• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Sejarah Kota Binjai bermula dari sebuah kampung kecil yang terletak di tepi sungai Bingai. Binjai adalah nama sebuah pohon besar, rindang, tumbuh dengan kokoh di tepi sungai Binjai yang bermuara di Sungai Wampu. Pada tahun 1823, Gubernur Inggris yang berkedudukan di Pulau Penang telah mengutus John Anderson untuk pergi ke pesisir Sumatera Timur.

Pada masa penjajahan Belanda, sekitar tahun 1972 terjadi pertempuran yang sengit antara Datuk Sunggal dan masyarakat dengan Belanda. Peristiwa perlawanan tersebut terjadi pada tanggal 17 Mei 1872 dan menjadi tonggak sejarah ditetapkannya sebagai hari kota Binjai.

Pada tahun 1942-1945 Binjai di bawah pemerintahan Jepang dengan kepala pemerintahannya adalah Kagujawa dengan sebutan Guserbu dan tahun 1944/1945

pemerintahan kota dipimpin oleh ketua Dewan Eksekutif J. Runnanbi dengan anggota Dr. RM Djulham, Natangsa Sembiring dan Tan Hong Poh. Berdasarkan Undang-Undang Darurat No. 9 Tahun 1956 kota Binjai menjadi otonom dengan walikota pertama S.S. Parumuhan.

Dalam perkembangannya, Kota Binjai sebagai salah satu daerah tingkat II di propinsi Sumatera Utara telah membenahi dirinya dengan melakukan pemekaran wilayahnya. Semenjak ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 196 wilayah kota daerah Kota Binjai telah diperluas menjadi 90,23 km dengan 5 wilayah kecamatan yang terdiri dari 11 desa dan 11 kelurahan. Setelah diadakan pemecahan desa dan kelurahan pada tahun 1993

maka jumlah desa menjadi 17 dan kelurahan menjadi 20 kelurahan. Perubahan tersebut berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera Utara No.140-1395/SK/1993 tanggal 3 Juni 1993 tentang pembentukan 6 desa persiapan dan kelurahan persiapan di Kota Binjai.

Letak geografis Kota Binjai yaitu 03°03’40”-03°40’020” Lintang Utara dan 98°27’03”- 98°39’32” Bujur Timur. Ketinggian rata-rata adalah 28 meter di atas permukaan laut. Sebenarnya Binjai hanya berjarak 8 km dari Medan bila dihitung dari perbatasan di antara kedua wilayah yang dipisahkan oleh Kabupaten Deli Serdang.

Kota Binjai terletak 22 km di sebelah barat ibukota Provinsi Sumatera Utara. Sebelum berstatus Kota, Binjai adalah ibukota Kabupaten Langkat yang kemudian dipindahkan ke Stabat. Adapun batas-batas kota Binjai adalah sebagai berikut:

1. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang 2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang 3. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Langkat 4. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat

Binjai merupakan salah satu daerah dalam proyek pembangunan Mebidang (Medan Binjai Deli Serdang). Binjai dan Medan dihubungkan oleh jalan raya lintas Sumatera yang menghubungkan antara Medan dan Banda Aceh. Oleh karena itu, Binjai terletak di daerah strategis yang merupakan pintu gerbang Kota Medan ditinjau dari provinsi Aceh. Binjai terkenal dengan sebutan Kota Rambutan.

Kota Binjai terbagi atas 5 Kecamatan yaitu Kecamatan Binjai Kota, Kecamatan Binjai Timur, Kecamatan Binjai Selatan, Kecamatan Binjai Barat, dan Kecamatan Binjai Utara. Kecamatan Binjai Kota, Kecamatan Binjai Timur dan Kecamatan Binjai Selatan baru dibentuk pada tahun 1981.

