambil gulungan kertas

yang berisi potongan puisi dan menuliskan di papan tulis, kemudian selama lima belas menit seluruh anggota kelompok melanjutkan potongan puisi tersebut dengan maju satu persatu (bergantian).

g) guru menilai hasil karya siswa;

h) guru dan siswa melakukan refleksi terhadap proses

belajar-mengajar yang telah dilakukan; dan

i) guru mengakhiri pembelajaran dengan memberikan salam dan

commit to user

Langkah-langkah pada pertemuan kedua adalah sebagai berikut:

a) guru memberikan apersepsi berupa tanya jawab materi yang telah

disampaikan pada pertemuan sebelumnya;

b) guru menyampaikan evaluasi terhadap pekerjaan siswa pada

pertemuan sebelumnya dan menyampaikan sedikit materi dan memperlihatkan contoh puisi;

c) guru memberi tugas pada siswa untuk membuat sebuah puisi

dengan cara melanjutkan potongan puisi yang sudah ditampilkan di layar;

d) untuk membantu mempermudah imajinasi siswa, guru

menayangkan gambar keindahan pantai yang sesuai dengan potongan puisi yang harus dilanjutkan oleh siswa;

e) guru memberikan evaluasi secara menyeluruh;

f) guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang

telah dilakukan; dan

g) guru mengakhiri pembelajaran dengan berganti ke pembelajaran

yang lainnya.

2) Peneliti dan guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

berdasarkan silabus dari sekolah.

3) Peneliti dan guru mempersiapkan media pembelajaran yang akan

digunakan yaitu LCD dan laptop, membuat slide power point,

membuat contoh puisi, dan mencari gambar tentang keindahan alam dengan tema keindahan pantai.

4) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yakni berupa

instrumen tes dan nontes. Instrumen tes digunakan untuk menilai hasil pekerjaan siswa dalam menulis puisi, sedangkan instrumen nontes digunakan untuk menilai sikap siswa selama pembelajaran berlangsung. Instrumen tes berisi beberapa aspek, yaitu: (a) tema; (b) pilihan kata yang meliputi diksi; majas; dan kata konkret; (c)

commit to user

pengimajinasian; dan (d) rima. Instrumen nontes dinilai berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti dan guru berdasarkan rubrik penilaian proses pembelajaran menulis puisi yang meliputi: (a) keaktifan siswa selama apersepsi; (b) keaktifan dan perhatian siswa pada saat guru menyampaikan materi; (c) minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran; dan (d) kerja sama siswa dalam kerja kelompok. Keseluruh aspek dari setiap jenis tes tersebut kemudian dibuat mejadi sebuah rubrik penilaian yang akhirnya digunakan untuk menilai setiap proses yang ada.

5) Guru dan peneliti menentukan jadwal pelaksanaan tindakan untuk

siklus I. Dari kegiatan diskusi disepakati bahwa tindakan dalam siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, yaitu hari Rabu dan Kamis, 23 dan 24 Februari 2011 masing-masing dengan alokasi waktu dua jam pelajaran (2 x 40 menit) untuk pertemuan pertama dan satu jam pelajaran (1 x 40 menit) untuk pertemuan kedua.

b. Pelaksanaan Tindakan I

Tahap pelaksanaan tindakan yang berupa pembelajaran menulis

puisi dengan pendekatan SAVI dilakukan dalam 2 kali pertemuan.

Sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya, tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Rabu 23 Februari 2011 dan hari Kamis 24 Februari 2011 di ruang kelas VII-H MTs Negeri 1 Surakarta. Masing-masing pertemuan berlangsung selama dua jam pelajaran (2 x 40 menit) untuk pertemuan pertama dan satu jam pelajaran (1 x 40 menit) untuk pertemuan kedua.

Peneliti melakukan pengamatan terhadap jalannya pembelajaran

menulis puisi dengan pendekatan SAVI yang sedang dilakukan oleh guru

di kelas. Kegiatan observasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pelaksanaan tindakan pada siklus I ini sudah sesuai dengan yang diinginkan atau belum. Selain itu juga untuk mengetahui apakah

commit to user

pendekatan SAVI mampu memecahkan permasalahan dalam pembelajaran

menulis puisi di kelas tersebut.

