• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian

adalah 14 siswa atau 38,88 % yang memiliki kategori kurang sebanyak 20 siswa 0

4. Deskripsi Data Hasil kemampuan pemecahan masalah matematis yang di ajar dengan model pembelajaran the Power of Two (A 2B2)

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil postes pengaruh pembelajaran the Power of Two terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa

pada lampiran, data distribusi frekuensi pada lampiran dapat diuraikan sebagai berikut: nilai rata-rata hitung (X) sebesar 61,1944; Variansi = 138,275; Standar Deviasi (SD) =11,7591: Nilai maksimum = 90; nilai minimum = 40 dengan rentangan nilai (Range) = 50.

Makna dari hasil Variansi di atas adalah pengaruh pembelajaran the Power of Two terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa mempunyai nilai yang sangat beragam atau berbeda antara siswa yang satu dengan yang lainnya, karena dapat kita lihat bahwa nilai variansi melebihi nilai tertinggi dari data di atas.

Berdasarkan data hasil postest yang diberikan pada siswa maka dapat diketahui terdapat 10 siswa yang memperoleh nilai pada rentang 67 sampai 75, 0 siswa memperoleh nilai pada rentang 76 sampai 84, dan 2 siswa memperoleh nilai pada rentang 85 sampai 93. Dari hasil nilai siswa tersebut dapat dikategorikan bahwa terdapat hanya 12 siswa yang mendapat nilai diatas KKM hal ini menunjukkan bahwa dalam penelitian ini pengaruh model pembelajaran the Power of Two memberikan pengaruh hanya sebesar 33,33% terhadap kemampuan

pemecahan masalah matematis siswa di kelas XI pada materi matriks. Secara kuantitatif dapat dilihat pada tabel berikut ini;

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Data kemampuan pemecahan masalah yang di ajar dengan model pembelajaran the Power of Two(A2B2)

Kelas Interval Kelas Fo Fr

1 40 – 48 6 16,6666

2 49 – 57 7 19,4444

3 58 – 66 11 30,5555

4 67 – 75 10 27,7777

6 85 – 93 2 5,5555

Jumlah 36 100 %

Berdasarkan nilai-nilai tersebut, dapat dibentuk histogram data kelompok sebagai berikut:

Gambar 4.4 Histogram Data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diajar dengan model pembelajaran the Power of Two (A2B2)

Dari gambar diatas menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa bervariasi dimana diperoleh interval nilai dimulai dari 40 – 48 sebanyak 6 siswa, 49-57 sebanyak 7 siswa, 58-66 sebanyak 11 siswa, 67-75 sebanyak 10 siswa, 76-84 sebanyak 0 siswa, 85-93 sebanyak 2 siswa.

Sedangkan kategori penilaian data pengaruh pembelajaran the Power of Two terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis dapat dilihat pada

Tabel berikut ini:

Tabel 4.9 Kategori Penilaian Pengaruh Model pembelajaran the Power of Two terhadap kemampuan pemecahan masalah Matematis Siswa (A2B2)

No Interval Nilai Jumlah

Siswa Persentase Kategori Penilaian 1 0 ≤ SKKM < 45 2 5,55% Sangat Kurang 2 45 ≤ SKKM < 65 18 50% Kurang 3 65 ≤ SKKM < 75 11 30,55% Cukup 4 75 ≤ SKKM < 90 4 11,11% Baik 0 2 4 6 8 10 12 40 – 48 49 – 57 58 – 66 67 – 75 76 – 84 85 – 93 Series1

5 90 ≤ SKKM ≤ 100 1 2,77% Sangat Baik

Berdasarkan tabel distribusi data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa diatas diketahui bahwa terdapat 2 siswa atau sebesar 5,55% yang memperoleh nilai pada rentang 0 sampai <45, Siswa memiliki jawaban yang beragam dari keempat butir soal pada tes kemampuan pemecahan masalah matematis yang diujikan keseluruhannya mewakili indikator kemampuan pemecahan masalah matematis yaitu indikator 1 memahami masalah (menuliskan bagian diketahui dan ditanya), indikator 2 merencanakan pemecahannya (menuliskan rumus), indikator 3 penyelesaian masalah (langkah penyelesaian), indikator 4 memeriksa kembali jawaban (menuliskan kembali jawaban). Jadi, ke 2 siswa yang memperoleh nilai pada rentang sampai 0 terdapat <45 terdapat 1 siswa yang memperoleh nilai 40, dan 1 siswa lainnya memperoleh nilai 42. Berdasarkan nilai hasil jawaban yang diperoleh siswa maka dikategorikan bahwa siswa tersebut sangat kurang memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis dapat di lihat dari nilai hasil jawaban siswa yang sangat kurang sesuai dengan indikator kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

