• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Peneltian

1. Deskripsi Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan merupakan Dinas yang memiliki kewenangan di Bidang Pembinaan Dan Penempatan Tenaga Kerja juga perlindungan tenaga kerja pada wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.

Adapun tugas utama Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebagai instansi pemerintah yang bekerja pada bidang tenaga kerja dan transmigrasi pada wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan diantaranya merumuskan kebijakan ketenagakerjaan dan Transmigrasi, pelaksana kebijakan tenaga kerja dan transmigrasi, administrasi ketenagakerjaan, pengawasan tenaga kerja dan transmigrasi pelaporan dan evaluasi bidang tenaga kerja dan transmigrasi.

Terkait dengan tugas dan fungsinya, maka Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan memiliki beberapa wewenang perizinan mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA), Izin operasional perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh, kartu izin ketenagakerjaan, izin kerja, hingga izin lembaga pelatihan kerja (LPK).

Salah satu wilayah yang banyak menggunakan Tenaga Kerja Asing adalah Kota Makasar yang merupakan Kota terbesar di kawasan timur Indonesia sehingga penggunaan Tenaga Kerja Asing tidak bisa dihindari. Melihat dengan banyaknya investor yang berinvestasi di Kota Makasssar. Adapun Tenaga Kerja Asing yang

masuk di Kota Makassar diakibatkan juga dengan kemampuan dan keterampilan skill yang dimiliki oleh Tenaga Kerja Asing yang belum bisa dimiliki oleh para tenaga kerja lokal.

Di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan terdapat lima puluh enam (56) Tenaga Kerja Asing (TKA) yang terdaftar dari bulan januari-juli 2021 yang bekerja di wilayah Kota Makassar dengan China 14 tenaga kerja dan diikuti Korea selatan dan Filipina sebanyak 6 tenaga kerja, Amerika serikat jepang dan Malaysia sebanyak 5 tenaga kerja, Belanda 3 tenaga kerja, taiwan jerman dan australia sebanyak 2 tenaga kerja, jepang, turki, vietnam dan sudan masing-masing 1 tenaga kerja. Adapun dalam mempekerjakan Tenaga Kerja Asing harus mempunyai dokumen-dokumen perizinan seperti permohonan rencana penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) Permohonan izin mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) dan vitas (visa tinggal terbatas). Setelah semua dokumen telah dipenuhi maka Tenaga Kerja Asing tersebut sudah diperbolehkan untuk bekerja pada perusahaan yang berada Kota Makassar.

2. Struktur Organisasi Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan

Struktur Organisasi Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan sebagaimana yang tercantum dalam peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 77 Tahun 2016 tentang kedudukan susunan Organisasi tugas dan fungsi serta tata kerja Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan.

Gambar 4.2 Struktur Organisasi B. Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi hasil penelitian ini merupakan fakta dan data yang diperoleh langsung di lapangan oleh peneliti dan disesuaikan dengan teori yang digunakan yaitu menggunakan teori Pengawasan Preventif dan Pengawasan Represif. Dengan

menggunakan teori tersebut peneliti berupaya untuk menjawab rumusan masalah penelitian yaitu “Bagaimana Pengawasan Preventif dan Pengawasan Represif penggunaan Tenaga Kerja Asing di Kota Makassar” dan pembahasan penelitian diurutkan berdasarkan sub fokus dari teori tersebut. Dalam pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara yang menggunakan Teknik Purposive. Dimana pada informan ini merupakan orang-orang yang memiliki informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, karena informan tersebut sering berurusan dengan yang sedang diteliti terhadap pengawasan Tenaga Kerja Asing. Mengingat jenis data yang digunakan menggunakan pendekatan kualitatif, sehingga data yang didapatkan berupa kata-kata dan kalimat hasil wawancara, observasi dan maupun dokumentasi lainya.

Melihat dengan banyaknya Tenaga Kerja Asing di Provinsi Sulawesi Selatan khususnya di Kota Makassar yang memiliki sebanyak 156 Tenaga Kerja Asing yang terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan dengan China sebanyak 14 tenaga kerja dengan banyaknya Tenaga Kerja Asing masuk di Kota Makassar maka Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan pada Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan selalu melakukan pengecekan kelengkapan dokumen administrasi yang dimiliki oleh Tenaga Kerja Asing yang akan masuk bekerja di wilayah Kota Makassar.

