• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Sejak kapan berdirinya lokalisasi prostitusi di Pekanbaru yang sekarang dikenal dengan sebutan Teleju tidak ada yang tahu secara pasti. Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa orang yang mengetahui riwayat lokalisasi, bahwa lokalisasi ini mulai ada sekitar tahun 1970-an. Pada waktu itu ada dua tempat prostitusi yaitu Simpang Empat dengan pemiliknya seorang perantau dari Pasir Pangarayan (Muara Rumbai) yang bernama Amat (bukan nama yang sebenarnya), sedangkan lokasi yang lain disebut Planet dengan pemiliknya Budi (bukan nama yang sebenarnya) seorang pensiunan ABRI. Kedua lokasi ini pada awalnya masuk ke dalam wilayah Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. Jumlah rumah atau barak yang ada sebanyak 30 buah dan jumlah PSK sekitar 150 orang dengan bangunan yang sangat sederhana. Barak yang ada dindingnya terbuat dari papan dengan atap terbuat dari rumbia, lantai tanah dan penerangan dari lampu teplok (lampu minyak), dengan tarif Rp.5.000,- setiap kali ngamar. Pada tahun 1975, akibat dari pertumbuhan penduduk dan pemekaran Kota Pekanbaru maka kedua tempat pelacuran ini sudah tidak sesuai lagi sehingga dilakukan realokasi ke lokasi yang baru yakni ke lokasi sekarang.

Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri (Mendagri)

tahun 1987, lokalisasi ini resmi menjadi wilayah Kota Pekanbaru tepatnya di Kecamatan Siak Hulu kemudian diganti namanya menjadi Kecamatan Bukit Raya.

Pada tahun 2006 kota Pekanbaru terjadi pemekaran kembali sehingga wilayah lokalisasi Teleju yang tadinya di Kecamatan Bukit Raya berubah namanya menjadi Kecamatan Tenayan Raya di Kelurahan Rejosari R.W. XV dan R.W. XVI dengan luas keseluruhan lokalisasi berkisar 4 hektar. Lokasi ini dibagi menjadi dua bagian sesuai dengan awal lokasi ini dipindahkan dari lokasi yang lama yaitu Teleju Planet dan Teleju Simpang Empat. Walaupun batas pemisah antara keduanya hanya sebuah parit kecil. Batas wilayah lokalisasi ini adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Teleju atau Kelurahan Kulim Kecamatan Tenayan Raya

b. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan Lima Puluh. c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Mayang Sari, Kecamatan Tenayan

Raya.

d. Sebelah Utara berbatasan Kelurahan Okura Kecamatan Rumbai.

Seiring dengan bergulirnya waktu lokalisasi ini mengalami perubahan baik dari aspek bangunan, sarana atau fasilitas maupun dari jumlah PSK.

Berdasarkan data LSM Yayasan Utama Pekanbaru sampai dengan akhir tahun 2007, jumlah rumah (barak) 104 buah tetapi 75 buah yang ada penghuninya dengan rata- rata 4 PSK per rumah dan jumlah PSK 300 orang. Pada umumnya bangunan sudah permanen, hanya sebagian kecil saja bangunan masih berlantai tanah, beratap rumbia dan

berdinding papan. Sebutan Teleju diberikan masyarakat terhadap lokalisasi ini berkaitan dengan nama sebuah sungai yang ada di lokasi tersebut yaitu sungai Teleju.

Keberadaan lokalisasi di Kota Pekanbaru tidak secara resmi diakui oleh Pemerintah Kota Pekanbaru. Artinya tidak ada dokumen yang menjelaskan status kawasan tersebut, walaupun dalam pelaksanaanya aktivitas prostitusi di tempat tersebut tetap berjalan. Beberapa kali muncul wacana dari Pemerintah Kota Pekanbaru untuk menutup lokalisasi tersebut, walaupun sampai saat ini belum ada satupun kebijakan Pemerintah Kota Pekanbaru yang secara resmi melarang keberadaan lokalisasi tersebut. Munculnya pro kontra penutupan lokalisasi Teleju ini membuat Pemerintah Kota Pekanbaru menunda untuk sementara waktu pembahasan mengenai penutupan lokalisasi Teleju sampai waktu yang tidak ditentukan dan hingga saat ini pelaksanaan prostitusi masih tetap berjalan.

