• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. HASIL PENELITIAN

4.3. Hasil Uji Statistik

4.3.1. Hubungan Variabel Independen dengan Variabel Dependen

Dari analisa telah diketahui karakteristik variabel-variabel penelitian. Untuk

mengetahui hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen

dilakukan uji bivariat dengan menggunakan uji Chi Square.

Suatu variabel independent dinyatakan mempunyai hubungan jika hasil uji

statistiknya memperoleh nilai p value < 0.05.

1. Hubungan Umur dengan tindakan membuang limbah medis padat

Hubungan antara umur dengan tindakan membuang limbah medis padat pada

35 tahun) di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan sebanyak 25,9% responden melakukan

tindakan membuang limbah medis padat yang baik, sedangkan dari 84 responden

yang berumur dewasa (>35-60 tahun) terdapat 70,2% melakukan tindakan

membuang limbah medis padat yang kurang.

Tabel 4.16. Distribusi Responden Menurut Umur dan Tindakan Membuang Limbah Medis Padat di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, Tahun 2008

Tindakan membuang limbah medis padat

Kurang Baik Total Umur n % n % n % P value D.muda(21-35 tahun) 86 74,1 30 25,9 116 100 Dewasa (>35-60 tahun) 59 70,2 25 29,8 84 100 0,653 Jumlah 145 72,5 55 27,5 200 100

Hasil uji chi square diperoleh p value 0,653 (p value > 0,05). Berarti dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara umur dengan tindakan

membuang limbah medis padat.

2. Hubungan Pendidikan dengan tindakan membuang limbah medis padat Hasil uji bivariat antara pendidikan responden dengan tindakan membuang

Tabel 4.17. Distribusi Responden Menurut Pendidikan dan Tindakan Membuang Limbah Medis Padat di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, Tahun 2008

Tindakan membuang limbah medis padat

Kurang Baik Total Pendidikan n % n % n % P value Rendah 25 80,6 6 19,4 31 100 Menengah 100 75,8 32 24,2 32 100 Tinggi 20 54,1 17 45,9 37 100 0,018 Jumlah 145 72,5 55 27,5 200 100

Berdasarkan tabel 4.17 diatas, dari 31 responden yang memiliki pendidikan

rendah, 80,6% melakukan tindakan membuang limbah medis padat yang kurang baik.

Sedangkan kelompok responden 37 orang dengan tingkat pendidikan tinggi sebsesar

45,9% melakukan tindakan baik dalam membuang limbah medis padat. Hasil uji chi

square diperoleh nilai p value = 0,018. Berarti dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan yang signifikan anatara pendidikan dengan tindakan membuang limbah

medis padat.

3. Hubungan Masa kerja dengan Tindakan Membuang Limbah Medis Padat Hasil uji bivariat antara masa kerja responden dengan tindakan membuang

Tabel 4.18. Distribusi Responden Menurut Masa Kerja dan Tindakan Membuang Limbah Medis Padat di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, Tahun 2008

Tindakan membuang limbah medis padat

Kurang Baik Total Masa Kerja n % n % n % P value Baru 82 79,6 21 20,4 103 100 Lama 63 64,9 34 35,1 97 100 0,026 Jumlah 145 72,5 55 27,5 200 100

Berdasarkan tabel 4.18 diatas, menunjukkan bahwa dari 103 responden yang

masa kerjanya baru di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, 79,6% responden melakukan

tindakan membuang limbah medis padat yang kurang, sedangkan 97 responden yang

masa kerjanya lama di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan sebanyak 35,1% melakukan

tindakan membuang limbah medis padat yang baik. Hasil uji Chi Square didapatkan

p value = 0,026. Berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan atau

yang bermakna secara statistik antara masa kerja dengan tindakan membuang limbah

medis padat.

4. Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan Membuang Limbah Medis Padat Tingkat pengetahuan responden tentang limbah medis padat dapat dilihat

dalam tabel 4.19

Tabel 4.19. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan dan Tindakan Membuang Limbah Medis Padat di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, Tahun 2008

Tindakan membuang limbah medis padat

Kurang Baik Total Pengetahuan n % n % n % P value Kurang 88 81,5 20 18,5 108 100 Baik 57 62.0 35 38.0 92 100 0,033 Jumlah 145 72,5 55 27,5 200 100

Menggambarkan bahwa dari 108 responden dengan pengetahuan kurang

terdapat 81,5% melakukan tindakan membuang limbah medis padat yang kurang,

sedangkan dari 92 responden yang berpengetahuan baik terdapat 38% melakukan

tindakan membuang limbah medis padat yang baik.. Hasil uji chi square di peroleh p

value = 0,033. Berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna secara

statistik antara pengetahuan dengan tindakan membuang limbah medis padat.