Secara demografi, Kota Binjai merupakan kota multi etnis, dihuni oleh Suku Jawa, Suku Karo, Suku Tionghoa dan suku Melayu. Kemajemukan etnis ini menjadikan Kota Binjai kaya akan kebudayaan yang beragam. Jumlah penduduk kota Binjai sampai pada tahun 2013 adalah 246.010 jiwa terdiri dari laki-laki sebanyak 122.783 jiwa dan perempuan sebanyak 123.227 jiwa, dengan kepadatan penduduk 2.506 jiwa/km persegi. tenaga kerja produktif sekitar 160.000 jiwa. Berdasarkan penyebaran penduduk Kota Binjai hampir merata yang tertinggi di Kecamatan Binjai Utara yakni sebesar 28,65%, Binjai Timur sebesar 21,91%, Binjai Selatan sebesar 19,67%, Binjai Barat sebesar 17,52%, dan terendah di Kecamatan Binjai Kota yakni sebesar 12,24%.

Dengan luas wilayah Kota Binjai 93,85 km2, maka rata-rata kepadatan penduduk Kota Binjai adalah 2.621/km2. Kecamatan yang paling tinggi kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Binjai Kota sebanyak 7.625 orang/km2, sedangkan yang paling rendah adalah kecamatan Binjai Selatan sebanyak 1.565 orang / km2.

Berdasarkan agama yang dipeluk masyarakat Kota Binjai, sebagian besar adalah agama Islam dipeluk mayoritas suku Jawa dan Melayu, Kristen dipeluk mayoritas suku Karo, Buddha dipeluk mayoritas suku Tionghoa, dan Hindu, dipeluk terutama oleh etnis India.

Data tahun 2013, menunjukkan bahwa 29% dari total kegiatan perekonomian di Kota Binjai bersumber dari sektor perdagangan dan jasa. Sedangkan sektor industri menyumbang nilai 23% dari total kegiatan perekonomian. Pendapatan per kapita penduduk Binjai adalah sebesar Rp. 3,3 juta, tetapi angka tersebut masih berada di bawah rata-rata pendapatan per kapita provinsi Sumatera Utara yang besarnya Rp. 4,9

juta. Banyak juga penduduk Binjai yang bekerja di Medan karena transportasi dan jarak yang relatif dekat.

Laju pertumbuhan ekonomi Kota Binjai atas dasar harga tetap sebesar 5,68%. Hal ini menunjukkan kenaikan yang cukup baik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 5,32%. Pusat perbelanjaan tradisional di Binjai melayani penjual dan pembeli dari Binjai sendiri dan Kabupaten Langkat. Pasar tradisional yaitu Pasar Tavip di Binjai Kota, Pasar Kebun Lada di Binjai Utara, Pasar Brahrang di Binjai Barat, Pasar Rambung di Binjai Selatan, dan Pasar Trengganu di Binjai Timur. Selain itu juga ada pusat perbelanjaan modern yaitu: Binjai Supermall, Pusat perbelanjaan Suzuya, Mini Market Tahiti, Toserba Binjai Ramayana, Mall Ramayana.

Jumlah sekolah umum yang terdaftar di Pemerintah Dati II Binjai adalah 154 SD, 37 SMP, 9 MTs, 31 SMU dan 10 MA, keseluruhannya berjumlah 241 buah. Jumlah penduduk usia sekolah wajib (di bawah 19 tahun) adalah 78.000 jiwa. Dari total 241 buah sekolah ini, 85 sekolah diantaranya di Kecamatan Binjai Utara.

Jumlah rumah sakit yang ada di Kota Binjai yaitu 7 buah rumah sakit besar kecil yang melayani kebutuhan kesehatan penduduk Binjai yaitu: Rumah Sakit Korem 023 Binjai, Rumah Sakit Umum Binjai (dr. Djoelham), Rumah Sakit Bangkatan, Rumah Sakit PTP IX, Rumah Sakit Artha Medika, Rumah Sakit Bidadari, dan Rumah Sakit Latersia.

Dokumen terkait