• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Perencanaan Proses Pembelajaran Sejarah yang Memanfaatkan Literasi Gerakan Literasi Sekolah merupakan sebuah terobosan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah guna mengatasi masalah rendahnya minat baca peserta didik. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) ini sesuai dengan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 yang salah satu tujuannya adalah untuk menumbuhkan budi pekerti pada diri peserta didik. Ada tiga tahapan dalam gerakan literasi Sekolah (GLS) yang meliputi tahap Pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran. SMA Negeri 1 Ngaglik sendiri telah menerapkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) pada tahap pertama yaitu pengembangan yang juga dilanjutkan dalam tahap pengembangan dan pembelajaran.

Pada tahap pembelajaran, guru sudah memanfaatkan literasi ke dalam proses pembelajaran sejarah. Sebelum melaksanakan pembelajaran sejarah yang memanfaatkan literasi tentunya guru harus mempunyai perencanaan yang matang. Adapun perencanaan yang dilakukan oleh guru sebelum melaksanakan proses pembelajaran sejarah yang memanfaatkan literasi adalah sebagai berikut: menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan power point, menyiapkan teks narasi, menyiapkan cuplikan video, memberikan sumber belajar lain, dan selanjutnya membuat soal tes serta instrument penilaian keterampilan.

Berdasarkan pengamatan peneliti selama melakukan penelitian, guru melaksanakan proses pembelajarana sejarah dengan memanfaatkan literasi di kelas X IPS 1. Hal pertama yang dilakukan oleh guru adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Kompetensi Dasar ( KD)

3.8 dan 4.8. Kompetensi Dasar (KD) 3.8 berisi, menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan budaya pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara serta menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini. Sementara Kompetensi Dasar (KD) 4.8 berisi, menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Islam dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini.

Dari Kompetensi Dasar (KD) tersebut, guru kemudian mengembangkan beberapa indikator pelaksanaan kompetensi diantaranya adalah sebagai berikut96: 3.8.1. Menganalisis sumber-sumber sejarah dari kerajaan-kerajaan yang bercorak

Islam di Nusantara.

3.8.2. Mengidentifikasi bukti-bukti peninggalan kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di Nusantara.

3.8.3. Menunjukkan letak dari kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di Nusantara.

3.8.4. Menganalisis kehidupan sosial-ekonomi, politik, dan budaya masyarakat pada zaman perkembangan kerajaan Samudra Pasai.

3.8.5. Menganalisis kehidupan sosial-ekonomi, politik dan budaya masyarakat pada zaman perkembangan Kerajaan Malaka

3.8.6. Menganalisis kehidupan sosial-ekonomi, politik dan budaya masyarakat pada zaman perkembangan Kerajaan Aceh

3.8.7. Menganalisis kehidupan sosial-ekonomi, politik dan budaya masyarakat pada zaman perkembangan Kerajaan Pajang

3.8.8. Menganalisis kehidupan sosial-ekonomi, politik dan budaya masyarakat pada zaman perkembangan Kerajaan Demak.

3.8.9. Menganalisis kehidupan sosial-ekonomi, politik dan budaya masyarakat pada zaman perkembangan Kerajaan Mataram Islam.

3.8.10. Menganalisis kehidupan sosial-ekonomi, politik dan budaya masyarakat pada zaman perkembangan Kerajaan Gowa dan Tallo

3.8.11. Menganalisis kehidupan sosial-ekonomi, politik dan budaya masyarakat pada zaman perkembangan Kerajaan Ternate dan Tidore.

4.8.1. Menyajikan informasi pendukung mengenai perkembangan kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di Nusantara dalam bentuk teks naratif.

4.8.2. Menyajikan proses berdirinya kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di Nusantara melalui mind mapping.