4.2. Analisis Univariat

Distribusi frekwensi dari masing-masing variabel independen Pekerja Seks Komersial (PSK) di lokalisasi Teleju Kota Pekanbaru adalah faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor penguat.

1. Faktor Predisposisi

Variabel independen dari faktor predisposisi adalah umur, masa kerja, pengetahuan dan sikap.

Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Predisposisi terhadap Tindakan

PSK dalam Menggunakan Kondom untuk Pencegahan HIV/AIDS di Lokalisasi Teleju Kota Pekanbaru Tahun 2008

Variabel Frekuensi Persentase

75 57,7 Umur < 30 tahun ≥ 30 tahun 55 42,3 72 55,4 Masa Kerja Bekerja < 2 tahun Bekerja ≥ 2 tahun 58 44,6 62 47,7 Pengetahuan Kurang Sedang 42 32,3 Baik 26 20,0 57 43,8 44 33,8 Sikap Kurang Sedang Baik 29 22,3

Dari tabel di atas bahwa distribusi responden berdasarkan umur dari 130 responden yang mempunyai umur < 30 tahun sebanyak 75orang (57,7 %) dan umur ≥ 30 tahun sebanyak 55 orang (42,3%). Artinya responden lebih banyak yang berumur < 30 tahun dari pada umur ≥ 30 tahun.

Berdasarkan masa kerja responden mayoritas mempunyai masa kerja < 2 tahun sebanyak 72 orang (55,4%).

Dilihat dari pengetahuan responden, mayoritas responden mempunyai pengetahuan tentang penggunaan kondom untuk mencegah HIV/AIDS tergolong kategori kurang yaitu sebanyak 62 (47,7%), kategori sedang 42 (32,3%) dan kategori baik hanya 26 (20%). Sedangkan sikap responden tentang penggunaan kondom kepada pelanggan pada saat berhubungan seks untuk pencegahan HIV/AIDS yaitu kategori kurang 57 (43,8%), kategori sedang 44 (33,8%) dan kategori baik hanya 29 (22,3%).

Faktor pendukung merupakan faktor yang memungkinkan seseorang PSK untuk menggunakan kondom kepada pelanggan pada saat berhubungan seks untuk mencegah HIV/AIDS di Teleju yaitu ketersediaan kondom. Dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pendukung terhadap Tindakan PSK

dalam Menggunakan Kondom untuk Pencegahan HIV/AIDS di Lokalisasi Teleju Kota Pekanbaru Tahun 2008

Variabel Frekuensi Persentase

53 40,8

Ketersediaan Kondom

Tidak ada

Ada 77 59,2

Responden yang mengatakan bahwa di lokalisasi tersedia kondom sebanyak 77 orang (59,2%) dan yang mengatakan tidak tersedia 53 (40,8%).

3. Faktor Penguat

Faktor penguat merupakan faktor yang menguatkan seseorang untuk menggunakan kondom secara terus menerus. Faktor tersebut terdiri dari dukungan teman seprofesi, dukungan mucikari, dukungan petugas kesehatan dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Dapat dilihat pada tabel dibawah ini secara rinci.

Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Penguat terhadap Tindakan PSK dalam Menggunakan Kondom untuk Pencegahan HIV/AIDS di Lokalisasi Teleju Kota Pekanbaru Tahun 2008

Variabel Frekuensi Persentase

69 53,1

Dukungan Teman Seprofesi

Tidak ada Ada 61 46,9 73 56,2 Dukungan Mucikari Tidak ada Ada 57 43,8

Dukungan Petugas Kesehatan

Tidak ada 56 43,1

Ada 74 56,9

Dukungan LSM

Tidak ada 54 41,5

Ada 76 58,5

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 130 responden yang menjadi subjek penelitian, 61orang (46,9%) mengaku mendapat dukungan teman terhadap tindakan PSK dalam menggunakan kondom untuk mencegah HIV/AIDS dan 69 orang (53,1%) yang mengatakan tidak.

