• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.2. Tenaga Pelayanan Kesehatan

Ketersediaan tenaga kesehatan yang berkualitas, memadai dan merata mutlak

diperlukan untuk pelayanan kesehatan dalam upaya peningkatan derajat kesehatan

masyarakat yang optimal. Jenis dan jumlah tenaga pelayanan kesehatan dapat dilihat

pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Jenis Ketenagaan pada Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008

No Jenis Ketenagaan Jumlah

Ketenagaan

Persen (%)

1. Tenaga Medis 197 16,40

2. Tenaga Paramedis Keperawatan 532 44,30 3. Tenaga Paramedis Non Keperawatan 168 14,1

4. Tenaga Non Medis 300 25,2

Jumlah 1201 100

Sumber : Rekam Medik RSU Dr. Pirngadi Kota Medan 2008

Berdasarkan tabel 4.1. diatas dapat diketahui bahwa jenis ketenagaan badan

pelayanan kesehatan yang paling banyak adalah Tenaga paramedis keperawatan

sebanyak 532 orang (44,30%)

4.1.3. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) RSU Dr. Pirngadi Kota Medan 1. Struktur Organisasi IPAL Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota

Medan (lihat dalam Lampiran)

2. Pengertian

Kepala Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) adalah suatu organisasi

fungsional yang bersifat tehnis dan merupakan unsur penunjang yang dipimpin oleh

kedudukan dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan

Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan.

3. Tugas Pokok

Kepala Instalasi Pengolahan Air Limbah unsur staf fungsional yang

membantu Ka. Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan dan

mempunyai tugas pokok, merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan,

menkoordinasikan, dan memonitor serta memantau kegiatan pengelolaan limbah

rumah sakit.

Untuk melaksanakan tugas-tugas pokok tersebut Ka. Instalasi Pengolahan Air

Limbah mempunyai fungsi :

a. Melakukan serta mengevaluasi semua kegiatan di IPAL

b. Melaksanakan sistem pemeliharaan secara berkala pada peralatan dan prasarana

lainnya yang ada di IPAL

c. Membuat laporan secara berkala tentang pelaksanaan kegiatan pengelolaan

limbah rumah sakit

d. Melakukan pembinaan kepada Staf dan Pegawai IPAL

4. Uraian Tugas

Untuk menunjang keberhasilan program dan kegiatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan,

Kepala Unit Pengelolaan Limbah Medis Padat mempunyai tugas berikut :

a. Tugas pokok pengelolaan limbah medis padat

Kepala Unit Pengelolaan Limbah Medis Padat adalah seorang staf Ka. Instalasi

dan bertanggung jawab atas kelancaran pembakaran limbah medis padat dan didalam

melaksanakan tugasnya Ka. Unit Pengelolaan Limbah Medis padat dibantu oleh

beberapa staf.

b. Uraian Tugas pengelolaan limbah medis padat

1. Melakukan indentifikasi jenis dan jumlah limbah medis padat yang akan dibakar

agar dapat diketahui jumlah produksi setiap harinya.

2. Mengawasi dan memonitor terhadap lancarnya pengumpulan limbah medis

padat dari sumbernya.

3. Melakukan pemeriksaan terhadap setiap suku cadang dan BBM mesin

Incenerator sebelum dioperasikan.

4. Melakukan pemeriksaan terhadap peralatan dan prasarana lainnya yang ada di

Unit Limbah Medis Padat

5. Melaksanakn kegiatan dan tugas-tugas lainnya sesuai dengan petunjuk dana

rahan Ka. IPAL.

6. Memberikan saran baik diminta maupun tidak diminta kepada Ka. IPAL.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian 4.2.1. Faktor Predisposisi

Subyek penelitian ini adalah perawat di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan.

Berdasarkan hasil pengumpulan data di lapangan, diperoleh gambaran karakteristik

responden secara umum menurut umur, dan pendidikan dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Tenaga Medis Keperawatan di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, Tahun 2008

Keterangan Umur

Mean (rata-rata) 34,5 tahun

Minimal umur yang paling muda 21 tahun Maximal umur yang paling tua 56 tahun

Berdasarkan tabel 4.2 bahwa umur responden yang bekerja di RSU Dr.