Dalam penelitian ini peneliti hanya mengamati 4 indikator saja. Keempat indikator tersebut adalah sebagai berikut97:

3.8.1. Menganalisis sumber-sumber sejarah dari kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di Nusantara.

3.8.2. Mengidentifikasi bukti-bukti peninggalan kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di Nusantara.

3.8.3. Menunjukkan letak dari kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di Nusantara.

4.8.1. Menyajikan informasi pendukung mengenai perkembangan kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di Nusantara dalam bentuk teks naratif. Untuk metode pembelajaran, guru menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan penugasan. Sementara untuk pendekatan pembelajaran pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru adalah Student Center Learning. Selanjutnya untuk model pembelajaran pada Kompetensi Dasar

(KD) ini guru menggunakan model cooperative learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) karena guru melihat latar belakang peserta didik

dari pembelajaran sebelumnya, dimana peserta didik kesulitan untuk bekerja secara individu.

Dalam pengertiannya, Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode yang menerapkan prinsip bahwa peserta didik diminta untuk bekerja bersama-sama dalam kelompok.98 Kerja sama yang dilakukan tersebut adalah dalam hal belajar dan bertanggung jawab terhadap teman-teman yang terdapat dalam kelompok maupun dirinya sendiri. Jika

97 Dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

98 https://portal-ilmu.com/metode-pembelajaran-stad/, diakses pada hari Selasa, 13 Juni 2018, pukul 11.05 WIB.

dihubungkan dengan pembelajaran literasi, model cooperative learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) ini sangat efektif untuk membantu

peserta didik dalam mengembangkan empat keterampilan dalam literasi yaitu membaca, menyimak, menulis dan berbicara. Dalam kerja sama kelompok ini akan ada peserta didik yang menjadi penanggung jawab dalam jalannya diskusi kelompok agar diskusi kelompok dapat berjalan dengan baik.

Perencanaan selanjutnya, hal yang dilakukan oleh guru adalah mempersiapkan video untuk kemudian ditayangkan di kelas. Fungsi dari penayangan video ini adalah untuk mempermudah peserta didik dalam memperoleh informasi yang terkait dengan materi. Selanjutnya, guru akan meminta peserta didik untuk bekerja sama dalam kelompok untuk membuat sebuah produk berupa teks naratif berdasarkan pada teks narasi yang telah disiapkan dan dibagikan guru serta dari penayangan video.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran tersebut sesuai dengan teori konstruktivisme. Peserta didik harus aktif dalam mengembangkan pengetahuan mereka. Peserta didik juga harus bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya tersebut. Kreativitas dan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran akan membantu peserta didik untuk lebih mandiri dalam mengembangkan aspek kognitif mereka.99 Dalam konstruktivisme ini, peran guru adalah sebagai fasilitator selama proses pembelajaran sementara yang berperan aktif adalah peserta didik.

99

Terkait dengan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh peserta didik, guru kemudian berencana untuk menampilkan video lagi yang tujuannya adalah untuk menyimpulkan pembelajaran. Dalam video yang akan ditayangkan ini, diharapkan peserta didik dapat mengaitkan antara pembelajaran dengan kehidupan nyata sebagai bahan pertimbangannya.

Setelah penayangan video, guru kemudian akan memberikan soal tes. Tujuannya adalah untuk mengetahui pemahaman peserta didik terkait dengan materi tentang kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di Nusantara sesuai dengan KD 3.8 dan 4.8 yang sampaikan dengan memanfaatkan literasi. Dalam peelaksanaan pembelajaran sejarah yang memanfaatkan literasi, guru melaksanakannya sebanyak dua kali pertemuan.

Adapun sintak dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada pertemuan pertama yang dibuat oleh guru meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan waktu yang dialokasikan oleh guru adalah selama 10 menit. Guru akan melakukan beberapa kegiatan yang tujuannya adalah untuk membangun karakter peserta didik dengan cara mengajak peserta didik untuk berdoa sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Setelah itu, guru akan memberi salam pada peserta didik sebagai pembuka pembelajaran. guru juga akan memberikan stimulus pada peserta didik untuk mengantarkan pada materi yang akan dibahas.