5. Hubungan Sikap dengan Tindakan Membuang Limbah Medis padat Pada tabel 4.20 dijelaskan bahwa dari 123 responden yang bersikap kurang

terdapat 79,7% yang melakukan tindakan membuang limbah medis padat yang

kurang, sedangkan dari 77 responden yang bersikap baik terdapat 39% yang

melakukan tindakan baik dalam membuang limbah medis padat.

Tabel 4.20. Distribusi Responden Menurut Sikap dan Tindakan Membuang Limbah Medis Padat di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, Tahun 2008

Tindakan membuang limbah medis padat

Kurang Baik Total Sikap n % n % n % P value Kurang 98 79,7 25 20,3 123 100 Baik 47 61 30 39 77 100 0,007 Jumlah 145 72,5 55 27,5 200 100

Hasil uji chi square diperoleh p value = 0,007. Berarti dapat disimpulkan bahwa

ada hubungan yang bermakna secara statistik antara sikap dengan tindakan

membuang limbah medis padat.

6. Hubungan Ketersediaan Fasilitas pembuangan limbah medis padat dengan tindakan membuang limbah medis padat

Tabel 4.21 menggambarkan bahwa proporsi responden 190 orang yang ketersediaan

fasilitas pembuangan limbah medis yang mengatakan tidak ada tersedia lebih banyak

yang tindakan kurang 75,3%, sedangkan responden yang ketersediaan fasilitas

pembuangan yang mengatakan tersedia sebanyak 80% bertindakan baik dalam

membuang limbah medis padat di RSU Dr. Pingadi Kota Medan. Hasil uji chi square

diperoleh p value = 0,001. Berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang

bermakna secara statistik antara ketersediaan fasilitas dengan tindakan membuang

Tabel 4.21. Distribusi Responden Menurut Ketersediaan fasilitas pembuangan dan Tindakan Membuang Limbah Medis Padat di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, Tahun 2008

Tindakan Membuang Limbah Medis Padat

Kurang Baik Total Fasilitas Pembuangan n % n % n % P value Tidak ada 143 75,3 47 24,7 190 100 Ada 2 20 8 80 10 100 0,001 Jumlah 155 72,5 55 27,5 200 100

7. Hubungan Ketersediaan sarana Memperoleh Informasi dengan tindakan membuang limbah medis padat

Pada tabel 4.22 menggambarkan bahwa proporsi respoden 181 orang yang

mengatakan ketersediaan sarana memperoleh informasi tidak ada lebih banyak yang

tindakan kurang 75,1%, sedangkan responden 19 orang yang mengatakan

ketersediaan sarana memperoleh informasi ada 52,6% bertindakan baik dalam

membuang limbah medis padat.

Tabel 4.22. Distribusi Responden menurut Ketersediaan sarana memperoleh informasi dengan tindakan membuang limbah medis padat di RSU Dr. Pirngadi Kota medan, Tahun 2008

Tindakan membuang limbah medis padat

Kurang Baik Total Sarana Informasi n % n % n % P value Tidak ada 136 75,1 45 24,9 181 100 Ada 9 47,4 10 52,6 19 100 0,015 Jumlah 155 72,5 55 27,5 200 100

Hubungan ketersediaan sarana memperoleh informasi dengan tindakan

responden dalam membuang limbah medis padat secara statistik signifikan setelah

dilihat dari hasil uji chi square diperoleh p value = 0,015

8. Hubungan Kebijakan rumah sakit tentang limbah medis padat dengan tindakan membuang limbah medis padat

Tabel 4.23 menggambarkan bahwa proporsi responden yang mengatakan tidak

ada mengetahui kebijakan rumah sakit tentang limbah medis padat lebih banyak yang

tindakan kurang 87,4%, sedangkan responden yang mengetahui ada kebijakan rumah

sakit 49,4% melakukan tindakan baik dalam membuang limbah medis padat.