Berdasarkan dari variabel dukungan mucikari memperlihatkan hanya 57 orang (43,8%) yang merasakan adanya dukungan mucikari dalam menggunakan kondom dan 73 orang (56,2%) mengatakan tidak.

Responden yang merasa adanya dukungan petugas kesehatan dalam menggunakan kondom 74 (56,9%), sedangkan yang mengatakan tidak ada dukungan petugas kesehatan sebanyak 56 (43,1%).

Dukungan LSM terhadap tindakan PSK dalam menggunakan kondom dirasakan 76 orang (58,5%), sedangkan 54 orang (41,5%) tidak merasakan adanya dukungan dari LSM.

4. Variabel Tindakan PSK menggunakan kondom

Kondom adalah alat yang digunakan PSK kepada pelanggan pada saat melakukan hubungan seks yang berfungsi untuk mencegah HIV/AIDS. Dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan PSK dalam Menggunakan

Kondom untuk Pencegahan HIV/AIDS di Lokalisasi Teleju Kota Pekanbaru Tahun 2008

Variabel Frekuensi Persentase

107 82,3 Tindakan PSK menggunakan kondom

Tidak

Ya 23 17,7

Dari 130 responden, yang menggunakan kondom 23 orang (17,7%) dan tidak menggunakan kondom 107 orang (82,3%).

a. Informasi responden berdasarkan tindakan PSK menggunakan kondom

Tabel 4.5. Informasi Responden Berdasarkan Tindakan PSK dalam Menggunakan Kondom untuk Pencegahan HIV/AIDS di Lokalisasi Teleju Kota Pekanbaru Tahun 2008

Ya Tidak

Tindakan PSK dalam menggunakan kondom

n % n %

Responden menganjurkan pelanggan

menggunakan kondom dengan cara merayu 45 34,6 85 65,4 Responden menolak berhubungan seks jika

pelanggan tidak menggunakan kondom 23 17,7 107 82,3

Lanjutan Tabel 4.5

Responden terdorong untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap HIV/AIDS karena pekerjaanya terancam tertular HIV/AIDS

33 25,4 97 74,6 Responden merasa dengan menggunakan kondom

akan mendapat keuntungan dari segi materi dan

terhindar dari HIV/AIDS 28 21,5 102 78,5

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden menganjurkan pelanggan menggunakan kondom dengan cara merayu 34,62%, responden yang mengatakan

menolak berhubungan sek jika pelanggan tidak menggunakan kondom 17,7%. Responden terdorong untuk melakukan tindakan pencegahan HIV/AIDS karena pekerjaannya terancam tertular HIV/AIDS 25,38% dan responden merasa dengan menggunakan kondom akan mendapat keuntungan dari segi materi dan terhindar dari HIV/AIDS 21,53%.

4.3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis lanjutan dari analisis univariat yang melakukan tabulasi silang antara variabel independen dengan dependen. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang bermakna antara variabel independen (faktor predisposisi, pendukung dan penguat) terhadap variabel dependen (tindakan PSK dalam mengunakan kondom) maka dilakukan uji statistik dengan chi-square. Suatu variabel independent dinyatakan mempunyai hubungan yang bermakna jika hasil uji statistiknya memperoleh nilai p < 0,05.

a. Analisis Bivariat Antara Faktor Predisposisi terhadap Tindakan PSK dalam Menggunakan kondom untuk Pencegahan HIV/AIDS di Lokalisasi Teleju Pekanbaru Tahun 2008

Pada tabel 4.6. dapat dilihat secara rinci tentang hubungan antara faktor predisposisi dengan tindakan PSK dalam menggunakan kondom.