Setelah kegiatan pendahuluan, kegiatan selanjutnya yang akan dilaksanakan oleh guru adalah kegiatan inti. Waktu yang akan dialokasikan untuk kegiatan inti ini adalah selama 70 menit. Dalam kegiatan inti ini guru akan menjelaskan sedikit

tentang materi kerajaan-kerajaan Islam yang ada di Nusantara lalu kemudian peserta didik akan membentuk kelompok dan berdiskusi kelompok. Pada kegiatan inti, yang akan dilakukan meliputi beberapa kegiatan diantaranya adalah kegiatan mengamati. Dalam kegiatan mengamati ini, guru akan membagikan teks narasi mengenai kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara yang sebelumnya sudah disiapkan oleh guru pada masing-masing kelompok. Selanjutnya masing-masing kelompok akan mengamati teks narasi tersebut.

Setelah menlakukan kegiatan mengamati, kegiatan selanjutnya adalah mengumpulkan informasi. Dalam hal ini peserta didiklah yang memiliki peran besar dalam pelaksanaannya. Dalam kegiatan mengumpulkan informasi guru akan meminta peserta didik untuk menggunakan sumber-sumber lain untuk memperdalam materi yang didapat oleh kelompok yang dapat dilakukan melalui studi literasi, studi pustaka, maupun melalui internet.

Kegiatan lain setelah mengumpulkan informasi adalah kegiatan mengasosiasi. Pada kegiatan mengasosiasi ini guru meminta peserta didik untuk berdiskusi dalam kelompok dan saling bertukar pendapat terkait dengan materi yang telah diberikan oleh guru. Dalam kegiatan ini akan muncul keterampilan dalam diri peserta didik yaitu membaca, menyimak, dan menulis. Peserta didik akan membaca teks narasi yang dibagikan oleh guru pada setiap kelompok. Kemudian kemampuan menyimak peserta didik juga akan muncul melalui kegiatan membaca atau mendengarkan teman yang membaca teks narasi. Selanjutnya peserta didik juga akan menulis konsep produk teks naratif.

Pada pertemuan pertama, kegiatan yang dilakukan peserta didik baru sampai pada tahap mengasosiasi. Setelah kegiatan mengasosiasi dilakukan, guru kemudian menutup pembelajaran dengan memberikan kesimpulan dan penguatan pada peserta didik. Guru juga meminta peserta didik untuk menyelesaikan dan membuat semenarik mungkin tugas teks naratif tersebut dirumah. Untuk kegiatan mengkomunikasikan akan dilakukan pada perteman selanjutnya atau pertemuan kedua.

Pada pertemuan kedua sintak Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat oleh guru adalah meliputi kegiatan Pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada dasarnya semua kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua ini sama seperti pada pertemuan pertama. Hanya saja pada pertemuan kedua pada kegiatan inti yang dilakukan adalah kegiatan mengkomunikasikan teks naratif yang telah dibuat.

Pada kegiatan pendahuluan dipertemuan kedua ini, waktu yang dialokasikan oleh guru adalah selama 5 menit. Guru akan melakukan beberapa kegiatan yang tujuannya adalah untuk membangun karakter peserta didik dengan cara mengajak peserta didik untuk berdoa sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Setelah itu, guru akan memberi salam pada peserta didik sebagai pembuka pembelajaran. guru juga akan memberikan stimulus pada peserta didik untuk mengantarkan pada materi yang akan dibahas.

Setelah kegiatan pendahuluan, kemudian akan dilanjutkan dengan kegiatan inti. Pada kegiatan inti, waktu yang di alokasikan oleh guru adalah selama 50 menit. Kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan inti ini adalah masing-masing

kelompok menampilkan teks naratif yang telah dibuat di depan kelas. Masing-masing kelompok diberi waktu selama 5 menit untuk penampilan teks naratif. Saat penampilan teks naratif tentunya guru akan memberikan penilaian terhadap penampilan setiap kelompok yang maju.