Tabel 4.23. Distribusi Responden Menurut Kebijakan Rumah Sakit dan Tindakan Membuang Limbah Medis Padat di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, Tahun 2008

Tindakan membuang limbah medis padat Kurang Baik Total Kebijakan rumah sakit n % n % n % P value Tidak ada 104 87,4 15 12,6 119 100 Ada 41 50,6 40 49,4 81 100 0,001 Jumlah 145 72,5 55 27,5 200 100

Hubungan Kebijakan rumah sakit berkaitan dengan limbah medis padat

dengan tindakan membuang limbah medis padat secara statistik signifikan setelah

9. Hubungan Motivasi yang diperoleh dengan Tindakan membuang Limbah Medis Padat

Tabel 4.24 menggambarkan bahwa proporsi responden yang tidak ada memperoleh

motivasi tindakan kurang 91,3% sedangkan responden yang mengatakan ada

memperoleh motivasi tindakan baik 29,9% dalam membuang limbah medis padat.

Tabel 4.24. Distribusi Responden Menurut Motivasi yang Diperoleh Perawat dan Tindakan Membuang Limbah Medis Padat di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, Tahun 2008

Tindakan membuang limbah medis padat

Kurang Baik Total Motivasi n % n % n % P value Tidak ada 21 91,3 2 8,7 23 100 Ada 124 70,1 53 29,9 177 100 0,044 Jumlah 145 72,5 55 27,5 200 100

Hasil uji chi square diperoleh p value = 0,044. Berarti dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan signifikan antara motivasi yang diperoleh perawat dengan

tindakan membuang limbah medis padat.

4.4. Analisis Multivariat

Dalam analisis multivariat kita ingin melihat variabel yang paling berpengaruh

dan membuat persamaan akhir dengan regresi logistik. Tahap pertama adalah dengan

melakukan pemilihan model untuk uji multivariat. Variabel yang mempunyai p value

4.4.1. Pemilihan Variabel Kandidat Model Multivariat

Dalam penelitian ini ada 9 variabel yang diduga berhubungan dengan

tindakan perawat dalam membuang limbah medis padat. Untuk melakukan

permodelan dilakukan uji bivariat antara variabel –variabel tersebut dengan variabel

dependent. Variabel yang memiliki p value < 0,25 yang layak dijadikan model dapat

dilihat dalam tabel 4.25

Tabel 4.25. Analisa Bivariat Faktor Predisposing, Enabling dan Reinforcing Terhadap Tindakan Perawat Dalam Membuang Limbah Medis Padat di RS Pirngadi, Tahun 2008

No. Variabel P value

01. Umur 0,542

02. Pendidikan 0,021

03. Lama Kerja 0,012

04. Pengetahuan 0,002

05. Sikap 0,005

06. Fasilitas pembuangan limbah padat 0,002 07. Ketersediaan sarana informasi 0,014

08. Kebijakan Rumah sakit 0,001

09. Motivasi 0,040

Dari sembilan variabel tersebut hanya 1 variabel yang mempunyai p value >

0,25 yaitu umur, sehingga variabel tersebut tidak layak untuk menjadi model dalam

4.4.2. Pembuatan Faktor Penentu Tindakan Perawat Dalam Membuang Limbah Medis Padat di RS

Untuk mendapatkan faktor yang terbaik semua kandidat dicobakan secara

bersama-sama. Faktor yang terbaik akan dipertimbangkan dengan nilai p value.

Variabel yang tidak signifikan dikeluarkan satu persatu mulai dari p value terbesar.

Tabel 4.26 Memperlihatkan analisa pertama hubungan antar variabel

independent (Faktor Predisposing, Enabling dan Reinforcing) dengan variabel

dependen (Tindakan Perawat Dalam Membuang Limbah Medis Padat di RS )

Tabel 4.26. Analisis Hubungan Variabel Antar Variabel Independent (Faktor Predisposing, Enabling dan Reinforcing) dengan Variabel Dependent (Tindakan Perawat Dalam Membuang Limbah Medis Padat )di RS Pirngadi, Tahun 2008

Variabel P value Exp (B) 95% CI Lamakerja 0,059 2,115 0,971 - 4,604 Didik 0,098 Didikkat(1) 0,039 0,239 0,062 - 0,928 Didikkat(2) 0,110 0,.466 0,183 - 1,188 Pengetahuan 0,022 2,483 1,138 - 5,418 Sikap 0,052 2,129 0,994 - 4,561 Fasilitas pembuangan limbah

padat 0,146 5,832 0,542 - 62,754 Ketersediaan sarana

informasi 0,514 0,586 0,118 - 2,916 Kebijakan Rumah sakit 0,000 5,423 2,482 - 11,851 Motivasi 0,065 6,193 0,892 - 43,004

Dari tabel 4.26 terlihat ada beberapa variabel yang tidak berhubungan dengan

tindakan perawat dalam membuang limbah medis padat (p value >0,05). Dengan

dengan p value terbesar, yaitu ketersediaan sarana informasi.