Tabel 4.6. Analisis Bivariat Antara Faktor Predisposisi terhadap Tindakan PSK dalam Menggunakan kondom untuk Pencegahan HIV/AIDS di Lokalisasi Teleju Pekanbaru Tahun 2008

Tindakan PSK menggunakan kondom Total P Predisposisi Tidak Ya N % value n % n % Umur 0,299 < 30 tahun 59 78,7 16 21,3 75 100,0 ≥ 30 tahun 48 87,3 7 12,7 55 100,0 Masa Kerja 0,301 Bekerja < 2 tahun 62 86,1 10 13,9 72 100,0

Pengetahuan 0,000 Kurang 58 93,5 4 6,5 62 100,0 Sedang 35 83,3 7 16,7 42 100,0 Baik 14 53,8 12 46,2 26 100,0 Sikap 0,000 Kurang 53 93,0 4 7,0 57 100,0 Sedang 39 88,6 5 11,4 44 100,0 Baik 15 51,7 14 48,3 29 100,0

Hasil penelitian berdasarkan variabel umur menunjukkan bahwa responden yang berumur < 30 tahun dijumpai 75 orang dan menggunakan kondom hanya (21,3%) sedangkan responden yang berumur ≥ 30 tahun dijumpai 55 orang dan menggunakan kondom (12,7%). Hasil uji statistik nilai p = 0,299 > 0,05 berarti tidak ada hubungan umur dengan tindakan PSK dalam menggunakan kondom.

Berdasarkan masa kerja, responden yang bekerja < 2 tahun dijumpai 72 orang dan menggunakan kondom 13,9% sedangkan responden yang bekerja ≥ 2 tahun dijumpai 58 orang dan menggunakan kondom 22,4% dan secara statistik nilai p = 0,301>0,05 berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara masa kerja responden dengan tindakan PSK dalam menggunakan kondom.

Berdasarkan pengetahuan, responden yang pengetahuan kategori kurang 62 orang dan menggunakan kondom hanya 6,5%, pengetahuan kategori sedang sebanyak

42 orang dan menggunakan kondom 16,7%, pengetahuan kategori baik 26 orang dan menggunakan kondom 46,2%. Secara statistik ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan tindakan PSK dalam menggunakan kondom terlihat dari nilai p = 0,000 < 0,05.

Berdasarkan sikap, responden yang sikap kategori kurang sebanyak 57 orang dan menggunakan kondom hanya 7%, sikap katergori sedang 44 orang dan menggunakan kondom 11,4 %, sikap kategori baik 29 orang dan menggunakan kondom 48,3%. Secara

statistik, sikap mempunyai hubungan yang signifikan dengan tindakan PSK dalam menggunakan kondom di Lokalisasi Teleju Kota Pekanbaru dengan nilai p 0,000 < 0,05.

b. Analisis Bivariat Antara Faktor Pendukung terhadap Tindakan PSK dalam Menggunakan Kondom untuk Pencegahan HIV/AIDS di Lokalisasi Teleju Kota Pekanbaru Tahun 2008

Faktor pendukung dari penelitian ini adalah tersedianya kondom seperti pada tabel 4.7.di bawah ini.

Tabel 4.7. Analisis Bivariat Antara Faktor Pendukung terhadap Tindakan PSK dalam Menggunakan Kondom untuk Pencegahan HIV/AIDS di Lokalisasi Teleju Kota Pekanbaru Tahun 2008

Tindakan PSK menggunakan kondom Total P Pendukung Tidak Ya N % value n % n % Ketersediaan Kondom 0,006 Tidak ada 50 94,3 3 5,7 53 100,0 Ada 57 74,0 20 26,0 77 100,0 Dari tabel di atas dalam hal tersedianya fasilitas kondom, responden yang mengatakan tersedia kondom 77 orang dan menggunakan kondom 26%. Sedangkan responden yang mengatakan kondom tidak tersedia sebanyak 53 orang dan menggunakan kondom 5,7%. Secara statistik ada hubungan yang bermakna antara tersedianya kondom dengan tindakan PSK dalam menggunakan kondom dengan nilai p = 0,006 < 0,05.

c. Analisis Bivariat Antara Faktor Penguat terhadap Tindakan PSK dalam Menggunakan Kondom untuk Pencegahan HIV/AIDS di Lokalisasi Teleju Pekanbaru Tahun 2008.