Setelah semua kegiatan pada kegiatan inti sudah terlaksana, guru kemudian akan menutup pembelajaran. Dalam kegiatan penutup ini, waktu yang dialokasikan adalah 35 menit. Pada kegiatan penutup ini guru akan memberikan soal tes pada peserta didik. Sembari peserta didik mengerjakan soal tes, guru juga menayangkan sebuah cuplikan video yang tujuannya adalah untuk membuat peserta didik dapat mengambil nilai-nilai dari pembelajaran.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Indonesia yang Memanfaatkan Literasi

Peneliti mengamati pelaksanaan pembelajaran literasi yang dilakukan oleh guru dalam 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 25 April 2018 jam ke 1 dan 2 yaitu pada pukul 07.15 sampai 08.45. Pelajaran dimulai pada pukul 07.15 karena pada pukul 07.00-07.15 diadakan kegiatan rutin literasi sekolah pada tahap pembiasaan. Ketika diadakan literasi sekolah, guru berada di dalam kelas dan mengawasi jalannya literasi sembari guru juga mengikuti literasi. Di sela-sela mengawasi kegiatan rutin literasi sekolah, guru juga sembari menyiapkan laptop, speaker, dan menyambungkan laptop pada proyektor. Setelah bel tanda selesai literasi di bunyikan, peserta didik beserta guru kemudian berdiri dengan tertib dan menyanyikan lagu Indonesia Raya tiga stanza.

Setelah selesai menyanyi, guru kemudian menginstruksikan pada peserta didik untuk berdoa sesuai dengan agamanya masing-masing. Kemudian setelah selesai berdoa guru memberikan salam pada peserta didik tanda bahwa pembelajaran akan segera dimulai. Tetapi sebelumnya, guru memberikan stimulus terlebih dahulu pada peserta didik sebagai pengantar untuk menuju materi yang akan dipelajari dihari itu yaitu mengenai kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di Nusantara.

Guru menjelaskan sedikit mengenai materi yang dipelajari hari itu. Penjelasan materi dilakukan guru dengan menggunakan media power point yang telah disiapkan guru dan juga menayangkan cuplikan video yang berkaitan dengan materi yang dibahas. Setelah memeberikan penjelasan singkat dan menayangkan video, guru kemudian meminta peserta didik untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang dan bersifat heterogen. Tujuan dibentuknya kelompok ini adalah untuk membangun kerjasama dalam diri peserta didik karena dalam pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi itu akan menghasilkan sebuah produk teks naratif.

Setelah kelompok terbentuk dan masing-masing peserta didik sudah berkumpul dengan anggota kelompoknya yang lain. Dalam setiap kelompok guru menunjuk seorang anggota kelompok sebagai penanggung jawab dan pengatur jalannya diskusi dalam kelompok tersebut. Guru kemudian membagikan teks narasi tentang kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara. Untuk selanjutnya peserta didik akan berdiskusi mengenai teks narasi yang didapatkan oleh kelompoknya dan membuat sebuah konsep untuk tugas teks naratif.

Pada kegiatan diskusi ini akan muncul empat keterampilan dalam diri peserta didik yaitu keterampilan membaca, menyimak, menulis dan selanjutnya adalah berbicara. Aktivitas membaca yang dilakukan peserta didik adalah membaca teks narasi yang dibagikan oleh guru yang dapat menjadi sumber dalam membuat teks naratif. Selain itu kelompok juga dapat mencari sumber lain seperti internet untuk mengumpulkan sumber. Selanjutnya adalah aktivitas menyimak yang dilakukan peserta didik dalam kelompok adalah dengan menyimak tayangan video yang ditampilkan oleh guru yang berkaitan dengan materi tentang Kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di Nusantara. Kemudian setelah membaca dan menyimak, aktivitas selanjutnya adalah menulis.