Adapun Tenaga Kerja Asing yang terdaftar di Provinsi Sulawesi Selatan Penempatan Kota Makassar sebagai berikut :

Tabel 4.1

Keberadaan TKA Menurut Asal Negara di Kota Makassar 2021

No. Asal Negara Jumlah TKA

Sumber Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulsel, januari-juli 2021

Sebelum peneliti menguraikan hasil penelitian berikut ini merupakan beberapa syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi TKA.

1. Permohonan Rencana penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) 2. Permohonan izin mempekerjakan tenaga asing (IMTA)

3. pemohon Visa

4. Disediakan VITAS (visa tinggal terbatas) untuk masuk di wilayah Indonesia 5. Pengecekan dan pemeriksaan orang asing tersebut di tempat pemeriksaan

imigrasi

6. Pemberian Izin Keimigrasian (ITAS/Izin Tinggal Terbatas)

7. Selama Bekerja wilayah di Indonesia (ITAS)

Namun jika ditemukan ketidaksesuaian dalam Peraturan-peraturan tersebut, Maka Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi akan melakukan pengawasan terhadap TKA.

1. Pengawasan Preventif a. Pengawasan secara akurat

Dalam pelaksanaan kegiatan Pengawasan Preventif dengan menggunakan informasi-informasi secara akurat. Data yang salah dari pengawasan dapat menyebabkan organisasi mengambil Tindakan korektif yang salah atau dapat menyebabkan masalah yang sebenarnya tidak ada. Berdasarkan wawancara dengan JU selaku staf Pengawasan Ketenagakerjaan

“Data Tenaga kerja asing (TKA) yang didapatkan di seksi penempatan dan perluasan kesempatan kerja kemudian diteruskan ke kepala bidang pengawasan ketenagakerjaan agar bisa melakukan pengawasan terhadap TKA yang bekerja di wilayah Kota Makassar.” (hasil wawancara JU tanggal 15 Agustus 2021)

Pengawasan yang dilakukan oleh Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan akan meminta terlebih dahulu data kepada Bidang Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja nantinya dari data yang telah didapatkan Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan akan melakukan Pengecekan kelengkapan dokumen administrasi terhadap Tenaga Kerja Asing yang bekerja di Kota Makassar.

Adapun hasil wawancara yang dilakukan dengan TH selaku kepala bidang Pengawas Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Selatan mengatakan bahwa informasi-informasi yang diberikan oleh tim pengawas di lapangan sudah akurat, berikut Pernyataan dari TH :

“Informasi yang telah diberikan oleh tim pengawas di lapangan sudah cukup akurat, dan kita juga selalu berkoordinasi dengan tim pengawas yang melakukan pengawasan langsung terhadap TKA” (hasil wawancara TH tanggal 19 Agustus 2021)

Berdasarkan pernyataan diatas informasi yang didapatkan dari tim pengawas yang melakukan pengawasan terhadap tenaga kerja asing maupun yang melakukan pengecekan kelengkapan dokumen perizinan selalu memberikan informasi yang akurat kepada kepala Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan.

MA Selaku Kepala Seksi Penegakan Hukum Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan juga menyampaikan pernyataan serupa tentang pelaksanaan pengawasan yang dilakukan menggunakan informasi yang akurat :

“Ya, berdasarkan informasi kemarin dari tim pengawas, mereka telah memenuhi data dan persyaratan untuk benar-benar bekerja dan tinggal di sini, jika mereka sudah mengisi datanya dan sudah mendapatkan izin tinggal dan bekerja mereka harus lapor terlebih dahulu, untuk kelengkapan dokumen perizinan terhadap TKA yang bekerja di perusahaan yang berada di Kota Makassar” (hasil wawancara MA tanggal 10 Agustus 2021)

Berdasarkan Pernyataan tersebut bahwa informasi yang diberikan oleh tim pengawas yang melaksanakan pengawasan langsung terhadap perusahaan-perusahaan yang menggunakan Tenaga Kerja Asing, sudah memberikan informasi yang akurat dan mendapatkan bahwa tidak ada terjadinya pelanggaran terhadap Tenaga Kerja Asing yang bekerja di wilayah Kota Makassar. Sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala Seksi Pembinaan Organisasi Kerja Pengusaha dan Syarat-syarat Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan.