Fokus penelitian terletak pada berlangsungnya pelaksanaan pembelajaran dan hasil pembelajaran. Sesuai dengan skenario pembelajaran yang tertuang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh guru kelas dan siswa. Guru bertindak sebagai penyampai materi (pengajar) dalam pembelajaran menulis puisi di dalam kelas, sedangkan peneliti melakukan observasi terhadap proses pembelajaran. Proses pembelajaran dilihat dari aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai partisipan pasif yang berada di belakang untuk mengamati jalannya pembelajaran.

Pelaksanaan tindakan I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 23 Februari selama dua jam pelajaran yaitu pukul 07.00 – 08.20 WIB (jam ke-1 dan 2). Di ruang kelas VII-H MTs Negeri 1 Surakarta tersebut telah dipersiapkan instrumen-instrumen yang akan digunakan sebagai sarana pendukung pembelajaran menulis puisi. Sarana pendukung

tersebut meliputi LCD dan laptop yang digunakan untuk menyampaikan

materi dan gambar. Secara rinci urutan pelaksanaan tindakan I pada pertemuan pertama ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut.

1) Guru membuka pelajaran dengan mempresensi siswa secara sekilas,

kemudian menjelaskan SK dan KD untuk pembelajaran yang akan dilakukan.

2) Guru memberikan apersepsi tentang pengenalan puisi dengan bertanya

kepada siswa mengenai pengalaman siswa mendengarkan dan menulis puisi. Setelah itu guru menjelaskan pembelajaran yang akan berlangsung yaitu masih mengenai menulis puisi tetapi tidak lagi puisi dengan tema pengalaman tetapi tentang keindaan alam.

commit to user

3) Guru menjelaskan materi puisi dengan menampilkan materi lewat

slide power point yang telah dipersipakan sebelumnya. Dalam kegiatan ini guru menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan kadang

menunjuk siswa untuk membaca isi slide yang ditayangkan. Penjelasan

yang diberikan meliputi pengertian puisi, ciri kebahasaan puisi, dan unsur intrinsik puisi yang meliputi struktur lahir dan batin.

4) Guru memperlihatkan contoh puisi kepada siswa dalam bentuk

Microsoft Word yang ditayangkan dengan bantuan LCD. Berikut contoh puisi yang ditampilkan.

Burung berkicau nan merdu di ranting hijau

Seakan memanggil insan untuk ikut menikmati dunia Mawar merah, merekah di taman sekolah

Aku berdiri di antara keindahan bungan dan cerahnya lazuardi pagi ini

Rumput hijau diterpa angin, melambai menyejukkan pagi... Banyak bungan bermekaran.

Hingga wanginya menusuk.. Bertebaran kesemua ruang Allah maha indah,

DIA pula yang mencipta keindahan ini....

Dan aku menikmati itu dengan sesungging senyuman Indah...

Indah... Dan indah....

Semua indah jika kita menikmatinya.

5) Guru memberikan sedikit ulasan tentang letak keindahan kata-kata

(diksi), majas, kata konkret, imaji, dan rima yang ada dalam puisi tersebut.

Penjelasan yang diberikan adalah sebagai berikut ini.

Tema : keindahan alam

Diksi : nan, insan, lazuardi, merekah, diterpa,

menusuk, sesungging, dll

Majas : personifikasi (melambai)

Simile (seakan)

Kata konkret : burung, mawar, taman, bunga

commit to user

Mawar merah, merekah di taman sekolah Indah...

Indah... Dan indah....

Imaji :

Burung berkicau, merdu (pendengaran)

Sekan memanggil (pendengaran)

Mawar merah indah (penglihatan)

Aku berdiri di antara keindahan bungan dan cerahnya lazuardi pagi

ini (penglihatan)

Rumput hijau diterpa angin, melambai menyejukkan pagi... (penglihatan)

Banyak bunga bermekaran. (penglihatan) Bertebaran kesemua ruang... (penglihatan) Hingga wanginya menusuk.... (penciuman/rasa)

6) Guru membagi siswa menjadi empat kelompok (kelompok dibagi per

banjar) untuk berlatih menulis puisi secara bersama-sama.