Faktor penguat dari hasil penelitian dapat dilihat lebih rinci pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.8. Analisis Bivariat Antara Faktor Penguat terhadap Tindakan PSK dalam Menggunakan Kondom untuk Pencegahan HIV/AIDS di Lokalisasi Teleju Kota Pekanbaru Tahun 2008

Tindakan PSK menggunakan kondom Total P Penguat Tidak Ya N % value n % n % Dukungan Teman 0,432 Tidak ada 59 85,5 10 14,5 69 100,0 Ada 48 78,7 13 21,3 61 100,0 Dukungan Mucikari 0,512 Tidak ada 62 84,9 11 15,1 73 100,0 Ada 45 78,9 12 21,1 57 100,0 Dukungan Petugas Kesehatan 0,012 Tidak ada 52 92,9 4 7,1 56 100,0 Ada 55 74,3 19 25,7 74 100,0 Dukungan LSM 0,005 Tidak ada 51 94,4 3 5,6 54 100,0 Ada 56 73,7 20 26,3 76 100,0

Dari hasil uji chi-square menunjukkan bahwa responden merasakan adanya dukungan dari teman sebanyak 61 orang dan menggunakan kondom 21,3%. Sedangkan responden merasa tidak ada dukungan dari teman sebanyak 69 orang dan menggunakan kondom 14,5%. Secara statistik, tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan teman dengan tindakan PSK menggunakan kondom dengan nilai p = 0,432 > 0,05. Hasil uji chi-square menunjukkan dari 57 responden yang mengatakan ada dukungan mucikari dan menggunakan kondom 21,1%. Dari 73 responden yang mengatakan tidak ada dukungan mucikari menggunakan kondom 15,1%. Secara statistik nilai p=0,512> 0,05 berarti tidak ada hubungan dukungan mucikari terhadap tindakan menggunakan kondom.

Dari hasil uji chi-square di atas, responden merasakan ada dukungan dari petugas kesehatan 74 orang dan menggunakan kondom 25,7%. Sedangkan responden merasa tidak ada dukungan dari petugas kesehatan sebanyak 56 orang dan menggunakan kondom 7,1%. Secara statistik nilai p = 0,012 < 0,05 berarti ada hubungan dukungan petugas kesehatan dengan tindakan PSK dalam menggunakan kondom.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa responden merasa ada dukungan dari LSM sebanyak 76 orang dan menggunakan kondom 26,3%. Responden yang tidak merasakan ada dukungan dari LSM sebanyak 54 orang dan menggunakan kondom 5,6%. Secara statistik dukungan LSM mempunyai hubungan dengan tindakan PSK dalam menggunakan kondom dengan nilai p = 0,005.

4.4. Analisis Multivariat

Untuk mengetahui pengaruh antara semua variabel yang bermakna dengan tindakan PSK menggunakan kondom, maka dilakukan analisis multivariat. Dalam analisis multivariat kita ingin melihat variabel yang paling berpengaruh dan membuat persamaan akhir dengan regresi logistik. Tahap pertama adalah dengan melakukan pemilihan model untuk uji multivariat. Variabel yang mempunyai nilai p > 0,25 tidak dapat dijadikan model dan dilakukan dengan uji multivariat.

a. Pemilihan Variabel Kandidat Model Multivariat

Dalam penelitian ini ada sembilan variabel yang diduga berhubungan dengan tindakan PSK dalam menggunakan kondom. Untuk melakukan permodelan dilakukan uji bivariat antara variabel – variabel tersebut dengan variabel dependent. Variabel yang memiliki nilai p < 0,25 layak dijadikan model.