Berdasarkan tabel distribusi data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa diatas diketahui bahwa terdapat 18 siswa atau sebesar 50% yang memperoleh nilai pada rentang 45 sampai <65, Siswa memiliki jawaban yang beragam dari keempat butir soal pada tes kemampuan pemecahan masalah matematis yang diujikan keseluruhannya mewakili indikator kemampuan pemecahan masalah matematis yaitu indikator 1 memahami masalah (menuliskan bagian diketahui dan ditanya), indikator 2 merencanakan pemecahannya (menuliskan rumus), indikator 3 penyelesaian masalah (langkah penyelesaian),

indikator 4 memeriksa kembali jawaban (menuliskan kembali jawaban). Jadi, ke 18 siswa yang memperoleh nilai pada rentang sampai 45 terdapat <65 terdapat 2 siswa yang memperoleh nilai 45, 2 siswa nilainya 48, 2 siswa nilinya 50, 2 siswa nilinya 52, 3 siswa nilainya 55, dan 2 siswa 55, 4 siswa nilainya 60, dan 1 siswa lainnya memperoleh nilai 62. Berdasarkan nilai hasil jawaban yang diperoleh siswa maka dikategorikan bahwa siswa tersebut kurang memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis dapat di lihat dari nilai hasil jawaban siswa yang kurang sesuai dengan indikator kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Berdasarkan tabel distribusi data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa diatas diketahui bahwa terdapat sebanyak 11 siswa, siswa atau sebesar 30,55% yang memperoleh nilai pada rentang 65 sampai <75,. Siswa memiliki jawaban yang beragam dari keempat butir soal pada tes kemampuan pemecahan masalah matematis yang diujikan keseluruhannya mewakili indikator kemampuan pemecahan masalah matematis yaitu indikator 1 memahami masalah (menuliskan bagian diketahui dan ditanya), indikator 2 merencanakan pemecahannya (menuliskan rumus), indikator 3 penyelesaian masalah (langkah penyelesaian), indikator 4 memeriksa kembali jawaban (menuliskan kembali jawaban). Jadi, ke11 siswa yang memperoleh nilai pada rentang 65 sampai <75 terdapat 2 siswa yang memperoleh nilai 68, 4 siswa nilainya 70, 1 siswa lainnya 73. Berdasarkan nilai hasil jawaban yang diperoleh siswa maka dikategorikan bahwa siswa tersebut cukup baik memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis dapat di lihat dari nilai hasil jawaban siswa yang cukup sesuai dengan indikator kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

Berdasarkan tabel distribusi data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa diatas diketahui bahwa terdapat 4 siswa atau sebesar 11,11% yang memperoleh nilai pada rentang 75 sampai <90, Siswa memiliki jawaban yang beragam dari keempat butir soal pada tes kemampuan pemecahan masalah matematis yang diujikan keseluruhannya mewakili semua indikator kemampuan pemecahan masalah matematis yaitu indikator 1 memahami masalah (menuliskan bagian diketahui dan ditanya), indikator 2 merencanakan pemecahannya (menuliskan rumus), indikator 3 penyelesaian masalah (langkah penyelesaian), indikator 4 memeriksa kembali jawaban (menuliskan kembali jawaban). Jadi, ke 4 siswa yang memperoleh nilai pada rentang sampai 75 terdapat <90 terdapat 3 siswa yang memperoleh nilai 75, 1 siswa nilainya 85. Berdasarkan nilai hasil jawaban yang diperoleh siswa maka dikategorikan bahwa siswa tersebut baik dalam memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis dapat di lihat dari nilai hasil jawaban siswa yang hampir sebagian besar sesuai dengan indikator kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

Berdasarkan tabel distribusi data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa diatas diketahui bahwa terdapat 1 siswa atau sebesar 2,77% yang memperoleh nilai pada rentang 90 sampai 100, Siswa memiliki jawaban dari keempat butir soal pada tes kemampuan pemecahan masalah matematis yang diujikan keseluruhannya mewakili semua indikator kemampuan pemecahan masalah matematis yaitu indikator 1 memahami masalah (menuliskan bagian diketahui dan ditanya), indikator 2 merencanakan pemecahannya (menuliskan rumus), indikator 3 penyelesaian masalah (langkah penyelesaian), indikator 4 memeriksa kembali jawaban (menuliskan kembali jawaban). Jadi, ke 1 siswa yang

memperoleh nilai pada rentang sampai 90 sampai100 terdapat 1 siswa yang memperoleh nilai 90. Berdasarkan nilai hasil jawaban yang diperoleh siswa maka dikategorikan bahwa siswa tersebut sangat baik dalam memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis dapat di lihat dari nilai hasil jawaban siswa yang sebagian besar sesuai dengan indikator kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

5. Deskripsi Data Hasil Pengaruh Model Pembelajaran Everyone is a