7) Guru meminta ketua kelompok maju mengambil gulungan kertas yang

berisi potongan puisi dan menuliskan di papan tulis, kemudian selama lima belas menit seluruh anggota kelompok melanjutkan potongan puisi tersebut.

Potongan puisi tersebut adalah: Nyiur melambai-lambai Saat mentari ke peraduan

Surya memancarkan sinar keemasan

8) Guru menilai hasil karya siswa.

9) Guru mengakhiri pembelajaran dengan meminta siswa untuk mencari

contoh puisi dan berlatih membuat puisi di rumah.

Pembelajaran menulis puisi dilanjutkan pada pertemuan kedua. Pelaksanaan tindakan I untuk pertemuan kedua dilaksanakan pada Kamis, 24 Februari 2011 selama 40 menit (1 jam pelajaran), di mulai pukul 07.00-07.40 WIB. Seperti pada pertemuan sebelumnya, di ruang kelas VII-H MTs Negeri 1 Surakarta tersebut telah dipersiapkan instrumen-instrumen yang digunakan sebagai sarana pendukung pembelajaran menulis puisi.

commit to user

untuk memperlihatkan ulang contoh puisi dan menayangkan gambar yang akan digunakan untuk membantu siswa menulis puisi. Adapun urutan pelaksanaan tindakan I pada pertemuan kedua ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut.

1) Guru mempresensi siswa.

2) Guru memberikan apersepsi berupa tanya jawab materi yang telah

disampaikan pada pertemuan sebelumnya.

3) Guru menyampaikan evaluasi terhadap pekerjaan siswa (kerja

kelompok) pada pertemuan sebelumnya dan menyampaikan materi pendalaman.

4) Guru menampilkan ulang contoh puisi yang kemarin sudah

ditayangkan.

5) Guru memberi tugas pada siswa untuk membuat sebuah puisi dengan

cara melanjutkan potongan puisi yang sudah ditampilkan di layar. Potongan puisi tersebut adalah:

Pantai biru nan indah terhampar di pelupuk mata Pohon kelapa melambai diterpa bayu

Menghadirkan kesejukan, Keindahan

6) Untuk membantu mempermudah imajinasi siswa, guru menayangkan

gambar keindahan pantai yang sesuai dengan potongan puisi yang harus dilanjutkan oleh siswa.

7) Setelah waktu habis, siswa diminta mengumpulkan hasil pekerjaan

masing-masing.

c. Observasi dan Interpretasi I

Observasi dilakukan saat pembelajaran menulis puisi dengan

pendekatan SAVI berlangsung. Pada pertemuan pertama siklus I, langkah

pertama yang dilakukan guru yaitu masih sama dengan metode yang dilakukan pada pembelajaran sebelumnya (prasiklus), yaitu dengan metode ceramah untuk menjelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis puisi. Metode yang digunakan berganti-ganti kadang

commit to user

ceramah, tanya jawab, juga penugasan. Antusias siswa mengikuti

pembelajaran tampak saat guru meminta siswa bergantian membaca slide

power point yang berisi materi. Mereka tampak fokus karena setiap teman mereka melakukan kesalahan dalam membaca, mereka serempak membenarkan bacaan teman mereka. Ada hal yang disayangkan yaitu guru kurang memberikan kesempatan siswa bertanya mengenai beberapa hal yang mungkin ingin mereka tanyakan.

Keaktifan siswa bertambah setelah guru mengganti metode ceramah menjadi metode penugasan. Kegiatan pembelajaran menjadi lain karena siswa belajar bersama-sama dengan kelompok masing-masing. Dalam kelompok, siswa berlatih menulis puisi. Mereka terlihat semangat untuk mengerjakan tugas melanjutkan menulis puisi secara berkelompok tersebut. Setelah waktu untuk mengerjakan tugas habis, guru memberikan penilaian untuk masing-masing puisi dan mengumumkan hasil karya terbaik.