“Untuk kelengkapan pemeriksaan dokumen terhadap TKA yang berada di wilayah Kota Makassar, sejauh ini belum ada masalah yang ditemukan dan pemeriksaan dokumen berjalan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan” (hasil wawancara AK 20 Agustus 2021)

Berdasarkan pernyataan tersebut bahwa setiap pemeriksaaan dokumen-dokumen perizinan yang dilakukan berjalanan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tim pengawasan yang memberikan informasi-informasi sesuai dengan data di lapangan bahwa setiap bulan dirapatkan bersama untuk ditindak lanjuti pelaksanaan kegiatan pengawasan yang berkaitan dengan Tenaga Kerja Asing.

Namun beberapa laporan yang diberikan setiap bulan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan, jumlah Tenaga Kerja Asing yang dipekerjakan di Kota Makassar selalu melaporkan TKA nya ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan dan diikuti dengan berkasnya.

Sebagaimana pernyataan yang diberikan Kepala Seksi Pembinaan Penempatan Dan Perluasan Kesempatan kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan.

“Laporan-laporan jumlah TKA yang diterima setiap tahunnya di wilayah Kota Makassar mengalami penambahan jumlah setiap bulannya. Dan perusahaan yang menggunakan TKA tersebut juga selalu melaporkan TKA nya dengan membawa dokumen kelengkapannya” (hasil wawancara RH 20 Agustus 2021)

Berdasarkan. Hasil wawancara dari Kepala Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan Disnakertrans Provinsi Sulawesi Selatan, Kepala Seksi Pembinaan Penempatan Dan Perluasan Kesempatan kerja Disnakertrans provinsi Sulawesi Selatan, Kepala Seksi Penegakan Hukum Disnakertrans provinsi Sulawesi Selatan, yang telah diwawancarai oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa setiap yang terkait dalam pengawasan Penggunaan Tenaga Kerja Asing

mendapatkan informasi-informasi yang akurat untuk pelaksanaan pengawasan yang telah dilakukan terhadap Tenaga Kerja Asing dengan mengumpulkan data-data yang berbeda dari masing-masing Bidang untuk selalu bisa menindaklanjuti pengawasan oleh semua instansi terkait dalam mengawasi penggunaan Tenaga Kerja Asing di Kota Makassar.

b. Pengawasan Dengan Pedoman yang Telah Direncanakan

Pengawasan Preventif ini juga dilakukan dengan melaksanakan pengawasan dengan pedoman yang telah direncanakan sebelumnya. Dalam pengawasan Preventif ini memfokuskan pada pengawasan perizinan Tenaga Kerja Asing. Dalam hal ini pemerintah Daerah harus merencanakan Pelaksanaan Pengawasan terhadap Tenaga Kerja Asing Di Kota Makassar agar pengawasan berjalan secara objektif dan menyeluruh. Dalam pelaksanaan pengawasan Tenaga Kerja Asing Di Kota Makassar, diperlukannya Rencana Kerja pengawasan sehingga pengawasan bisa menyeluruh ke semua perusahaan yang dituju. Seperti yang telah dijelaskan oleh Kepala Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Selatan mengatakan :

“Pengawasan yang dilakukan melalui rencana kerja dimana pengawasan melakukan pengawasan terhadap sedikitnya 2 perusahaan selama satu bulan. Melakukan pengawasan, termasuk pengawasan terhadap tenaga kerja asing” (hasil wawancara TH 10 Agustus 2021)

Berdasarkan hasil wawancara pengawasan yang dilakukan sesuai dengan Rencana Kerja yang dibuat oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai sasaran minimal bisa mengawasi 2 perusahaan dalam satu bulan. Dalam pengawasan ini Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan melakukan verifikasi perizinan Tenaga Kerja Asing di

masing-masing perusahaan, seperti yang dijelaskan oleh GL Kepala Seksi Pembinaan Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan berikut:

“Di bidang pengawasan itu melakukan pengawasan langsung ke perusahaan-perusahaan yang menggunakan tenaga kerja asing dan melihat dokumen kelengkapan TKA seperti dokumen RPTKA, IMTA dan ITAS, kalau TKA tersebut tidak memiliki dokumen itu atau tidak sesuai dengan dokumen yang tertera maka kami cabut dan berhentikan dari tempat bekerja tersebut” (hasil wawancara GL 11 Agustus 2021) Berdasarkan pernyataan tersebut pengawasan yang dilakukan oleh Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan selalu mengikuti rencana kerja yang telah ditetapkan.

