• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5. PEMBAHASAN

5.2. Hasil Uji Beda Proporsi Pengetahuan Sub PPKBD (Kader)

Ceramah Powerpoint, dan Kelompok Kontrol

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan Sub PPKBD (Kader) tentang penggunaan alat kontrasepsi sebelum dan sesudah diberi perlakuan baik pada kelompok ceramah booklet maupun ceramah powerpoint. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan pengetahuan sub PPKBD (kader) tentang penggunaan alat kontrasepsi pada pretest dan posttest.

Pada kelompok ceramah booklet, hasil uji beda proporsi dengan uji Wilcoxon diperoleh nilai p=0,000 < α=0,05, berarti ada pengaruh KIE dengan metode ceramah booklet pada pengetahuan Sub PPKBD (Kader) tentang penggunaan alat kontrasepsi. Hal ini menunjukkan bahwa metode ceramah booklet efektif dalam meningkatkan pengetahuan sub PPKBD (kader). Terjadi perubahan ranking positif pada 18 responden setelah diberikan KIE melalui ceramah booklet, dan terdapat 7 orang

responden yang tidak mengalami perubahan ranking (ties). Responden yang mengalami perubahan ranking positif yaitu sebanyak 3 responden berpengetahuan cukup sebelum perlakuan, dan setelah perlakuan berpengetahuan baik. Sebanyak 7 responden yang berpengetahuan kurang sebelum perlakuan, dan setelah perlakuan berpengetahuan cukup. Sebanyak 8 responden yang berpengetahuan kurang sebelum perlakuan dan setelah perlakuan berpengetahuan baik. Responden yang tidak mengalami perubahan ranking yaitu 1 responden yang berpengetahuan baik sebelum diberi perlakuan dan tetap berpengetahuan baik setelah diberi perlakuan. Sebanyak 6 responden yang berpengetahuan kurang sebelum diberi perlakuan dan tetap berpengetahuan kurang setelah diberi perlakuan.

Pada kelompok ceramah powerpoint, hasil uji beda proporsi dengan uji Wilcoxon diperoleh nilai p=0,000 < α=0,05, berarti ada pengaruh KIE dengan metode ceramah powerpoint pada pengetahuan Sub PPKBD (Kader) tentang penggunaan alat kontrasepsi. Hal ini menunjukkan bahwa metode ceramah booklet efektif dalam meningkatkan pengetahuan sub PPKBD (kader). Terjadi perubahan ranking positif pada 20 responden setelah diberikan KIE melalui ceramah powerpoint, dan terdapat 5 orang responden yang tidak mengalami perubahan ranking (ties). Responden yang mengalami perubahan ranking positif yaitu sebanyak 1 responden yang berpengetahuan cukup sebelum perlakuan, dan setelah perlakuan berpengetahuan baik. Sebanyak 9 responden yang berpengetahuan kurang sebelum perlakuan, dan setelah perlakuan berpengetahuan cukup. Sebanyak 10 responden yang berpengetahuan kurang sebelum perlakuan, dan setelah perlakuan berpengetahuan

baik. Responden yang tidak mengalami perubahan ranking yaitu 2 responden yang berpengetahuan cukup sebelum diberi perlakuan dan tetap berpengetahuan cukup setelah diberi perlakuan, dan 3 responden yang berpengetahuan kurang sebelum diberi perlakuan dan tetap berpengetahuan kurang setelah diberi perlakuan.

Pada kelompok kontrol, hasil uji beda proporsi dengan uji Wilcoxon diperoleh nilai p=0,317>α=0,05, berarti pengetahuan Sub PPKBD (Kader) tentang penggunaan alat kontrasepsi tidak mengalami peningkatan pada pretest dan posttest. Hal ini menunjukkan bahwa kader yang tidak diberi perlakuan tidak meningkat pengetahuan nya tentang penggunaan alat kontrasepsi. Hanya 1 responden terjadi perubahan ranking positif, dan 24 responden lainnya tidak mengalami perubahan ranking (ties). Responden yang mengalami perubahan ranking positif yaitu sebanyak 1 orang pada pretest berpengetahuan kurang dan pada posttest berpengetahuan cukup. Responden yang tidak mengalami perubahan ranking yaitu 2 responden yang berpengetahuan cukup pada pretest dan tetap berpengetahuan cukup pada posttest, dan 22 responden yang berpengetahuan kurang pada pretest dan tetap berpengetahuan kurang pada posttest.