Pada pertemuan kedua, yaitu pada hari Kamis, 24 Februari 2011 guru memulai pembelajaran dengan apersepsi materi yang kemarin telah pelajari bersama-sama, kemudian guru menayangkan ulang contoh puisi, disertai penjelasan materi. Selanjutnya guru mengambil nilai kognitif siswa dengan penugasan menulis puisi. Guru menayangkan potongan puisi kemudian siswa melanjutkan potongan puisi tersebut menjadi puisi yang utuh. Dalam menulis, siswa dibantu dengan gambar yang sudah disesuaikan dengan potongan puisi yang ditayangkan.

Hasil dua pertemuan tersebut, terdapat beberapa perubahan dalam pembelajaran baik dari segi keaktifan siswa maupun kemampuan siswa dalam menulis puisi. Perubahan tersebut berarti menunjukkan peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan

SAVI, walaupun memang belum maksimal. Peningkatan tersebut dapat

commit to user

1) Berdasarkan lembar observasi keaktifan siswa yang telah dibuat oleh

peneliti dan guru, diperoleh data bahwa baru 22 siswa (59%) yang aktif dengan perincian 22 siswa tersebut mendapat predikat baik. Ini berarti sebanyak 15 siswa (41%) belum aktif, dengan perincian 13 siswa mendapat prediat cukup, satu siswa mendapat predikat kurang, dan satu siswa tidak masuk.

2) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa diketahui 24 dari 37 siswa sudah

mampu menulis puisi dengan baik. Ini berarti sudah 65% siswa lulus, sedangkan 12 siswa (32%) masih memperoleh nilai di bawah KKM. Satu siswa tidak hadir dalam pelaksanaan tindakan I. Penilaian ini didasarkan pada hasil menulis puisi siswa yang memperoleh nilai 65 (batas ketuntasan) ke atas. Nilai tersebut adalah nilai keseluruhan dari penjumlahan seluruh aspek yang ada dalam pedoman penskoran. Berikut dijelaskan secara lebih rinci tentang persentase ketercapaian pada masing-masing aspek.

a) Seluruh siswa yang hadir sudah mampu menulis puisi sesuai

dengan tema. Hal ini berdasarkan analisis nilai yang menyatakan bahwa kesesuaian puisi dengan tema sebanyak 97% (36 siswa) ini adalah persentase maksimal dari keseluruhan jumlah siswa yang masuk, sedangkan 3% (1 siswa) tidak hadir dalam tindakan I.

b) Dalam aspek diksi, diketahui baru 10 siswa (27%) yang

memperoleh nilai maksimal yaitu nilai 3, sisanya 21 siswa (57%) memperoleh nilai 2, dan 5 siswa (13%) memperoleh nilai 1.

c) Dalam aspek majas, diperoleh data bahwa hanya 4 siswa (11%)

yang memperoleh skor maksimal 3, selebihnya 20 siswa (54%) memperoleh nilai 2, dan 12 siswa (31%) memperoleh nilai 1.

d) Dalam aspek kata konkret, 9 siswa (24%) memperoleh nilai 3, 25

siswa (67%) memperoleh nilai 2, dan sisanya 2 siswa (5%) mendapatkan nilai 1.

e) Dalam aspek pengimajinasian, belum ada siswa yang mendapatkan

commit to user

siswa (67%) mendapatkan nilai 2, dan 3 siswa (8%) mendapatkan nilai 1.

f) Dalam aspek rima, belum terdapat satu siswa pun yang

memperoleh nilai sempurna. 6 siswa (16%) mendapatkan nilai 3, 26 siswa (70%) memperoleh nilai 2, dan 11% lainnya mendapatkan nilai 1.

Secara lengkap perolehan nilai menulis puisi siswa pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 14c halaman 208. Berdasarkan hasil nilai tersebut, dapat diketahui bahwa skor tertinggi kemampuan menulis puisi kelas VII-H MTs Negeri 1 Surakarta pada siklus I adalah 90, sedangkan skor terendah adalah 45. Hasil menulis pusi kelas VII-H MTs Negeri 1 Surakarta dapat disajikan dalam TDFB.