Dari rencana kerja yang telah dibuat pihak Bidang Pengawaan Ketenagakerjaan selalu melakukan pengecekan kelengkapaan dokumen perizinan seperti kelengkapan dokumen rencana penggunakaan tenaga kerja asing (RPTKA) izin memepekerjakan tenaga kerja asing (IMTA) dan izin tinggal terbatas (ITAS) terhadap tenaga kerja asing yang akan masuk bekerja di Kota Makassar dan apabila tenaga kerja asing tersebut belum memiliki kelengkapaan dokumen-dokumen perizinan yang telah ditetapkan maka tenaga kerja asing tersebut belum bisa diizinkan untuk bekerja di wilayah Kota Makassar.

Adapun perencanaan pelaksanaan pengawasan Tenaga Kerja Asing oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan dilakukan dengan dua cara sebagai berikut :

1. Pengawasan Rutin dengan Pengecekan administrasi

2. Merencanakan pelaksanaan pengawasan secara terbuka maupun tertutup.

Setelah melakukan pengawasan terhadap Tenaga Kerja Asing di Kota Makassar baik pengawasan secara administrasi maupun secara langsung di

lapangan, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan melalui bidang pengawasan ketenagakerjaan selalu melakukan rapat evaluasi bersama dengan instansi yang terkait Tenaga Kerja Asing. Seperti yang telah dijelaskan oleh Kepala Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Selatan :

“Setelah melakukan pengawasan terhadap TKA maka dari bidang ketenagakerjaan Bersama dengan instansi yang terkait dengan TKA akan melakukan rapat evaluasi tentang tindak lanjut yang akan diambil. Ketika memang ada TKA yang menyimpang atau melakukan tindak pidana maka kami akan memberikan sanksi yang tegas” (hasil wawancara TH 10 Agustus 2021)

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka peneliti dapat simpulkan bahwa dalam melakukan pengawasan terhadap Tenaga Kerja Asing maka harus sesuai dengan pedoman yang telah direncanakan sehingga pengawasan yang dilakukan berjalan secara objektif, setelah melaksanakan pengawasan, terdapat rapat evaluasi yang dilakukan oleh instansi yang berkaitan dengan Tenaga Kerja Asing. Dan hasil dari rapat evaluasi tersebut apabila terdapat penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan maka akan diberikan sanksi yang tegas diantaranya larangan kerja yang diberlakukan kepada Tenaga Kerja Asing sampai memenuhi semua dokumen perizinan dan akan dikeluarkan dari perusahaan yang ditempati bekerja dan akan mendapatkan denda terkait dengan pelanggaran yang dilakukan.

c. Melakukan Pengawasan untuk Mencegah terjadinya Tindakan Penyimpangan-Penyimpangan

Dalam Pengawasan Preventif juga melakukan pengawasan untuk mencegah terjadinya Penyimpangan selama pengawasan dilakukan. Melihat dengan banyaknya Tenaga Kerja Asing yang terdaftar bekerja di Kota Makassar dengan 156 Tenaga Kerja Asing dan sebanyak 14 Tenaga Kerja Asing berasal dari china

melihat Negara china merupakan negara dengan penduduk terbesar di dunia dan banyaknya Investor asal China yang masuk berinvestasi di Kota Makassar sehingga mengakibatkan banyaknya Tenaga Kerja Asing asal china yang bekerja di Kota Makassar. Adapun Tenaga Kerja Asing dari Sudan, Vietnam, Afrika Selatan, Inggris, Singapura dan Turki sebanyak 1 Tenaga Kerja yang bekerja sebagai pengajar bahasa arab, marketing, Manager serta machine Advisor yang bekerja di perusahaan yang menggunakan tenaga kerja yang profesional maka perusahaan tersebut menggunakan Tenaga Kerja Asing dan pengajar bahasa arab yang didatangkan dari Sudan untuk menjadi mentor pengajar bahasa arab yang baku.

Sehingga Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan melakukan pengawasan terhadap Tenaga Kerja Asing dengan meminta terlebih dahulu data TKA kepada Seksi Pembinaan Penempatan dan Perluasan kesempatan Kerja dijelaskan oleh AY.