Tabel 4.27. Analisis Hubungan Variabel Faktor Predisposing, Enabling dan Reinforcing (Tanpa Ketersediaan Sarana Informasi) terhadap Variabel Dependen (Tindakan Perawat Dalam Membuang Limbah Medis Padat ) di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, Tahun 2008

Variabel P value Exp (B) 95% CI Lamakerja 0,060 2,113 0,970 - 4,602 Didik 0,110 Didikkat(1) 0,043 0,250 0,065 - 0,957 Didikkat(2) 0,126 0,.486 0,193 - 1,224 Pengetahuan 0,023 2,475 1,135 - 5,394 Sikap 0,046 2,170 1.014 - 4,642

Fasilitas pembuangan limbah padat 0,181 3,703 0,543 - 25,232 Kebijakan Rumah sakit 0,000 5,196 2,404 - 11,230 Motivasi 0,061 6.390 0,920 - 44.379

Dari hasil tabel 4.27 analisis ternyata masih ada juga beberapa variabel yang

mempunyai p value > 0,05 dan variabel pendidikan mempunyai p value terbesar

sehingga dikeluarkan dari model. Tahap berikutnya uji multivariat tanpa mengikutkan

Tabel 4.28. Analisis Hubungan Variabel Faktor Predisposing, Enabling dan Reinforcing (Tanpa Ketersediaan Sarana Informasi dan Variabel Fasilitas Pembuangan Limbah Medis Padat ) terhadap Variabel Dependent (Tindakan Perawat Dalam Membuang Limbah Medis Padat ) di RS Pirngadi, Tahun 2008

Variabel P value Exp (B) 95% CI Lama kerja 0,031 2,326 1,081 - 5,008 Didik 0,111 Didikkat(1) 0,044 0,258 0,069 - 0,966 Didikkat(2) 0,121 0,484 0,193 - 1,213 Pengetahuan 0,011 2,718 1,262 - 5,855 Sikap 0,038 2,223 1,046 - 4,723 Kebijakan Rumah sakit 0,000 5,959 2,812 - 12,629 Motivasi 0,085 4,509 0,815 - 24,962

Dari hasil tabel 4.28 analisis di atas ternyata variabel pendidikan mempunyai

p value > 0.05 dan variabel pendidikan mempunyai p value terbesar sehingga

dikeluarkan dari model. Tahap berikutnya uji multivariat tanpa mengikutkan variabel

pendidikan.

Tabel 4.29. Analisis Hubungan Variabel Faktor Predisposing, Enabling dan Reinforcing (Tanpa Ketersediaan Sarana Informasi , Variabel Fasilitas Pembuangan Limbah Medis Padat dan Pendidikan ) terhadap Variabel Dependen (Tindakan Perawat Dalam Membuang Limbah Medis Padat ) di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, Tahun 2008 Variabel P value OR 95% CI Lamakerja 0,031 2,240 1,076 - 4,663 Pengetahuan 0,027 2,303 1,102 - 4,815 Sikap 0,028 2,294 1,092 - 4,818 Kebijakan Rumah sakit 0,000 6,468 3,076 - 13,601 Motivasi 0,048 5,544 1,012 - 30,372

Setelah variabel pendidikan di keluarkan, tidak terlihat lagi variabel yang

mempunyai p value > 0, 05 sehingga analisis berikutnya adalah melakukan interaksi

antara kelima variabel diatas. Kelima variabel tersebut diatas dianggap sebagai faktor

penentu tindakan perawat dalam membuang limbah medis padat dapat dilihat pada

tabel 4.29

4.4.3. Uji Interaksi

Setelah dilakukan pemilihan model dan analisis faktor penentu maka

dilakukan uji interaksi variabel-variabel tersebut. Uji ini untuk melihat adanya

perubahan pengaruh satu variabel terhadap variabel yang lain dalam pengaruhnya

terhadap tindakan perawat dalam membuang limbah medis padat.