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Bergolongan Hasil Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas VII-H MTs Negeri 1 Surakarta dengan Menggunakan

Pendekatan SAVI pada Siklus I

No. Kelas Interval F Nilai Tengah Fx

1 90-92 1 91 92 2 87-89 0 88 0 3 84-86 3 85 255 4 81-83 0 82 0 5 78-80 2 79 158 6 75-77 1 76 76 7 72-74 0 73 0 8 69-71 9 70 630 9 66-68 0 67 0 10 63-65 8 64 512 11 60-62 6 61 366 12 57-59 0 58 0 13 54-56 3 55 165 14 51-53 0 52 0 15 48-50 1 49 49 16 45-47 2 46 92 N=36 ∑fx=2395

Hasil nilai tersebut dapat disajikan dalam bentuk gambar berikut ini.

commit to user

Gambar 4. Hasil Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas VII-H MTs Negeri 1 Surakarta dengan Menggunakan Pendekatan SAVI pada Siklus I

Selain pengamatan untuk penilaian proses dan hasil, peneliti juga mengamati kegiatan guru dan siswa. Dalam tindakan I ini ditemukan beberapa kelemahan yang masih terlihat baik dari guru maupun dari siswa. Berikut penjelasan selengkapnya.

Kelemahan atau kekurangan yang ditemukan pada guru dapat dilihat sebagai berikut:

1) guru masih terlalu mendominasi kegiatan belajar-mengajar. Siswa

kurang diajak untuk terlibat aktif di dalam pembelajaran, terutama dalam penyampaian materi, siswa belum diberikan banyak kesempatan untuk bertanya;

2) dalam kegiatan kelompok, guru belum memberikan instruksi yang

jelas kepada siswa mengenai kegiatan latihan menulis puisi yang akan dilakukan. Akibatnya banyak siswa yang bingung sehingga kegiatan kelompok menjadi kacau. Latihan yang seharusnya dilakukan bergantian satu persatu dalam kelompok menjadi tidak karuan, setiap kelompok berjalan dengan sendiri-sendiri. Dampaknya tidak semua anggota dalam kelompok maju untuk melanjutkan puisi yang telah ditulis di papan tulis, melainkan mereka lebih sibuk diskusi untuk

commit to user

menyambung puisi yang harus diselesaikan. Kemudian meminta salah satu teman mereka untuk menulis kelanjutan puisi tersebut. Padahal seharusnya setiap individu dalam kelompk memikirkan kelanjutan puisi itu sendiri-sendiri dan bergantian melanjutkan potongan puisi;

3) sebelum latihan menulis puisi, guru belum memberikan penguatan;

dan

4) guru tidak melakukan refleksi di akhir pembelajaran.

Kelemahan atau kekurangan yang ditemukan pada diri siswa dapat dilihat sebagai berikut:

1) pada saat berlangsungnya pembelajaran, siswa terlihat belum

sepenuhnya aktif dalam aktivitas pembelajaran ini. Masih ada siswa yang bercanda dengan teman sebangkunya atau melakukan aktivitas lain; dan

2) pada umumnya siswa masih mengalami kesulitan dalam membuat

puisi yang puitis dengan memperhatikan struktur lahir puisi. Terbukti dari masih banyaknya tulisan siswa yang belum memenuhi KKM.

d. Analisis dan Refleksi Tindakan I

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada pelaksanaan tindakan I, dapat dianalisis dan direfleksikan bahwa indikator dalam penelitian ini belum berhasil dicapai. Maka perlu diadakan perbaikan untuk mencapai indikator yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan analisis ini peneliti dan guru berupaya menggali faktor penyebab beberapa kelemahan dalam pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun hasilnya sebagai berikut.

1) Hampir sebagian siswa belum menunjukkan kesungguhan dan

keaktifan dalam pembelajaran. Keaktifan dan aktivitas siswa selama pembelajaran ini meliputi aktif dalam memberikan respons terhadap apersepsi yang diberikan guru, aktif memperhatikan penjelasan guru saat memberikan materi, aktif dalam kegiatan kelompok, dan minat serta motivasi dalam mengikuti pembelajaran. Pada tindakan I ini ada

commit to user

beberapa siswa yang kurang memperhatikan penjelasan yang diberikan guru, bahkan ada siswa laki-laki yang menirukan kembali apa yang guru ucapkan, selain itu masih ada siswa yang bicara sendiri sehingga guru harus menegurnya. Dari beberapa hal yang telah disebutkan, dapat dikatakan bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran belum maksimal. Hasilnya 22 siswa (59%) aktif, sedangkan 14 (38) siswa sisanya belum menunjukkan keaktifan.