Pirngadi kota Medan adalah rata-rata berumur 34 tahun, sedangkan umur responden

yang paling muda adalah berumur 21 tahun, dan umur yang paling tua adalah 56

tahun.

Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Tenaga Medis Keperawatan di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, Tahun 2008

Pendidikan Jumlah (%) SPK /Jurkes DIII D IV(SST) S1 S2 65 98 10 25 2 32,5 49 5 12,5 1 Jumlah 200 100

Berdasarkan pada tabel 4.3 dapat Dilihat dari jenis pendidikan responden yang

paling banyak adalah tamatan DIII sebesar 49% (98 orang), sedangkan 65 responden

(32,5%) yang tamatan SPK/Jurkes, Tamat DIV(SST) sebanyak 10 orang (5%), tamat

S1 sebesar 12,5% (25 orang), dan tamatan S2 hanya 1% (2 orang).

Distribusi umur, pendidikan, dan masa kerja responden dalam membung

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur, Pendidikan, Masa Kerja, Pengetahuan dan Sikap di RSU Dr.Pirngadi Kota Medan Tahun 2008

Variabel Penelitian Jumlah Persen(%) 1. Umur Dewasa muda 116 58.0 Dewasa 84 42.0 Jumlah 200 100 2. Pendidikan Rendah 31 15.5 Menengah 132 66.0 Tinggi 37 18.5 Jumlah 200 100 3. Masa Kerja Baru 103 51.5 Lama 97 48.5 Jumlah 200 100

Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan dapat dilihat dalam tabel 4.4.

Diperoleh gambaran bahwa mayoritas responden yang mempunyai umur dewasa

muda sebanyak 116 orang (58%) dan sedangkan dilihat dari tingkat pendidikan

responden, mayoritas pendidikan menengah sebanyak 132 orang (66%). Berdasarkan

masa kerja responden yang paling banyak masa kerjanya baru sebanyak 103 orang

(51,5%).

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Tindakan Perawat Dalam Membuang Limbah Medis Padat di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008

Jawaban Benar Salah Total N o Pengetahuan n % n % n % 1 limbah rumah sakit dibedakan limbah medis dan non

medis

196 98,0 4 2,0 200 100

2 Termasuk limbah medis: limbah benda tajam, limbah infeksius, limbah jaringan tubuh, limbah farmasi, limbah kimia, dan limbah radiaktif

186 93,0 14 7,0 200 100

3 Limbah medis rumah sakit lebih berbahaya daripada limbah rumah tangga

196 98,0 4 2,0 200 100

4 Pisau Bedah, Perlengkapan infus Intravena termasuk limbah medis benda tajam.

194 97,0 6 3,0 200 100

5 Sisa jaringan tubuh, termasuk limbah medis sangat infeksius.

166 83,0 34 17,0 200 100 6 Perban dan pembalut bekas pasien, termasuk limbah

medis infeksius.

155 77,5 45 22,5 200 100 7 Muntahan pasien berpenyakit menular termasuk

limbah medis infeksius.

160 80,0 40 20,0 200 100 8 Bangkai hewan percobaan di laboratorium termasuk

limbah jaringan tubuh.

166 83,0 34 17,0 200 100 9 Tempat pembuangan limbah medis di pisahkan

dengan limbah non medis mulai dari awal di ruang penghasil limbah medis.

194 97,0 6 3,0 200 100

10 Tempat pembuangan limbah harus dilapisi kantong plastic pelapis untuk memudahkan pengosongan kembali.

198 99,0 2 1,0 200 100

11 Kantong plastic pelapis berbeda warnanya sesuai dengan jenis limbah.

187 93,5 13 6,5 200 100 12 Kantong plastic untuk limbah infeksius adalah kuning

dengan tanda biohazard.

175 87,5 25 12,5 200 100 13 Kantong plastic untuk limbah sitotoksik adalah ungu 162 81,0 38 19,0 200 100 14 Kantong plastic untuk limbah radioaktif adalah merah 175 87,5 25 12,5 200 100 15 Kantong plastic untuk limbah non medis adalah

hitam.

180 90 20 10,0 200 100 16 Jarum suntik, syringe, dan selang infus bekas dapat di

daur ulang dengan di sterilkan terlebih dahulu.