Variabel interaksi yang akan diuji adalah lama kerja, pengetahuan, sikap,

kebijakan rumah sakit dan motivasi. Hasil uji interaksi dapat dilihat dalam tabel 4.30

Tabel 4.30. Uji Interaksi faktor-faktor yang Mempengaruhi Tindakan Perawat Dalam Membuang Limbah Medis Padat di RSU Dr.Pirngadi, Kota Medan Tahun 2008

Variabel P value

Lama kerja by pengetahuan 0,634

Lama kerja by sikap 0,474

Lama kerja by kebijakan 0,547

Lama kerja by motivasi 1,000

sikap by pengetahuan 0,187 sikap by kebijakan 0,007 sikap by motivasi 1,000 Kebijakan by pengetahuan 0,697 kebijakant by motivasi 1,000 motivkat by pengetahuan 1,000

Semua interaksi di atas mempunyai p value > 0,05 yang artinya dari semua

variabel yang secara uji multivariat berhubungan dengan tindakan perawat dalam

membuang limbah medis padat tidak ada yang berinteraksi satu sama lain.

4.4.4. Faktor Penentu yang Berhubungan dan Dominan dengan Tindakan Perawat Dalam Membuang Limbah Medis Padat

Setelah melalui tahapan-tahapan dalam uji multivariat didapat hasil faktor

penentunya sebagai berikut.

Tabel 4.31. Analisis Multivariat Regresi Logistik antara Variabel Lama Kerja, Pengetahuan, Sikap, Kebijakan Rumah Sakit dan Motivasi Terhadap Tindakan Perawat Dalam Membuang Limbah Medis Padat di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, Tahun 2008

Variabel P value Exp (B) 95% CI Lamakerja 0,031 2,240 1,076 - 4,663 Pengetahuan 0,027 2,303 1,102 - 4,815 Sikap 0,028 2,294 1,092 - 4,818 Kebijakan Rumah sakit 0,000 6,468 3,076 - 13,601 Motivasi 0,048 5,544 1,012 - 30,372

Melihat tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari sembilan variabel yang

diduga berhubungan dengan tindakan perawat dalam membuang limbah medis padat

di RS Pirngadi, ternyata hanya lima variabel yang secara signifikan berhubungan

dengan tindakan perawat dalam membuang limbah medis padat di RS yaitu variabel

lama kerja, pengetahuan, sikap, kebijakan rumah sakit dan motivasi. Responden yang

menyatakan tidak ada kebijakan rumah sakit tentang penanganan limabh padat medis

buruk sebanyak sebesar 6,468 kali (CI 95% : 3,076 – 13,601) dibandingkan dengan

responden yang menyatakan ada kebijakan dari rumah sakit setelah dikontrol

variabel lama kerja, pengetahuan, sikap dan motivasi. Demikian juga pada variabel

motivasi, responden yang merasakan tidak ada yang memotivasi penanganan limbah

medis padat dengan baik berpeluang melakukan tindakan penanganan limbah medis

padat yang buruk sebanyak sebesar 5,544 kali (CI 95% : 1,012 – 30,372)

dibandingkan dengan responden yang menyatakan ada yang memotivasi setelah

dikontrol variabel lama kerja, pengetahuan, sikap dan adanya kebijakan dari rumah

sakit. Responden yang pengetahuannya dalam kategori buruk berpeluang

melakukan tindakan penanganan limbah medis padat yang buruk sebanyak sebesar

2,203 kali (CI 95% : 1,012 – 4,815) dibandingkan dengan responden yang

pengetahuannya dalam kategori baik setelah dikontrol variabel lama kerja, sikap dan

adanya kebijakan dari rumah sakit dan motivasi responden yang sikapnya terhadap

penanganan limbah medis padat dalam kategori buruk berpeluang melakukan

tindakan penanganan limbah medis padat yang buruk sebanyak sebesar 2,294 kali

(CI 95% : 1,092 – 4,818) dibandingkan dengan responden yang sikapnya dalam

kategori baik setelah dikontrol variabel lama kerja, pengetahuan dan adanya

kebijakan dari rumah sakit serta motivasi. Responden yang masa kerjanya tergolong

baru berpeluang mengalami melakukan tindakan penanganan limbah medis padat

yang buruk sebanyak sebesar 2,240 kali (CI 95% : 1,076 – 4,663) dibandingkan

dengan responden masa kerjanya tergolong lama setelah dikontrol variabel

Dapat diambil kesimpulan dari kelima variabel tersebut yang paling dominan

dalam mempengaruhi tindakan perawat dalam membuang limbah medis padat adalah

BAB 5