2) Masih banyaknya siswa yang belum berhasil mencapai KKM yang

ditetapkan dari sekolah karena masih mendapat nilai di bawah 65. Hasilnya dari 37 siswa, baru 24 siswa (65%) yang berhasil memperolah nilai 65 ke atas, sisanya 12 (32%) siswa masih belum tuntas dan satu siswa tidak hadir. Hal tersebut disebabkan masih banyak siswa yang kesulitan untuk memilih diksi yang sesuai, majas, kata konkret, pengimajinasian, dan rima dalam membuat puisi. Hasil analisis menunjukkan bahwa kelemahan siswa dalam membuat puisi terlihat pada aspek pemakaian majas dan rima untuk memperindah puisi yang mereka hasilkan. Permasalahan ini akan diatasi di siklus II. Dalam siklus II nanti guru akan lebih memperdalam tentang majas dan rima serta memperdalam kembali materi untuk menambah pemahaman siswa.

Di atas sudah dijelaskan tentang analisis dan refleksi untuk proses dan hasil pembelajaran menulis puisi yang sudah dilakukan. Berikut akan dipaparkan analisis dan refleksi untuk guru.

1) Pada siklus pertama ini kendala utama yang dihadapi oleh guru adalah

kekurangan waktu sehingga banyak kegiatan yang belum sempat dilakukan seperti apersepsi yang kurang, umpan balik yang terlupakan, kegiatan kelompok yang kurang terarah, dan refleksi yang belum sempat dilakukan oleh guru.

2) Guru kurang memberi ruang bagi siswa untuk terlibat lebih banyak

commit to user

3) Selama latihan menulis puisi secara berkelompok, guru kurang

memonitor jalannya latihan kelompok sehingga latihan menjadi kurang maksimal dan sedikit kacau;

4) Guru kurang memberikan motivasi terhadap siswa untuk lebih aktif

dalam pembelajaran.

Berdasarkan analisis dan refleksi yang telah dilakukan oleh peneliti dan guru, ditemukan beberapa kekurangan sebagaimana yang telah dikemukakan di atas. Berikut ini dikemukakan beberapa hal yang dapat memperbaiki kekurangan tersebut. Perbaikan atas segala kekurangan yang terjadi pada siklus I adalah sebagai berikut.

1) Pada kegiatan apersepsi pengetahuan siswa lebih digali lagi dengan

menambah waktu apersepsi dan mengajak siswa aktif lewat kegiatan tanya jawab.

2) Guru lebih berinteraksi dengan siswa saat pembelajaran berlangsung.

Salah satunya dengan memberikan perhatian kepada siswa secara menyeluruh, tidak hanya pada siswa yang dihafal saja. Dengan demikian, siswa merasa lebih diperhatikan oleh guru sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar.

3) Guru memperbaiki pengelolaan kelas. Metode ceramah yang dilakukan

guru dapat dibuat lebih bervariasi dengan kegiatan tanya jawab. Meskipun sesekali hal itu sudah dilakukan guru, sepertinya guru belum menggunakan metode tanya jawab dengan maksimal. Siswa harus lebih banyak diberikan kesempatan untuk bertanya atau guru memberikan pertanyaan kepada mereka agar mereka lebih aktif dalam pembelajaran dan belajar mengemukakan pendapat. Guru pun harus selalu memantau dan mengingatkan siswa yang tidak memperhatikan atau bercanda dengan temannya.

4) Guru mampu memerankan perannya sebagai fasilitator dalam kegiatan

kelompok, dengan memberikan instruksi yang jelas dan pemantauan kegiatan berkelompok yang lebih baik dari sebelumya.

commit to user

5) Sebelum kegiatan penugasan guru mengajak siswa menyimpulkan

materi yang telah dipelajari dan memastikan bahwa siswa paham terhadap materi tersebut, kalau perlu memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya apabila mereka merasa belum paham.

Dokumen terkait