Tabel 4.9. Analisa Bivariat Faktor Predisposisi, Pendukung dan Penguat terhadap Tindakan PSK dalam Menggunakan Kondom untuk Pencegahan HIV/AIDS di Lokalisasi Teleju Kota Pekanbaru Tahun 2008

Variabel P value Umur 0, 197 * Masa Kerja 0,207 * Pengetahuan 0,000 * Sikap 0,000 * Ketersediaan Kondom 0,002 * Dukungan Teman 0,310 Dukungan Mucikari 0,377 Dukungan Petugas Kesehatan 0,004* Dukungan LSM 0,001*

* = variabel sebagai kandidat multivariat

Dari sembilan variabel tersebut hanya variabel yang mempunyai nilai p

> 0.25, yaitu dukungan teman dan dukungan mucikari sehingga variabel tersebut tidak layak untuk menjadi model dalam analisa multivariat.

1. Penentuan variabel yang dominan

Untuk mendapatkan faktor yang terbaik semua kandidat dicobakan secara bersama-sama. Faktor yang terbaik akan dipertimbangkan dengan pvalue. Variabel yang tidak signifikan dikeluarkan satu persatu mulai dari p value terbesar.

Analisa pertama hubungan antar variabel independent (faktor predisposisi, pendukung dan penguat) dengan variabel dependen (tindakan PSK dalam menggunakan kondom) di Lokalisasi Teleju Pekanbaru.

Tabel 4.10. Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik antara Variabel Independen (Faktor Predisposisi, Pendukung dan Penguat) dengan Variabel Dependen (Tindakan PSK dalam Menggunakan Kondom) di Lokalisasi Teleju Kota Pekanbaru Tahun 2008 Variabel B P value Umur 0,148 0,850* Masa kerja 0,367 0,613 Pengetahuan 1,309 0,018 Sikap 1,097 0,044 Ketersediaan kondom 2,109 0,013 Dukungan Petugas Kesehatan 1,559 0,063 Dukungan LSM 2,344 0,012

* = variabel yang akan dikeluarkan

Dari tabel di atas terlihat ada beberapa variabel yang tidak berhubungan dengan tindakan PSK dalam menggunakan kondom (p value >0,05). Dengan demikian maka perlu dilakukan pengeluaran variabel satu persatu mulai dari variabel dengan nilai p terbesar yaitu umur.

Tabel 4.11 Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik antara Variabel Independen Faktor Predisposisi, Pendukung dan Penguat (Tanpa Umur) terhadap Variabel Dependen (Tindakan PSK dalam Menggunakan Kondom) di Lokalisasi Teleju Pekanbaru Tahun 2008

Variabel B P value

Masa kerja 0,413 0,547*

Pengetahuan 1,294 0,017

Sikap 1,079 0,044

Ketersediaan kondom 2,088 0,013 Dukungan Petugas Kesehatan 1,520 0,060

Dukungan LSM 2,304 0,010

* = variabel yang akan dikeluarkan

Dari hasil analisis ternyata masih ada juga variabel yang mempunyai

p value > 0,05 dan variabel masa kerja mempunyai pvalue terbesar sehingga dikeluarkan dari model. Tahap berikutnya uji multivariat tanpa mengikutkan variabel masa kerja.

Tabel 4.12 Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik antara Variabel Independen Faktor Predisposisi, Pendukung dan Penguat (Tanpa Umur dan Masa Kerja) terhadap Variabel Dependen (Tindakan PSK dalam Menggunakan Kondom) di Lokalisasi Teleju Kota Pekanbaru Tahun 2008

Variabel B P value

Pengetahuan 1,441 0,005

Sikap 1,031 0,048

Ketersediaan kondom 2,048 0,013 Dukungan petugas kesehatan 1,623 0,042 Dukungan LSM 2,298 0,010

Pada tabel 4.12 di atas adalah merupakan hasil akhir analisis multivariat regresi logistik karena variabel pengetahuan, sikap, ketersediaan kondom, dukungan petugas kesehatan dan dukungan LSM mempunyai p value < 0,05, berarti variabel- variabel tersebut tidak dikeluarkan dengan demikian ke lima variabel mempunyai pengaruh terhadap tindakan PSK dalam menggunakan kondom.

Dokumen terkait