“Kami terlebih dahulu meminta data TKA kepada seksi pembinaan penempatan dan perluasan kerja nantinya dari data tersebut kami akan melakukan pengecekan dan pengawasan terhadap 156 TKA yang masuk bekerja di Kota Makassar dan akan melakukan pengecekan dan pengawasan terhadap TKA tersebut apakah TKA yang masuk bekerja tidak melakukan tindakan penyimpangan-penyimpangan terhadap dokumen perizinan yang telah dikeluarkan” (hasil wawancara AY 10 Agustus 2021)

Berdasarkan hasil wawancara diatas pengawasan yang dilakukan terhadap tenaga kerja asing terlebih dahulu meminta data-data TKA yang bekerja di Kota Makassar dari data yang telah didapatkan kemudian akan dilakukan pengecekan terhadap perusahaan yang menggunakan tenaga kerja asing, sejauh ini terdapat 156 tenaga kerja asing yang bekerja di Kota Makassar dengan china sebanyak 14 tenaga kerja Filipina 6 tenaga kerja amerika serikat, jepang, malaysia 5 tenaga kerja

belanda 3 tenaga kerja australia, jerman, taiwan 2 tenaga kerja inggris, turki, singapura, afrika selatan, vietnam dan sudan sebanyak 1 tenaga kerja.

Nantinya ketika pengawasan dilakukan oleh bidang pengawas Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan akan melakukan pengecekan data dan surat izin bekerja terhadap Tenaga Kerja Asing yang bekerja di perusahaan di wilayah Kota Makassar nantinya jika TKA tersebut tidak dapat memberikan dokumen-dokumen yang diminta oleh tim pengawas maka TKA tersebut akan diberhentikan bekerja langsung oleh tim pengawas dari perusahaan yang ditempati bekerja seperti yang dijelaskan oleh Kepala Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi Selatan.

“Nantinya kalau kami temukan TKA yang tidak bisa memberikan atau memperlihatkan dokumen RPTKA dan IMTA maka kami akan memberhentikan langsung TKA tersebut dari perusahaan yang ditempati bekerja” (Hasil wawancara TH 10 Agustus 2021)

Dari pernyataan diatas dimana dalam melakukan pengawasan para petugas juga harus teliti dalam melakukan pengawasan terhadap Tenaga Kerja Asing dan dapat mendeteksi kemungkinan-kemungkinan penyimpanan yang akan terjadi pada Tenaga Kerja Asing maupun pada Perusahaan yang memberikan kerja Terhadap TKA tersebut. Dinas tenaga kerja dan transmigrasi akan memberikan sanksi yang tegas kepada Tenaga Kerja Asing yang ditemukan melakukan penyimpangan-penyimpangan seperti tidak dapat menunjukkan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) dan Izin Mempekerjakan Izin Mempekerjakan tenaga Asing (IMTA).

Setiap perusahaan yang menggunakan Tenaga Kerja Asing harus membuat Rencana Kerja Tenaga Kerja Asing (RPTKA) terlebih dahulu berdasarkan peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2014 pasal 7 ayat 2 RPTKA meliputi Diantaranya: alamat perusahaan, nama perusahaan, jabatan, lokasi kerja jumlah Tenaga Kerja Asing dan kewarganegaraan, contoh RPTKA sebagai berikut :

Gambar 4.3 Contoh RPTKA

Setelah membuat RPTKA kemudian diterbitkan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) yang dibuatkan oleh kementerian ketenagakerjaan dan untuk perpanjangan IMTA dilakukan sesuai dengan lokasi kerja. jika lokasi kerja di wilayah Kota Makassar maka IMTA yang diperpanjang oleh Dinas Ketenagakerjaan Kota Makassar, Berikut Gambar IMTA :

Gambar 4.4 Contoh IMTA

Setelah mendapatkan IMTA selanjutnya akan dibuatkan dokumen-dokumen lain seperti Izin Tinggal Terbatas (ITAS) Surat Keterangan Tempat Tinggal (SKTT) Surat Tanda Melapor (STM) apabila TKA tersebut bertempat tinggal di Kota Makassar. Apabila perusahaan maupun Tenaga Kerja Asing tidak memiliki dokumen-dokumen resmi yang dijelaskan diatas maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

2. Pengawasan Represif

a. Terpusat Pada Titik Pengawasan yang Strategis

Pengawasan Represif ini juga dilakukan dalam sistem pengawasan yang harus terpusat pada perusahaan bidang-bidang dimana sering terjadinya penyimpangan-penyimpangan dari standar yang sering terjadi yang akan mendapatkan kerusakan yang fatal. Dari sub fokus peneliti menilai pada aspek terpusat pada titik pengawasan yang strategis, artinya kegiatan pengawasan terkonsentrasi pada lokasi-lokasi yang terdapat penyimpangan-penyimpangan.