75 37,5 125 62,5 200 100

Dari tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

menjawab dengan benar untuk pertanyaan pengetahuan (>50%). Pengetahuan yang

rendah dijumpai pada pertanyaan mengenai jarum suntik dan selang infus bekas dapat

di daur ulang dengan di sterilkan terlebih dahulu mendapat skor sebanyak 75 orang

Untuk mengukur sikap dengan jawaban setuju atau tidak setuju terhadap

pertanyaan mengenai bahaya limbah medis padat serta cara pemilahan tempat sampah

limbah medis padat dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap Tindakan Perawat Dalam Membuang Limbah Medis Padat di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008

Jawaban Setuju Tidak setuju Total No Sikap n % n % n % 1. Limbah rumah sakit perlu dipisahkan menjadi

limbah medis dan non medis.

191 95,5 9 4,5 200 100 2. Limbah medis rumah sakit lebih berbahaya dari

limbah rumah tangga.

195 97,5 5 2,5 200 100 3. Limbah medis di pilah-pilah menjadi limbah benda

tajam, limbah infeksius, limbah jaringan tubuh, limbah sitotoksik, limbah farmasi, limbah kimia, dan limbah radioaktif.

189 94,5 11 5,5 200 100

4. Tempat pembuangan limbah dilapisi kantong plastic yang berbeda warnanya sesuai dengan jenis limbah, agar tidak salah menempatkan limbah berbahaya di tempat yang tidak berbahaya.

189 94,5 11 5,5 200 100

5. Tempat pembuangan limbah medis terbuka, sehingga memudahkan pembuangan.

70 35,0 130 65,0 200 100 6. Tempat pembuangan limbah medis dipisahkan

dengan limbah non medis mulai dari awal di ruang penghasil limbah medis untuk memudahkan pengelolaan selanjutnya.

184 92,0 16 8,0 200 100

7. Perban dan pembalut bekas pasien di buang tidak dengan limbah non medis karena berbahaya.

153 76,5 47 23,5 200 100 8. Jarum suntik bekas pasien dibuang pada tempat

tersendiri sehingga tidak melukai perawat.

196 98,0 4 2,0 200 100 9. Srynge dan selang infus bekas pasien dibuang

terpisah bukan untuk tujuan di manfaatkan kembali.

166 83,0 34 17,0 200 100 10. Film bekas foto rontgen di buang tersendiri dalam

kantong limbah berwarna merah.

165 82,5 35 17,5 200 100 11. Obat kadaluwarsa dibuang tersendiri dalam

kantong limbah berwarna kuning.

169 84,5 31 15,5 200 100 12. Sisa jaringan tubuh tidak boleh dibuang di tempat

limbah non medis.

182 91,0 18 9,0 200 100 13. Linen bekas penderita gangren harus dibuang

dengan cara dibakar.

107 53,3 93 46,5 200 100 14. Membuang limbah medis harus mengenali warna

kantong yang tepat.

185 92,5 15 7,5 200 100 15. Rumah sakit diwajibkan membakar limbah medis

dengan incinerator.

Dari tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa sikap responden sebagian besar

menjawab dengan setuju (>50%). Sedangkan sikap yang rendah dijumpai pada

pertanyaan tempat pembuangan limbah medis terbuka, sehingga memudahkan

pembuangan mendapat skor sebanyak 70 orang (35,0%).

Distribusi pengetahuan dan sikap responden dalam membuang limbah medis

padat dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan dan Sikap Perawat Terhadap Tindakan Dalam Membuang Limbah Medis Padat di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008

Variabel Jumlah Persen %

4. Pengetahuan Kurang Baik 108 92 54.0 46.0 Jumlah 200 100 5. Sikap Kurang Baik 123 77 61.5 38.5 Jumlah 200 100

Dilihat dari tingkat pengetahuan, menunjukkan bahwa mayoritas responden

mempunyai tingkat pengetahuan responden terhadap tindakan membuang limbah

medis padat menunjukkan sebagian besar responden 108 orang (54%), yang

mempunyai pengetahuan kurang. Sedangkan berdasarkan sikap responden

menunjukkan sebanyak 123 orang (61,5%) yang mempunyai sikap yang kurang