Kelompok kemudian membuat tulisan berupa teks naratif berdasarkan dari informasi yang didapatkan yaitu melalui kegiatan membaca dan menyimak. Setelah menulis, aktivitas selanjutnya yang dilakukan kelompok adalah berbicara. Dalam hal ini, kelompok akan menampilkan dan mempresentasikan hasil tulisannya di depan kelas. Berikut ini gambar mengenai kegiatan diskusi kelompok untuk membuat teks naratif:

Gambar VI. Kegiatan Diskusi dan mengumpulkan informasi untuk membuat teks naratif.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Pada pertemuan hari rabu, tanggal 25 April 2018, progress yang terjadi baru sampai pada kegiatan membaca teks narasi yang dibagikan oleh guru dan mencari referensi sumber lain, menyimak bacaan yang dibacakan oleh teman kelompok atau diri sendiri, dan menulis konsep untuk penampilan teks naratif bersama dengan kelompok. Sementara penampilan teks naratif itu sendiri dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2018 . penampilan dilakukan pada pertemuan selanjutnya mengingat waktu yang tidak mencukupi pada pertemuan pertama.

Pada penampilan teks naratif, guru melakukan penilaian. Penampilan disetiap kelompok berbeda-beda, namun kebanyakan setiap kelompok memilih untuk mendongeng, bercerita, dan ada satu kelompok yang menggunakan media gambar yang digambar secara manual oleh kelompok. Dari penampilan teks naratif ini dapat terlihat juga keberanian dan keterampilan berbicara peserta

peserta didik dalam menyampaikan informasi mengenai topik yang dibahas kelompoknya.

Setelah penampilan teks naratif selesai dilaksanakan, guru kemudian menayangkan sebuah cuplikan video yang tujuannya adalah untuk membuat peserta didik dapat mencerna dan mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan keadaan sehari-hari.selain itu dari video refleksi yang ditampilkan peserta didik dapat memahami arti keharmonisan dan toleransi dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, guru meminta peserta didik untuk kembali ketempat duduk masing-masing dan membagikan soal tes. Pemberian soal tes ini tujuannya adalah untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap materi tentang kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara yang disampaikan oleh guru dan teman-teman dalam kelompok melalui penampilan teks naratif.

Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi telah terlaksana dengan baik. Guru telah melaksanakan pembelajaran dengan baik sesuai dengan tahapan kegiatan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup telah terlaksana secara runtut sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun. Selain itu, pebelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi juga memiliki dampak yang positif bagi peserta didik.

Pembelajaran ini dapat menjadi penyegaran bagi peserta didik dalam belajar sejarah yang selalu terkenal dengan pelajaran menghafal dan selalu terkesan membosankan. Hal tersebut didukung oleh hasil wawancara dengan peserta didik

yang mengatakan bahwa proses pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi sangat baik dan menyenangkan. Peserta didik mengatakan bahwa pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi membuat peserta didik menjadi lebih kreatif dan mandiri.100

Peserta didik menyatakan bahwa pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi lebih mudah diterima dan diserap oleh peserta didik karena cara pembelajarannya lebih menarik dan mengasyikkan.101 Selanjutnya peserta didik juga mengatakan bahwa belajar sejarah dengan memanfaatkan literasi lebih mudah untuk mencerna dan memahami materinya karena juga memanfaatkan gaya, animasi serta media sehingga lebih mudah memahaminya.102 Berikut ini gambar wawancara terhadap peserta didik kelas X IPS 1 di SMA Negeri 1 Ngaglik: 100CL3, CL4, dan CL8 101 CL6. 102 CL7.

Gambar VII. Kegiatan Wawancara Peserta Didik (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Ada pula peserta didik yang merasa melalui pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan literasi peserta didik bisa lebih rajin membaca, menambah kosa kata dan pemahaman istilah-istilah baru, menambah wawasan dan informasi baru, serta dapat meningkatkan fokus dan konsentrasi peserta didik.103 Ada sebagian peserta didik yang meskipun menyukai pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan literasi namun mereka juga mengalami kesulitan. Kesulitan yang mereka hadapi rata-rata adalah jika menemukan kosa kata dan istilah-istilah baru dalam pembelajaran. kemudian cara mereka mengatasi kesulitan tersebut adalah dengan searching di internet, bertanya kepada teman, atau bertanya pada guru dan orang yang lebih memahami materi.104