Dimana pengawasan harus memprioritaskan bagian yang dapat diperbaiki atau masalah. Dalam pengawasan Tenaga Kerja Asing di perusahaan, pengawas harus lebih fokus pada perusahaan yang diduga memiliki Tenaga Kerja Asing Ilegal maupun yang kontrak kerjanya sudah habis. Sebagaimana yang dikatakan oleh TH sebagai Kepala Pengawasan Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan :

“Jika pengawas mengikuti rencana kerja yang telah ditentukan, tetapi memiliki informasi tentang masalah di sana, dan segera kami arahkan keempat masalah tersebut” (hasil wawancara TH 8 Agustus 2021)

MA juga selaku kepala seksi penegakan hukum ketenagakerjaan menjelaskan :

“Pengawasan yang dilakukan atas nama agen perusahaan yang tidak menjalankan fungsi administrasi dengan baik. Apabila perusahaan sudah menjalankan tugasnya dengan baik seperti administrasinya pelapornya informasi yang kita dapat dari luar sudah baik berarti pengawasan hanya monitoring saja. Misalnya jika perusahaan sudah bagus mengikuti aturannya dengan baik maka tim pengawas hanya memantau saja” (hasil wawancara MA 12 Agustus 2021)

Berdasarkan pernyataan TH dan MA, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pengawasan dilakukan sesuai dengan jadwal rencana kerja. Namun pengawasan yang dilakukan di Kota Makassar terhadap Tenaga Kerja Asing berfokus pada pelanggaran administratif yang dilakukan oleh perusahaan yang didapati melanggar keadministrasian Tenaga Kerja Asing yang menyebabkan TKA tersebut menjadi ilegal. Jika tidak ada informasi tentang perusahaan yang melanggar prosedur yang telah ditentukan, maka pengawas hanya melakukan monitoring atau mengecek data keadministrasian yang ada di setiap instansi lainya dan dilakukan pengecekan langsung ke perusahaan-perusahaan yang instansi dituju.

Dari beberapa penjelasan yang telah dipaparkan maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pengawasan difokuskan pada titik-titik pengawasan strategis dan berfokus pada perusahaan melakukan pelanggaran terkait ketenagakerjaan.

b. Pengawasan yang dilakukan setelah pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan.

Pengawasan dikatakan Represif Ketika pengawasan yang dilakukan setelah kegiatan telah dilaksanakan. Dimana pada Pengawasan Represif dilanjutkan setelah proses pengawasan telah dilaksanakan, maka dari itu Bidang Pengawasan

Ketenagakerjaan terlebih dulu melakukan sidak langsung ke perusahaan-perusahaan yang menggunakan Tenaga Kerja Asing, nantinya bidang pengawasan ketenagakerjaan akan meminta dan memeriksa dokumen-dokumen perizinan seperti RPTKA, IMTA, ITAS dan apabila Pengawas tidak menemukan dokumen-dokumen yang sebagaimana mestinya maka pengawas akan langsung memberhentikan Tenaga Kerja Asing tersebut dari tempat perusahaan yang ditempati bekerja. Seperti yang dijelaskan oleh TH Kepala Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan :

“Kami akan melakukan pengawasan langsung di perusahaan yang menggunakan tenaga kerja asing dan apabila kami temukan TKA tersebut tidak memiliki surat perizinan maka nantinya kami akan berhentikan langsung dari perusahaan tersebut, sampai TKA ini sudah memiliki dokumen-dokumen perizinan yang telah diberlakukan” (hasil wawancara TH 12 Agustus 2021)

Setelah melakukan Pengawasan langsung oleh Bidang pengawasan

Setelah melakukan Pengawasan langsung oleh Bidang pengawasan

Dokumen terkait