Berdasarkan hasil tersebut bahwa metode ceramah booklet dan metode ceramah powerpoint, baik digunakan untuk meningkatkan pengetahuan Sub PPKBD (Kader) tentang penggunaan alat kontrasepsi. Tetapi dari kedua metode tersebut, metode booklet memiliki efektivitas yang lebih tinggi dalam meningkatkan pengetahuan Sub PPKBD (Kader) tentang penggunaan alat kontrasepsi dibandingkan dengan metode ceramah powerpoint. Booklet yang merupakan salah satu dari

berbagai banyaknya pilihan media komunikasi massa, dapat menjawab betapa berkompetennya media ini, kelebihan dan kekurangan menjadikan booklet ini menarik untuk ditelaah dan dianalisa. Efek yang ditimbulkan mampu mempengaruhi hasil yang dicapai dalam suatu pendidikan kesehatan. Dalam penelitian ini bahwa metode ceramah booklet memberi efek yang positif bagi peningkatan pengetahuan Sub PPKBD (Kader) tentang penggunaan alat kontrasepsi.

Booklet merupakan media komunikasi massa yang bertujuan untuk menyampaikan pesan yang bersifat promosi, anjuran, larangan-larangan kepada khalayak massa, dan berbentuk cetakan atau buku. Akhir dari tujuannya yaitu agar masyarakat atau sasaran penyuluhan sebagai obyek, dapat memahami dan menuruti pesan yang terkandung dalam media komunikasi massa tersebut sehingga dapat dipraktekkan di lapangan. Booklet umumnya digunakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dengan spesifik, dan banyak digunakan sebagai media alternatif untuk dipelajari pada setiap saat bila seseorang membutuhkannya. Fungsi booklet sebagai media komunikasi pendidikan kesehatan adalah untuk menimbulkan minat sasaran pendidikan, membantu di dalam mengatasi banyak hambatan, membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat, merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang lain, untuk mempermudah penyampaian bahasa pendidikan, untuk mempermudah penemuan informasi oleh sasaran pendidikan, mendorong keinginan orang untuk mengetahui lalu mendalami dan akhirnya mendapatkan pengertian yang lebih baik, membantu menegakkan pengertian yang diperoleh (Bahri, 2010).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rusnani (2010) yang mengemukakan bahwa media promosi kesehatan booklet efektif untuk merubah pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang pemberian ASI eksklusif di Kecamatan Bantul Yogyakarta dengan nilai p=0,001<0,05.

De Porter (2000) menyatakan bahwa manusia dapat menyerap suatu materi sebanyak 10% dari yang dibaca, 20% dari yang didengar, 30% dari yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar, 80% dari yang diucapkan dan 90% dari yang diucapkan dan dilakukan. Berdasarkan hal tersebut bahwa dengan adanya ceramah dan pemberian buku (booklet) pada kader (sub PPKBD) akan dapat meningkatkan penyerapan yang lebih baik dibandingkan hanya dengan mendengarkan dan melihat ceramah yang disajikan oleh penyuluh, sehingga dengan demikian pengetahuan Sub PPKBD (Kader) tentang penggunaan alat kontrasepsi akan meningkat seiring dengan meningkatnya. Pada kelompok kontrol, dengan tidak diberikan perlakuan tidak terjadi peningkatan pengetahuan Sub PPKBD (Kader) tentang penggunaan alat kontrasepsi.

Ceramah dengan media booklet memiliki efektifitas yang lebih tinggi untuk menyampaikan promosi kesehatan berupa informasi berkaitan dengan program KB. Penyuluh dapat menggunakan media booklet sebagai pilihan utama dalam meningkatkan pemahaman kader maupun calon akseptor, sehingga lebih banyak lagi akseptor yang cocok dan sesuai dengan alat kontrasepsi yang digunakannya.

Dokumen terkait