103 CL9.

104

Peserta didik lain mengatakan bahwa mereka tidak mengalami kesulitan melakukan pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan literasi. Peserta didik mengatakan bahwa belajar sejarah dengan memanfaatkan literasi membuat peserta didik menjadi lebih kreatif dan mandiri.105 Ada pula peserta didik yang mengatakan tidak mengalami kesulitan karena mereka hobi dan terbiasa membaca bahkan mereka mengatakan jika ditambah video justru sangat bagus karena menjadi lebih cepat memahaminya.106 Peserta didik lain juga mengatakan bahwa tidak mengalami kesulitan karena cara belajar sejarah dengan memanfaatkan literasi sudah sangat tepat dan sangat mengasyikkan sehingga mudah memahami materi.107

Pemahaman yang didapatkan peserta didik selama proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan literasi semakin meningkat. Rata-rata dari mereka mengatakan bahwa dengan belajar sejarah yang memanfaatkan literasi, wawasan mereka menjadi semakin bertambah.108 Sementara itu kesan mereka terhadap pembelajaran sejarah adalah sangat baik. Peserta didik mengatakan bahwa sangat senang belajar sejarah dengan memanfaatkan literasi karena lebih asyik dan lebih enak memahaminya. Pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan literasi harus diteruskan karena sangat membantu kita dalam belajar, karena menurut saya pribadi saya menjadi mudah memahami materi sejarah melalui pembelajaran

105 CL3. 106 CL8 dan CL11 107 CL6. 108 CL3, CL4, CL5, CL6, CL7, CL8, CL9, CL10, dan CL11.

literasi.109 Berikut ini gambar kegiatan wawancara yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan informasi (catatan lapangan):

Gambar VIII. Kegiatan Wawancara Peserta Didik (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

3. Hasil Pembelajaran Sejarah Indonesia yang Memanfaatkan Literasi Pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan empat keterampilan pada diri peserta didik yaitu keterampilan membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Tujuan selanjutnya adalah untuk memvariasi pembelajaran sejarah Indonesia supaya tidak membosankan seperti yang selama ini dirasakan peserta didik. Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) pada tahap pembelajaran ini tujuan utamanya adalah sebagai perantara dalam mengatasi rendahnya minat baca peserta didik

terutama dalam pelajaran sejarah Indonesia yang dianggap peserta didik identik dengan membaca dan menghafal.

Dalam hasil pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi akan menghasilkan aspek-aspek pada peserta didik. Aspek-aspek yang akan muncul pada peserta didik tersebut diantaranya adalah aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik yang akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Aspek Kognitif

Dalam aspek kognitif, yang dilihat adalah kemampuan peserta didik dalam memahami dan mengingat kembali materi. Dalam hal ini guru melakukan tes pada peserta didik. Sebelumnya, guru membuat kisi-kisi soal tes dan kemudian dari kisi-kisi tersebut guru membuat soal tes tentang materi kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara. Soal tes materi kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara tersebut kemudian diberikan kepada peserta didik. Dari tes yang diberikan guru, nilai yang diperoleh peserta didik sangat baik. Hal ini dapat terlihat dari tabel dibawah ini: Tabel 7. Data Hasil Penilaian Kognitif pada Pembelajaran Sejarah yang

Memanfaatkan Literasi

No NIS Nama KKM Nilai Ket.

1 8762 Afrizal Fathan Raharjo 75 85 Tuntas 2 8767 Aldila Ayu Permatasari 75 90 Tuntas 3 8769 Alita Adha Raihanifa 75 85 Tuntas 4 8772 Alvia Cindy Margaretha 75 85 Tuntas 5 8776 Anantama Faris Endarto 75 80 Tuntas 6 8781 Annisa Nurul Fadhilah 75 85 Tuntas 7 8787 Astuti Purwaning Wijayanti 75 85 Tuntas 8 8802 Debira Inge Puspaningrum 75 90 Tuntas 9 8804 Dewi Bulan Nurdaningrum 75 85 Tuntas 10 8807 Dian Nita Utami 75 75 Tuntas

Dokumen terkait